Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KEPARIWISATAAN

“FAKTOR PENARIK DAN PENDORONG WISATAWAN DALAM


KEPARIWISATAAN”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Manajemen Kepariwisataan

Dosen Pengampu : Dr. Burhanuddin, S.Sos, MM.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5 MANAJEMEN D

A. SYAHIDA ULHAQ PASRYB (1893142008)


A. INDRA BATARA (1893142019)
MUHAMMAD RIFQI SETIAWAN (1893142034)
MUTMAINNAH (1893142036)
ANUGRAH FUTRI (1893142037)
ANDI KHAERUL MABRUR (1893142044)
HUSNUL KHATIMAH S (1893142047)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, syukur
Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Faktor Penarik dan Pendorong Wisatawan Dalam Kepariwisataan” Penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dr. Burhanuddin, S.Sos,
MM. dalam mata kuliah manajemen kepariwisataan.

Dalam penyelesaian tugas ini tentunya banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada anggota
kelompok yang bekerja sama dengan baik sehingga tugas ini selesai pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan


dan kekeliruan sehingga jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Hal ini,
disebabkan oleh kemampuan, pengetahuan dan wawasan kami yang sangat
terbatas. Mengingat kami masih dalam tahap belajar untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan pikiran positif lainnya untuk dijadikan bahan
masukan bagi kami dalam perbaikan dan penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 22 Februari 2020

Kelompok 5

i|Page
DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan ...................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Motivasi Wisatawan Dalam Melakukan Perjalanan Wisata ................3

2.2 Faktor-Faktor Penarik Wisatawan Dalam Kepariwisataan...................4

2.3 Faktor-Faktor Pendorong Wisatawan Dalam Kepariwisataan..............5

2.4 Motivasi Stakeholder Dalam Kepariwisataan.......................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini


menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata
mempunyai peranan penting untuk memotivasi berkembangnya pembangunan
daerah. Pemerintah daerah harus berupaya dalam menggali dan menemukan
berbagai potensi alam yang tersebar di berbagai daerah untuk dikembangkan
potensinya, baik berupa panorama keindahan alam maupun kekhasan sosial
budayanya. Hal ini dilakukan untuk mendukung perbaikan ekonomi masyarakat
yang menjadi sumber penghasilan daerah dalam membiayai pembangunan untuk
menunjang otonomi daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus
mengupayakan untuk dapat mengembangkan potensi objek-objek wisata yang ada
sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.

Wisatawan yang akan berkunjung di suatu tempat ditentukan oleh motivasi


dan keinginan individu itu sendiri (faktor pendorong) serta adanya daya tarik
(faktor penarik) yang ditawarkan di suatu objek wisata. Pada umumnya tujuan
wisatawan untuk berwisata adalah mendapat kepuasan dan kesenangan tersendiri
di suatu objek wisata yang dikunjunginya. Secara umum seorang wisatawan
berkunjung ke suatu objek wisata, karena adanya dorongan dari diri sendiri untuk
sejenak menghilangkan perasaan tegang karena aktivitas sehari-hari yang dapat
memberikan kepuasan tersendiri setelah datang ke suatu objek wisata, mencari
kesenangan, kegembiraan, dan hal-hal yang menarik.

Kebutuhan seseorang untuk bersenang-senang biasanya sangat besar dan


perjalanan wisata merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Alasan untuk mengunjungi keluarga, teman, ingin berkenalan dengan orang baru,
ingin melarikan diri dari rutinitas sehari-hari, serta untuk tujuan aktifitas
profesional, misalnya mengikuti suatu konferensi, seminar, dan lain-lain. Selain
adanya faktor pendorong orang untuk melakukan perjalanan wisata, juga adanya

