Anda di halaman 1dari 5

1.

Fungsi pasar secara umum yaitu sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi jual beli barang dan jasa.
Pandangan pemikir-pemikir muslim tentang pasar.
– Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Abu Yusuf memiliki buku yang berjudul Al-Kharraj yang membahas beberapa prinsip dasar
mekanisme pasar dimana hukum pemintaan dan penawaran menjadi penggerak utama dalam
menentukan tingkat harga, meskipun kata permintaan dan penawaran tidak dikatakan secara
eksplisit.
Menurut Abu Yusuf tentang pasar yaitu
a) harga mahal bukan berarti terdapat kelangkaan barang, dan harga yang murah bukan
berati jumlah barang melimpah.
b) Abu Yusuf juga menekankan bahwa harga barang dan jasa ditentukan oleh variabel lain,
seperti penimbunan atau penahanan suatu barang.
– Al-Ghazali (451-505 H/1055-1111 M)
Menurut Al-Ghazali pasar merupakan bagian dari keteraturan alami. Imam al-Ghazali
menekankan bahwa pasar harus dengan prinsip-prinsip ketauhidan, akhirat, dan risalah ,
sehingga tujuan ilmu ekonomi menjadi multidimensi dan tidak hanya bertujuan sebatas
material oriented, tetapi juga dalam rangka mencapai kepuasan spiritual. Al-Ghazali juga
menekankan pentingnya etika perilaku pasar, di mana mekanisme pasar harus dilandasi
dengan pengetahuan dan praktik yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. dan para
Sahabat. https://tinyurl.com/ysdqr2dk
– Ibnu Taimiyah (661-728 H/1263-1328 M)
Menurut Ibnu Taimiyah, harga pada pasar terjadi sebgai hasil permintaan dan penawaran.
Pandangan Ibnu Taimiyah tentang pasar;
a) mekanisme pasar menjadi tempat dimana harga barang dan jasa ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran.
b) Ibnu Taimiyah menekankan pentingnya pasar yang seimbang dan transparan, sehingga
pemerintah harus menjaga agar pasar tidak dijadikannya monopoli oleh pengusaha. https://
www.jurnalfai-uikabogor.org/index.php/alinfaq/article/view/901
– Ibnu Khaldun (732-808 H/1332-1404 M)
Menurut Ibnu Khaldun, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Ia menekankan pentingnya mekanisme pasar
yang seimbang dan transparan, dimana harga barang dan jasa ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan. Ibnu Khaldun juga menekankan pentingnya etika perilaku pasar,
di mana mekanisme pasar harus dilandasi dengan pengetahuan dan praktik yang bersumber
dari Nabi Muhammad Saw. dan para Sahabat. https://www.jurnalfai-uikabogor.org/index.php/
alinfaq/article/view/901

2. Menurut “Karim, 2001” Ibnu Taimiyah membedakan dua faktor penyebab pergeseran kurva
penawaran dan permintaan, yaitu tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan melanggar
hukum dari penjual, contohnya penimbuan.
Penjelasan mengenai kurva diatas
Awalnya titik equilibrium terjadi pada titik A dengan harga P1 dan jumlah Q1. Namun karena
terjadi inefisiensi pasar produksi, terjadi kenaikan biaya produksi yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Kenaikan ini menyebabkan pergeseran kurva supply dari S1 menjadi S2. Karena
pergeseran ini, maka titik equilibrium baru berpindah menjadi berada pada titik B. Pada titik B
ini terjadi penurunan kuantitas yang ditawarkan dari Q1 menjadi Q2, dan pada saat yang sama
terjadi kenaikan harga dari P1 menjadi P2.

