Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA NYATA

TEMA :
PERTANIAN DAN PETERNAKAN

LOKASI :
Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Oleh:
RiniSetyowati, S. Psi., M. Psi., Psikolog
NIP. 1987120220160101

UNIT PENGELOLA KULIAH KERJA NYATA


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
MARET 2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan KKN : OPTIMALISASI SUMBER DAYA DESA


MELALUI PENINGKATAN HASIL
PRODUKSI PERTANIAN, PETERNAKAN,
DAN HOME INDUSTRY MENJADI
PRODUK BERNILAI EKONOMIS
2. Tema yang dipilih : PertaniandanPeternakan
3. Lokasi
a. Desa : Puhti
b. Kecamatan : Karangjati
c. Kabupaten : Ngawi, Jawa Timur
4. Dosen Pelaksana
a. Nama : RiniSetyowati, S. Psi., M. Psi., Psikolog
b. Jabatan/Pangkat/Gol : Tenaga Pendidik Fakultas Kedokteran
c. Alamat : KandangSapi RT 02 RW 31, Jebres, Surakarta
d. Telepon/HP : 0857 2775 5750
e. E-mail : rini.setyowati87@gmail.com
5. Lembaga Pelaksana : UPKKN LPPM UNS
6. Jumlah Mahasiswa : 9 orang
7. Biaya yang Digunakan : Rp. 9.000.000,-
8. Periode Pelaksanaan : Januari - Februari 2017

Surakarta, Maret2017
Menyetujui,
Kepala UPKKN UNS Pelaksana

(Dr. Sc. Agr. Rahayu, SP., MP) (RiniSetyowati, S. Psi., M. Psi., Psikolog)
NIP. 197505292003121001 NIP. 1987120220160101

Mengetahui,
Ketua LPPM UNS

(Prof. SulistyoSaputro, M.Si., Ph.D)


NIP 196809041994031001

ii
KATA PENGANTAR

KKN Tematik adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang orientasi program
kegiatannya terfokus pada bidang tertentu sesuai dengan permasalahan
kemasyarakatan dan arah kebijakan pembangunan yang diselenggarakan
pemerintah wilayah tertentu (Kabupaten/Kota). KKN Tematik berbasis Problem
Solving untuk memecahkan masalah dengan tema tertentu sehingga kegiatan
mahasiswa terfokus untuk mengatasi masalah tertentu dan untuk mencapai target
tertentu.
KKN UNS merupakan salah satu bentuk perwujudan pemerdayaan
sumber daya manusia dalam proses pembangunan. Sumber daya yang dimaksud
adalah mahasiswa dan masyarakat sasaran, yang mana dalam pelaksanaan KKN
saling terjadi interaksi dan komunikasi dalam suatu proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran tersebut diharapkan mahasiswa mampu menghubungkan
antara konsep-konsep akademis dengan realitas kehidupan dalam masyarakat
sasaran.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKN haruslah dirasakan sebagai pengalaman
belajar yang baru, yang selanjutnya diharapkan memiliki pengetahuan, kemampuan
dan kesadaran baru tentang masyarakat, bangsa dan tanah airnya, serta tentang
dirinya sendiri yang akan berguna dalam perjalanan hidupnya.
Sedangkan bagi masyarakat sasaran kehadiran mahasiswa diharapkan
mampu memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang pembangunan. Hal ini
selaras dengan fungsi perguruan tinggi sebagai agen pembaharu (agent of change).
Oleh karena itu, mahasiswa harus dapat bertindak sebagai jembatan (komunikator)
dalam proses dan penerapan Iptek pada khususnya. Dalam pelaksanaan KKN
tersebut ada 3 akses yang harus diperoleh kelompok sasaran, yaitu: Sumber Daya,
Iptek, dan Informasi Pembangunan.
KKN sebagai salah satu mata kuliah wajib ditempuh di Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang memiliki tujuan, yaitu:
1. Melalui keterlibatannya dalam masyarakat, mahasiswa diharapkan mampu
menemukan, mengidentifikasi, merumuskan serta memecahkan