1|Page
faktor penarik di daerah atau suatu objek wisata yang ingin didatangi. Faktor
penarik ini biasanya berkaitan dengan adanya daya tarik wisata yang dapat
disuguhkan di tempat tujuan atau objek wisata. Sehingga dengan adanya daya
tarik wisata dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang menjadi motivasi wisatawan dalam melakukan


perjalanan wisata?
1.2.2 Faktor-faktor apa saja yang menjadi penarik wisatawan dalam
kepariwisataan?
1.2.3 Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong wisatawan dalam
kepariwisataan?
1.2.4 Apa yang menjadi motivasi stakeholder dalam kepariwisataan?
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk memperoleh informasi mengenai motivasi wisatawan dan


stakeholder serta faktor-faktor pendorong dan penarik wisatawan
dalam kepariwisataan
1.4 Manfaat

1.4.1 Penulis:
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor penarik dan
pendorong wisatawan dalam kepariwisataan.

1.4.2 Pembaca:
Dapat memahami dan mendiskripsikan hal-hal mengenai faktor
penarik dan pendorong wisatawan dalam kepariwisataan serta
memberikan penjelasan dan gambaran mengenai faktor penarik dan
pendorong wisatawan dalam kepariwisataan.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Motivasi Wisatawan Dalam Melakukan Perjalanan Wisata

Sebelum seseorang melakukan perjalanan wisata, pastinya mereka


digerakkan oleh motif untuk melakukan wisata. Motivasi merupakan hal yang
sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan  pariwisata, karena motivasi
merupakan “trigger” dari proses perjalanan wisata.
Motivasi internal yang merupakan faktor pendorong dari diri seorang
wisatawan, dan motivasi berikutnya  adalah motivasi eksternal yang merupakan
factor penarik yang berasal dari atribut-atribut sebuah destinasi.
Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh
kuatnya faktor-faktor pendorong (push factor) dan faktor-faktor penarik (pull
factor). Faktor pendorong umumnya bersifat sosial-psikologis, atau merupakan
person specific motivation, sedangkan faktor penarik merupakan destination
specific attributes. Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin
melakukan perjalanan wisata, tapi belum jelas daerah / negara mana yang akan
dituju.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa
hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
besar sebagai berikut:

1. Motivasi yang bersifat fisik antara lain untuk relaksasi, kesehatan,


kenyamananm berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai dan
sebagainya.
2. Keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah
lain.
3. Motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga,
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang mendatangkan gengsi
(prestis), melakukan ziarah.

3|Page
4. Motivasi di daerah/destinasi lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas
keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis.
5. Motivasi aktualisasi diri.
6. Motivasi keamanan

2.2 Faktor Penarik (Pull Factors) Wisatawan Dalam Kepariwisataan

Pull Factors merupakan destination specific attributes. Berbagai faktor


penarik yang seharusnya dimiliki oleh daerah tujuan wisata untuk menjadi
destinasi pilihan adalah yang memenuhi “needs and wants” yaitu:
1) Cuaca / Iklim Destinasi.
2) Transportasi, Akses
Akses yang dimaksudkan agar wisatawan dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata baik secara internasional maupun
akses ke tempat-tempat wisata pada sebuah destinasi.
3) Atraksi Pariwisata
Aspek daya tarik suatu destinasi untuk berkatifitas dan mempunyai
nilai rekreasi. Setiap destinasi pasti memiliki daya tarik baik daya tarik
alam, masyarakat juga budayanya.
4) Amenities (Fasilitas utama dan pendukung)
Amenities menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama pada sebuah destinasi.
Di dalamnya termasuk akomodasi, makanan dan minuman.
5) Adanya keterlibatan lembaga pariwisata yang akan mendukung sebuah
destinasi layak untuk dikunjungi
Aspek kelembagaan ini dapat berupa dukungan lembaga keamanan,
lembaga pariwisata sebagai pengelola destinasi dan lembaga pendukung
lainnya yang dapat menciptakan kenyamanan wisatawan.
6) Lingkungan hidup yang alami juga yang buatan.

4|Page
Faktor penarik lainnya antara lain:
1) Travel services dan retail advertising juga wholesale marketing
2) Special event
3) Insentif perusahaan
4) Mengunjungi teman-teman dan sanak saudara.
5) Produk oleh-oleh / buah tangan.

Sedangkan faktor penarik seseorang untuk melakukan perjalan wisata


menurut Jackson (1989) antara lain:
1) Location climate,
2) National promotion,
3) Retail advertisisng,
4) Wholesale marketing,
5) Special events,
6) Insentive schemes,
7) Visiting friends,
8) Visiting relatives,
9) Tourist attractions,
10) Culture, and
11) Natural environment & man-made environment.

Inti dari pernyataan di atas adalah, aspek penawaran harus dapat


menjelaskan apa yang akan ditawarkan, atraksinya apa saja, jenis transportasi
yang dapat digunakan apa saja, fasilitas apa saja yang tersedia pada sebuah
destinasi, siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata
yang akan dibeli.

2.3 Faktor Pendorong (Push Factors) Wisatawan Dalam Kepariwisataan

Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh


kuatnya faktor-faktor pendorong (push factors) dan faktor-faktor penarik (pull

5|Page
factors). Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor
internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan
untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor pendorong umumnya bersifat sosio-
psikologis sedangkan faktor penarik merupakan destination-specific attributes.
Adanya faktor pendorong mengakibatkan seseorang ingin melakukan
perjalanan wisata dan adanya berbagai faktor penarik yang dimiliki oleh DTW
akan menyebabkan orang tersebut memilih DTW tertentu. Ryan (1991 dalam
Pitana, 2005) menjelaskan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan
perjalanan wisata antara lain sebagai berikut:
1. Escape
Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan atau
kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation
Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi
untuk escape.
3. Play
Ingin menikmti kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan
pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri
sejenak dari berbagai urusan serius.
4. Strengthening family bonds
 

Ingin mempererat hubungan kekerabatan. Keakraban hubungan kekerabatan


ini juga terjadi diantara anggota keluarga yang melakukan perjalanan
bersama-sama, karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana
kerja sehari-hari di negara industri.
5. Prestige
Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas  dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk
meningkatkan status atau derajat sosial.
6. Social interaction
Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan
masyarakat lokal yang dikunjungi.

6|Page
7. Romance
Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan
suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual khususnya dalam
pariwisata seks.
8. Educational opportunity
Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain
dan/atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan
pendorong yang dominant dalam pariwisata.
9. Self-fulfilment
Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa
ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.
10. Wish-fulfilment
Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan
sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan
perjalanan.
11. Financial Security
Kemampuan financial masyarakat. Masyarakat dengan kemampuan
finansial yang berbeda-beda tentunya membuat mereka melakukan
perjalanan wisata sesuai dengan kemampuan finansialnya masing-masing.
12. Leisure Time
Menggunakan waktu senggang yang dimiliki. Masyarakat tentunya akan
menyesuaikan perjalanan wisata yang mereka lakukan agar sesuai dengan
waktu luang yang dimiliki.

Dari beberapa evaluasi di atas, faktor pendorong pariwisata dapat diprediksi


dari jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan, pendapatan perkapitanya,
lamanya waktu senggang yang dimiliki yang berhubungan dengan musim di suatu
negara, kemajuan teknologi informasi dan transportasi, sistem pemasaran yang
berkembang, keamanan dunia, sosial dan politik serta aspek lain yang
berhubungan dengan fisik dan non fisik wisatawan.

7|Page
2.4 Motivasi Stakeholder Dalam Kepariwisataan

Stakeholder merupakan orang-orang yang berkepentingan dalam


kepariwisataan, dimana orang-orang tersebut yaitu: Penduduk Lokal, Masyarakat
Luas, Operator, Akademisi atau Petugas TN, dan Pengunjung atau Wisatawan.
Adapun motivasi stakeholder dalam kepariwisataan yaitu:

1. Bagi penduduk local sebagai tambahan income, lapangan kerja, apresiasi


terhadap lingkungan, nilai budaya dan tradisi, akses ke pelayananan dan
infrastruktur, serta meningkatkan harga dan kepercayaan diri.
2. Bagi masyarakat luas sebagai redistribusi kesejahteraan, bisnis lokal
(sumberdaya lokal, tenaga kerja dan ekspor), kualitas hidup dan kesehatan,
konservasi alam (flora & fauna), warisan dan identitas budaya,
peningkatan kesadaran masyarakat, pembelajaran dan global awareness,
serta pengembangan masyarakat.
3. Bagi operator untuk mendapat keuntungan, penembangan pasar dan
produk, kreativitas produk dan layanan, serta membantu pemahaman
pengunjung terhadap sumberdaya alam.
4. Bagi akademisi dan petugas TN sebagai konservasi dan warisan budaya,
pendapatan, lapangan kerja, kemitraan dengan penduduk lokal, sharing
informasi dan belajar, pengelolaan SDA dan manfaat ekonomi yang
berkelanjutan, kegiatan penelitian, serta jumlah kunjungan dan
pengalaman yang sensasional.
5. Bagi pengunjung dan wisatawan sebagai pengalaman (kognitif, afektif dan
psikomotorik), kepuasan individu, kesehatan, pengalaman social dengan
penduduk local sesama pengunjung, team building, promosi perihal
konservasi dan perlindungan, serta pengetahuan tentang tata nilai,
penghargaan dan nilai-nilai sejarah

8|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dapat dilihat bahwa terdapat berbagai macam pendapat mengenai factor-


faktor penarik dan pendorong wisatan dalam kepariwisataan. Hal tersebut
diakibatkan oleh perbedaan lingkungan, objek wisata dan berbagai hal lainnya.
Meskipun begitu, tetap terdapat motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan
wisata karena setiap orang atau kelompok memiliki alasan atau motivasi yang
berbeda-beda dalam melakukan perjalanan wisata.
Selain itu, stakeholder atau orang orang yang memiliki kepentingan dalam
hal ini stakeholder dalam kepariwisataan memiliki motivasinya masing-masing.
Dimana motivasi tersebut didasarkan pada perbedaan kepentingan yang mereka
miliki sebagai suatu individu atau kelompok. Akan tetapi, dibalik semua hal
tersebut yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga dan terus
mengembangkan objek-objek wisata daerah yang ada di Indonesia.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis menyarankan baik kepada


masyarakat pada umumnya, pemerintah daerah yang khususnya mengelola
pariwisata maupun bagi para pelajar sebagai generasi penerus daerah untuk
senantiasa menjaga kelestarian alam, sehingga alam selalu terjaga dan pariwisata
dalam terus berkembang.
Sebagai pelajar kita semua juga sudah selayaknya membantu segala upaya-
upaya yang dapat mendukung berkembangnya pariwisata di daerah kita masing-
masing. Kita perlu mendudkung perkembangan pariwisata daerah karena hal
tersebut cukup berpengaruh bagi perkembangan Negara secara umum.
Akhir kata, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membaca dan memahami isi makalah ini. Selain itu, semoga
dengan adanya materi ini dapat menjadi bahan edukasi dan rujukan bagi pembaca.

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

Hamdy, Zeet. (2011). Pariwisata, Bangsa dan Singbebas. Prov Kalbar;


Singkawang

Jackson, Ian. (1989). An Introduction to Tourism. Melbourne: Hospitality Press.

Kartajaya, Hermawan (2001) Marketing of Nation. Diklatpim; Jakarta

Nugroho, Iwan. (2006). Ecotourism. Universitas Widyagama, Malang

Pitana I. G. & Gayatri P. G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Ryan, C. (1991). Recreational Tourism Satisfactions; Issues, Concepts, Problems.


London and Newyork: Routledge.

Waluyo, Hari. (2007). Pengembangan Kepariwisataan Indonesia; DepBudPar.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai