Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRATEGI PENETAPAN HARGA DALAM ISLAM

Dosen Pengampu:
Afifah Nur Milatina, S.E.,M.SEI.
Disusun Oleh:
Rifdah Rihhadatul Aisy M (201910510311013)
Andina Chairany (201910510311018)
Panjistu (201910510311028)
M Afnizar Zulfi Z (201910510311033)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, rahmat, serta hidayah-Nya
kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang ada. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini telah dalam tahap maksimal, kami berusaha dengan
keras agar dapat menyelesaikan makalah ini, yang memiliki judul yaitu “Strategi Penetapan
Harga Dalam Islam” yang merupakan salah satu bentuk tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Pemasaran Syariah.
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekuraangan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik untuk memperbaiki makalah ini. Kemudian apabila terdapaat banyak
salah kata kami mohon maaf.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada Dosen pada Mata Kuliah Pengelolaan
Keuangan Nirlaba yaitu Ibu Afifah Nur Millatina, S.E., M.SEI. selaku dosen pengajar.
Demikian makalah ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya. Semoga makalah ini dapat
berguna sekaligus bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih.
Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 25 Mei 2022

Kelompok 6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1 Apa hakekat penetapan harga?
2 Bagaimana penetapan harga dalam islam?
3 Bagaimana metode penetapan harga?
4 Bagaimana kebijakan penetapan harga?
5 Apa yang dimaksud perubahan harga?

C. Tujuan Makalah
1 Mengetahui hakekat penetapan harga.
2 Mengetahui bagaimana penetapan harga dalam islam.
3 Mengetahui bagaimana dan apa saja metode penetapan harga.
4 Mengetahui bagaimana kebijakan penetapan harga.
5 Mengetahui apa itu perubahan harga.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakekat Penetapan Harga
Konsep penetapan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah,
yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia.
Penentuan harga menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan
kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar (memerangi Mafsadah
atau kerusakan yang terjadi di lapangan). Dalam konsep Islam, yang paling
prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran
dan keadilan ekonomi dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak yang
terlibat di pasar. Namun ketika terjadi tindakan yang bersifat zhulm sehingga
terjadi distorsi pasar atau harga tidak berada paada titik keseimbangan, pemerintah
sangat berperan untuk mengambil kebijakan berupa penetapan harga dengan
melihat faktor-faktor penyebab terjadinya distorsi tersebut dan mengembalikan
harga pada titik keseimbangan.
Secara teoretis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik
dengan modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau
harga keseimbangan diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan
penawaran (suplai) dalam suatu persaingan sempurna, hanya saja dalam
perekonomian modern teori dasar ini berkembang menjadi kompleks karena
adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme perdagangan, instrumen,
maupun perilakunya,yang mengakibatkan terjadinya distorsi pasar.
Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam
kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif.
Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak trekecuali
Negara dengan otoritas penentuan harga atau private sektor dengan kegiatan
monopolistik ataupun lainnya.

B. Penetapan Harga dalam Islam


Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur
program pemasaran yang paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran
bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga
mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada
pasar tentang produk atau mereknya. Sebagai produk yang dirancang dan
dipasarkan dengan baik, dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba
besar. Harga juga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix,
penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga
sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan.
Islam sangat konsen pada masalah keseimbangan harga, terutama pada
bagaimana peran Negara dalam mewujudkan kestabilan harga dan bagaimana
mengatasi masalah ketidakstabilan harga. Para ulama berbeda pendapat mengenai
boleh tidaknya Negara menetapkan harga. Sebagian ulama menolak peran Negara
untuk menetapkan harga, sebagian ulama lain membenarkan Negara untuk
menetapkan harga.1
Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau
menjadi pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat
dihargai. Salah satu buktinya yaitu Rasulullah SAW menolak untuk membuat
kebijakan dalam penetapan harga, pada saat itu harga sedang naik karena
dorongan permintaan dan penawaran yang dialami. Bukti autentik tentang hal ini
adalah suatu hadis yang diriwayatkan oleh enam imam hadis (kecuali Imam
Nasa‟i)2
Mekanisme penentuan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-
Syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara
manusia. Seandainya Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan
kontradiktif dengan mekanisme pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan
dalih Maqashid al-Syariah, penentuan harga menjadi suatu keharusan dengan
alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar
(memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).
Menurut Fandy Tjiptono, metode penetapan harga dikelompokkan menjadi
empat macam berdasarkan basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan
persaingan.

1. Harga Berbasis Permintaan


1
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, h. 169
2
Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah, (Jakarta: Penerbit
Kencana Prenadamedia Grup, 2014), h. 201-204.
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera
dan preferensi pelanggan daripada faktorfaktor biaya, laba dan persaingan.
Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di
antaranya yaitu; kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),
kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup
pelanggan, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan, harga
produk-produk substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat
persaingan non-harga, perilaku konsumen secara umum, segmen-segmen
dalam pasar.
2. Penetapan Harga Berbasis Biaya
Metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran
atau biaya, Bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya
produksi dan Pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga
dapat menutupi biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
3. Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam
penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba
spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau
investasi.
4. Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba,
harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan
pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat
macam, yaitu customary pricing, above, at, or below market pricing, loss
leader pricing, dan sealed bid pricing.3

C. Metode Penetapan Harga


Harga adalah aspek yang sangat penting dalam suatu proses jual beli. Setiap
perusahaan tentunya perlu memiliki metode penetapan harga agar dapat menarik
konsumen sehingga mampu membeli produk kita. Ada beberapa metode yang perlu
kamu ketahui untuk meningkatkan penjualanmu. Simak pembahasan di bawah ini ya.

1 Metode Penetapan Harga Berorientasi Biaya


3
Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran, h.157-164
Setiap perusahaan perlu menerapkan metode penetapan harga yang
berorientasi pada biaya. Pada metode ini terbagi menjadi tiga cara diantaranya sebagai
berikut:
1. Markup Pricing
Markup pricing merupakan sebuah cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan cara peningkatan harga atau menambahkan jumlah rupiah
dari total biaya dengan harga akhirnya.
2. Cost-Plus Pricing
Cost-plus pricing merupakan metode penentapan harga jual
menghitung biaya produksi dan memasukkan presentase tetap.
3. Target-Returning Pricing
Target-returning pricing merupakan metode penetapan harga
produk yang dilakukan dengan cara menghitung harga yang akan ditetapkan
untuk mencapai tingkat keuntungan yang akan diinginkan atau dicapai.

2 Metode Penetapan Harga Berorientasi Pasar


Selain metode diatas, perusahaan dapat menerapkan metode penetapan harga
berorientasi pasar. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan perusahaan menggunakan
metode penetapan harga berorientasi pasar:
1 Value Pricing
Value pricing merupakan metode penetapan harga yang berorientasi
pada persepsi pelanggan terhadap produk yang kamu pasarkan.
2 Perceived-Value Pricing
Menggunakan metode penetapan harga ini, perusahaan perlu
mempertimbangkan hal-hal yang mampu mempengaruhi sudut pandang
konsumen seperti kualitas produk, sistem distribus, promosi, dan lain
sebagainya.
3 Going-Rate Pricing
Metode penetapan harga produk yang satu ini mengharuskan
perusahaan untuk meninjau harga yang dipasang oleh kompetitor atau pesaing.
Hal ini dilakukan agar perusahaanmu tidak kalah saing dengan perusahaan lain
dan mampu menarik perhatian konsumen.
4 Auction Type Pricing
Pada zaman teknologi sekarang ini, metode yang satu ini sering
digunakan oleh perusahaan. Metode yang dilakukan adalah menetapkan harga
kontemporer seperti yang sering kita lihat pada situs online seperti shopee,
tokopedia, dan lain sebagainya.
5 Differential Pricing
Metode penetapan harga ini dapat diterapkan ketika harga yang sudah
ditetapkan berbeda. Misalnya penetapan harga disesuaikan dengan perbedaan
wilayah, produk, dan lain sebagainya.
3. Metode Penetapan Harga Berorientasi Laba
Metode penetapan harga produk ini diterapkan berdasarkan analisis laba rugi
suatu perusahaan. Adanya peningkatan atau penurunan biaya total akan meningkatkan
laba. Dalam metode ini, perusahaan berusaha menetapkan harga sesuai dengan
keseimbangan pasar.

D. Kebijakan Penetapan Harga


Kebijakan harga adalah suatu cara mengkombinasikan harga atas suatu produk
yang dibutuhkan untuk memperoleh peningkatan target penjualan yang disertai usaha
untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang diharapkan, harga merupakan suatu
unsur marketing mix yang menghasilkan permintaan penjualan, dibandingkan unsur –
unsur lainya yang hanya merupakan unsur biasa saja, kebijakan harga sangat
diperhatikan dalam proses pemasaran suatu produk atau jasa, walaupun kebijakan
harga merupakan persoalan penting tetapi masih banyak perusahaan – perusahaan
yang kurang sempurna dalam menghadapi permasalahan kebijakan harga tersebut,
sehingga mereka sulit untuk mencapai sasaran yang diharapkan.4
Banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan penentuan harga jual barang jadi
suatu perusahaan. Menurut Tambunan, faktor-faktor utama yang mempengaruhi
penentuan harga: 5
1. Permintaan
2. Data biaya

4
Bakti Toni Endaryono & Tjipto Djuhartono,2021, Pengaruh biaya promosi dan kebijakan penetapan harga
terhadap peningkatan penjualan (Studi pada PT Granitoguna Building Ceramics), Sosio e-Kons, Vol.13,
No.1,Hal. 10-18
5
Henri Saragih,2015, ANALISIS STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
VOLUME PENJUALAN PADA PT. NUTRICIA INDONSESIA SEJAHTERA MEDAN, Jurnal Ilmiah Methonomi
Vol. 1 No. 2, Hal.46-54
3. Tujuan pendapatan dan laba (revenue and profit objectives)
4. Tindakan pesaing
5. Peraturan-peraturan pemerintah
6. Jenis pasar/persaingan
7. Situasi perekonomian
8. Citra publik atas produk.

Memilih Strategi Harga


A. Strategi Harga Dasar
1 Market Skimming Pricing
Market Skimming Pricing adalah penetapaan harga tinggi pada saat
pertama kali produk diluncurkan. Pada produk-produk berteknologi tinggi,
penetapan harga yang tinggi digunakan untuk menutupi biaya riset dan
pengembangan produk (R&D) dan perusahaan ingin investasinya segera
kembali. Misal beberapa perusahaan yang memproduksi mobil dengan
inovasi kecanggihan teknologi digital yang mengutamakan kualitas,
kenyamanan dan keselamatan pengemudinya seperti BMW, Mercedez Bens
maupun Volvo, menerapkan strategi harga skimming. Caterpillar juga
menetapkan harga tinggi pada peralatan konstruksinya untuk mendukung
dan memberikan nilai persepsi yang tinggi atas produk tersebut.
2 Penetration Pricing
Penetration Pricing adalah penetapan harga rendah untuk meraih
pangsa pasar yang luas atau utnuk mencapai pasar massal. Tujuannya yaitu
untuk penetrasi pasar yang secepat-cepatnya dan membangun loyalits
merek. Misal PT. Astra menawarkan sepeda motor merek Honda
Legenda dengan harga sekitar Rp 9 juta untuk menguasai pangsa pasar
pengendara sepeda motor bebek dengan harga yang relatif lebih murah
dibandingkan sepeda motor jenis bebek lainnya.

B. Strategi Harga Psikologi


Strategi ini mendasarkan pada asumsi bahwa konsumen mempunyai motif
pembelian yang lebih mempertimbangkan faktor emosional daripada faktor rasional.
1 Prestige Pricing
Yaitu strategi penetapan harga tinggi untuk memberi citra atau image
kualitas tinggi pada produk yang ditawarkan. Strategi ini paling tepat
diterapkan pada produk-produk shopping dan spesial seperti baju hasil karya
perancang terkenal, jam tangan, parfum, dan asesoris yang bermerek.
2 Odd-Even Pricing
Yaitu strategi penetapan harga yang menggunakan angka ganjil atau
sedikit di bawah jumlah genap, seperti Rp 4.995 atau Rp 99.999. Pada
dasarnya harga tersebut adalah Rp5000 dan Rp 100.000. Penjual menerapkan
strategi ini untuk memberi kesan murah dengan adanya selisih angka yang
tidak jauh. Dalam benak konsumen antara Rp 99.999 dan Rp 100.000 secara
psikologis terlihat berbeda. Banyak konsumen yang melihatnya dalam kisaran
puluhan ribu, bukannya ratusan ribu. Taktik ini sebaiknya dihindari bagi
penjual yang menginginkan citra harga tinggi pada produknya.
3 Multiple-Unit Pricing
Yaitu strategi penentuan harga yang memberikan harga lebih
murah pada konsumen yang membeli suatu produk dalam jumlah yang
lebih banyak. Misal untuk harga satu potong handuk kecil dengan harga
Rp 10.000, seorang penjual bisa menawarkan dengan harga cuma Rp
100.000 untuk satu dosennya.
4 Price Lining
Yaitu strategi penetuan harga dimana perusahaan menjual produk
dengan harga yang berbeda untuk model yang berbeda dalam lini produk
tertentu. Setiap model dalam lini produk memiliki kualitas yang berbeda
dan dijual dengan harga yang berbeda pula. PT. Astra Motor
mengeluarkan produk mobil Toyota Kijang sebagai produk andalan mobil
keluarga dengan berbagai tingkatan kualitas (features/accesories) mulai
dari Kijang standar seharga Rp. 135 juta, Kijang SGX/LGX seharga 150
juta dan Kijang Krista dengan harga 165 juta.
5 Leader Lining
Sebagai upaya untuk menarik konsumen, perusahaan sering
menggunakan strategi dengan menjual harga lebih rendah dibanding
dengan harga normal. Beberapa jenis produk yang sering menggunakan
strategi ini adalah minuman ringan, sabun, dan permen.
C. Strategi Harga Kompetitif
1 Relative Pricing
Yaitu strategi penentuan harga dengan menetapkan harga di atas, di
bawah, atau sama dengan tingkat harga pesaing. Misal beberapa saat sesudah
diluncurkannya mobil Xenia dengan harga relatif murah, saat ini beberapa
produsen lain mobil melalui penawaran mobil merek tertentu dengan harga
setara atau setingkat di atas mobil Avanza tersebut.
2 Follow-the Leader Pricing
Yaitu strategi penetapan harga dengan mengikuti harga yang
ditetapkan pemimpin pasar. Strategi ini dipilih sebagai cara untuk menghindari
perang harga. Misal perusahaan penghasil produk mie instant baru seperti Mie
100, Gaga Mie dan Alhamie memutuskan menetapkan harga dibawah harga
Indomie sebagai pemimpin pasar mie instant.
D. Strategi Harga Tambahan
1 Diskon
Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik
konsumen adalah dengan diskon. Harga diskon adalah semua potongan harga
dari harga yang telah ditetapkan. Beberapa jenis diskon antara lain cash
discount (prompt payment), trade discount (diberikan perantara pemasaran
kepada perantara yang lain sebagai bentuk layanan), dan quantity discount
(membeli dalam jumlah tertentu akan mendapat diskon).
2 Obral
Beberapa konsumen hanya akan membeli suatu produk tertentu apabila
harga diturunkan, untuk itu banyak perusahaan menggunakan harga obral pada
saat tertetu. Departement store Ramayana sering melakukan obral pada
beberapa item pakaian pada hari Minggu pada jam-jam tertentu. Strategi ini
tidak hanya akan menarik konsumen yang tidak bersedia membeli produk
pada harga penuh, tetapi juga mendorong konsumen untuk membeli produk
lain saat mereka berada di toko.
3 Jangka Waktu Kredit
Perusahaan pemasok umumnya memperbolehkan perusahaan produsen
untuk membeli bahan pasokan secara kredit sebagai cara untuk menarik
beberapa perusahaan produsen yang tidak memiliki uang tunai yang cukup.
Untuk mendorong pelanggan mereka agar membayar lunas kreditnya, maka
perusahaan menawatkan diskon misalnya diskon 2 persen apabila kredit
dibayar dalam waktu kurang dari 10 hari, sementara jika dibayar dalam 30 hari
harus dibayar penuh. Contohnya saat seseorang ingin membangun rumah
kemudian membeli bahan bangunan seperti semen, batu bata, pasir dan lain-
lain kepada pemasok, pemasok memberikan jangka waktu untuk mebayar agar
dapat dibayar secara kredit bagi orang yang uang tunainya terbatas.

E. Perubahan Harga
Dalam konsep Islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara
penjual dan pembeli bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual
dan pembeli dan pembeli dalam mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga
ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan
kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga barang tersebut
dari penjual. Akan tetapi apabila para pedagang sudah menaikkan harga di atas batas
kewajaran, mereka itu telah berbuat zalim dan sangat membahayakan umat manusia,
maka seorang penguasa (Pemerintah) harus campur tangan dalam menangani
persoalan tersebut dengan cara menetapkan harga standar. Dengan maksud untuk
melindungi hak-hak milik orang lain, mencegah terjadinya penimbunan barang dan
menghindari dari kecurangan para pedagang. Inilah yang pernah dilakukan oleh
Khalifah Umar bin Khattab.
Ulama Zahariyyah, sebagian ulama Malikiyah, sebagian ulama Syafiiyah,
sebagian ulama Hanabilah dan imam Asy-Syaukani menyatakan berdasarkan hadits di
atas tersebut menyatakan walaupun kondisi apapun penetapan harga oleh
pemerintahan tidak dapat dibenarkan, jika dilakukan hukumnya haram. Pematokan
harga merupakan suatu kezoliman. Menurut mereka, baik harga itu melonjak tinggi
yang disebabkan oleh tingginya permintaan, maupun ulah spekulan maupun faktor
alam, segalah bentuk campur tangan pemerintah dalam penetapan harga tidak boleh.
Apabila pemerintah ikut campur tangan dalam penetapan harga komoditi, berarti
unsur penting dari jual beli yaitu antaradin minkum para pihak akan hilang.
Masyarakat pada masa Ibnu Taimiyah beranggapan bahwa peningkatan harga
merupakan akibat ketidakadilan dan tindakan melanggar hukum dari pihak penjual
atau mungkin sebagai akibat manipulasi pasar. Anggapan ini dibantah oleh Taimiyah
dengan tegas ia menyatakan bahwa harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Selanjutnya ia menyatakan bahwa naik dan turunnya harga tidak selalu
disebabkan oleh tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi.
Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan dalam
jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan oleh selera
dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan
penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai aturan, kenaikan
harga yang terjadi merupakan kehendak Allah. Ibnu Taimiyah menentang peraturan
yang berlebihan ketika kekuatan pasar secara bebas bekerja untuk menentukan harga
yang kompetitif.
BAB 3
PENUTUP

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan


pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur program
pemasaran yang paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi
membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang
dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk atau mereknya.
Sebagai produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik, dapat menentukan
premium harga dan mendapatkan laba besar.
Dalam teori harga ada beberapa hal yang harus dipelajari untuk memahami
secara keseluruhan, yaitu di antaranya: Tujuan penetapan harga, metode penetapan
harga Hukum asal harta yaitu tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan
kesepakatan para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi‟i melarang untuk
menetapkan harga karena akan menyusahkan masyarakat sedangkan Imam Maliki dan
Hanafi memperbolehkan penetapan harga untuk barang-barang sekunder. Mekanisme
penentuan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu
merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Endaryono, Bakti Toni & Tjipto Djuhartono,2021, Pengaruh biaya promosi dan
kebijakan penetapan harga terhadap peningkatan penjualan (Studi pada PT Granitoguna
Building Ceramics), Sosio e-Kons, Vol.13, No.1,Hal. 10-18
Saragih, Henri. 2015. ANALISIS STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN
PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. NUTRICIA
INDONSESIA SEJAHTERA MEDAN, Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 1 No. 2, Hal.46-54
Kottler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran,Terj.Benyamin
Molan, Jakarta: PT. INDEKS.
Purnami, Ratna “Artikel Strategi Penetapan harga” dalam http://ratnapurnami.
students.perbanas.ac.id/2012/12/04/artikel-strategi-penetapan-harga/

Anda mungkin juga menyukai