iii
permasalahan secara intern-disipliner, komprehensif, dan lintas sektoral,
yang selanjutnya diharapkan dapat menunjang pengembangan
kompetensinya.
2. Memacu pembangunan dengan memberdayakan masyarakat.
3. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat.
Untuk dapat mencapai ketiga tujuan tersebut, penyusun melaksanakan
berbagai kegiatan yang penyusun pilih berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat
yang ada sesuai dengan berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat yang ada sesuai
dengan berbagai pertimbangan, masukan, saran dan arahan dari berbagai elemen
masyarakat yang ada.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
ISI LAPORAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Lokasi KKN ................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan Laporan .................................................................... 3
C. Program Pembangunan Yang Telah Ada di Lokasi .................................. 4
D. Metode dan Sistematika Pembahasan ....................................................... 5
BAB II. BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI
A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya ................................... 7
B. Sarana dan Prasarana................................................................................. 8
C. Produksi .................................................................................................... 9
D. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan .................................................... 10
E. Administrasi dan Pemerintahan Desa ....................................................... 10
BAB III. REALISASI KEGIATAN MAHASISWA
A. Kegiatan Utama
1. Jenis Kegiatan ..................................................................................... 11
2. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................................... 14
3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut................................................ 15
4. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/ Instansi .......... 17
5. Kegiatan Yang Belum Terlaksana ...................................................... 18
B. Kegiatan Penunjang
1. Jenis Kegiatan ..................................................................................... 18
2. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................................... 21
3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut................................................ 23
4. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/ Instansi .......... 25

v
5. Kegiatan Yang Belum Terlaksana ...................................................... 25
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 26
B. Saran ........................................................................................................... 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Biodata Pelaksana KKN (DPL)


2. Daftar Mahasiswa KKN
3. Laporan Keuangan beserta Dokumen Pembelanjaan Asli
4. Form Rekapitulasi dan Matriks Program Kuliah Kerja Nyata
5. DokumentasiKegiatan
6. Laporan Kunjungan DPL
7. Daftar Hadir Kegiatan

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Lokasi KKN


Desa Puhti merupakan salah satu desa yang terletak dalam Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dimana mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani di Desa Puhti antara lain:
jagung, padi, tebu, tembakau, dan sebagainya. Sektor peternakan yang menjadi pilihan warga sebagian besar adalah peternakan sapi, dalam
hal ini adalah upaya penggemukan sapi, bukan pembiakan sapi. Dalam pelaksanaan kegiatan kerja tersebut, tentunya terdapat masalah
mulai dari masalah internal sampai eksternal. Alat penunjang dan pengetahuan pengembangan yang kurang merupakan contoh masalah
yang dihadapi oleh masyarakat Desa Puhti. Contohnya, kurangnya pengetahuan tentang penanggulangan hama pertanian secara organik
dan penanggulangan penyakit ternak. Selain itu, juga ada beberapa home industry yang memproduksi tahu di desa ini. Namun, limbah yang
dihasilkan dari produksi tahu belum bisa tertanggulangi dengan baik.
Sebagai seorang akademisi, keberadaan mahasiswa KKN yang membantu menyelesaikan permasalahan pengelolaan dan pengolahan
limbah hasil produksi pertanian adalah wujud dari pengabdian kepada masyarakat. Dengan bekal kemampuan dan ilmu yang dimiliki,
diharapkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dapat memberikan sumbangan solusi bagi berbagai permasalahan yang dialami di Desa
Puhti.
Desa Puhti merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Desa Puhti terdiri dari tiga
dusun, yaitu Dusun I yang terdiri dari 6 RT, Dusun II yang terdiri dari 8 RT, dan Dusun III yang terdiri dari 8 RT. Setiap dusun di Desa Puhti
memiliki Kepala Dusun (Kasun) masing-masing dimana setiap dusun juga memiliki kegiatan rutin masing-masing. Secara topografi, setiap

1
dusun di Desa Puhti memiliki dua bagian barat dan timur yang dipisahkan jalan raya, kondisi ini menyebabkan ketidakmerataan informasi
antar bagian.
Secara umum, masyarakat Desa Puhti bergantung pada penghasilan dari panen di sawah, meskipun ada beberapa masyarakat yang
memiliki usaha sendiri atau wiraswasta baik itu pedagang kelontong, maupun pemilik home industry pembuatan tahu. Di Desa Puhti, jumlah
masyarakat yang berusia produktif cukup banyak, meskipun para petani umumnya sudah berusia lebih dari 30 tahun. Dengan banyaknya
usia produktif ini, maka tingkat kuantitas sumber daya manusia juga cukup besar.
Desa Puhti, dalam bidang pendidikannya memiliki beberapa instansi pendidikan, seperti 1 Sekolah Dasar, 1 Madrasah Ibtidaiyah, 1
Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Aliyah milik Yayasan Pondok Al-Amnaniah. Dari data yang diperoleh tingkat minat masyarakat
terhadap pendidikan beragam dan relatif kurang, hal ini mungkin terjadi karena hanya ada 1 sekolah negeri atau milik pemerintah di desa
ini. Selain itu, minat dan perkembangan TPA juga cukup bagus dibuktikan dengan seringnya diadakan lomba-lomba.
Di samping tingkat pendidikan yang beragam tersebut, masyarakat Desa Puhti memiliki tingkat penghasilan yang beragam dengan mata
pencaharian penduduk yang beragam pula. Namun, sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani ataupun peternak. Mata
pencaharian penduduk setempat selain bercocok tanam dan beternak antara lain sebagai pedagang, buruh, PNS, ABRI, dan pekerjaan
lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, hampir seluruh warga Desa Puhti masih menggunakan air dari sumur pribadi ataupun PDAM. Pada musim
kemarau, Desa Puhti termasuk desa yang hampir kekurangan sumber air di semua dusun, maka biasanya masyarakat akan berkumpul
bersama mengambil atau memanfaatkan air di pusat sumur yang biasa digunakan mengairi sawah. Selain itu, pemerintah dari PDAM akan
mengantar air dan mengisi ember-ember warga yang diletakkan di depan rumah secara gratis. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat
kebutuhan akan air adalah hal yang vital. Namun saat kemarau, kegiatan bercocoktanampun masih bisa dilaksanakan karena adanya sumur
besar yang airnya tidak pernah kering.

2
B. Maksud dan Tujuan Laporan
Laporan ini dibentuk sebagai bentuk pertanggungjawaban Tim KKN UNS 2017 yang diterjunkan di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati,
Kabupaten Ngawi. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata
Selain sebagai tugas akhir kegiatan Kuliah Kerja Nyata, laporan ini disusun sebagai gambaran kegiatan pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan yang diadakan selama KKN berlangsung.Laporan ini merupakan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan KKN yang
berlangsung selama 45 hari (periode Januari Februari 2017) yanng berlokasi di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi.
2. Unit Pengelola Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret
Laporan ini digunakan sebagai sumber informasi dari mahasiswa selaku pelaksana Kuliah Kerja Nyata mengenai pelaksana program
di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi.
3. Kepala Desa beserta Perangkat Desa, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten, Dinas/Instansi terkait
Mahasiswa KKN selaku pelaksana Kuliah Kerja Nyata, memberikan informasi mengenai pelaksanaan program utama dan program
penunjang di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Selain itu, laporan ini dapat dijadikan referensi jika pihak Universitas
Sebelas Maret Surakarta akan mengirim kembali mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Puhti.

C. Program Pembangunan yang Telah Ada di Lokasi


Setelah melalui survey lapangan sebelumnya, kami menemukan beberapa program pembangunan yang digagas pemerintah desa yang
telah ada di lokasi. Program-program pembangunan tersebut, yaitu :
1. Pembangunan Masjid

3
Letak Masjid yang jauh dari pemukiman warga menjadi hambatan tersendiri bagi warga yang ingin beribadah, maka dibangun
Masijd yang letaknya dekat dengan rumah penduduk Desa Puhti. Dana pembangunan Masjid diperoleh dari program KKN sebelumnya
pada tahun 1998.
2. Sistem Pelayanan Administrasi
Perangkat Desa Puhti melaksanakan sistem pelayanan kepada warga desa dengan baik. Beberapa pelayanan dikerjakan dalam
waktu 24 jam seperti Puskesmas Desa yang melayani pasien rawat inap. Info yang diberikanpun lengkap sehingga warga tidak
kebingungan mengurus administrasi. Sehingga sistem pelayanan di desa dapat memuaskan warganya.
3. Organisasi Desa
Desa Puhti memiliki beberapa organisasi desa, antara lain: Karang Taruna, PKK, dan Kelompok Tani. Karang Taruna di Desa Puhti
mayoritas hanya aktif setahun sekali saat perayaan 17 Agustus. Hal ini dikarenakan kebanyakan para pemudanya bekerja merantau
di luar kota. Sedangkan PKK aktif setiap sebulan sekali, kegiatan rutinnya diadakan di rumah Kepala Desa Puhti.Kelompok Tani di Desa
Puhti juga aktif.Untuk kegiatan keagamaan, biasanya diadakan di Masjid oleh para pemuka agama di Desa Puhti, juga di rumah-rumah
warga pada malam Jumat setiap minggunya. Kegiatan lainnya yang rutin diadakan adalah kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran)
yang diikuti oleh anak-anak dan pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak.
4. Pertanian dan Peternakan
Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Puhti adalah petani, sehingga inovasi pertanian di desa sering dilakukan namun
tidak maksimal karena masyarakat masih memandang kuantitas produksi, bukan kualitas produksi. Ketika masyarakat ingin bertani,
mereka biasanya melihat kondisi cuaca dan tanah di sekitar. Misalnya, ketika cuaca panas dan tanah kering, petani memilih menanam
jagung yang masa panennya lebih cepat daripada padi dan tidak membutuhkan suplai air yang banyak. Menanam tembakau sudah
jarang dilakukan karena bibit yang mahal.

4
Dari segi peternakan, masyarakat lebih memilih penggemukan daripada pembibitan, karena penggemukan dinilai lebih
menguntungkan dan memiliki risiko kegagalan yang kecil. Namun, untuk pakan ternak sendiri, masyarakat masih hanya
memanfaatkan jerami langsung konsumsi untuk ruminansia.

D. Metode dan Sistematika Pembahasan


Laporan akhir Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret Surakarta Kelompok Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi
periode Januari - Februari 2017 disusun dengan menggunakan deskriptif kualitatif, analisis serta wawancara. Dalam proses peneitian, kami
melaksanakan survei ke beberapa daerah. Perbincangan ringan bersama beberapa warga juga menjadi sumber informasi yang bermanfaat
untuk penelitian kami. Selanjutnya, hasil yang diperoleh disesuaikan dengan program kerja terkait dan dana yang kami peroleh. Lalu, disusun
berdasarkan format yang telah ditentukan.
Sistematika pembahasan disajikan guna memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai pembahasan yang akan dirumuskan
sesuai dengan kaidah atau aturan yang telah ditetapkan. Sistematika pembahasan ini bertujuan mempermudah dalam melakukan
pembahasan, menganalisa dan menjabarkan isi dari penelitian yang dimaksud. Sistematika pembahasan dalam laporan ini diuraikan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis memaparkan mengenai gambaran umum lokasi KKN, maksud dan tujuan laporan, program pembangunan yang
telah ada dan metode serta sistematika pembahasan.
BAB II : BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI
Bab ini akan membahas bidang permasalahan di lokasi KKN seperti pendidikan, agama, ekonomi, sosial budaya, pertanian, perternakan,
sarana dan prasarana, produksi, kesehatan dan kebersihan lingkungan, dan administrasi pemerintahan desa.

5
BAB III : REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN
Bagian ini merupakan inti dari penulisan hukum yang perlu disusun. Pada bab ini akan mendeskripsikan secara rinci mengenai realisasi
kegiatan utama dan kegiatan penunjang yang masing-asing terdiri dari jenis kegiatan, faktor pendukung dan penghambat, hasil yang dicapai
dan tindak lanjut, partisipasi masyarakat dan peran serta Pemda/Dinas/Instansi, dan kegiatan yang belum terlaksana.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya.

6
BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI

A. Pendidikan, Agama, Ekonomi dan Sosial Budaya


1. Agama
Penduduk di Desa Puhti mayoritas beragama Islam, dimana penduduk secara rutin seminggu sekali selalu melaksanakan ibadah
bersama dan setiap setahun sekali melaksanakan pengajian yang diikuti hampir seluruh warga desa.
2. Pendidikan
Di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi tingkat pendidikannya relatif kurang, hal ini dibuktikan dengan kurang
meleknya orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang tinggi. Kebanyakan masyarakat adalah lulusan SMP hingga
SMA dan jarang yang mengambil S1 menjadi sarjana. Namun, meskipun kesadaran akan pendidikan yang kurang dari orang tua
penduduk Desa Puhti, anak-anak di Desa Puhti justru sangat rajin dan memiliki motivasi yang cukup dalam belajar. Hal ini didukung
dengan banyaknya siswa yang memiliki mimpi dan keinginan untuk sekolah sampai menjadi sarjana. Dalam memenuhi kebutuhan akan
pendidikan, Desa Puhti memiliki 1Sekolah Dasar Negeri, 1 Madrasah Ibtidaiyah, 1 Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Aliyah milik
Yayasan Pondok Al-Amnaniah.
3. Ekonomi
Masyarakat Desa Puhti, secara umum merupakan penduduk dengan perekonomian termasuk kalangan menengah kebawah. Hall
ini mungkin terjadi karena sebagian besar masyarakat hanya menggantungkan hidupnya pada hasil panenan sawah yang sebenarnya
sangat bergantung pada dukungan cuaca. Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat yang tidak berkelanjutan, melainkan hanya
pada masa panen saja. Pemanfaatan dan pengolahan industri yang ada di Desa Puhti juga belum optimal. Untuk mengatasi

7
permasalahan ini diperlukan kesadaran pemerintah setempat dan juga akademisi yang diwakili dosen dan juga mahasiswa untuk
melakukan program penataaan dan pengelolaan pemerintahan desa sehingga akan terjadi kemajuan di bidang ekonomi.
4. Sosial Budaya
Di Desa Puhti, masyarakat yang ada di dalamnya seperti masyarakat desa pada umumnya. Masyarakat senang bersosialisasi satu
sama lain, hanya saja komunikasi lebih intens terjadi pada masyarakat di bagian dusun yang sama, barat ataupun timur. Meskipun hidup
di desa, masyarakat Desa Puhti umunya sudah memiliki gadget masing-masing, bahkan anak sekolah dasar juga banyak yang memiliki
akun di media social dan cukup sering meng-update apapun yang mereka lakukan.
Selain itu, dari sisi budaya warga Desa Puhti selalu berusaha melestarikan kebudayaan yang telah menjadi tradisi di kalangan
mereka. Misal dengan adanya Gambyongan di pesta-pesta pernikahan, Reog, dan lain sebagainya.
B. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di Desa Puhti secara umum diperlukan pembaharuan dan perbaikan, seperti:
1. Akses jalan di beberapa dusun di Desa Puhti masih kurang. Jalan di beberapa wilayah dusun masih tanah, belum paving. Namun, jalan
raya yang melewati Desa Puhti adalah jalan yang cukup baik dibandingkan desa lain di Kecamatan Karangjati. Menurut Bapak Kepala
Desa, mulai tahun ini, yaitu 2017 hingga tahun 2020 nanti Desa Puhti akan gencar dalam hal memperbaiki jalan, dan diharapkan semua
wilayah di Desa Puhti nantinya semua sudah menggunakan jalan paving, bukan tanah. Dana untuk membiayai ini dating dari dana
PEMDA untuk pembangunan desa;
2. Fasilitas penerangan jalan di Desa Puhti masih kurang. Penerangan jalan mengandalkan suplai lampu dan listrik dari rumah-rumah
warga. Kurangnya penerangan jalan akan mengakibatkan rawannya kecelakaan;
3. Papan nama penunjuk jalan di Desa Puhti hanya ada di beberapa dusun dan itupun sudah tidak terbaca.Dengan adanya papan nama
penunjuk jalan yang baru, maka pengguna jalan akan terbantu;

8
4. Minimnya fasilitas kesehatan yang memadai. Kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam masyarakat juga masih kurang. Walaupun
selama ini masalah pengaruh polusi tidak menjadi masalah utama di Desa Puhti, namun tetap perlu perhatian khusus dalam
pengendaliannya sehingga benar-benar tidak akan mengganggu masyarakat dan lingkungan sehingga semuanya bisa tertangani dengan
baik;
5. Fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) yang masih sangat kurang merupakan hal yang sangat penting untuk di tindaklanjuti karena erat
hubungan dengan masalah kesehatan. Dengan kurang baiknya fasilitas MCK maka akan mengganggu kesehatan penduduk di Desa Puhti.
C. Produksi
Mayoritas produksi masyarakat di Desa Puhti adalah hasil tani musiman seperti jagung, padi, singkong dan pisang. Produk-produk ini
umumnya oleh pengepul yang biasa mengambil hasil tani masyarakat Desa Puhti. Permasalahan harga jualgabah juga masih menjadi maalah
utama ketika panen raya. Harga gabah yang pernah mencapai Rp. 3.500,00 kini, pada musim panen kali ini hanya dihargai Rp. 2800,00 namun
sempat naik hingga Rp. 3.050,00. Harga jual ini menimbulkan kerugian bagi para petani.Pelaku pemberi harga seharusnya mendapat control,
bukan hanya petani yang dirugikan, namun pemerintah harusnya ikut ambil bagian.Mengingat produksi hasil pertanian, terutama beras
merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, dan harus juga diperhatikan mengenai kesejahteraan petani dan buruh tani.Selain itu,
kondisi yang ditimbulkan bencana alam juga sempat terjadi, seperti hujan badai disertai angin kencang dan hujan es yang mengganggu
kualitas hasi produksi pertanian.
D. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Desa Puhti termasuk desa yang kekurangan sumber air saat kemarau tiba yang sangat memprihatikan untuk kebutuhan sehari-
hari.Sedangkan untuk kepemilikan WC, sebagian besar warga Desa Puhti telah mempunyai MCK sendiri, hanya sebagian kecil yang masih
bergantung pada sungai di sekitar tempat tinggal atau menggunakan sarana MCK dengan tetangga.Dalam hal kesehatan, Desa Puhti adalah
salah satu desa yang bisa dikatakan cukup dari segi kepemilikan fasilitas kesehatan yang memadai. Kesadaran akan pentingnya kesehatan

9
dalam masyarakat juga masih kurang. Walaupun selama ini masalah pengaruh polusi tidak menjadi masalah utama di Desa Puhti, namun
tetap perlu perhatian khusus dalam pengendaliannya sehingga benar-benar tidak akan mengganggu masyarakat dan lingkungan sehingga
semuanya bisa tertangani dengan baik.
E. Administrasi dan Pemerintahan Desa
Administrasi desa sudah berjalan secara sistematis dan terarah.Sistem administrasi dan pemerintahan di desa cukup baik karena adanya
pencatatan atau pendataan berkala oleh perangkat desa. Dengan demikian, pada sektor Administrasi dan Pemerintahan Desa tidak ada
permasalahan yang berarti.

10
BAB III
REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN
A. Kegiatan Utama
1. Jenis Kegiatan
a. Pengolahan Limbah Ampas Tahu menjadi Nata de Soya
Beberapa masyarakat di Desa Puhti memiliki home industry pembuatan tahu.Namun, pengolahan limbah pada home industry ini
kurang diperhatikan .Pembuangan limbah zat cair hanya melalui perariran biasa.Sedangkan limbah zat padat seperti ampas tahu
biasa diperjualkan ke warga yang memiliki ternak untuk dijadikan sebagai pakan ternak.Kekurangan inilah yang menjadi latar
belakang diadakannya sosialisasi Pengolahan Limbah Ampas Tahu menjadi Nata de Soya.
Air ampas tahu atau yang biasa dikenal dengan kecutan tahu ini diolah dengan cara dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti
gula, air kecambah, dan bakteri Acetobacter xylinum sebagai starter pembentuk lapisan Nata. Kemudian campuran ini akan
didiamkan selama kurang lebih 3 minggu hingga Nata de Soya terbentuk.Dalam praktiknya, kegiuatan ini diikuti oleh anggota ibu-
ibu PKK Desa Puhti sebanyak orang 23 orang.Sosialisasi ini dilakukan di Rumah Bapak Kepala Desa Puhti, dimana Ibu Kepala Desa
merupakan Ketua PKK Desa Puhti.Kegiatan ini berlangsung lancer dan mampu meningkatkan antusiasme ibu-ibu PKK dalam
membuat Nata de Soya.
Setelah 3 minggu, kegiatan kembali dilaksanakan dengan tujuan melihat hasil produksi sekaligus mencoba mengolah Nata de Soya
yang telah jadi.Dengan bekal ini, nantinya diharapkan ibu-ibu PKK dapat memanfaatkan limbah kecutan tahu sebagai barang
bernilai ekonomis dan dapat menjadi produk unggulan Desa Puhti.

b. Pengolahan Limbah menjadi Pakan Ternak Fermentasi

11
Banyaknya warga yang memiliki usaha penggemukan ternak membuat kebutuhan akan bahan pakan ternak meningkat, sedangkan
jumlah rerumputan hijau di Desa Puhti termasuk kurang. Umumnya, warga memanfaatkan jerami sisa hasil panen sebagai makanan
pokok ternak tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu.Padahal banyak nutrisi penting yang tersimpan pada jerami yang baik bagi
kebutuhan gizi ternak. Namun, nutrisi ini tidak bisa begitu saja terserap dengan sendirinya oleh tubuh ternak melalui proses makan
biasa. Nutrisi ini dapat terurai dengan bantuan fermentasi bakteri sehingga mudah diserap tubuh ternak dan menghasilkan massa
daging ternak yang lebih besar pula. Dengan adanya hal tersebut, maka diadakan kegiatan ini untuk membantu warga agar memiliki
ternak yang lebih berkualitas dan lebih tinggi harganya
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Januari 2017 di Kantor Desa Puhti dengan peserta hadir sebanyak 39 orang
dari anggota kelompok tani Desa Puhti. Narasumber dari kegiatan ini adalah Saudari Wahyu Sejati pemilik Pembibitan Kambing PE
Boyolali.Kemudian, dilanjutkan kegiatan pembuatan pakan bersama pada hari Kamis, 16 Februari 2017 bertempat di Rumah Ketua
Kelompok Tani Desa Puhti.
c. Penyuluhan tentang Penyakit Ternak
Peternakan, sebagai sektor pendapatan masyarakat Desa Puhti harus diperhatikan upaya peningkatan kualitasnya.Sebagian
hambatan yang terjadi pada sector ini adalah mengenai pakan ternak dan penyakit yang menyerang ternak. Maka dari itu, dengan
adanya kegiatan Penyuluhan tentang Penyakit Ternak ini yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Januari 2017 di Kantor Desa Puhti
dengan narasumber Saudari Wahyu Sejati pemilik Pembibitan Kambing PE Boyolali, maka warga dapat mengenal berbagai macam
penyakit yang dapat menjangkit ternak secara lebih mendalam.
d. Penyuluhan Pemberantasan Hama Padi dengan Biopestisida
Mayoritas mata pencahrian sebagai petani, membuat Desa Puhti memiliki banyak sawah aktif tanam. Dengan begitu, besar
kemungkinan persebaran hama pertanian di daerah ini. Untuk menanggulangi hal ini, banyak upaya yang ditempuh warga seperti

12
penggunaan pestisida kimia secara berlebih.Langkah-langkah alternatif harus selalalu dicoba, agar hasil yang nantinya didapat bisa
efektif dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sehat. Hal ini yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan penyuluhan ini,
dengan harapan supaya petani lebih sadar akan bahaya penggunaan pestisida secara berlebihan yang dapat merusak kualitas
tanah.
Kegiatan penyuluhan ini, dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Januari 2017 di Kantor Desa Puhti dengan jumlah peserta hadir 39 orang
yang merupakan anggota Kelompok Tani. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung lancer dan dapat menarik minat warna untuk
mengaplikasikan teknik bercocok tanam semi-organik.Pembicara dalam penyuluhan ini adalah Bapak Setyarman anggota FAO yang
berhasil mengembangkan bisnis pertanian organik di Sukoharjo.
e. Integrasi antara Sektor Pertanian dan Peternakan dengan Pembuatan Pupuk Kompos
Kebutuhan pupuk yang tinggi untuk pertanian, serta melimpahnya limbah peternakan menjadi masalah jika tidak mendapatkan
treatment dengan baik dan benar.Kedua permasalahn ini bisa saling melengkapi agar terjadi penyelesaian yang sama-sama
menguntungkan.Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan limbah atau kotoran ternak sebagai pupuk komos yang
berguna bagi tanaman pertanian.
Kegiatan Penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Januari 2017 di Kantor Desa Puhti dengan peserta hadir sebanyak 39
orang yang merupakan anggota Kelompok Tani Desa Puhti. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Bapak Setyarman anggota FAO
yang berhasil mengembangkan bisnis pertanian organik di Sukoharjo.

2. FaktorPendukungdanPenghambat

No. Program Pendukung Penghambat

13
1 Pengolahan Limbah 1. Kemudahan dalam 1. Memerlukan banyak
Ampas Tahu menjadi mendapatkan ba-han wadah;
Nata de Soya baku; 2. Proses pengolahan
2. Biaya pengolahan yang memakan waktu
Nata de Soya murah; cukup lama.
3. Banyak warga yang
antusias dengan
program ini.
2 Pengolahan Limbah 1. Biaya pengolahan 1. Kesulitan
menjadi Pakan pakan murah; mendapatkan
Ternak Fermentasi 2. Banyak warga yang beberapa bahan baku
antusias dengan seperti bungkil kulit
program ini. sawit dan kulit kopi.

3. Penyuluhan tentang 1. Banyak warga yang -


Penyakit Ternak antusias dengan
program ini.

4. Penyuluhan 1. Petugas Penyuluhan 1. Motivasi penerapan


Pemberantasan Lapang (PPL) masih rendah.

14
Hama Padi dengan mendukung kegiatan 2. Kebanyakan
Biopestisida ini; masyarakat masih
2. Antusiasme peserta berpikir praktis
tinggi. menggunakan
pestisida kimia buatan
tanpa memperhatikan
dosis dan keamanan
bagi kesehatan
tanaman dan tanah.

5. Integrasi antara 1. Petugas Penyuluhan 1. Motivasi penerapan


Sektor Pertanian dan Lapang (PPL) masih rendah.
Peternakan dengan mendukung kegiatan
Pembuatan Pupuk ini;
Kompos 2. Antusiasme peserta
tinggi.

2. Hasil yang DicapaidanTindakLanjut

No. Program Pencapaian Tindak Lanjut

15
1. Ibu-ibu PKK 1. Pengolahan dan
1 Pengolahan Limbah
mengenal mencicipi bersama;
Ampas Tahu menjadi
penggunaan bakteri 2. Penyerahan bahan-
Nata de Soya
starter Acetobacter bahan untuk
xylinum dalam membuat Nata de
pembuatan Nata de Soya kepada PKK
Soya; Desa Puhti.
2. Ibu-ibu PKK dapat
memproduksi Nata
de Soya secara
Mandiri dan
memanfaatkannya
sebagai sumber
pendapatan.

1. Anggota Kelompok 1. Pelatihan


2 Pengolahan Limbah
Tani mengerti dan pembuatan sentrat
menjadi Pakan
mengenal mengenai bersama-sama.
Ternak Fermentasi
pembuatan sentrat

16
sebagai salah satu
makanan
komplemen bagi
hewan ternak;
2. Anggota Kelompok
Tani dapat
memproduksi
sentrat secara
mandiri dan dapat
memanfaatkannya
sebagai sumber
pendapatan.
1. Masyarakat lebih -
3. Penyuluhan tentang
mengenal dan
Penyakit Ternak
memahami secara
mendalam
mengenai serba-
serbi penyakit

17
ternask serta cara
penaggulangannya.

1. Beberapa 1. Adanya feedback


4. Penyuluhan
masyarakat berniat dari ketua Kelompok
Pemberantasan
untuk menggunakan Tani untuk
Hama Padi dengan
bahan-bahan mengembangkan
Biopestisida
biopestisida untuk biopestisida ini.
menanggulangi
hama.
1. Banyak warga yang 1. Pembuatan bersama
5. Integrasi antara
antusias membuat pupuk kompos dari
Sektor Pertanian dan
dan ikut bahan-bahan limbah
Peternakan dengan
mempraktekan hasil produksi
Pembuatan Pupuk
pembuatan pupuk pertanian.
Kompos
kompos.

4. PartisipasiMasyarakatdanPeranserta Pemda/Dinas/Instansi Terkait

18
Dalam setiap pelaksanaan program utama yang diadakan oleh Tim KKN UNS, terpantau jika secara umum animo masyarakat cukup
tinggi.Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam mengikti setiap kegiatan yang diadakan Tim KKN UNS di Desa Puhti Periode
Januari Februari 2017 serta kehadiran perangkat desa dan instansi terkait seperti PPL (Petugas Penyuluh Lapang) dan BPD.

5. Kegiatan yang Belum Terlaksana


Semua kegiatan utama sudah terlaksana dengan baik dan lancar sesuai rencana awal program kerja.

19

Anda mungkin juga menyukai