Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

“HOW THE MARKET WORKS(in islam perspective) AND


EQULIBRUM”

Disusun oleh:
Rahmadiana Andini
26050117120012
Kelas A

Dosen Pengampu:
Ir. Nur Taufiq Spj, DEHW, M.App.Sc

NIP. 196004181987031001

Due Date : Selasa, 6 Maret 2018

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna . Hal ini dikarenakan dibahas nilai-
nilai, etika, dan pedoman hidup secara komperhensif. Islam pula merupakan
agama penyempurna agama-agama terdahulu dan mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia baik persoalan aqidah maupun muamalah. Dalam hal
muamalah, Islam mengatur kaitannya dengan relasi manusia dengan sesama
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari termasuk didalamnya
dituntun bagaimana cara pengelolaan pasar dan segala bentuk mekanismenya.
Peranan ekonomi islam dalam mekanisme pasar menyumbangkan andil yang
amat penting di tengah carut-marut kondisi perekonomian bangsa indonesia .
Praktek pasar sejatinya harus ditampilkan nilai-nilai yang sesuai dengan norma
dan nilai yang dibenarkan . Dua paham ekonomi yang selama ini menjadi acuan
dan barometer dunia, yaitu ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis ternyata tidak
dapat mengatur mekanisme kegiatan pasar saat ini yang serba tidak menentu dan
tidak jelas, malah semakin memperparah keadaan (Wiharto,2008)
Menurut ekonomi kapitalis (klasik), pasar memainkan peranan yang sangat
penting dalam sistem perekonomian . Ekonomi kapitalis menghendaki pasar bebas
untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi
sampai distribusi. Semboyan kapitalis adalah “lassez faire et laissez le monde va
de lui meme ( biarkan ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri
sendiri ). Maksudnya , biarkan sajalah perekonomian berjalan dengan wajar tanpa
intervensi pemerintah,nanti akan ada suatu tangan tak terlihat ( Invisible hands)
yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah equlibrum. Jika banyak
campur tangan pemerintah, maka pasar akan mengalami distorsi yang akan
membawa perekonomian pada ketidak efisienan (inefisiency) dan
ketidakseimbangan ( Agustianto,2011)

Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan
telah berlansung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada
kedudukan yang penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada masa
Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan pasar yang besar.
Pasar di sini mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat
(fairplay),kejujuran(honesty), keterbukaan (transparancy) dankeadilan (justi
ce). Jika nilai-nilai ini telah ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak
harga pasar.

1.2 Rumusan masalah

Bagian awal bab ini memaparkan bagaimana Islam telah mengatur


pengelolaan pasar dan segala mekanisme lainnya. Hal itu karena dalam islam ,
pasar mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat
(fairplay),kejujuran(honesty), keterbukaan (transparancy) dankeadilan (justic
e). Rasulullah menghargai mekanisme pasar sebagai sebuah sunnatullah yang
harus dihormati.
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bagaimana Rasulullah
menghargai mekanisme pasar sebagai sebuah sunnatullah yang harus dihormati?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana proses mekanisme kerja pasar serta faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi proses tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pasar pada Masa Rasulullah


Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat Muslim
pada masa Rasulullah Saw, dan Khulafaurrasyidin. Bahkan, Muhammad Saw,
sendiri pada awalnya adalah seorang pebisnis, demikian pula Khulafaurrasyidin
dan kebanyakan sahabat. Pada usia 7 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya
Abu Thallib berdagang ke negeri Syam. Kemudian sejalan dengan usianya yang
semakin dewasa, Muhammad semakin giat berdagang, baik dengan modal sendiri
ataupun bermitra dengan orang lain. Kemitraan, baik dengan
systemmudharabah atau musyarakah, dapat dianggap cukup popular pada
masyarakat Arab pada waktu itu. Salah satu mitra bisnisnya adalah Khadijah
seorang wanita pengusaha yang cukup disegani di Makkah, yang akhirnya menjadi
istri beliau. Berkali-kali Muhammad terlibat urusan dagang ke luar negeri (Syam,
Syria, Yaman, dan lain-lain) dengan membawa modal dari Khadijah. Setelah
menjadi suami Khadijah pun Muhammad juga tetap aktif berbisnis, termasuk
berdagang di pasar-pasar lokal sekitar kota Makkah.
Muhammad adalah seorang pedagang profesional dan selalu menjunjung tinggi
kejujuran, ia mendapat julukan ‘al-amin’ (yang terpercaya). Setelah menjadi Rasul,
Muhammad memang tidak lagi menjadi pelaksana bisnis secara aktif karena
situasi dan kondisinya yang tidak memungkinkan. Pada saat awal perkembangan
Islam di Makkah, Rasulullah Saw dan masyarakat muslim mendapat gangguan dan
teror yang berat dari masyarakat kafir Makkah (terutama suku Qurais, suku
Rasulullah Saw sendiri) sehingga perjuangan dan dakwah merupakan prioritas
ketika masyarakat Muslim telah ber-hijrah (bermigrasi) ke Madinah, peran
Rasulullah bergeser menjadi pegawas pasar atau al-muhtasib. Beliau mengawasi
jalannya mekanisme pasar di Madinah dan sekitarnya agar tetap dapat berlansung
secara islami.
Pada saat itu mekanisme pasar sangat di hargai. Beliau menolak untuk
membuat kebijakan penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah pada saat
itu tiba-tiba naik. Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang murni, yang tidak di barengi dengan dorongan-dorongan
monopolistik dan monopsonistik, maka tidak ada alasan untuk tidak menghormati
harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata, “ wahai Rasulullah tentukanlah
harga untuk kita!” Beliau menjawab, “Allah itu sesungguhnya adalah penentu
harga, penahan, pencurah, serta pemberi rizki. Aku mengharapkan dapat menemui
Tuhanku di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman
dalam hal darah dan harta.”
Dalam hadis di atas jelas dinyatakan bahwa pasar merupakan hukum alam
(sunnatulah) yang haru dijunjung tinggi. Tak seorang pun secara individual dapat
memengaruhi pasar, sebab pasar adalah kekuatan kolektif yang telah menjadi
ketentuan Allah.

2.2 Pasar Dalam Pandangan Sarjana Muslim

 Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf (731-798 M)


Ia telah menyimpulkan bekerjanya hukum permintaan dan penawaran
pasar dalam menentukan tingkat harga, meskipun kata permintaan dan penawaran
ini tidak ia katakan secara ekplisit.
Masyarakat luas pada masa itu memahami bahwa harga suatu barang
hanya ditentukan oleh jumlah penawarnnya saja. Dengan kata lain, bila hanya
tersedia sedikit barang, maka harga akan mahal, sebaliknya jika tersedia banyak
barang, maka harga akan murah.
 Evolusi Pasar Menurut Al-Ghazali (1056-1111 M)
Dalam penjelasannya tentang proses terbentuknya suatu pasar ia
menyatakan, “dapat saja petani hidup dimana alat-alat pertanian tidak tersedia.
Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada.
Namun, secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing.
Dapat saja terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak
membutuhkan alat-alat tersebut. Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh karena
itu, secara alami orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan
hasil pertanian di pihak lain. Tempat ini lah yang kemudian di datangi pembeli
sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar.
 Pemikiran Ibn Taimiyah
Ibn Taimiyah berpendapat bahwa kenaikan harga tidak selalu di sebabkan
oleh ketidakadilan (zul/injustice) dari para pedagang/penjual, sebagaimana
banyak dipahami orang pada waktu itu. Ia menunjukkan bahwa harga merupakan
hasil interaksi hukum permintaan dan penawaran yang terbentuk karena berbagai
faktor yang kompleks. Dalam Al-Hisbah-nya, Ibn Taimiyah membantah
anggapan ini dengan mengatakan.”Naik dan turunnya harga tidak selalu
disebabkan oleh adanya ketidakadilan (zulm/injustice) dari beberapa bagian
pelaku transaksi. Terkadang penyebabnya adalah defisiensi dalam produksi atau
penurunan terhadap barang yang minta, atau tekanan pasar. Oleh karena itu, jika
permintaan terhadap barang-barang tersebut menaik sementara
ketersediaannya/penawarannya menurun, maka harganya akan naik. Sebaliknya,
jika ketersediaan barang-barang menaik dan permintaan terhadapnya
menurun,maka harga barang tersebut akan turun juga.
 Mekanisme Pasar Menurut Ibn Khaldun (1332-1383 M)
Pemikiran Ibn Khaldun tentang pasar termuat dalam buku yang memuat
monumental, Al-Muqadimah, terutama dalam bab “harga-harga di Kota-kota” (prices
in Tows). Ia membagi barang-barang menjadi dua kategori, yaitu barang pokok dan
barang mewah. Menurutnya, jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya
semakin banyak, maka harga barang-barang pokok akan menurun sementara harga
barang mewah akan menaik. Hal ini di sebabkan oleh meningkatknya penawaran
bahan pangan dan barang poko lainnya sebab barang ini sangat penting dan
dibutuhkan oleh setiap orang sehingga pengadaan akan di prioritaskan.
Sementara itu, harga barang mewah akan naik sejalan dengan meningkatnya
gaya hidup yang mengakibatkan peningkatan permintaan barang mewah ini. Di sini,
Ibn Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran terhadap
tingkat harga. Secara lebih rinci, juga menjelaskan pengaruh persaingan di antara para
konsumen dan meningkatnya biaya-biaya akibat perpajakan dan pungutan-pungutan
lain terhadap tingkat harga.

Mekanisme pasar akan berfungsi secara maksimal jika pasar


tersebut memenuhi syarat:

 Adanya kebutuhan atau permintaan akan barang dan jasa.


 Ada komoditi produk atau barang dan jasa yang diperdagangkan
 Adanya transaksi antara penjual barang dan jasa dengan pihak konsumen atau
pembeli.
 Adanya harga yang merupakan nilai dari komoditi atau produk yang diperjualbelikan
atau diperdagangkan.
BAB III
KEKUATAN PASAR MENURUT EKONOMI ISLAM
3.1 Permintaan
Permintaan merupakan salah satu elemen yang menggerakkan pasar. Istilah yang
digunakan oleh Ibn Taimiyah untuk menunjukkan permintaan ini adalah keinginan. keinginan
muncul pada konsumen sesungguhnya merupakan sesuatu yang kompleks, dikatakan berasal
dari Allah. Namun , pada dasarnya faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dapat kita
uraikan sebagai berikut:
 Harga barang yang bersangkutan
 Pendapatan konsumen
 Harga barang lain yang terkait
 Selera konsumen
 Ekpektasi (Pengharapan)
 Maslahah

Kurva diatas menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah barang yang
diminta. Dengan kata lain, perubahan jumlah barang yang diminta disebabkan oleh
perubahan harga semata. Dengan demikian kurva ini merepresentasikan hukum permintaan di
mana jika harga turun dari delapan belas menjadi sepuluh, cateris paribus,maka jumlah
barang yang diminta akan meningkat dari delapan menjadi Sembilan belas.

3.2 Penawaran
Dalam khasanah pemikiran ekonomi islam klasik, pasokan (penawaran) telah dikenali
sebagai kekuatan penting di dalam pasar. Ibn Taimiyah, misalnya, mengistilahkan penawaran
ini sebagai ketersediaan barang di pasar. Dalam pandagannya, penawaran dapat berasal dari
impor dan produksi lokal sehingga kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun penjual.

Kurva pasokan sebagaimana ditunjukkan di atas menunjukkan perilaku dari agen


yang selalu berusaha untuk memperoleh mashlahahyang maksimum. Kurva diatas
menunjukkan hubungan antara harga, dan jumlah barang yang di pasok. Semakin tinggi
tingkat harga, maka semakin tinggi jumlah yang ditawarkan oleh produsen. Demikian pula
sebalikmya, semakin rendah tingkat harga semakin rendah pula jumlah yang ditawarkan.

 Mashlahah (manfaat)
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada
tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang
diproduksi semakin meningkat, maka produsen Muslim akan memperbanyak jumlah
produksinya,cateris paribus.
 Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal
yang pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keuntungan adalah sebagai berikut:
 Harga barang
 Biaya produksi
BAB IV
KESEIMBANGAN PASAR
4.1 Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan atau equilibrium menggambarkan suatu situasi di mana semua kekuatan
yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan seimbang sehingga
setiap variabel yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas sudah tidak lagi berubah.
4.2 Proses Terjadinya Keseimbangan
Proses terjadinya keseimbangan dalam pasar dapat berawal dari sisi mana saja, baik
permintaan ataupun penawaran. Misalnya, kita anggap proses awal berasal dari sisi
permintaan. Permintaan tinggi yang tidak bisa dipenuhi oleh pasokan akan
menyebabkan adaya kelangkaan suatu barang yang langka, maka akan menyebabkan harga
barang tersebut akan meningkat.
Sempurnakanlah takaran dan timbangan
 “penuhilah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan jujur dan lurus. Yang
demikian itu lebih baik dan sebaik-baiknya kesudahan”(Al-Isra’:35)
 “Celakalah orang-orang yang mengurangi takaran, dengan cara apabila mereka membeli
mereka minta di lebihkan, dan apabila mereka menimbang untuk orang lain maka mereka
kurangi. Tidakkah mereka menyangka bahwa mereka akan di bangkitkan (setelah mati)”(Al-
Muthaffifin:1-6)
 Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangan-nya.”(Al-A’raf: 85)

4.3 Perubahan Keseimbangan


Keseimbangan yang telah tercapai dalam pasar sebagaimana di sebut diatas akan tetap
bertahan sampai pada akhirnya terjadi perubahan yang bersifat kejutan pada salah satu atau
bahkan kedua kekuatan yang ada dalam pasar.
4.4 Proses Mencapai Keseimbangan Pasar
BAB V
KETIDAKSEMPURNAAN BEKERJANYA PASAR
5.1 Penyimpangan Terstruktur
Struktur atau bentuk organisasi pasar akan menganggu mekanisme pasar dengan cara
yang sistematis dan terstruktur pula. Struktur pasar yang dimaksudkan adalah monopoli,
duopoli, oligopoli, dan kompetisi monopolistik. Dalam monopoli, misalnya, terdapat
halangan untuk masuk (entry barrier) bagi perusahaan lain yang ingin memasuki pasar
sehingga tidak terdapat persaingan antarprodusen. Produsen monopolis dapat saja mematok
harga tinggi untuk memperoleh keuntungan di atas normal (monopolistic rent).

5.2 Penyimpangan Tidak Terstruktur


Faktor-faktor insidental dan temporer yang menganggu mekanisme pasar. Beberapa
contoh hal ini adalah usaha sengaja menimbun untuk menghambat pasokan barang agar harga
pasar menjadi tinggi (ikhtikar), penciptaan permintaan semu untuk menaikkan harga
(najasyi), penipuan kuantitas, kualitas, harga, atau waktu penerimaan barang (tadlis), kolusi
para pedagang untuk membuat harga di atas harga normal (bai al-hadir lil badi), dan lain-
lain.
5.3 Ketidaksempurnaan Informasi dan Penyesuaian
Ketidaksempurnaan pasar juga bisa muncul disebabkan karena ketidaksempurnaan
informasi yang dimiliki para pelaku pasar (penjual dan pembeli) informasi merupakan hal
penting sebab ia menjadi dasar bagi pembuatan keputusan. Produsen berkepentingan untuk
untuk mengetahui seberapa besar permintaan pasar dan tingkat harganya dan teknologi yang
tersedia, dan lain-lain sehingga dapat menawarkan barangnya secara akurat.
BAB VI
KONSEP HARGA DAN SOLUSI ISLAM TERHADAP
KETIDAKSEMPURNAAN BEKERJANYA PASAR

6.1 Harga yang Adil dalam Islam


Harga yang adil ini di jumpai dalam beberapa terminologi, antara lain; si’r al-mithl,
thaman al-mithl dan qimah al-adl (harga yang adil) pernah digunakan Rasulullah Saw,
dalam mengomentari kompensasi bagi pembebasan budak, di mana budak ini akan menjadi
manusia merdeka dan majikannya tetap memperoleh kompensasi dengan harga yang adil
atau qimah al-adl (Sahih Muslim).penggunaan istilah ini juga ditemukan dalam laporan
tentang khalifah Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Umar bin Khattab menggunakan
istilah harga yang adil ini ketika menetapkan nilai baru atas diyah (denda/uang tebusan
darah),setelah nilai dirham turun sehingga harga-harga naik (Ibn Hanbal).

6.2 Solusi Islam terhadap Ketidaksempurnaan Bekerjanya Pasar


 Larangan Ikhtikar
Rasulullah Saw telah melarang praktik ikhtikar, yaitu secara sengaja menahan atau
menimbun (hoarding) barang, terutama pada saat terjadi kelangkaan dengan tujuan untuk
menaikkan harga si kemudian hari.

 Membuka Akses Informasi


Beberapa larangan terhadap praktik penipuan (tadlis) pada dasarnya adalah upaya untuk
menyebarkan keterbukaan informasi sehingga transaksi dapat dilakukan dengan sama –sama
suka (antaradin minkum)dan adil.

 Regulasi Harga
Regulasi harga sebenarnya merupakan hal yang tidak popular dalam khasanah pemikiran
ekonomi islam sebab regulasi harga yang tidak tepat justru dapat menciptakan ketidakadilan.
Regulasi harga diperkenankan pada kondisi-kondisi tertentu dengan tetap berpegang pada
nilai keadilan.

6.3 Peranan Pemerintah dalam Mengontrol Pasar


Al-Mawardi mendefinisikan Al-Hisbah sebagai lembaga yang berfungsi untuk
memerintahkan kebaikan sehingga menjadi kebiasaan dan melarang hal yang buruk ketika
hal itu telah menjadi kebiasaan umum. Sementara tujuan dari Al-Hisbah menurut Ibn
Taimiyah adalah untuk memerintahkan apa yang disebut sebagai kebaikan (al-ma’ruf)dan
mencegah apa yang secara umum disebut sebagai keburukan (al-munkar) di dalam wilayah
yang menjadi kewenangan pemerintah untuk mengaturnya, mengadili dalam wilayah umum
khusus lainnya, yang tak bisa dijangkau oleh institusi biasa. Sementara itu, dengan bahasa
yang berbeda tetapi bermakna sama.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah
berlansung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang
penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin
menunjukkan adanya peranan pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang
dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu price
intervention seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar.
Namun, pasar di sini mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat (fair
play),kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy) dan keadilan(justice). Jika nilai-nilai
ini telah ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar.

7.2 Saran
Untuk lebih menjamin berjalannya mekanisme pasar secara sempurna, peranan
pemerintah sangat penting. Rasulullah Saw, sendiri telah menjalankan fungsi sebagai market
supervisor atau Al-Hisbah, yang kemudian banyak dijadikan acuan untuk peran negara
terhadap pasar.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmi, Ain . 2015. Mekanisme Pasar dalam Islam .Pontianak : Jurnal


Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan vol 4 (2) 177-192.
Amalia,Euis.2012. Mekanisme Pasar dan Kebijakan dan Penetapan
Harga Adil dalam Perspektif Ekonomi Islam .Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Supriyanto. 2009. Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian .
Jakata : Jurnal Ekonomi dan Pendidikan vol 6 (2)

Anda mungkin juga menyukai