Disusun oleh
Nim : 621420023
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Evaluasi Bahan Pakan fisik dan kimia”. Shalawat dan salam tidak
lupa penulis kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern dengan perkembangan ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Ucapan terima
kasih kepada Bapak Dosen yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ”Bahan Pakan dan
Formulasi Ransum”
Penulis menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir
kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
3.2. Saran…………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus
benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ternak tersebut. Pemberian pakan yang
sesuai akan menghindarkan ternak dari berbagai serangan penyakit, khususnya penyakit nutrisi.
Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ternak yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa
memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan
pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap. Hal lain
yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau
pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ternak menjadi sakit.
Bahan baku yang dapat digunakan dalam membuat pakan buatan ada beberapa macam. Dalam
memilih beraneka macam bahan baku tersebut harus dipertimbangkan beberapa persyaratan.
Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu persyaratan teknis
dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih
bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak
mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ternak, bahan baku yang digunakan
sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ternak di alam, hal ini dapat meningkatkan
selera makan dan daya cerna ternak.
Seperti diketahui bahwa berdasarkan kebiasaan makannya jenis pakan dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor dan karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang
perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah mudah
diperoleh mudah diolah harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia,
sehingga tidak merupakan saingan sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian.
Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:Bagaimana pengujian kualitas pakan secara
fisik dan kimia?
1.3. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengujian kualitas pakan secara fisik dan kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pakan merupakan sumber utama energi bagi ternak yang berupa energi bruto, di mana
dalam tubuh ternak sebagian dari energi bruto terbuang dalam feces, urine dan sebagian lagi
merupakan energi metabolis. Energi metabolis adalah energi yang siap digunakan ternak untuk
berbagai aktifitas yaitu mempertahankan suhu tubuh, aktifitas fisik, pertumbuhan, memperbaiki
sel tubuh, reproduksi dan produksi (McDonald et al., 1994).
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak. Oleh karena itu agar dapat disebut
sebagai bahan pakan maka harus memenuhi semua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud
dengan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan
atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang
mengkonsumsinya (Kamal, 1998).
Sedang yang dimaksud dengan ransum adalah campuran beberapa bahan pakan yang disusun
sedemikian rupa sehingga zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak (Indah
dan Sobri, 2001). Komponen pakan yang dimanfaatkan oleh ternak disebut zat gizi (Tillman et
al, 1999). Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan tubuh, sumber energi,
produksi dan pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi yang harus ada dalam
pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.
Pakan komplit adalah pakan yang diproses dengan teknologi modern yang higinies yang
memiliki nilai gizi dengan kisaran protein 17–23% dan telah disusun sesuai kebutuhan ternak
serta pemberiannya tidak perlu dicampur dengan bahan pakan lain. Pakan konsentrat terdiri dari
2 jenis yaitu pakan konsentrat sumber energi dan pakan konsentrat sumber protein yang memiliki
kandungan protein mencapai 27–42% dan biasanya pemberiannya masih dicampur dengan bahan
pakan lainnya (Universal Agri Bisnisindo, 2002).
Berdasarkan kandungan zat gizinya bahan pakan dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu :
1. Pakan sumber energi yaitu pakan yang mengandung protein kurang dari 20%, serat kasar
kurang dari 18% dan kandungan dinding sel kurang dari 39%.
2. Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih dari 20%
3. Sumber mineral
4. Sumber vitamin
5. Pakan tambahan/Feed aditif
Pakan-pakan yang beredar di pasaran ini perlu untuk dilakukan pengujian terhadap
kualitasnya. Metode pengujian pakan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, dan biologis.
Metode secara fisik berupa pengamatan terhadap struktur, bau dan kondisi dari pakan yang dapat
diamati secara langsung, metode secara kimiawi dilakukan dengan menguji kandungan nutrien
atau zat gizi yang terkandung dalam pakan di laboratorium, sedangkan metode secara biologis
dengan melakukan percobaan pakan yang diberikan ke ternak dan diamati pertumbuhan dan
produksi dari ternak (Tillman, 1982).
Penilaian terhadap bahan pakan perlu juga dilakukan untuk mengetahui kualitas dari bahan
pakan yang dipilih atau akan digunakan meliputi :
merupakan analisis pakan dengan cara melihat keadaan fisiknya. Pengujian secara fisik bahan
pakan dapat dilakukan baik secara langsung (makroskopis) maupun dengan alat bantu
(mikroskopis). Pengujian secara fisik disamping dilakukan untuk mengenali bahan pakan secara
fisik juga dapat untuk mengevaluasi bahan pakan secara kualitatitif.
Karakteristik yang mudah diamati dari makanan ternak yang bernilai tinggi adalah:
a) Telah bersih, bau asam laktat yang cukup menyenangkan, jelasnya kurang kotor atau bau
asam butyric dari makanan ternak yang tidak baik.
b) Mempunyai bau yang menyenangkan tidak pahit atau asam
c) Tidak berjamur, apek atau berlumpur.
d) Sama dalam kelembaban dan warna. Umumnya, makanannya berwarna hijau kecoklat-
coklatan adalah baik; makanan ternak yang berwarna tembakau coklat atau coklat gelap
menunjukan panas yang berlebihan; dan makanan ternak hitam
Evaluasi bahan pakan secara fisik yakni dengan melihat kondisi pakan secara langsung.
Pengamatan fisik ini penting dilakukan untuk mendapatkan informasi awal yang lebih cepat. Hal
penting yang perlu diamati adalah warna, bentuk fisik, bau, dan tekstur. Pengamatan tentang
kualitas fisik ini dapat dilakukan tanpa alat bantu dengan menggunakan panca indera atau
dengan menggunakan alat bantu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi
bahan pakan secara fisik, antara lain:
1. Perubahan warna
Bahan pakan yang telah berubah warna baik sebagain atau seluruhnya menunjukkan bahwa
bahan pakan tersebut telah mengalami penurunan kualitas. Perubahan warna tersebut dapat
diakibatkan oleh terjadi kontaminasi dengan bahan lain. Kontaminasi ini dapat dilakukan secara
sengaja ataupun tidak. Penambahan bahan – bahan lain dengan tujuan – tujuan ekonomis sering
dilakukan, misalnya penambahan sekam padi giling kedalam dedak padi atau penambahan batu
bata halus kedalam tepung ikan. Produsen sengaja melakukan kontaminasi ini untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi. Kontaminasi yang tidak disengaja adalah kontaminasi bahan
pakan dengan jamur akibat dari metode penyimpanan yang tidak baik. Pertumbuhan jamur akan
merubah warna bahan pakan. Perubahan warna juga mengindikasikan bahwa bahan pakan
mungkin mengalami pemansan yang berlebihan. Pemanasan yang berlebihan ditandai dengan
adanya warna kecoklatan yang sangat tua akibat terjadinya reaksi Maillard. Reaksi antara
karbohidrat sederhana dan asam amino ini akan menghasilkan produk Maillard yang sulit
dicerna.
Perubahan bulk densitas dapat diketahui dengan menggunakan alat bantu baik tabung atau
kontainer dan timbangan. Perbedaan bulk densitas dapat dijadikan indikasi telah terjadinya
kontaminasi bahan pakan. Pengujian fisik dengan menggunakan alat bantu tersebut
dikategorikan sebagai pengujian fisik kuantitatif. Tanpa alat bantu, pengukuran bulk densitas
dapat dilakukan dengan menaksir bobot bahan pakan dalam sekarung.
Perubahan bau dapat dijadikan pedoman dalam mengevaluasi bahan pakan. Perubahan bau
mengindikasikan bahwa bahan pakan tersebut telah mengalami pemanasan yang berlebihan. Ini
ditandai dengan adanya bau seperti benda terbakar. Bahan pakan yang telah mengalami
fermentasi juga akan menimbulkan bau yang menyengat sedangkan bahan pakan yang telah
mengalami oksidasi, terutama oksidasi lemak, akan menimbulkan bau tengik. Perbedaan rasa
juga dapat digunakan untuk evaluasi secara fisik, perbedaan rasa dari tawar ke asin atau pahit
menunjukkan bahwa pakan tersebut mungkin telah terkontaminasi atau telah mengalami
fermentasi.
Penilaian kimia yaitu menilai komposisi kimia yang terdapat dalam bahan pakan. Metode
yang digunakan ada beberapa macam tetapi umumnya yang dinilai adanya zat gizi, non gizi dan
anti gizi yang terdapat dalam bahan pakan diantaranya zat gizi : pati, serat kasar, lemak, protein,
air, mineral, vitamin dan asam amino. Sedangkan anti gizi/anti nutrisi antara lain : tanin, gosipol,
HCN, siklo propenoat, caumarin, antitripsin, mimosin, lignin dan selulose.
Teknik evaluasi pakan secara kimiawi umumnya menggunakan metoda pendugaan yang disebut
dengan analisa proksimat untuk menduga kandungan nutrient dari suatu bahan pakan. Jika suatu
bahan pakan memiliki nilai yang lebih rendah atau lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan
maka perlu diwaspadai adanya tindak pemalsuanyang terjadi.Evaluasi bahan pakan secara
kimiawi dapat dilakukan dengan cara :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian kualitas pakan sangat berguna dalam dunia peternakan untuk mengetahui bahan
makan ternak yang baik untuk diberikan kepada ternak. Walaupun pengujian ini membutuhkan
waktu yang cukup lama dan harus dilakukan di laboratorium. kualitas bahan pakan sangat
menentukan produktivitas ternak yang dipelihara, bahkan kualitas pakan yang sangat buruk dapat
mengancam kehidupan ternak yang mengkonsumsinya. Bau tengik misalnya disebabkan oksidasi
dari asam-asam lemak tidak jenuh yang terdapat pada minyak dan lemak. Terjadinya perubahan
warna pada bahan pakan menandakan bahwa pakan tersebut menurun kualitasnya dijumpai
misalnya pada dedak terjadi perubahan warna dari warna asli kuning kecoklatan menjadi merah
jambu bahkan sampai hitam, pada jagung kuning yang berwarna kuning berubah menjadi coklat
sampai hitam akibat tumbuh jamur pada jagung.
B. Saran
Penilaian terhadap bahan pakan perlu juga dilakukan untuk mengetahui kualitas dari bahan
pakan yang dipilih atau akan digunakan meliputi penilaian fisik, kimia dan biologis. Semoga
kedepannya akan banyak penemuan bahan pakan aternatif yang memiliki kandungan nutrisi yang
kompleks dengan biaya yang murah dan karena kurangnya materi tentang pengujian kualitas
pakan secara fisika dan kimia, penulis mohon maaf bila materi ini kurang berkenan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. & Rusdi. 2008. Evaluasi Energi Metabolis Pakan Lokal Pada Ayam Petelur. J.
Agroland 15 (1): 75 – 78.
Endah Subekti. 2009. Ketahanan Pakan Ternak. VOL 5. NO 2, 2009: HAL 63–71: MEDIAGRO.
Indah, P., M. Sobri. 2001. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Peternakan Perikanan
Universitas Muhamadiyah Malang.
Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
McDonald, P., R.A. Edwards, & J.F.D. Greenhalg. 1994. Animal Nutrition. 4th edition.
Longman Scientific and Technical. New York.
Resnawati, H. 2006. Retensi Nitrogen dan Energi Metabolis Ransum Yang Mengandung Cacing
Tanah Pada Ayam Pedaging. Seeminar Nasional Teknologi Peteranakan dan Veteriner.
Bogor.
Tillman, A.D. 1982. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Universal Agri Bisnisindo. 2002. Global Feed. Trobos No. 32 Mei 2002.
Winarno, F.G. 1983. Kerusakan Bahan Pakan dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.