(Apis Trigona)
Oleh
KADRI ABDULLAH
B1D 012 146
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
TINJUAN PUSTAKA
Lebah Trigona (Trigona spp.) merupakan salah satu spesies lebah
peng-hasil madu anggota Famili Meliponidae (tidak memiliki sengat),
berukuran kecil dan merupakan salah satu serangga pollinator penting
(Nagamitsu dan Inoue, 1998; Batista et al., 2003; Francoy et al., 2009).
Lebah jenis ini masih kurang popu-ler dibanding dengan Famili Apidae,
se-perti Apis mellifera dan A. cerana. Lebah Trigona ini di Indonesia memiliki
bebe-rapa nama daerah, yaitu kelulut (Kali-mantan), galo-galo (Sumatera),
klanceng, lenceng (Jawa), dan teuweul (Sunda). Kelompok lebah ini
membela diri dengan cara menggigit jika terganggu. Lebah ini banyak
dijumpai di daerah tropis dan subtropis seperti di Amerika Selatan, Aus-tralia
dan Asia Tenggara (Michener, 2007; Sakagami et al., 1983; Sakagami dan Inoue, 1989; Klakasikorn et al., 2005).
Sampai saat ini produksi sarang Trigona diperoleh dari mencari
langsung ke hutan karena budidaya Trigona masih belum berkembang, selain
itu produksi madunya tergolong sedikit (1-2 kg atau sekitar 2 liter per koloni
per tahun). Hal ini membuat harga madunya jauh lebih mahal (Rp400.000
per liter) dari madu lebah lain. Keunggulan lebah Trigona ini adalah produksi
propolisnya yang tinggi (3 kg per koloni per tahun) dibandingkan dengan
lebah Apis yang hanya menghasilkan 20-30 g propolis per koloni per tahun.
Sejak satu dekade ini, propolis telah banyak menarik perhatian karena
memili-ki
daya
farmakologis
seperti
immuno-modulator,
anti
tumor,
antimikroba, anti inflamasi, dan anti oksidan, anti kanker, anti diabetes dan
menurunkan tekanan darah tinggi (Gojnerac, 1983; Sforcin dan Bankova,
2007; Sforcin, 2011).
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai lebah tanpa sengat (stingless bees) yang menghasilkan madu (jenis
Trigona, melliponina, mellipona).
Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp), lebah ini merupakan lebah asli
Asia dari genus trigona yang memiliki karakteristik spesifik yaitu madu yang
dihasilkan mempunyai rasa asam namun tahan terhadap fermentasi dan
bersifat jarang sekali hijrah serta harga produk madunya lebih tinggi
dibandingkan dengan madu produk lebah genus Apis.
Setiap koloni klanceng menghasilkan 1-2 kilogram madu per tahun,
atau 2-3 botol ukuran 630 mililiter (ml). Tiap botolnya dijual petani seharga
Rp 200.000 dan di toko-toko umum atau koperasi harganya meningkat
menjadi paling murah Rp 65.000 per botol ukuran 140 ml. Lebah klanceng
dikenal luas tidak bisa diternakkan, dan jumlahnya pun sangat kecil. Oleh
karena itu, lebah dengan ukuran fisik terkecil ini bisa dikatakan termasuk
dalam kategori setengah langka, meskipun di daerah. Tutur jumlahnya cukup
banyak. Itu pun atas inisiatif dan jerih payah penduduk sendiri tanpa arahan
atau binaan dari pemerintah.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
a. Menambah pengalaman mengenai bagaimana cara budidaya lebah
madu khususnya lebah terigona.
b. Mengetahui berbagai macam jenis pakan yang menghasil polen dan
nektar.
c. Dapat memperoleh informasi tentang bagaimana cara memindahkan
lebah madu dan lain sebagainya.
C. Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah:
a. Untuk menambah wawasan dan informasi mengenai lebah madu.
b. Untuk menambah pengalaman dalam budidaya lebah madu terutama
lebah madu trigona.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Lebah trigona
b. Alat praktikum
-
Pulpen
Buku
BAB IV
PEMBAHASAN
Apis sp. Ciri khas dari madu Trigona sp adalah madunya mempunyai
rasa asam. Rasa madu yang asam menjadi salah satu keistimewaan
dari trigona, selain harganya mahal karena trigona memproduksi
sedikit madu daripada apis.
Species:
(BR)
Duckeola
Frieseomelitta
Geotrigona
Heterotrigona
Homotrigona
Lepidotrigona
Papuatrigona
Tetragonula
Tetragonisca
Trigona
Trigona carbonariaQueensland
(AU
Trigona chanchamayoensisMato
Grosso (BR)
Trigona barrocoloralensis
Trigona branneriMato Grosso
Trigona cilipesAmrica
Trigona collina--Thailand
Trigona corbinaAmrica
(Mesomerica-Costa Rica)
Trigona iridipennisIndia, Sri
Lanka
Trigona ferricaudaAmrica
Trigona fuscipennis
Trigona fulviventrisMxico.
Trigona fuscipennisMxico a
Brasil.
Trigona hockingsi(AU)
Trigona hyalinataMato Grosso
(BR)
Trigona nigerrimaAmrica
(Mxico, Costa Rica).
Trigona nigraMxico.
Trigona pallensAmrica
Trigona recursaMato Grosso
(BR)
Trigona silvestrianaAmrica
(Costa Rica)
sumber
penghasilan,
membuka
peluang
usaha
bagi
Salah satu jenis lebah tak bersengat yang umum dan dapat
dijumpai diseluruh pelosok Indonesia adalah Trigona laeviceps. Ciri
cirinya adalah tubuh berukuran kecil, ramping, panjangnya 2,5 mm
3,25 mm. Tubuh berwarna coklat kehitaman, permukaan ventral
abdomen memiliki bulu bulu berwarna keputihan. Bagian vertek,
mesonotum serta scutellum berbulubulu berwarna hitam, terutama di
pinggir bagian belakang scutellum. Tarsusnya berbulu warna pucat,
tetapi permukaan basitarsi bagian belakang berwarna kehitaman.
lebah
madu
yang
tidak
bersengat
(stingless
bee). Trigona
untuk
mempertahankan
kestabilan
suhu
di
ke
daerah
dataran
tinggi
(pegunungan)
dalam
sarang.
(daerah pantai)
dan
berhasil
2) Pembuatan Stupe
Teknik budidaya lebah madu trigona sangat mudah. Peralatan
yang harus disiapkan dalam membudidayakan trigona adalah sarang
(stup), tali tambang, pisau kikis, mangkuk, saringan dan tempat
hasil perasan madu. Pembuatan stup dibutuhkan papan kayu
dengan ketebalan kayu 2 cm dan paku. Pembuatan stup lebah
madu Trigona sp menggunakan kayu dengan ketebalan 2 cm
karena
untuk
menjaga
kelembaban
dan
stabilitas
sarang
Trigona sp
Gambar : BPTHHBK Mataram
bagian
tengah
terdapat karangan-karangan
bola berisi
telur,
Pakan Lebah
Bahan makanan lebah madu adalah dalam bentuk nektar, polen,
dan honeydew (Sihombing, 2005).
Nektar
Nektar meruapakan cairan manis yang dieksresikan oleh tanaman
pada bagian bunga atau daun. Kadangkala nektar di gantikan dengan
embun madu (honey dew), yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu
tanaman yang termasuk dalam family Aphidhae
dan
Coccidae.
Nektar
berperan bagi lebah madu sebagai sumber energi yang penting untuk
melakukan aktivitas gerak. Kelebihan nektar akan di simapan menjadi
cadangan makan dan diproses menjadi madu (Marhiyanto, 1999).
Polen
Polen adalah alat reproduksi jantan tumbuhan yang mengandung
protein tinggi. polen
dikonsumsi
oleh
lebah
madu
terutama
sebagai
tepung
sari
dengan
kadar
protein
yang
tanaman/tumbuhan
yang
pakan
lebah
merupakan
berbunga
(tanaman hutan,
tanaman
pertanian,
tanaman
Sumber
Resin, nektar, polen
Resin, polen
Resin
Resin
Resin, nektar, polen
Resin
Resin
Resin, polen
Resin
Resin
Resin
Resin, nektar, polen
Nektar
Nektar
Polen
Nektar, polen
Nektar
Nektar
Polen
Polen
Nektar, polen
Polen
Nektar, polen
Nektar
Nektar, polen
Nektar, polen
Nektar, polen
Nektar,polen
Nektar
Polen
Nektar, polen
Nektar
Polen
Nektar, polen
Nektar, polen
Polen Putri
Polen
Polen
Nektar
Nektar, polen
Nektar, polen
Polen
Polen
untuk
menghangatkan
Pengambilan
Nektar,
Polen,
dan
Resin
Menurut
banyak
lebah
yang
mencari
nektar,
sedangkan pada siang hari hari yang panas nektar sudah tidak ada
karena menguap, sehingga lebah lebih banyak mencari polen, dan mulai
mencari lagi dari pukul 17:00 sampai menjelang malam.Diantara
sekian
banyak
lebah
pekerja
ada
yang
hanya
mengumpulkan
nektar, ada juga yang mengumpulkan polen saja, tetapi ada juga
yang
mengambil
polen
dan
1985).
Pada pengambilan polen, seekor lebah pekerja harus mengunjungi
banyak bunga agar proses pembentukan pellet dapat berlangsung secara
berangsur angsur. Tubuh lebah dipenuhi dengan bulu bulu halus,
sehingga pada saat lebah mengunjungi bunga, butir butiran polen
yang menempel pada bulu tubuh lebah merupakan polen penyerbukan
sedangkan pada polen yang di bawa pada kakinya merupakan
bahan makanan untuk koloninya (Sarwono, 2001). Aktivitas lebah
madu dalam mencari tepungsari berkisar enam menit sampai tiga jam.
(Gomeraj,
1983).
Untuk
pada pagi hari pada umumnya polen yang tersedia lebih banyak
dibandingkan
pada
sore
hari
(Nugroho,
1993).Ketersediaan polen
sumberdaya
resin
kebanyakan
Temperatur
lingkunganmempengaruhi
terhadap
aktivitas
lebah
karena
lebah
secara
naluriah
sudah
dapat
dibutuhkan
sedangkan
untuk
nekatar
ketersediaaanya
di
terbang
mencari makan
merupakan
alam
sumber
(Gojmerac,
1983).
semakin
besar,
hanya
sedikit
energi
Aktivitas
lebah
madu
lingkungan
penguapan
juga menyebabkan
sehingga
volume
nektar
dari
bunga
nektar menurun.
mengalami
Hal
tersebut
lingkungan
dapat mempengaruhi
langsung
terhadap
secara
dapat mempengarui
langsung
aktivitas
intensitas
dan
pengumpulan
tidak
terbang,
langsung,
tingkat
dan
polen
secara
pola
madu,
dan
dengan
demikian
akan
mempengaruhi tingkat
karena
ada
tapi
ketika
untuk menurunkan suhu tubuhnya (Amano, 2004). Ada korelasi positif antara
radiasi matahari danjumlah lebah dalam koloni yang datang
bebannektar
dan
air. Dikaitannya
dengan
kelembaban
relatif
dengan
adalah
temperatur,
meskipun
pengaruh
perilakupenerbangan
lebah,
yang
lebih
tinggi
dari
Produk Trigona
Produk dari lebah madu yang dapat dimanfaatkan untuk menambah
nilai hasil dari perlebahan adalah madu, bee pollen dan propolis (Sihombing,
2005).
a. Propolis
Propolis merupakan resin lengket yang dikumpulkan oleh lebah dari
kuncup, kulit kayu, dan dari bagian lain tumbuhan (Gojmerac, 1983).
Propolis
merupakan produk
alami
lebah
yang
menunjukkan
efek
dalam
propolis.
Perbedaan
komposisi
ini
menimbulkan
perbedaan warna dan aroma pada jenis propolis yang berbeda. Aroma yang
tercium merupakan aroma senyawa aromatis yang bersifat volatil yang
terkandung
dalam propolis
(Salatino
et
al.,
2005).
Trigona
jarang
atau bagian lain dari tanaman (extra floral nectar) atau ekskresi serangga
yang berkhasiat dan bergizi tinggi. Madu tersusun atas beberapa senyawa
gula
seperti
glukosa
dan
fruktosa
serta
magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi dan fosfat. Madu
juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubahubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu,
dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng serta
beberapa jenis hormon (Sambodo, 2009).
Ketersediaan simpanan nektar berupa madu di dalam sarang
dalam jumlah banyak akan merangsang pertumbuhan koloni yang lebih baik,
baik dalam membuat sarang
penyimpanan
madu
maupun
untuk
Trigona spp.
sedangkan
Apis
spp.
Menghasilkan
madu
mencapai
75
protein
polen
madu
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimplan pada pratikum ini dianaranya :
a. Peternak dapat memanfaatkan lahan kering sebagai media beternak
lebah madu Trigona karena tidak membutuhkan banyak tempat dan
pemeliharaannya tidak susah serta produk yang dihasilkan lebah madu
ini merupakan produk yang sangat dicari sehingga memiliki prospek
yang bagus untuk dijadikan usaha.
b. Dari hasil panen terdapat 3 jenis produk antara lain madu, propolis
dan beep pollen.
c.
Dalam satu koloni terdiri dari ratu lebah yang ukurannya lebih besar
dari lebah yang lain, lebah jantan dan lebah pekerja yang merupakan
lebah betina yang mana alat reproduksinya kurang berfungsi normal.
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
a. Dalam menjalankan praktikum praktikan harus tepat waktu
b. Pengarahan dari pembimbing dalam pengarahan agar peternak dapat
kumpul sehingga dapat melakukan wawancara untuk dapat
memperoleh informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Eltz, T (2001) Ecology of Stingless Bee (Apidae, Meliponini) in Lowland
Dipterocarp Forest in Sabah, Malaysia, and an Evaluation of Logging
Impact on Populations and Communities. Dissertation. Univer-sitaet
Wuerzburg, Munchen.
Francoy TM, Silva RAO, Nunes-Silva P, Menezesand C, Imperatriz-Fonseca VL
(2009)
Gender identification of five genera of stingless bees (Apidae, Meliponini)
based on wing morphology. Genet Mol Res 8(1): 207-214.
Nagamitsu T, Inoue T (1998) Interspecific morphological variation in stingless bees (Hymenoptera: Apidae, Meliponinae) assosiated with floral
shape and location in an Asian Tropical Rainforest. Entomological
Science 1: 189-194.
Stingless Bees Species, is Influenced by the Repro-ductive State of a Colony.
Psyche 2010: Article ID 241204, 16p.
Sakagami S, Inoue T, Yamame S, Salmah S (1983) Nest architecture and
colony composition of Sumatran
Sakagami SF, Inoue T (1989) Stingless bee of the genus Trigona (Subgenus
Geniotrigona) (Hymenoptera, Api-dae) with description of T. (G) incise sp. Nov. from Sulawesi. Jap J Entomol 57: 605-620.
Sforcin JM (2007) Propolis and the im-mune system: a review. J Ethnopharmacol 113(1): 1-14
Sforcin JM, Bankova V (2011) Propolis: Is there a potential for the
development of new drugs? J Ethnopharmacol 133(2): 253-260.
LAMPIRAN