3. Bentuk-bentuk transaksi yang mengandung hal tersebut antara lain:


a) Bai al-Hadir Lil Badi
Menurut Rahman, 1995 " Dalam transaksi ini terdapat beberapa orang yang bekerja sebagai
penghubung dan semua hasil dijual melalui agen ini". Rasulullah SAW melarang Transaksi ini
sebagaimana dalam Hadis yang artinya:
Dari Ibnu 'Abbas r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: " Janganlah kalian Songsong (cegat)
kafilah dagang (sebelum mereka sampai dipasar) dan janganlah orang kota menjual kepada
orang desa". Aku bertanya kepada Ibnu 'Abbas: Aap arti sabda Beliau? Dan janganlah orang
kota menjual kepada orang desa. Dia menjawab: "Janganlah seseorang jadi perantara bagi
orang kota". ( HR.BUKHARI )
Tujuan larangan transaksi semacam ini yaitu untuk menghapuskan agen-agen yang
menerima komisi, dan perantara antar petani dan pembeli agar memungkinkan para petani
dan pembeli memperoleh keuntungan bersih dan harga yang layak.
b) Ikhtikar
Dalam transaksi ini penjual melakukan penimbunan terhadap suatu komoditas. Penjual
melakukan penjualan sedikit demi sedikit atas barang tersebut dengan tujuan untuk
menaikkan harga dan mengambil keuntungan yang tinggi. Setelah harga mencapai tingkat
yang diharapkan, barang yang ditimbun akan seluruhnya dijual kembali ke pasar.
c) Talaqi Rukban
Dalam transaksi ini pembeli menghalang penjual untuk memasuki pasar untuk mendapatkan
harga yang lebib rendah dari harga pasar. Pembeli akan menawar dengan harga rendah tanpa
memberi tahu harga pasar atas barang tersebut. Penjual tidak memiliki informasi tentang
harga pasar sehingga dalam transaksi ini penjual dirugikan.
d)Ghaban Faa Hisy
Dalam transaksi ini penjual mengambil keuntungan yang sangat tinggi di atas normal dengan
memanfaatkan ketidaktahuan (misinformation) konsumen. Konsumen tidak memiliki
informasi yang memadai tentang barang-barang yang ditransaksikan. Shingga pedagang
dapat menaikkan harga barang tersebut sesuka hati.
Beberapa praktik bisnis yang menyimpang di atas dapat dilihat dalam gambar 8.2 berikut.

4. # Distorsi pasar dapat disebabkan karena beberapa hal. Berikut penyebab terjadinya
distorsi pasar (P3EI,2008 ) antara lain;
1. Penyimpangan tidak struktur terjadi karena adanya penyimpangan yang dilakukan oleh
sebagian kecil produsen maupun konsumen. Hal ini dapat menganggu efisiensi dan keadilan
pasar.
2. Penyimpangan terstruktur terjadi karena struktur atau bentuk organisasi pasar yang
sistematis. Dalam hal ini struktur pasar dapat berbentuk monopoli maupun oligopoli.
Pada pasar monopoli terdapat penghalang (barrier) bagi produsen atau penjual lain untuk
masuk ke dalam pasar tersebut. Adanya penghalang ini mengakibatkan pasar hanya dikuasai
oleh satu produsen sehingga tidak ada persaingan antar produsen.
Dengan demikian produsen dapat menetapkan harga barang atau jasa dengan harga yang
tinggi. Harga ini tentu dapat memberatkan konsumen.
Begitu pula pada pasar oligopoli. Pasar dikuasai oleh beberapa produsen.
Schingga para produsen dapat berkolusi ataupun saling mempengaruhi dalam menetapkan
harga yang dapat memberatkan konsumen. Oleh karena itu, struktur pasar atau bentuk
organisasi pasar dapat menyebabkan gangguan (distorsi) terhadap bekerjanya pasar yang
sempurna.
3. Ketidaksempurnaan informasi dan penyesuain. Artinya, baik penjual maupun pembeli tidak
memiliki informasi yang smepurna tentang pasar, sehingga dimanfaatkan oleh pihak lain
untuk memperoleh keuntungan yang besar. Padahal informasi merupakan hal yang sangat
penting, karena informasi menjadi dasar dalam pembuatan keputusan.

