OLEH
MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum
OLEH
MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN
Mengetahui,
nasional mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pelestarian
sedapat mungkin mencakup perwakilan semua tipe ekosistem yang berada dalam
berbagai bagian benua yang aslinya berasal dari Asia bagian barat dan Australia
bagian timur. Pulau ini merupakan pulau terbesar di kawasan Wallacea dan secara
geologis paling rumit karena menjadi tempat hidup bagi fauna campuran Oriental
yaitu ekosistem hutan hujan dataran rendah, savana, rawa, dan mangrove.Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai memegang peranan penting sebagai habitat dan
kawasan konservasi berbagai jenis satwa liar.Keberadaan jenis satwa liar pada
kawasan ini dapat menjadi indikator terhadap keanekaragaman hayati maupun
Keanekaragaman hayati yang tinggi serta berbagai jenis khas dan endemic
secara intensif, agar kelestariannya dapat terjaga serta dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kawasan tersebut. Namun, saat ini kawasan TNRAW tengah
1.2. Tujuan
Watumohai (TNRAW).
II. METODEOLOGI PRAKTIKUM
tanggal 6 sampai 7 Mei 2017 yang berlokasi di Taman Nasional Rawa Aopa
Rawa Aopa Watumoha (TNRAW) sumber daya yang terdapat di Taman Nasional
ke lokasi praktikum,
5. Mendokumentasikan praktikum.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Oleo dengan melibatkan mahasiswa dan dosen mata kuliah Aneka Ternak dan
Satwa Harapan. Pada Gambar 1. Terlihat bahwa tim dosen matakuliah satwa
Gambar 1. Pengarahan oleh Tim Dose Mata Kuliah Aneka Ternak dan Satwa
Harapan di Depan Fakultas Peternakan UHO
kabupaten konawe selatan, provinsi sulawesi tenggara. Taman ini berjarak kurang
lebih 120 km ke arah barat-daya dari kotamadya kendari, dengan letak geografis
4o00–4o36’ Lintang Selatan, dan 121o46’–122o09” Bujur Timur. Dulu kawasan
ini terdiri atas dua daerah konservasi yang terpisah yakni Suaka Margasatwa
Rawa Aopa seluas 55.560 ha dan Taman Buru Gunung Watumohai seluas 50.000
ha. Kemudian keduanya digabung menjadi satu dengan nama Taman Nasional
11/90 tanggal 17 Desember 1990 dengan luas 105.194 ha. Taman Nasional ini
yaitu ekosistem hutan hujan dataran rendah, savana, rawa, dan mangrove.
habitat burung air maka pada tahun 2011 kawasan TNRAW ditetapkan sebagai
salah satu situs Ramsar dunia (Anonim, 2013). Pada ekosistem mangrove,
familia terdapat di kawasan ini. Enam belas jenis diantaranya adalah endemik
Sulawesi, 57 jenis tidak dilindungi dan 19 jenis dilindungi. Dua puluh sembilan
(38 %) jenis 3 burung merupakan burung air, sedangkan sisanya (62 %) adalah
burung daratan.
Gambar 2. Peta Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW),
mennjukkan sebaran tipe ekosistem hutan hujan, rawa, savanna dan
mangrove.
64.569 ha. Sebagaimana hutan tropis pada umumnya di tempat ini banyak
ditumbuhi jenis rotan, liana, perdu dan herba. Jenis tumbuhan yang mendominasi
(Metrosideros petiolata), Bayam (Intsia sp), Kalapi (Callapia celebica), dan lain-
lain. Sedangkan jenis satwa liar yang ada di ekosistem ini antara lain Anoa
Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea), Ayam hutan (Gallus gallus),
dan lain-lain.
adalah ± 22.963 ha. Keunikan savanna tersebut lebih pada komposisi vegetasi
Komposisi tersebut menjadi tempat ideal bagi satwa seperti burung maleo
(Macrocephalon maleo), ayam hutan hijau (Gallus varius), ayam hutan merah
hutan (Ducula luctuosa), kakak tua jambul kuning (Cacatua sulphurea). Selain
itu terdapat juga rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus celebensis), yang
sering menjadi objek perburuan. Ada pula biawak (Varanus salvator), ular
and feeding ground) berbagai spesies jenis ikan dan krustasea serta tempat
bangau (Egretta intermedia), dan juga dari jenis mamalia, seperti anoa
timonresis). Selain itu ada juga reptil seperti buaya muara (Crocodylus
±11.488 ha. Rawa ini merupakan daerah depresi yang terletak di antara
Kolaka dan ke arah timur menuju Rawa Aopa hilir. Dari Rawa Aopa hilir, air
Rawa Aopa bergabung dengan air dari Sungai Konaweha membentuk Sungai
Sampara. Debit dari Rawa Aopa sendiri sangat dipengaruhi oleh musim, dimana
pada musim hujan debitnya cukup tinggi, namun di musim kemarau debitnya
kawasan ini menunjukkan bahwa Rawa Aopa lebih merupakan ekosistem rawa
gambut tak berhutan (non-forested peat swamp) yang berbeda dengan kawasan
(1987) menyebutkan bahwa gambut Rawa Aopa termasuk gambut topogen yang
yang dikelilingi oleh dataran tinggi, khususnya Gunung Makaleleo. Rawa Aopa
bertopografi datar sehingga aliran air yang terjadi memiliki arus yang lambat.
terjadi kemudian adalah penumpukan bahan organik yang menjadi bahan dalam
yang didominasi oleh kelas herba rawa yang hidup pada lapisan gambut
dengan ketebalan < 4 m. Lapisan gambut ini kondisinya relatif masih utuh dan
Di Rawa Aopa ditemui aneka jenis ikan air tawar, diantaranya adalah
(Monopterus albus). Berbagai jenis burung air (water fowl) yang dapat ditemui
burung migran yang menjelajah lintas benua secara musiman singgah pula di
(Hydrosaurus amboinensis), ular sanca (Phyton reticulatus), ular hijau, dan ular
hitam. Beberapa jenis flora yang dapat ditemui di ekosistem ini diantaranya
menjadi surga bagi para pengamat burung (bird watchers), baik dari dalam
akan mengarungi perairan rawa yang luas ini harus berhati-hati atau perlu
pemandu (guide) agar tidak tersesat karena perairan rawa ini banyak ditumbuhi
Kegiatan Praktikum lapang mata kuliah aneka ternak dan satwa harapan
diawali dengan tatap muka dan diskusi dengan pihak taman yang diselenggarakan
pada malam hari. Tampak pada Gambar para peserta (mahasiswa) antusias
mengikuti materi yang dibawakan pihak Taman Nasioanal Rawa Aopa
(a) (b)
berakhir dilokasi pemantauan burung. Tampak pada Gambar 6a. Petugas TNRAW
dengan kantor TNRAW sekitar 500 m. Lokasi Pemantauan burung dilengkapi dengan
mengamati satwa/burung dari jarak jauh biasanya petugas membawa kamera dan
teropong. Menurut petugas TNRAW jenis satwa yang biasa teramati pada
Sulawesi (Rhyticeros cassidix), merpati hutan (Ducula luctuosa), dan kakak tua
jambul kuning (Cacatua sulphurea). Pada Gambar 6b terlihat hutan savanna
pemantauan satwa/burung, disisi lain pada pada Gambar 7 tamapak dosen dan
dipelihara di TNRAW adalah jenis rusa Timor. Habitat rusa timor berupa hutan,
dataran terbuka serta padang rumput dan savanna. Rusa timor diketemukan di
dataran rendah hingga pada ketinggian 2600 m di atas permukaan laut (Direktorat
PPA, 1978).
bermain. Rusa timor termasuk satwa yang mudah beradaptasi dengan lingkungan
yang kering bila dibandingkan dengan jenis rusa yang lain, karena ketergantungan
terhadap ketersediaan air relatif lebih kecil. Dengan kemampuan adaptasi yang
Pratikum aneka ternak dan satwa harapan kali ini yaitu kami melakukan
Rawa Aopa Watumohai berkisar 15-20 ekor. Rusa mempunyai daya adaptasi yang
4.1. Kesimpulan
berikut:
Tenggara.
3. Rusa adalah spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan
warna bulu kecoklatan. rusa dapat tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm sampai
bahu dengan berat sekitar 546 kg. Rusa umumnya berhabitat di hutan dan
4.2. Saran