MAKALAH
Oleh
NASHRI NUR
NIM. 80500216012
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
naluri mereka untuk tetap bertahan hidup semampu mereka di dunia ini. Mereka
melakukan apa saja yang mereka mampu, sehingga segala kebutuhan hidupnya dapat
terlayani dengan maksimal. Pelayanan kebutuhan ini pun terus berkembang bukan
hanya jenis pelayanan dari variasi kebutuhan, tapi juga kualitas pemenuhan kebutuhan
itu sendiri.1
naluri mereka untuk tetap bertahan hidup semampu mereka di dunia ini. Mereka
melakukan apa saja yang mereka mampu, sehingga segala kebutuhan hidupnya dapat
terlayani dengan maksimal. Pelayanan kebutuhan ini pun terus berkembang bukan
hanya jenis pelayanan dari variasi kebutuhan, tapi juga kualitas pemenuhan kebutuhan
itu sendiri.
Upaya tersebut mesti untuk dijalankan secara bersama agar kita tidak termasuk
dengan keislaman yang mereka miliki sejak dilahirkan di dunia ini. Maka dalam hal ini,
sering terjadi aktifitas ekonomi kaum muslimin yang tidak sesuai dengan tuntunan
agamanya, banyak faktor tentunya tetapi pemaknaan hakikat dan esensi dari ekonomi
syariah itu yang sebagian besar kurang memahaminya sehingga mereka terjatuh dalam
aktifitas riba, mengambil hak orang lain secara dzalim dan lain sebagainya. Sedangkan
1
Askar Fatahuddin, Hakikat dan Esensi Ekonomi dalam Al-Qur’an. 2017, hal. 1
seorang muslim semestinya takut akan hal tersebut karena iman beriman kepada hari
Allah sampaikan kepada kita tentu dengan maksud bahwa setiap aktiftas ekonomi kita
mendapat keberkahan dan keridhaan-Nya, yakni ekonomi dalam persektif Islam. Yang
dimaksud sistem ekonomi menurut pandangan Islam yaitu ilmu ekonomi yang
mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
bertujuan untuk memenuhi segala keperluan hidup manusia. Dalam pengertian masa
kini, ekonomi ialah satu pengkajian berkenaan dengan kelakuan manusia dalam
bertujuan untuk memenuhi segala keperluan hidup manusia. Dalam pengertian masa
kini, ekonomi ialah satu pengkajian berkenaan dengan kelakuan manusia dalam
Dalam pengertian Islam pula, ekonomi ialah satu sains sosial yang mengkaji
Islam. Ekonomi Islam adalah sebahagian daripada asas kepada masyarakat dan negara
Islam. Kedua-duanya tidak boleh dipisahkan dan pada kedua-dua asas inilah terhubung
sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqasid syariah yaitu menjaga
agama (li hifdz al din), jiwa manusia (li hifdz al nafs), akal (li hifdz al 'akl), keturunan
(li hifdz al nasl), dan menjaga kekayaan (li hifdz al mal) tanpa mengekang kebebasan
individu.2
2
Askar Fatahuddin, Hakikat dan Esensi Ekonomi dalam Al-Qur’an. 2017, hal. 5
Kesempurnaan Islam telah ditegaskan oleh Allah dalam QS. Al-Maidah/5: 3,
dan hal itu sudah cukup membuktikan bahwa Islam adalah dinun kamil. Salah satu
aspek kesempurnaannya yakni membahas perkara ekonomi dalam arti sebagai karunia
Allah untuk kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Ayat tersebut adalah apa yang
Terjemahnya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”3
selesai shalat Jum’at, dia pergi dan berdiri di depan pintu masjid seraya berdo’a, “Ya
3
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2002. Jakarta: CV Darus Sunnah,
hal. 555
4
Anas Abdillah, Perintah Bertebaran di Muka Bumi,
http://anacilacap.blogspot.co.id/2014/05/perintah-bertebaran-di-muka-bumi.html#, diakses pada 14 April
2017
“Dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Yakni perbanyaklah mengingat Alloh pada saat kalian menjual, saat kalian
membeli dan pada saat kalian bertransaksi. Janganlah dunia menyibukkan kalian dari
hal-hal yang bermanfaat di hari akhirat. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits:
“Barangsiapa memasuki salah satu pasar dan membaca: Laa ilaaha illallohu
wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wa hua ‘ala kulli syai-in
qadir (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Alloh semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu), maka Alloh akan mencatat untuknya sejuta kebaikan dan
menghapus darinya sejuta keburukan” (HR. At-Tirmidzi no. 3428)
yang melakukan jual beli pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at, semoga Allah
bumi untuk berdagang dan memenuhi berbagai hajat lainnya untuk memenuhi
penghidupan dunia. Raihlah karunia Allah, yaitu rezeki Allah yang di mana rezeki
tersebut berbeda-beda satu dan lainnya. Raihlah keuntungan dari muamalah dan
adalah jika kalian telah selesai shalat Jumat carilah rezeki dan berdaganglah. Namun
karena berdagang itu kemungkinan besar membuat seseorang lalai dari dzikir maka
Allah ingatkan untuk banyak berdzikir yaitu “banyaklah berdzikir pada Allah”.
Berdzikirlah ketika berdiri, saat duduk, saat berbaring supaya kalian menjadi orang-
5
Muhammad Abduh Tuasikal, Berdagang Setelah Shalat Jum’at, https://muslim.or.id/22365-
berdagang-setelah-shalat-jumat.html, diakses pada 17 April 2017
orang yang beruntung. Karena ingatlah bahwa banyak berdzikir pada Allah sebab
Dalam ilmu ekonomi dan ilmu lainnya tidak luput dari kajian Islam, bertujuan
menuntun agar manusia berada dijalan yang lurus (shiratal mustaqim). Ekonomi dalam
kesejahteraan umat manusia merupakan hasil akhir dari interaksi panjang sejumlah
faktor ekonomi dan faktor – faktor lain, seperti moral, sosial, demografi, dan politik.
Kegiatan ekonomi merupakan anjuran yang memiliki dimensi ibadah. Sebagai bukti
bahwa Allah SWT berfirman, “kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”. (QS.
“Berusahalah untuk memperoleh kehidupan dengan cara yang halal, merupakan suatu
harta (kekayaan materi) merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kaum
muslimin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa islam tidak menghendaki umatnya
pandangan islam tidak bersifat materi semata, tetapi lebih dari itu, rakus terhadap
kekayaan dan sikap mementingkan materi belaka sangat dicela dan tidak disukai oleh
Allah SWT.
6
Hanifah, Ekonomi dalam Perspektif Islam. http://www.kompasiana.com/hanifahps/ekonomi-
dalam-perspektif-islam_57d884ee527a616a068b4567, diakses pada 18 April 2017.
Aktivitas Ekonomi dalam Islam bertujuan untuk :
yang pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal itu dimaksudkan untuk memberi
Ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep Islam yang
Sistem yang memilki pengawasan melekat yang berakar dari keimanan dan
Islam mempunyai pandangan yang jelas mengenai harta dan kegiatan ekonomi.
7
Hari Wahyudi, Harta dan Ekonomi dalam Perspektif Islam.
http://blajarekonomiislam.blogspot.co.id/2013/01/harta-dan-ekonomi-dalam-perspektif-islam.html,
diakses pada 18 April 2017.
1) Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, termasuk
harta benda, adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat
yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi ke
bentuk energi lain. Pencipta awal segala energi adalah Allah SWT.
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah
kembali yang baik (surga).” (Ali Imran : 14). Sebagai perhiasan hidup, harta
(Al-‘Alaq : 6–7).
Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini terutama menyangkut soal cara
Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha (a’mal) atau mata
ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang mendorong umat manusia bekerja
shalat dan zakat (an-Nuur : 37), dan memutuskan kekayaan hanya pada
Dilarang menempuh usaha yang haram seperti melalui kegiatan riba (al-
Baqarah : 273 – 281), perjudian, berjual beli barang yang dilarang atau
melalui cara-cara yang batil dan merugikan (al-Baqarah : 188), dan melalui
aturan – aturan hukum, yang ada pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal itu
dimaksudkan untuk memberi peluang bagi perkembangan kegiatan perekonomian
dikemudian hari (sebab Syariah Islam tidak terbatas pada ruang dan waktu).8
disediakan oleh Allah SWT, beragam benda yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan yang beragam tersebut tidak dapat manusia
berjalan sendiri. Dengan kata lain, manusia harus bekerja sama dengan manusia lainnya.
Hal itu dilakukan tentunya haruslah didukung oleh suasana yang tentram. Ketentraman
akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan dalam masyarakat tercapai (tidak
terjadi ketimpangan yang akan bermuara kepada kecemburuan sosial). Untuk mencapai
dapat dijadikan sebagai pedoman, baik yang terdapat didalam Al-Qur’an maupun
sekaligus tujuan utama dari syariat islam. Oleh karena itu tujuan akhir dari ekonomi
islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat islam tersebut, yakni mencapai
perekonomian umat manusia terutama dalam memenuhi kebutuhan baik primer maupun
sekunder dan hal tersebut mengikat. tidak boleh tidak, manusia cenderung harus
berusaha untuk memenuhinya. Ekonomi adalah Syarat dari Prasyarat utama untuk
8
K. Lubis, Suhrawardi dan Farid Wajdi. Hukum Ekonomi Islam. 2012. Jakarta: Sinar Grafika
hlm 137
menunjang kehidupan manusia, kehidupan tidak akan berjalan sesuai dengan harapan
tanpa adanya kerja keras. Islam mengajarkan umat manusia untuk bekerja keras dan
sebagai panutan atau pedoman kita yaitu berlandaskankan kepada Al - Qur'an dan Al -
Hadist. Al - Qur'an dan Al - Hadist menjawab segala pertanyaan manusia baik di dalam
perkembangan yang ada di Era kuno hingga modernisasi bahkan masa mendatang.
Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa umat Islam di tuntut untuk
berusaha semaksimal mungkin dalam hal kegiatan ekonomi, umat Islam tidak
dianjurkan berada dalam kemiskinan, dan selama berusaha tetap mengingat yang Maha
Pemberi Rejeki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1 Dalam pengertian Islam, ekonomi ialah satu sains sosial yang mengkaji
masyarakat dan negara Islam. Kedua-duanya tidak boleh dipisahkan dan pada
umat manusia merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat islam. Oleh
karena itu tujuan akhir dari ekonomi islam adalah sebagaimana tujuan dari
B. Implementasi
Sebagai umat Islam, kita di tuntut untuk tetap berusaha memenuhi kebutuhan
hidup di dunia ini, setelah mengerjakan kewajiban kita sebagai Hamba Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanuddin. Islam dan Ekonomi: Suatu Tinjauan Sosiologi Agama. Padang:
Andalas University Press. 2006
A.Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam suatu kajian kontemporer. Jakarta: gema Insani
Press. 2001
2002
Haider Naqvi, Syed Nawab. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2003
K. Lubis, Suhrawardi dan Farid Wajdi. Hukum Ekonomi Islam. 2012. Jakarta: Sinar
Grafika