# Islam telah memberikan solusi dalam mencegah terjadinya distorsi pasar. Beberapa
solusinya antara lain (P3EI, 2008);
1. Larangan ikhtikar
Ikhtikar adalah suatu praktik bisnis di mana pedagang menahan atau menimbun arang
dengan cara menjual lebih sedikit barang sehingga terjadi kelangkaan. Dengan emikian
produsen dapat mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan harga yang lebih
tinggi. Agar kembali pada posisi harga pasar, maka pemerintah dapat melakukan berbagai
upaya menghilangkan penimbunan ini, misalnya dengan menegakkan hukum atau bahkan
dengan intervensi harga. Dengan menetapkan harga, maka para penimbun dapat dipaksa
untuk menurunkan harga dan menjual kembali arangnya ke pasar. Larangan ikhtikar ini
didasarkan pada Hadis yang artinya:
Tidaklah orang melakukan ikhtikar itu melainkan berdosa. (HR Muslim, Ahmad an Abu
Dawud).
Hadis diatas menunjukkan bahwa perbuatan ikhtikar hukumnya haram (Mardani,2011). Oleh
karena itu, ikhtikar harus dihilangkan dari pasar. Seperti menghukum para pelaku ikhtikar,
melakukan pengadaan barang untuk memastikan ketersedian barang dipasar, atau
melakukan intervensi harga.
2. Membuka akses informasi
Penipuan disebabkan karena adanya ketidaksempurnaan informasi yang dimiliki para pelaku
pasar. Akibatnya sebagian pelaku pasar yang lain memanfaatkan ketidaksempurnaan
informasi tersebut dengan melakukan transaksi yang dapat menguntungkan dirinya. Dalam
hal ini, pihak yang tidak memiliki informasi lengkap akan dirugikan.
Beberapa larangan terhadap praktik penipuan (tadlis) pada dasarnya yaitu upaya untuk
menyebarkan keterbukaan informasi shingga transaksi dapat dilakukan dengan sama-sama
suka (antaradin minkum), adil, dan pasar dapat berada dalam kondisi ideal.
Kondisi ideal dalam pasar adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang
sama tentang barang yang diperjual belikan. Sehingga harga yang terbentuk dari transaksi
tersebut merupakan harga yang adil.
3. Regulasi harga
Penetapan harga oleh pemerintah sebenarnya tidak dianjurkan dalam Islam. sebab jika
penetapan harga yang tidak tepat justru akan menciptakan ketidakadilan. Sebagaimana
dalam Hadis yang artinya:
“Sesungguhnya Allah SWT yang menentukan harga, yang menyempitkan dan melapangkan,
dan Dia yang memberikan rezeki. Sunguh, aku tidak berharap ketika berjumpa dengan Allah
tidak ada seorang pun yang meminta pertangung jawaban dariku dalam hal darah dan harta”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa regulasi harga bukan jalan keluar utama dalam
mekanisme pasar. Akan tetapi, ketika terjadi distorsi dalam pasar yang mengharuskan
adanya regulasi harga, maka hal tersebut dibolehkan. Regulasi harga diperkenankan pada
kondisi tertentu (darurat). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kondisi darurat yaitu P3EI,
2008):
– Harga mengalami kenaikan yang tinggi secara tidak wajar sehingga tidak
terjangkau oleh masyarakat.
– Menyangkut barang-barang yang dibutuhkan masyarakat, tetapi penjual
tidak mampu menjualnya.
– Terjadi ketidakadilan atau eksploitasi antar pelaku pasar dalam transaksi
jual beli.
Sumber referensi
EKSA4102/pengantar ekonomi mikro islam
https://tinyurl.com/ysdqr2dk
https://www.jurnalfai-uikabogor.org/index.php/alinfaq/article/view/901

Anda mungkin juga menyukai