Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

ESSAY FILSAFAT HUKUM ISLAM

NAMA : ACHMAD BURHANUDIN

NIM : 102210002

KELAS : HES_A/SM.A

JUDUL

Bagaimana Anaisis Filsafat dan Teori Hukum Ekonomi Syariah Rahmatan


Lilalamin Di Era Modern?

Ekonomi islam saat ini menjadi sistem ekonomi yang banyak diminati bahkan oleh
negara-negara maju sekalipun , yang membedakan dengan sistem ekonomi lainnya salah
satunya adalah sumber hukum yang mendasari segala aktifitas ekonomi, dan dasar-dasar
filosofis hukum islam lainnya yang menjadi landasan dalam pengembangan ekonomi Islam
dimanapun dan dalam bentuk apapun, serta tidak boleh keluar dari koridor syariah.
Kemaslahatan merupakan tujuan utama dalam aktifitas ekonomi Islam dan menjauhi semua
bentuk kemadharatan. Guna dalam rangka menggali nilainilai filosifis dalam ranah
pengembangan ekonomi islam yang ada di Indonesia, saat ini fiqh mu’amalah merupakan
sebuah ilmu prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupan setiap manusia dengan
tujuan memperoleh kedamaian dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Artinya Perilaku manusia interpretasinya adalah adanya korelasi terhadap landasan-landasan
yang ada pada syariah sebagai panduan yang nyata, namun jika dilihat dari fitrah manusia
maka perilaku manusia tuntuk pada sistem yang ada pada hukum islam. Pengejewantahannya
ilmu hukum ekonomi islam (muamalah) yang mengandung nilai-nilai ilahiyyah ini hadir di
tengah masyarakat ekonomi syariah.

Sedangkan Filsafat hukum islam dalam hal ini (fiqh mu’amalah atau falsafah al-tasyri’
fi al mu’amalah) tujuannya antara lain menuju tujuan hukum (maqashid), prinsip hukum
(mabadi’ atau mahiyat), asas hukum atau usus al-hukm, kaidah hukum, dan washatiyyah wal
harakiyah fi al-hukm. Filsafat ekonomi Syariah atau ilmu ekonomi Islam sesungguhnya telah
muncul sejak adanya agama Islam, yaitu sejak zaman Rasulullah SAW. Tujuannya untuk
membawa manusia kepada kebahagian di dunia dan akhirat dan mengangkat manusia sebagai
khalifah yang diberi titipan oleh Allah untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi dengan
sebaik-baiknya. Sistem kapitalis maupun sosialis tidak mampu menjawab permasalahan
manusia karena menyisakan banyak problem kehidupan. Hal itu terbukti bahwa sistem ini
tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada manusia secara menyeluruh, tetapi hanya
untuk kalangan tertentu saja. Faktor ini menjadi salah satu bukti bahwa ekonomi Islam lebih
memiliki konsep yang tepat dan dapat memberikan kesejahteraan secara menyeluruh kepada
manusia. Hal itu dapat dilihat dari operasionalisasi sistem ekonomi Islam sejak zaman
Rasulullah SAW, yang telah memberikan dampak yang baik bagi masyarakat yang ada pada
zaman tersebut. Pada perkembangan berikutnya, ketika sistem itu diturunkan ke generasi
selanjutnya, terbukti dapat diaplikaskan dengan baik dan memberikan solusi bagi
permasalahan yang ada. Maka dari itu filsafat ekonomi Islam memegang peranan penting
dalam pembangunan perekonomian manusia untuk meraih cita-cita kebahagiaan.

Adapun Perbedaan dasar ekonomi Islam dan konvensional dapat kita lihat dari
beberapa sisi, yaitu:

1. Sumber Sebagai sebuah agama yang melingkupi segala hal, sumbernya berasaskan
sumber yang mutlak yaitu al-Qur’an dan sunnah. Hal ini membuat agama Islam istimewa dari
agama lainnya karena kita diperintahkan untuk menjalankan ajaranNya dalam segala aspek
kehidupan.1

Tujuan kehidupan Tujuan ekonomi Islam membawa kepada konsep kebahagiaan.


Dalam konteks kehidupan dunia, kebahagiaan mencakup 3 pengertian yaitu kelangsungan
hidup, kebebasan berkeinginan, serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk akhirat,
kebahagiaan mencakup pengertian kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi, dan
bebas dari segala kebodohan. Sedangkan konvensional atau ekonomi sekuler hanya
mempertimbangkan kepuasan di dunia saja.

1
“Eksistensi Filsafat Hukum Islam Dalam Pengembangan Ekonomi Islam Indonesia,” Amwaluna:
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah 2, no. 1 (31 Januari 2018): 119–34,
https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.3146. 8 Mohammad Ghozali and Tryas Titi Sari,
“Paradigma Filsafat Ekonomi Syariah Sebagai Suatu Solusi Kehidupan Manusia,” Diktum: Jurnal
Syariah Dan Hukum 16, no. 2 (December 5, 2018): 135–46,
https://doi.org/10.35905/diktum.v16i2.615. 9 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif
Ekonomi Islam, h. 8. 7 6
Paradigma Falsafah Ekonomi Islam sebagai Solusi Kehidupan Sosial Islam merupakan
agama yang bersifat paripurna dan universal, serta merupakan agama yang lengkap dalam
memberikan tuntunan dan panduan bagi kehidupan umat. Hal tersebut terlihat pada peran
positif yang dibawa oleh Islam di masa kejayaan pemerintahan Islam. Islam telah mewarnai
seluruh aspek penghidupan di dunia ini, karena seperti yang diketahui bahwa Allah SWT
telah mengatur segala hal di dunia ini dengan baik untuk hambaNya. Dalam hal perbankan
misalnya, eksistensi baitul mal wa altamwil dan perkembangannya menjadi lembaga
keuangan yang cukup diperhitungkan di kawasan timur tengah. Islamic World view
khususnya jika dikaitkan dengan aspek muamalat sarat dengan hal-hal yang berkaitan dengan
pernyataan mendasar yang bersifat universal dan berdsasar pada sumber inti al-Qur’an dan
sunnah Rasulullah SAW. Pandangan ini membawa dampak yang luar biasa pada setiap
kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, sosial budaya, politik dan hukum. Islam secara ketat
mendorong umatnya untuk giat dalam aktivitas keuangan dan usahausaha yang meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan social. Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di
atas prinsip persaingan bebas. Akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh frame aturan
syariah. Melalui doktrin pengharaman riba dalam ekonomi, Islam dapat memberikan solusi
dalam kehidupan perekonomian manusia. Hal tersebut mendapat perhatian serius agama
karena di antara dampak riba adalah hutang yang terus menerus yang turut andil terhadap
kemiskinan struktural yang menimpa lebih dari separuh masyarakat dunia. 2

Filosofi Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Ekonomi Islam Era Modern Dewasa ini konsep
menjadi rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil ‘Alamin) dalam Ekonomi Islam di yang
serba digital seperti sekarang ini (Era Modern), Islam hadir sebagai agama yang membawa
rahmat bagi semesta alam (Rahmatan Lil’alamin) mengandung ajaran-ajaran yang
berhubungan dengan kepentingan sosial. Salah satu ibadah yang berhubungan dengan
kepentingan sosial adalah wakaf. Wakaf merupakan ibadah yang sudah akrab dikenal
dikalangan umat Islam, namun demikian wakaf kebanyakan dilakukan oleh umat Islam yang
memiliki kelebihan harta dan kemauan. Sedangkan bagi umat yang belum memiliki harta
namun memiliki kemauan dan sedikit kemampuan dan keterampilan juga dapat merasakan

2
 Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Hal 2. 11 Nurul Huda,
Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis (Cet. III; Jakarta: Kencana, 2015), h. 1 12
Yulizar. D.Sanrego Ismail, Falsafah Ekonomi Islam: Ikhtiar Membangun dan Menjaga Tradisi
Ilmiah Paradigmatik dalam Menggapai Falah (Jakarta: CV. Karya Abadi, 2015), h. 49. 13 Mustafa
Edwin, Pengenalan eksklusif Ekonomi Islam, h. 158 14 Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke
Praktik, h. 67. 15 Syed Nawab Haider Naqvi, Islam, Economics and Society (London: Kegan Paul
International, 1994), h. .232-233. 7
nikmat dan indahnya berwakaf. Dalam rangka memperkenalkan kepada umat Islam
khususnya para pemuda yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan memiliki keahlian dalam
bidang apapun untuk mewakafkan keahliannya.

Pemuda sebagai ujung tombak pembangunan Indonesia memiliki peranan penting


dalam pengentasan kemiskinan. Upaya yang bisa mereka lakukan misalnya dengan
membangun proyek kedermawanan sosial di era globalisasi ini. Para pemuda dapat
melakukan berbagai cara agar umat muslim Indonesia senantisa memperbaiki dirinya agar
memiliki kemampuan untuk menyejahterakan diri dan lingkungannya. Tulisan ini juga ingin
mengangkat bahwa berwakaf tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang berharta, namun
para pemuda yang belum memiliki harta berlebih juga bisa berwakaf, dan mengajak kepada
para pemuda agar mengetahui cara berwakaf tanpa mengeluarkan harta. Hanya membutuhkan
keinginan/kemauan serta keikhlasan dalam melakukan hal-hal baik dalam bentuk apapun
sesuai kemampuan dan keahliannya tanpa mengharapkan imbalan.

Kebangkitan ekonomi Islam adalah untuk membuktikan bahwa Islam adalah ajaran
yang komprehensif yang sifatnya rahmatan lil-alamin bermanfaat bagi semua makhluk di
dunia ini. Rahmatan lil-alamin dalam ekonomi Islam adalah hal mendasar menuju kehidupan
yang berkeadilan, dalam konteks mengurangi kesenjangan sosial dalam kehidupan. Karena
kesenjangan yang terjadi menimbulkan gapatau pemisah antara kaum aghniya (kaya) dengan
kalangan fuqara (fakir/miskin), yang berdampak pada munculnya konflik sosial. Alhasil riset
ini ekonomi dalam wkaf dijadikan sebuah bantuan dalam konteks kerjasama, baik dalam
bentuk modal (mudharabahah serta musyarakah) atau bantuan sosial (zakat, infak, sedekah,
waqaf, hibah) ternyata mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat secara signifikan3

3
 “Respon Dunia Barat Terhadap Ekonomi Syariah Di Era Revolusi Industri 4.0,” JPED (Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam) (Darussalam Journal of Economic Perspectives) 7, no. 1
(March 28, 2021): 0, https://doi.org/10.24815/jped.v7i1.19277. 41 Sulaiman Lebbe, Dr. Rifai,
General Philosophy of Islamic Law and Its Legal Methodology. (Maqāsid Al-Shari’ah and Usûl Al-
Fiqh) (February 19, 2021). Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=3789249 42 Nurrohman
Syarif, “Syariat Islam dalam Perspektif Negara Hukum Berdasar Pancasila,” Pandecta Research
Law Journal 11, no. 2 (2016): 160–73, https://doi.org/10.15294/pandecta.v11i2.7829. 43
Sulaiman Lebbe, Dr. Rifai, The Concept of Public Interest (Maslaha) in Islamic Law by Dr SLM
Rifai (February 16, 2021). Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=3786961 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3786961 40 17
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai