Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar bahan pakan yang digunakan dalam penyusunan ransum ungags umumnya
berasal dari bahan nabati yang penggunaannya lebih dari 80% di dalam ransum, baik sebagai sumber
karbohidrat, protein, lemak juga sebagai sumber mineral yang penting bagi pertumbuhan. Dedak
merupakan bahan pakan nabati potensial yang banyak digunakan dalam ransum unggas, selain itu
dedak juga mengandung energi, protein, vitamin B dan beberapa mineral cukup tinggi.

Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya bermacam-
macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai
kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing
dengan manusia. Menurut (Schalbroeck, 2001), produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun
dapat mencapai 4 juta ton dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak, sedangkan
menurut Yudono et al. (1996) proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65%
dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%.
Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh sebagian peternak di
Indonesia. Sebagian bahan pakan yang berasal dari limbah agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang
besar sebagai bahan pakan sumber energi bagi ternak (Scot et al., 1982).

B. Rumusan Masalah :

1. Apa Pengertian Dedak Padi?

2. Apa Karakteristik dari Dedak Padi ?

3. Apa Saja Kandungan dari Dedak Padi ?

4. Apa Manfaat dari Dedak Padi ?

5. Apa Kelemahan dari Dedak Padi ?

C. Tujuan Penyusunan Makalah

Adapun Tujuan Yang Ingin Dicapai Dari Penyusunan Makalah Kami Ini Antara Lain Sebagai Berikut :
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nutrisi Ternak Dasar

2. Untuk Mengetahui Pengertian Dedak Padi

3. Untuk Mengetahui Karakteristik dari Dedak Padi

4. Untuk Mengetahui Kandungan dari Dedak Padi

5. Untuk Mengetahui Manfaat dari Dedak Padi

6. Untuk Mengetahui Kelemahan dari Dedak Padi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dedak Padi

Dedak padi adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras.

B. Karakteristik Dedak Padi

Sebagai bahan pakan.Dedak padi mempunyai beberapa karakter yaitu mempunyai struktur yang
cukup kasar, Mempunyai bau khas wangi dedak, Berwarna coklat dan tidak menggumpal, Dedak padi
umumnya tidak tahan disimpan dan cepat menjadi tengik. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan
lemak

C. Kandungan dari Dedak Padi

Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu
sekitar 9-12% (Murni et al., 2008).

D. Manfaat dari Dedak Padi

 Dedak Padi Untuk Pakan Ternak Unggas

Dedak padi berpeluang menggantikan peranan jagung sebagai sumber energi bagi
unggas.Penggunaan dedak padi dalam ransum unggas ada batasanya, yaitu 0 – 15 % untuk ayam petelur
fase starter; 0 – 20 % untuk ayam petelur fase grower fase layer. Untuk ayam broiler, itu berkisar antara 5
– 20 %, dan tidak lebih dari 20 % karena akan dapat menurunkan produktivitas ayam (Rasyaf, 2002).

Penggunaan 30% dedak padi dalam ransum ternyata menurunkan pertambahan berat badan
dan berat badan akhir broiler. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan lemak dan asam fitat
dalam dedak padi menyebabkan fosfor yang terkandung di dalamnya tidak dapat diserap oleh ternak
unggas (Scot et al. , 1982). Hal inilah yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan secara
berlebihan

 Dedak Padi Untuk Pakan Ternak Ruminansia

Pemberian pakan hijauan sebagai pakan tunggal, belum mencukupi kebutuhan nutrisi untuk
mencapai produksi yang optimal, sehingga perlu ditambahkan konsentrat.Salah satu bahan pakan
konsentrat adalah dedak padi. Dedak padi mudah didapat dan terjamin ketersediaannya, serta
mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu protein kasar (PK) sebesar 13,80% dan bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN) 53,30%.

Proporsi pemakaian dedak dalam ransum ternak bergantung pada tujuan pemeliharaan ternak.
Secara umum dapat dianjurkan pemberian dedak untuk ruminansia adalah 30-40% dari bahan kering
yang dikonsumsi. Menurut Sunarso, (1980) bahwa pemberian dedak sebanyak 30% lebih baik daripada
pemberian dedak sebanyak 45%. Menurut Obst (1978) pemberian pellet yang terbuat dari 50% dedak
dan 50% rumput gajah, pertambahan berat badan domba adalah sangat rendah.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

A. Pengertian Dedak Padi

Dedak padi adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras.
Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras.

B. Karakteristik Dedak Padi

Sebagai bahan pakan.Dedak padi mempunyai beberapa karakter yaitu mempunyai struktur yang
cukup kasar, Mempunyai bau khas wangi dedak, Berwarna coklat dan tidak menggumpal, Dedak padi
umumnya tidak tahan disimpan dan cepat menjadi tengik. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan
lemak
C. Kandungan dari Dedak Padi

Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu
sekitar 9-12% (Murni et al., 2008).

D. Manfaat dari Dedak Padi

 Dedak Padi Untuk Pakan Ternak Unggas

Dedak padi berpeluang menggantikan peranan jagung sebagai sumber energi bagi
unggas.Penggunaan dedak padi dalam ransum unggas ada batasanya, yaitu 0 – 15 % untuk ayam petelur
fase starter; 0 – 20 % untuk ayam petelur fase grower fase layer. Untuk ayam broiler, itu berkisar antara 5
– 20 %, dan tidak lebih dari 20 % karena akan dapat menurunkan produktivitas ayam (Rasyaf, 2002).

Penggunaan 30% dedak padi dalam ransum ternyata menurunkan pertambahan berat badan
dan berat badan akhir broiler. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan lemak dan asam fitat
dalam dedak padi menyebabkan fosfor yang terkandung di dalamnya tidak dapat diserap oleh ternak
unggas (Scot et al. , 1982). Hal inilah yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan secara
berlebihan.

 Dedak Padi Untuk Pakan Ternak Ruminansia

Pemberian pakan hijauan sebagai pakan tunggal, belum mencukupi kebutuhan nutrisi untuk
mencapai produksi yang optimal, sehingga perlu ditambahkan konsentrat.Salah satu bahan pakan
konsentrat adalah dedak padi. Dedak padi mudah didapat dan terjamin ketersediaannya, serta
mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu protein kasar (PK) sebesar 13,80% dan bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN) 53,30%.

Proporsi pemakaian dedak dalam ransum ternak bergantung pada tujuan pemeliharaan ternak.
Secara umum dapat dianjurkan pemberian dedak untuk ruminansia adalah 30-40% dari bahan kering
yang dikonsumsi. Menurut Sunarso, (1980) bahwa pemberian dedak sebanyak 30% lebih baik daripada
pemberian dedak sebanyak 45%. Menurut Obst (1978) pemberian pellet yang terbuat dari 50% dedak
dan 50% rumput gajah, pertambahan berat badan domba adalah sangat rendah.

Cara fermentasi dedak padi


Pada bagian ini saya akan menjabarkan tentang cara membuat fermentasi dedak padi
dengan beberapa starter bakteri yang berbeda.
Pertama kali yang akan saya uraikan adalah pengalaman saya sendiri dalam membuat
fermentasi dedak padi.
1 . Fermentasi dedak padi dengan ragi tape
Cara ini adalah yang pernah saya lakukan. Berikut langkah – langkahnya.
Siapkan bahan – bahannya, yaitu:
Dedak padi (jumlah sesuai selera).
Bakteri starter aspergilus niger. Kalau kesulitan mendapatkan aspergilus niger, dapat
diganti dengan ragi tape. Perbandingannya dedak padi 1 kg : ragi tape 2 butir.
Air bersih dan baki berpenutup atau plastik bag yang cukup besar.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
Basahi dedak padi dengan air, perbandingannya 3:1 atau kira-kira sampai dedak padi
menjadi pero.
Tandanya adalah jika dikepal tidak meneteskan air, kalau dilepas gumpalan dedak padi
tidak hancur.
Kemudian kukus dedak padi tersebut selama 15 atau 30 menit. Dinginkan, sampai
benar – benar dingin, lalu campurkan dengan ragi tape sampai merata.
Ragi tapenya di haluskan terlebih dahulu. Kalau ragi dicampurkan dalam kondisi dedak
padi masih panas, bisa membunuh bakteri starternya.
Masukkan dedak padi kedalam wadah atau kantong plastik tertutup rapat selama 3 hari.
Setelah tiga hari buka dedak padi tersebut. Sebelum diberikan, diangin-anginkan
terlebih dahulu, atau dikeringkan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Dengan cara ini, saya tidak bisa memberikan data – data ilmiah mengenai berapa
kandungan nutrisi dedak padi setelah difermentasi.
Akan tetapi ada satu hal yang menjadi perhatian saya waktu itu.
Setelah fermentasi selesai, kemudian dedak padi fermentasi saya keringkan dengan
dijemur matahari.
Setelah kering, ternyata tekstur dedak padi menjadi lebih lunak. Kalau diremas,
hasilnya akan menjadi dedak padi yang halus.
Berbeda saat dedak padi belum difermentasi, ketika diperas dengan tangan masih
terasa ada kasar – kasarnya di tangan.
2 . Fermentasi dedak padi dengan ragi tape [3]

Ragi tape yang digunakan adalah ragi tape untuk membuat tape singkong. Ragi jenis ini
sangat mudah sekali ditemui di pasaran.
Tujuan dari fermentasi dengan ragi tape ini adalah untuk mengetahui perubahan
kandungan protein kasar dan serat kasar dari dedak padi setelah di fermentas.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
Sediakan sejumlah dedak padi, misalnya sebanyak 100 gram.
Kemudian campur dedak padi dengan air panas sebanyak 10 ml. Aduk sampai rata.
Setelah tercampur dengan merata, dinginkan sampai benar – benar dingin.
Setelah itu, tambahkan ragi tape dan dicampur sampai merata.
Kemudian wadahi dan tutup rapat selama semalam atau sekitar 12 jam.
Berapa jumlah raginya?
Untuk mengetahui jumlah terbaik dari ragi, peneliti melakukan variasi terhadap jumlah
raginya.
Variasi jumlahnya adalah 2%, 4%, 6% dan 8%.
Jadi, kalau dedak padinya 100 gram, maka jumlah ragi tapenya berturut – turut adalah
sebanyak 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram.
Bagaimana hasilnya?
Hasil dari riset ini hanya menitikberatkan pada kandungan protein kasar dan serat
kasar.
Secara sederhana, hasilnya akan saya berikan pada tabel di bawah ini:
Dedak padi difermentasi
Dedak padi
dengan ragi tape
Nutrisi tidak
difermentasi 2 4 6
8 gram
gram gram gram
Protein
9,55% 10,56 11,05 12,12 15,17
Kasar

Serat
13,60% 16,04 16,71 17,39 18,61
Kasar

Nilai dari kandungan nutrisi di atas adalah dalam persen berat kering.
Saya akan sedikit berkomentar dengan riset yang dilakukan oleh mahasiswa pada
tahun 2011 ini.
Pertama. Dari sekian banyak jurnal publikasi yang pernah saya baca, sangat jarang
yang melakukan pemeraman fermentasi hanya semalam.
Kedua. Nilai protein kasarnya, bertambahnya terlalu banyak.
Ketiga. Setelah difermentasi nilai serat kasarnya malah bertambah besar. Ini tidak
memberikan nilai yang lebih baik.
Kenaikan serat kasar ini bisa dijelaskan pada bagian fermentasi dedak padi dengan
em-4 di bawah ini.
Langsung saja kita ke penelitian selanjutnya. Masih mengenai fermentasi dedak padi.
3 . Fermentasi dedak padi dengan EM-4 [2]

Kali ini penelitian dilakukan oleh akademisi dari salah satu universitas negeri Makassar.
Risetnya tentang fermentasi dedak padi dengan starter EM-4. Lepas itu, hasil terbaik
dari fermentasi tersebut digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian lanjutannya adalah menggunakan dedak padi terfermentasi terbaik, sebagai
pakan ayam buras.
Tapi kali ini saya hanya fokus pada fermentasi dan hasilnya saja.
Langsung saja. Langkah – langkah fermentasi dedak padi dengan em-4 adalah sebagai
berikut.
Pertama – tama, kita aktifkan terlebih dahulu EM-4 nya. Caranya, 10 ml EM-4 + 10 ml
tetes tebu + 1 liter air bersih.
Kalau tetes tebu tidak punya, bisa diganti dengan 1 sendok makan gula pasir.
Campur dan aduk ketiganya sampai terlarut. Setelah itu, diamkan selama 12 jam.
Supaya bakteri dalam EM-4 sudah aktif dan siap digunakan.
EM-4 yang sudah aktif kemudian disemprotkan ke dedak padi sampai merata.
Dedak padi kemudian disimpan dalam wadah yang tertutup rapat selama 3, 5 atau 7
hari.
Hasilnya?
Secara singkat hasilnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Dedak padi Dedak padi fermentasi dengan
Zat tidak EM-4
Nutrisi difermentasi
3 hari 5 hari 7 hari
Air 10,61 13.91 15.59 16.74

Protein 9,96 10 10,24 10,36

Lemak 5,96 5,75 6,45 6,82

BETN 37,32 33,85 32,57 32,75

Serat
Kasar 30,39 33,46 33,54 32,72

Bisa dilihat pada tabel di atas. Nilai kandungan protein kasarnya semakin meningkat.
Tetapi peningkatannya tidak yang sangat drastis. Hanya sedikit saja bertambahnya.
Peningkatan ini dikarenakan jumlah bakteri yang jumlahnya semakin banyak.
Sedangkan serat kasarnya, semakin meningkat.
Menurut peneliti, kenaikan serat kasar ini bukan dedak padi kualitasnya semakin jelek.
Akan tetapi karena mikroba yang berkembang ternyata menghasilkan serat kasar lain
diluar serat kasar dari dedak padi.
Selanjutnya kita akan lihat cara fermentasi dedak padi oleh penelitian lainnya. Kali ini
starternya berbeda.
4 . Fermentasi dedak padi dengan aspergillus ficuum
Mikroba yang satu ini cukup sulit ditemui di pasaran. Berbeda dengan aspergillus niger
yang sudah banyak menjualnya secara online.
Sepertinya, ketersediaannya terbatas dan hanya di kalangan akademik yang
memilikinya. Misalnya di laborat biologi perguruan – perguruan tinggi.
Padahal, pengaruh fermentasi dedak padi dengan mikroba ini hasilnya lumayan bagus.
Nanti akan kita lihat perubahan kandungan nutrisi dedak padi setelah difermentasi
dengan mikroba yang satu ini.
Sekarang kita lihat langkah – langkah untuk fermentasi dedak padi dengan mikroba ini.
Dedak padi ditambah dengan air sebanyak 50% . Kemudian di aduk sampai tercampur
merata.
Setelah itu, dedak padi dikukus selama 45 menit. 45 menit ini dihitung sejak air mulai
mendidih.
Selesai di kukus, dedak padi didinginkan.
Setelah dingin, dedak padi ditambah dengan inokulum aspergillus ficuum sebanyak 0,5
%.
Inokulum aspergillus ficuum maksudnya adalah starter sudah dalam kondisi aktif dan
bakteri siap digunakan.
Kalau dedak padinya 1 kg, maka mikrobanya sebanyak 5 gram. Dedak padi 2 kg,
mikrobanya 10 gram dan seterusnya.
Fermentasi dedak padi dengan mikroba ini berlangsung secara aerob.
Jadi, setelah dedak padi dicampur dengan starter, dedak ditempatkan dalam plastik
yang dilubangi.
Lebih efisien kalau dedaknya dibuat tipis mendatar dengan ketebalan sekitar 2 cm.
Lama fermentasi adalah 3 hari pada suhu ruang.
Setelah fermentasi selesai, dedak padi dikeringkan pada suhu 50 derajat Celcius
selama 24 jam.
Lepas itu, digiling dan digunakan sebagai pakan.
Hasil setelah fermentasi
Setelah difermentasi dengan mikroba aspergillus ficuum, dedak padi mengalami
perubahan kandungan nutrisi yang cukup lumayan.
Secara singkat hasilnya akan saya berikan pada tabel di bawah ini.
Nutrisi Sebelum Setelah

Energi Metabolis (kkal/kg) 2470 2338

Proten Kasar % 12,65 15,18

Serat Kasar 9,17 12,23

Lemak Kasar 16,32 12,69

BETN 38,91 38,22

Abu 11,08 12,34

Kalsium 0,07 0,16

Fosfor 2,24 2,47

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa fermentasi dedak padi dengan aspergillun
ficuum dapat memberikan perubahan pada kandungan nutrisi.
Protein kasarnya naik. Kenaikan protein ini sebagian besar karena jumlah mikroba itu
sendiri.
Lemak kasar turun. Ini karena selama berkembang, mikroba butuh ikatan karbohidrat.
Karbo ini diambil dari lemak dan serat kasar.
Serat kasarnya naik. Kenaikan serat kasar ini karena adanya senyawa ikatan karbon
pada dinding sel mikroba.
Jadi, serat kasar ini bukan berasal dari dedak padinya melainkan serat kasar tambahan
dari mikroba aspergillus ficuum itu sendiri.
5 . Fermentasi dedak padi dengan Saccharomyces spp[5]
Cara fermentasi yang satu ini sama dengan cara di atas. Yaitu pada ferementasi
dengan aspergillus ficuum.
Hanya saja, mikroba aspergillus ficuumnya diganti dengan Saccharomyces spp.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
Dedak padi dikukus selama 45 menit. Lama waktu dihitung sejak air kukusan mendidih,
kemudian didinginkan.
Setelah dingin, selanjutnya ditambahkan kultur Saccharomyces spp terpilih sebanyak
0,20% dari berat dedak padi yang akan difermentasi.
Setelah itu disemprot dengan larutan gula 4% sambil diaduk secara merata.
Selanjutnya dedak padi tersebut dimasukkan kedalam kantung polyetilene(kantong
plastik) yang telah dilubangi dibeberapa tempat.
Tujuannya untuk mendapatkan kondisi aerob, selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang
selama 3 hari, selama inkubasi substrat dikondisikan pada ketebalan 2 cm.
Setelah masa inkubasi selesai, produk dikeringkan selama 24 jam pada suhu kamar,
setelah kering kemudian digemburkan kembali dan siap dicampurkan dengan bahan
pakan lainnya.
Hasil
Hasil fermentasi pada bagian ini tidak berbeda jauh dengan cara di atas. Hanya saja
nilai proteinnya lebih kecil daripada metode yang menggunakan aspergillus ficuum.
Hasilnya secara singkat bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Variable Sebelum Setelah

Bahan Kering (%) 88,97 88,62

Bahan Organik (%) 89,85 90,39

Protein Kasar (%) 10,93 13,01

Serat Kasar (%) 15,07 17,15

Gross Energi (kkal/kg) 3275,37 3312,05

Referensi

Anda mungkin juga menyukai