Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL

KESEIMBANGAN PASAR

Disusun guna memenuhi syarat tugas mata kuliah Ekonomi


Mikro
Dosen Pengampu
Imrona Hayati, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok

Yusnaeni Nim: 18.1.21.031


Annisa Maghfiroh Nim: 18.1.21.086

EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA
KABUPATEN KUTAI TIMUR
TAHUN 2019
KESEIMBANGAN PASAR

Keseimbangan pasar (ekuilibrium) adalah keadaan yang menunjukkan


baik konsumen maupun produsen telah menyetujui harga suatu barang,
yaitu harga yang Konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang
sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah
barang tersebut.

Memahami Seluk-Beluk Keseimbangan Pasar


Keseimbangan pasar (market equilibrium) merupakan kondisi ketika
jumlah barang yang diminta sesuai dengan jumlah barang yang
ditawarkan dengan tingkat harga tertentu. Keseimbangan pasar juga
dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana harga produk yang
ditawarkan sama dengan harga produk yang diminta oleh konsumen.

Ketika titik keseimbangan pasar tercapai, maka tidak ada kecenderungan


perubahan harga atau harga cenderung tetap. Harga ini disebut dengan
harga keseimbangan. Terbentuknya harga keseimbangan ditentukan oleh
kekuatan antara permintaan dengan penawaran. Jika permintaan lebih
kuat dari penawaran, maka harga akan naik. Sebaliknya, apabila
penawaran lebih kuat dari permintaan, maka harga akan turun.

Dalam proses tawar-menawar harga barang, keseimbangan pasar


tercapai saat produsen dan konsumen telah saling sepakat dengan tingkat
harga tertentu untuk barang yang menjadi objek transaksi, yaitu harga di
mana produsen bersedia menjual barang sama dengan harga di mana
konsumen bersedia untuk membeli barang tersebut.

Dikutip dari jurnal bisnis dan manajemen islam tentang pasar bintaro
sebagai penopang sektor ekonomi Demak. Pasar Bintaro yang trletak ddi
jalan Sultan Fatah, Bintoro kabupaten Demaktelah mampu berperan serta
dalam memamerkan produk-produk unggulan kota khas Wali.

1
Proses kegiatan ekonomi di pasar Bintoro tidak lepas dari permintaan dan
penawaran yang dipengaruhi oleh beberapa hal.

Permintaan terjadi, menurut taimiyah ini karena dipengaruhi oleh pertama,


keinginan atau selera masyarakat terhadap suatu barang yang berbeda
dan selalu berubah-ubah. Dimana ketika masyarakat telah memiliki selera
terhadap suati barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah
permintaan terhadap barang tersebut. Kedua, jumlah para peminat
terhadap suatu barang, jika jumlah masyarakat yang menginginkan
barang tersebut. Ketiga, Kualitas pembeli (al-mu‟awid). Dimana tingkat
pendapatan merupakan salah satu cirri kualitas pembeli yang baik.
Semakin besar tingkat pendapatan, semakin tinggi kualitas manyarakat
untuk membeli. Keempat, Lemah atau kuatnya kebutuhan suatu barang.
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang itu tinggi maka permintan
terhadap barang itu juga tinggi. Kelima, cara pembayaran (tunai atau
angsuran). Jika pembelian barang tersebut dengan transaksi tunai,
biasanya permintaannya lebih tinggi. Dan keenam, Besarnya biaya
transaksi. Apabila biaya transaksi dari suatu barang rendah, maka
permintaan akan meningkat (Islahi, 1988: 92-93).

Adapun faktor yang mempengaruhi penawaran, menurut Ibnu Khaldun


adalah banyaknya permintaan tingkat keuntungan relative (tingkat harga),
tingkat usaha manusia (produktifitas) misalnya besarnya tenaga buruh
termasuk termasuk ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang
dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan
perkembangan secara keseluruhan dari suatu kegiatan bisnis.

Faktor yang lain yang mempengaruhi penawaran terhadap suatu barang


adalah: pertama, biaya dan teknologi. Biaya dan teknologi adalah dua
konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud
dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang
dan jasa mencakup baiaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jika sistem
ekonomi konvensional dalam dalam operasionalnya. Teknologi adalah

2
penemuan dan peningkatan teknologi yang diterapkan untuk menurunkan
biaya produksi contohnya adalah penggunaan robot dan komputer. Jika
diterapkan teknologi baru dan sebagainya. Kedua, Jumlah penjual.
Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin
banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu
makin tinggipenawaran. Ketiga, dugaan tentang masa depan. Aspek
dugaan atau ekspetasi teerhadap masa depan mencakup dugaan
mengenai perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual
menduga bahwa harga barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan
mengurangi penawarannya pada saat ini. Akibatnya penawarannya
berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena seperti nanti yang akan kita
lihat, perilaku ini mengakibatkan harga dipasar melonjak. Keempat,
Kondisi alam. Kondisi alam seperti terjadi banjir, gempa bumi dan
sebagainya. Bisa mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu
berkurang seperti barang-barang hasil pertanian dan lain sebagainya.

Secara sederhana konsep keseimbangan pasar dipahami sebagai


kesepakatan antara penjual atau produsen dengan pembeli atau
konsumen. Namun secara lebih kompleks, keseimbangan pasar dapat
diartikan sebagai titik potong sebagai hasil pertemuan antara fungsi
permintaan dengan fungsi penawaran.

Fungsi dalam keseimbangan pasar

Keseimbangan pasar memiliki dua fungsi utama yang berperan penting


dalam pembentukannya. Adapun fungsi dalam keseimbangan pasar
mencakup:

Fungsi permintaan
Fungsi permintaan merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan
antara jumlah barang yang diminta dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi ini bekerja sesuai dengan hukum permintaan,
yaitu jika harga barang mengalami kenaikan maka permintaan akan

3
barang tersebut menurun. Sebaliknya, apabila harga barang naik maka
permintaan akan barang tersebut mengalami kenaikan.

Hubungan antara harga dengan jumlah barang dalam fungsi permintaan


berbanding terbalik. Artinya, di saat harga barang turun, permintaan naik.
Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, gradien fungsi permintaan
selalu negatif.

Bagaimana jika harga barang yang berlaku di pasaran lebih rendah dari
harga keseimbangan? Hal ini jelas akan mengakibatkan kelebihan
permintaan (market shortage). Kelebihan permintaan merupakan kondisi
di mana jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan
jumlah barang yang ditawarkan pada harga pasar yang berlaku. Kondisi
ini menimbulkan persaingan antar-konsumen untuk mendapatkan barang
tersebut, karena barang yang tersedia terbatas. Konsekuensi lebih lanjut,
harga akan terdongkrak naik sehingga jumlah permintaan dan penawaran
akan terdorong ke arah keseimbangan.

Fungsi penawaran
Fungsi penawaran dapat dipahami sebagai persamaan yang
menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran bekerja sesuai dengan
hukum penawaran, di mana kenaikan harga barang akan diikuti dengan
kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya, penurunan harga
barang akan diikuti dengan penurunan jumlah barang yang ditawarkan.
Tentunya penerapan hukum penawaran ini menggunakan asumsi cateris
paribus, yaitu faktor-faktor lain yang mempengaruhi dianggap tetap.
Berkenaan dengan hal itu, antara harga dengan jumlah yang ditawarkan
selalu menghasilkan hubungan yang positif.

Semakin tinggi harga barang bahkan melebihi harga keseimbangan, akan


berdampak pada pergeseran keseimbangan pasar, di mana terjadi
kelebihan penawaran atau market surplus. Kelebihan penawaran ini
adalah kondisi yang memperlihatkan jumlah barang yang ditawarkan

4
melebihi jumlah barang yang diminta pada harga pasar yang berlaku.
Akibatnya, produsen atau penjual akan berlomba-lomba menawarkan
barangnya karena stok melimpah. Di sisi lain, jumlah konsumen yang
menginginkan barang tersebut sedikit. Konsekuensinya, harga akan turun
sehingga mendorong jumlah permintaan dan penawaran ke arah titik
keseimbangan.

Stabilitas keseimbangan penawaran dan permintaan


Untuk mencapai sebuah keseimbangan, pemerintah berperan dalam hal
itu dengan mengeluarkan beberapa kebijakan di bidang perekonomian.
Salah satu kebijakan tersebut adalah dalam hal penetapan harga (tas’ir).
Dalam buku ekonomi Islam disebutkan bahwa Ibnu Taimiyah mengatakan
penetapan harga (tas’ir) adalah keadaan yang mewajibkan pedagang
untuk menjual barang dagangannya dengan harga mistli (harga pasar).
Sedangkan menurut Imam Taqiyuddin an-Nabhani tas’ir merupakan
perintah penguasa atau para wakilnya atau siapa saja yang mengatur
urusan kaum muslimin kepada pelaku pasar agar tidak menjual barang
dagangan kecuali dengan harga tertentu, dan mereka dilarang menambah
atas harga itu agar mereka tidak melonjakkan harga, atau mengurangi
dari harga itu agar mereka tidak merugikan lainnya.

Proses terbentuknya keseimbangan pasar


Bagaimana keseimbangan pasar terbentuk? Pada dasarnya setiap orang
melakukan kegiatan ekonomi baik dalam perannya sebagai produsen atau
penjual maupun pembeli atau konsumen. Sebagai produsen pasti
menginginkan keuntungan maksimal, sehingga mereka menetapkan
harga barang setinggi-tingginya. Sementara dari sisi konsumen, tentu
menginginkan kepuasan membeli barang dengan harga serendah-
rendahnya. Jika masing-masing pihak saling mempertahankan
keinginannya, maka transaksi jual beli tidak akan pernah terjadi. Sebab
itu, ada proses tawar-menawar.

5
Proses tawar-menawar bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan harga
diantara penjual dengan pembeli. Jika kedua belah pihak telah sepakat
pada harga tertentu, maka transaksi jual beli dapat terealisasi pada harga
kesepakatan, di mana harga kesepakatan tersebut mencerminkan harga
keseimbangan.

Kesepakatan tingkat harga antara jumlah barang yang diminta dengan


jumlah barang yang ditawarkan membentuk keseimbangan pasar. Ketika
keseimbangan pasar terbentuk, maka tidak akan ada lagi barang yang
tersisa pada penjual, dan tidak ada lagi konsumen yang tidak
mendapatkan barang dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Sebab itu,
tak ada alasan untuk menaikan dan menurunkan harga barang dengan
asumsi cateris paribus.

Terbentuknya keseimbangan pasar terjadi bersamaan dengan tercapainya


harga keseimbangan, di mana produsen dan konsumen sama-sama tidak
ingin menambah atau mengurangi barang yang dijual atau yang
dikonsumsi. Harga keseimbangan ini terjadi ketika permintaan dan
penawaran berada pada titik yang sama, tidak lebih dan juga tidak kurang.
Artinya pasar tidak mengalami kelebihan permintaan ataupun kelebihan
penawaran.

Saat keseimbangan pasar terbentuk, posisi jumlah permintaan akan sama


dengan jumlah penawaran sehingga membentuk jumlah keseimbangan.
Demikian pula dengan harga. Harga yang diminta akan sama dengan
harga yang ditawarkan, sehingga terbentuk harga keseimbangan.

Dari ilustrasi di atas, jika kondisi keseimbangan pasar dinyatakan secara


matematis akan menjadi seperti berikut.

Permintaan (Demand) = Penawaran (Supply)

QD = Q S = Q E

PD = PS = PE

6
Secara grafis, keseimbangan pasar terjadi pada titik potong antara kurva
permintaan dengan kurva penawaran.

Pengendalian harga dalam pembentukan keseimbangan pasar


Kondisi pasar tidak menentu sehingga sering kali sulit diprediksi. Banyak
faktor yang mempengaruhi sehingga keseimbangan pasar sulit terbentuk.
Dengan asumsi cateris paribus, keseimbangan pasar dipersempit pada
permintaan dan penawaran dengan mengabaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi lainnya.

Dalam transaksi ekonomi, harga berlaku ditentukan oleh mekanisme


pasar. Oleh sebab itu, harga suatu barang sering kali fluktuatif. Harga
yang fluktuatif mengakibatkan keseimbangan harga pasar sulit terbentuk.
Harga yang terlalu tinggi akan merugikan konsumen, sedangkan harga
yang terlalu rendah akan merugikan produsen.

7
Untuk menjaga agar harga barang stabil, perlu adanya kebijakan ekonomi
sebagai wujud intervensi pemerintah. Kebijakan ini diperlukan agar harga-
harga barang esensial terutama bahan pokok yang diperlukan masyarakat
tetap terjangkau. Umumnya kebijakan ekonomi untuk menstabilkan harga
barang adalah dengan melakukan pengendalian harga baik harga dasar
maupun harga maksimum.

Pengendalian harga dasar atau terendah


Pengendalian harga dasar atau terendah merupakan penentuan batas
maksimum harga terendah suatu barang yang boleh dijual oleh produsen.
Kebijakan ini dilakukan saat harga jual barang terlalu rendah, sehingga
berisiko merugikan produsen atau penjual. Dengan kebijakan ini,
diharapkan konsumen akan mengurangi permintaannya. Di sisi lain,
produsen bisa memanfaatkan untuk meningkatkan jumlah barang yang
ditawarkan.

Peningkatan jumlah barang yang ditawarkan berpotensi menimbulkan


kelebihan penawaran sehingga terjadi surplus. Jika demikian, maka
pemerintah akan membeli kelebihan tersebut, menyimpannya, dan dijual
kembali di masa mendatang. Selain itu, kondisi surplus juga
memungkinkan produsen untuk mengekspor barangnya guna memenuhi
kebutuhan pasar luar negeri.

Pengendalian harga maksimum atau tertinggi


Penetapan harga maksimum atau tertinggi adalah penentuan harga jual
maksimum yang diperkenankan untuk ditawarkan produsen kepada
konsumen. Intervensi ini dilakukan ketika harga barang terlalu tinggi
sehingga sulit dijangkau oleh konsumen. Batasan harga tertinggi ini harus
dipatuhi oleh para produsen, sehingga dalam menawarkan barangnya
dengan harga yang lebih tinggi dari batas harga tertinggi yang telah
ditentukan pemerintah. Tujuan intervensi ini untuk menjaga stabilitas
harga sehingga tetap terjangkau oleh masyarakat.

8
Dalam praktiknya, penentuan harga maksimum akan mendorong
peningkatan jumlah permintaan. Di sisi lain, jumlah penawaran barang
oleh produsen justru menurun. Akibatnya, terjadilah kelebihan permintaan
yang memicu kelangkaan barang. Untuk memenuhi permintaan domestik
yang berlebih, maka dilakukan kebijakan impor atau mendorong
peningkatan volume produksi atas barang yang mengalami kelangkaan.
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga ketersediaan barang.

Dalam prespektif islam pengendalian harga diserahkan kepada


mekanisme pasar secara alamiah. Islam menempatkan pasar pada
kedudukan yang penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada
masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan
pasar yang besar. Rasulullah saw sangat menghargai harga yang
dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya price
intervention seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar
yang wajar. Namun pasar mengharuskan adanya moralitas (fair play),
kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy) dan keadilan (justice).
Jika nilai-nilai ini ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga
pasar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga dalam prespektif Islam


Pertama, ketersediaan barang (suplay). Ketersedian barang/jasa dalam
pasar akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya,
sehingga harga secara relative senantiasa akan berada dalam
keseimbangan.

Kedua, rekayasa demand (ba’i Najasy) adalah produsen menyuruh pihak


lain memuji produknya atau menawar dengan harga tinggi, sehingga calon
pembeli yang lain tertarik untuk membeli barang dagangannya. Najasy
dilarang karena dapat menaikkan harga barang-barang yang dibutuhkan
oleh para pembeli.

9
Ketiga, rekayasa suplay (ba’i ikhtikar), yaitu mengambil keuntungan di
atas keuntungan normal dengan cara menahan barang untuk tidak
beredar di pasar supaya harga-nya naik.

Keempat, Tallaqi Al-rukban, praktek ini dengan cara mencegat orang-


orang yang membawa barang dari desa dan membeli barang tersebut
sebelum tiba di pasar. Rasulullah saw melarang praktek semacam ini
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kenaikan harga.

Kelima, Terjadi keadaan Al-Hasr (pemboikotan), Yaitu distribusi barang


hanya terkonsentrasi pada satu penjual atau pihak tertentu. Perlu
penetapan harga di sini untuk menghindari penjualan barang tersebut
dengan harga yang ditetapkan sepihak dan semena-mena oleh pihak
penjual tersebut.

Keenam, terjadi koalisi dan kolusi antar penjual (kartel) di mana sejumlah
pedagang sepakat untuk melakukan transaksi di antara mereka, dengan
harga di atas ataupun di bawah harga normal.

Ketujuh, ta’sir (penetapan harga) merupakan salah satu praktek yang


tidak dibolehkan oleh syariat Islam.

Kedelapan, Larangan ba’i ba’dh ’ala ba’dh. Yaitu praktek bisnis ini
maksudnya adalah dengan melakukan lonjakan atau penurunan harga
oleh seseorang dimana kedua belah pihak yang terlibat tawar menawar
masih melakukan dealing, atau baru akan menyelesaikan penetapan
harga.

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak adalah pungutan pemerintah terhadap wajib pajak. Pajak terbagi
menjadi dua jenis yaitu pajak langsung dan tak langsung.

Pajak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah


terhadap wajib pajak (contoh: Pajak Penghsilan, pajak PBB dan lain-lain).

10
Pajak tak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah
terhadap wajib pajak (contoh: pajak tontonan, pajak hiburan, pajak
makanan dan minuman)

Umumnya pajak dikenakan pertama kali oleh produsen (penjual),


kemudian produsen mengenakan pajak lagi kekonsumen, akibatnya harga
jual menjadi lebih tinggi yang pada akhirnya kalau pada pajak yang
dirugikan adalah konsumen. Jadi kalau ada pajak yang yang berubah
adalah fungsi penawaran karena pajak pertama kali dibebankan kepada
produsen sedangakn fungsi permintaan tidak berubah (tetap).

Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga
jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan
berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen

Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual


menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang
lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a +
bQ + t = (a + t) + bQ.

Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga jual


yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q -1,5Q = -9 Q = 6
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6

11
Jadi kurvanya

Pandangan ekonomi syariah menurrut Ibnu Khaldun yang telah dapat


menganalisis pengaruh pajak terhadap kenaikan harga dikarenakan pajak
tersebut akan menambah biaya produksi. Beliau juga berpendapat bahwa
sebaiknya para pedagang mengambil keuntungan secara wajar karena
hal itu akan mendorong tumbuhnya perdagangan. Keuntungan yang
rendah akan membuat lesu perdagangan karena para pedagang akan
kehilangan motivasi. Sebaliknya keuntungan yang terlalu tinggi juga akan
melesukan perdagangan karena itu akan menurunkan tingkat permintaan.

Dalam masalah perpajakan ini, sebagai bagian dari konsep keuangan


publik, Ibnu Khaldun memiliki kontribusi yang sangat besar di dalamnya.
Dan yang paling penting adalah bagaimana konsep ini kemudian
terimplementasi secara nyata dalam dunia modern yang sekarang melalui
para pemikir barat yang kini dikenal dengan aliran Keynesian melalui
pemikiran ekonomi yang bertumpu pada kebijakan fiscal dan juga “ Sisi
Penawaran “. Meskipun begitu sebelum pembahasan tentang masalah
keuangan publik ini, maka dibahas pula tentang konsep dan tujuan

12
kebijakan ekonomi yang ada didalam suatu negara sebagai bagian dari
pembangunan yang merupakan perwujudan peran pemerintah dalam
perekonomian.

13

Anda mungkin juga menyukai