Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pemandu

1. Prof. Dr. H. Arfin Hamid, M.H


2. Prof. Dr. Mukhtar Luthfi, M.Pd

TEORI HARGA DAN MEKANISME PASAR

MAKALAH

Oleh
NASHRI NUR
NIM. 80500216012

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang selain bersifat syumuliyah (sempurna) juga harakiyah

(dinamis). Disebut sempurna karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama-

agama sebelumnya dan syari’atnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat

aqidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk

perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar

dan mekanismenya.1

Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan

transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari

fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki

fungsi penting mengingat, jual beli merupakan salah satu aktifitas perekonomian yang

“terakreditasi” dalam Islam. Attensi Islam terhadap jual beli sebagai salah satu sendi

perekonomian dapat dilihat dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 275 bahwa Allah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba:

Terjemahnya :
1
Naura Asma, http://softbizniz.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-harga-dan-
mekanisme-pasar.html diakses 31 Mei 2017
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS: Al-Baqarah : 275)

Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari

fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan

fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan juga perbuatan

ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar penting dan juga rentan dengan

hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara

lain terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan harga dan bagaimana teori tentang harga ?

2. Apa yang dimaksud dengan mekanisme pasar ?

3. Bagaimana teori harga dan mekanisme pasar dalam Islam ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui teori tentang harga

2. Mengetahui apa yang dimaksud mekanisme pasar

3. Mengetahui bagaimana Islam memandang teori harga dan mekanisme pasar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Harga

Ridwan Iskandar Sudayat menyatakan bahwa harga suatu barang adalah tingkat

pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana telah kita ketahui, salah satu tugas

pokok ekonomi adalah menjelaskan alasan barang-barang mempunyai harga serta alasan

barang yang mahal dan murah. Sebagai contoh, gaji dan upah adalah harga jasa bagi

seseorang yang bekerja. Bunga adalah harga meminjam atau menggunakan uang di Bank.

Pajak adalah harga jasa pemerintah bagi warga negaranya. Bentuk atau sebutan harga lain

adalah uang sewa, tiket, tol, honorarium, SPP, dan sebagainya.2

Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang dapat dipakai untuk

menganalisis semua problem yang menyangkut harga barang konsumsi, tingkat rupiah,

tingkat devisa, harga pasar modal, dan sebagainya, yang menggambarkan prinsip umum

penentuan harga.

Harga terbentuk dan kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu

produsen dan konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu

memberikan manfaat keuntungan di atas biaya produksinya (atau tujuan lain, misalnya

keuntungan). Konsumen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan

manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan keinginannya (misalkan hemat, prestise, syarat

pembayaran, dan sebagainya). Perhatikan bagan di bawah ini.

Dalam pasar persaingan sempurna, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan

konsumen. Akan tetapi, pada kenyataannya kondisi ini jarang terjadi. Salah satu pihak lain

(umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga atau pihak lain di luar

produsen dan konsumen (misalnya pemerintah, pesaing, pemasok, distributor, asosiasi, dan

sebagainya) turut berperan dalam pembentukan harga tersebut.

2
Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam),
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hal. 61-63. 
Tingkat harga dalam sebuah perekonomian secara keseluruhan dapat diketahui

melalui dua cara. Selama ini kita mengartikan tingkat harga sebagai hanya dari sekeranjang

atau himpunan barang dan jasa. Jika tingkat-tingkat harga mengalami kenaikan, masyarakat

harus membayar lebih untuk mendapatkan berbagai barang dan jasa yang mereka inginkan.

Selain itu, kita dapat menggunakan tingkat harga untuk menentukan nilai uang. Naiknya

tingkat harga berarti menurunnya nilai uang karena setiap nilai rupiah yang Anda punya

sekarang hanya dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih

sedikit daripada sebelumnya.

Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, ada beberapa metode yang dapat digunakan

sebagai rancangan dan variasi dalam penetapan harga, yaitu sebagai berikut :

 Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing

method). Metode harga ini adalah metode yang paling sederhana, yaitu penjualan

atau produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama dengan

jumlah biaya per unit ditambah jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada

tiap-tiap unit tersebut. Formulanya menjadi:

Cost Plus Pricing Method = Biaya Total + Laba = Harga Jual

 Harga yang berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan suplai. Metode

penetapan harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik untuk mencabai

laba optimal melalui keseimbangan antara biaya dan permintaan pasar. Metode ini

paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan hargannya adalah memperoleh

keuntungan maksimal.

Dalam menentukan harga dan mendayagunakannya, ada beberapa metode dalam

penetapan harga, yaitu:

 Penetapan harga yang ditetapkan atas kekuatan pasar, yaitu metode penetapan harga

yang berorientasi pada kekuatan pasar bahwa harga akan menentukan harga jual
setelah harga belinya ditambah (kelebihan harga diatas harga belinya). Formulanya

menjadi:

HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

 Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga berorientasi pda

kekuatan pasar, yaitu harga jual ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas

harga pesaing atau dibawah harga pesaing.

 Penetapan harga dengan harga saingan. Penetapan harga seperti ini lebih

menguntungka jika di pakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Pada

umumnya, penetapan harga ini diberlakukan oleh penjual untuk barang-barang

standar.

 Penetapan harga dibawah harga saingan. Penetapan harga seperti ini digunakan oleh

para pengecer atau produsen yang tidak mengetahui adanya praktik-praktik

demikian. Pengecer pada dasarnya melihat bahwa nama baik produsen ikut

membawa nama baik pengecer.

 Penetapan harga di atas harga saingan. Penetapan harga ini hanya sesuai digunakan

oleh perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau perusahan yang menghasilkan

barang-barang prestise. Hal ini dilatarbelakangi pertimbangan bahwa konsumen

sering kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya Karena lebih

mengutamakan kualitas / faktor pretise yang akan diperolehnya dari barang tersebut.

B. Mekanisme Pasar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa pasar adalah tempat orang

berjual beli. Sedangkan menurut istilah, Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang

dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Sedangkan

menurut pendapat lain dalam kajian ekonomi, pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi

antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu,
sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang

diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara penjual dan pembeli, maka

akan membentuk harga yang akan disepakati oleh keduanya.3 

Menurut penjelasan lain Pasar adalah suatu tempat di mana pembeli dan penjual

bertemu untuk membeli atau menjual barang dan jasa atau faktor- faktor produksi. Di dalam

bahasa sehari-hari pasar pada umumnya diartikan sebagai suatu lokasi dalam artian geografis.

Tetapi dalam pengertian teori ilmu ekonomi mikro cakupannya adalah lebih luas lagi. Dalam

teori ekonomi mikro pasar meliputi juga pertemuan antara pembeli dan penjual di mana

antara keduanya tidak saling melihat satu sama lain (misalnya antara importer karet yang

bertempat tinggal di Amerika dan importer karet di Indonesia) yang melakukan transaksi jual

beli melalui telex. Dari beberapa pengertian tersebut, maka pasar dapat diartikan sebagai

suatu tempat terjadinya mekanisme pertukaran barang atau jasa oleh penjual dan pembeli

untuk menetapkan harga keseimbangan serta jumlah yang diperdagangkan.

Mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran yang

akan menentukan tingkat harga tertentu. Adanya interaksi tersebut akan mengakibatkan

terjadinya proses transfer barang dan jasa yang dimilki oleh setiap objek ekonomi

(konsumen, produsen, pemerintah). Dengan kata lain, adanya transaksi pertukaran yang

kemudian disebut sebagai perdagangan adalah satu syarat utama dari berjalannya mekanisme

pasar.

C. Teori Harga dan Mekanisme Pasar dalam Islam

3
N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), Hal. 138
Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian.

Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan

pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai

harga yang adil. Beliau menolak adanya price intervention seandainya perubahan harga

terjadi karena mekanisme pasar yang wajar. Namun, pasar disini mengharuskan adanya

moralitas (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy) dan keadilan (justice).

Jika nilai-nilai ini ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar.

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara

masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surah An

Nisa’ ayat 29:

Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS: An-Nisa’: 29)

2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat

bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli setiap barang

yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.

3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam,

sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas

melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran
ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam

perdagangan dan masyarakat secara luas.

4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah

transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan

kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.

Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah Saw

sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga

barang di kota Madinah. Dengan hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih

dahulu (lebih 1160 tahun)  mengajarkan konsep mekanisme pasar dari pada Adam Smith.

Dalam hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :

“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan
saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau
menetukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang
menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku
harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari
kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”     

Inilah teori ekonomi Islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut

tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada

mekanisme pasar yang alamiah impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan

bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya.

Sungguh menakjubkan, teori Nabi tentang harga dan pasar. Kekaguman ini dikarenakan,

ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak

Allah yang sunnatullah atau hukum supply and demand.

Menurut pakar ekonomi Islam kontemporer, teori inilah yang diadopsi oleh Bapak

Ekonomi Barat, Adam Smith dengan nama teori invisible hands. Menurut teori ini, pasar
akan diatur oleh tangan-tangan tidak kelihatan (invisible  hands). Bukankah teori invisible

hands itu lebih tepat dikatakan God Hands (tangan-tangan Allah). Oleh karena harga sesuai

dengan kekuatan penawaran dan permintaan di pasar, maka harga barang tidak boleh

ditetapkan pemerintah, karena ketentuan harga tergantung pada hukum supply and demand.

          Namun demikian, ekonomi Islam masih memberikan peluang pada kondisi tertentu

untuk melakukan intervensi harga (price intervention) bila para pedagang melakukan

monopoli dan kecurangan yang menekan dan merugikan konsumen. Di masa Khulafaur

Rasyidin, para khalifah pernah melakukan intrevensi pasar, baik pada sisi supply maupun

demand. Intervensi pasar yang dilakukan Khulafaur Rasyidin sisi supply ialah mengatur

jumlah barang yang ditawarkan seperti yang dilakukan Umar bin Khattab ketika mengimpor

gandum dari Mesir untuk mengendalikan harga gandum di Madinah.

Pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan keluar masuknya sebuah

komoditas di pasar. Hal ini dimaksdukan untuk menjamin pendistribusian kekuatan ekonomi

dalam sebuah mekanisme yang proposional. Otoritas pasar tidak bisa membatasi elemen

pasar pada peran industri tertentu karena akan menimbulkan perilaku monopolistik.

Sedangkan kondisi monopolistik produktivitas sebuah industri dapat dibatasi dengan adanya

kenaikan harga. Jika pasar telah mampu mengakomodasi berbagai macam bentuk kebebasan,

berarti pasar telah berperan sebagai intrumen terstruktur untuk pendistribusian barang dan

jasa.

Dalam rangka melindungi hak penjual dan pembeli, Islam membolehkan bahkan

mewajibkan pemerintah melakukan price intervention bila kenaikan harga disebabkan adanya

distorsi terhadap genuine demand dan genuine supply. Kebolehan ini antara lain karena:
 Price intervention menyangkut kepentingan masyarakat, yaitu melindungi

penjual.

 Bila tidak dilakukan price intervention makan penjual dapat menaikkan harga

dengan cara ihtikar atau ghaban faa-hisy. Dalam hal ini sipenjual mendzalimi si

pembeli.

 Pembeli bsanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual

mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil. Sehingga price intervention

berarti pula melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Etika bertransaksi dalam pasar antara lain sebagai berikut:

 Adil dalam takaran timbangan

 Dilarang mengkonsumsi riba

 Kejujuran dalam bertransaksi

 Dilarang najsy

 Dilarang talaqqy rukban

 Dilarang menjual barang yang belum sempurna kepada pemiliknya

 Dilaranag menimbun barang (ihtikar)

 Konsep kemudahan dan kerelaan dalam pasar.

 Pendekatan dan Tujuan Mekenisme Pasar dalam Islam

Hal yang terlebih harus kita ketahui yaitu ciri-ciri pendekatan Islam dalam

mekanisme pasar adalah:

 Penyelesaian maslah ekonomi yang asasi-penggunaan, produksi dan pembagian.

 Berpedoman kepada ajaran Islam.


 Campur tangan negara dianggap sebagai unsur penting yang memperbanyak

atau menggantikan mekanisme pasar.

Selain itu ada beberapa tujuan utama yang ingin dicapai islam dalam aspek

penggunaan barang-barang kebutuhan ekonomi, yaitu:

 Setiap individu hanya pantas berbelanja untuk mendapatkan barang-barang

ekonomi secukupnya.

 Barang-barang yang diharamkan sebaiknya tidak dibeli.

 Penggunaan barang ekonomi jangan sampai pada taraf mubazir.

 Penggunaan barang ekonomi dan kepuasan yang didapatkan dari

penggunaannya jangan dijadikan tujuan oleh setiap individu.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun yang dapat menjadi kesimpulan pada makalah ini ialah :

1. Harga suatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain.

Harga terbentuk dan kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu

produsen dan konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang

mampu memberikan manfaat keuntungan di atas biaya produksinya (atau tujuan

lain, misalnya keuntungan). Konsumen memandang harga sebagai nilai barang

yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

(misalkan hemat, prestise, syarat pembayaran, dan sebagainya).

2. Mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran

yang akan menentukan tingkat harga tertentu. Adanya interaksi tersebut akan

mengakibatkan terjadinya proses transfer barang dan jasa yang dimilki oleh setiap

objek ekonomi (konsumen, produsen, pemerintah). Dengan kata lain, adanya

transaksi pertukaran yang kemudian disebut sebagai perdagangan adalah satu

syarat utama dari berjalannya mekanisme pasar.

3. Dalam konsep islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh

keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara

penjual dan pembeli bersikap saling merelakan. Akan tetapi apabila para

pedagang sudah menaikkan harga di atas batas kewajaran, mereka itu telah

berbuat zalim dan sangat membahayakan umat manusia,maka seorang penguasa

(Pemerintah) harus campur tangan dalam menangani persoalan tersebut dengan

cara menetapkan harga standar. 


B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak hal-

hal yang masih perlu perbaikan, masukan, saran, serta koreksi. Oleh karenanya, penulis

mengharapkan feedback dari para pembaca untuk menyempurnakan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

A.Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani 2001.

Fauzia, Ika Yunia. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah, Jakarta.
Penerbit Kencana Prenadamedia Grup, 2014.

Fatoni, Siti Nur. Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam),
Bandung. Pustaka Setia, 2014.

Hakim, Lukman. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Surakarta. Penerbit Erlangga, 2012.

Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam, Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2007.

N. Gregory Mankiw. Pengantar Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2003.

Nasution, Mustofa Edwin, dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta. Kencana
Prenada Media Group, cet II, 2007.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi kedua, Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2006

Danar, Teori Harga dan Mekanisme Pasar. http://danar73.blogspot.co.id/2013/06/teori-herga-


dan-mekanisme-pasar.html diakses 30 Mei 2017

Teori Harga dalam Islam. http://pustakamediasyariah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pes-


teori-harga-dalam-islam.html diakses 30 Mei 2017

Teori Harga dan Mekanisme Pasar. http://softbizniz.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-


harga-dan-mekanisme-pasar.html diakses 31 Mei 2017

Teori dan Mekanisme Pasar dalam Islam


http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/12/makalah-teori-dan-mekanisme-pasar-
dalam.html diakses 31 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai