Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEGIATAN MAGANG MERDEKA BELAJAR

KAMPUS MERDEKA PROGRAM MANJEMEN PRODUKSI


RUMAH TENUN IKAT AL-HIKMAH

ASMAWATI E321 19 152


SRIYANTI E321 19 154
PUTRI SAKINAH E321 19 160
MUTMAINAH E321 19 163
RIRIN NOVITASARI E321 19 1

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LAPORAN KEGIATAN MAGANG MERDEKA BELAJAR
KAMPUS MERDEKA PROGRAM MANAJEMEN PRODUKSI
DI RUMAH TENUN IKAT AL-HIKMAH

Oleh :

ASMAWATI
E321 19 152

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : “Laporan Kegiatan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Program Manajemen Produksi di Rumah Tenun Al-Hikmah”

Nama : Asmawati

Stambuk : E321 19 152

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Universitas : Tadulako

Palu, 06 Juni 20222


Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Made Krisna Laksmayani, SP, M.P Wiwi Hassan


NIP. 199107262020122007

Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
Wakil Dekan Bidang Akademik
Koordinator Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Abdul Rahim, S.T.P., MP., IPM Dr. Ir. Arifuddin Lamusa, MP., IPM
NIP. 19711009 200501 1 001 NIP. 19610507 198903 1 003

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

atas perkenaan-Nya sehingga Laporan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Program Managemen Produksi di Rumah Tenun Al-Hikmah dapat terselesaikan

dengan baik.

Terimakasih banyak juga penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Arifuddin Lamusa, MP, IPM selaku Koordinator Program

Studi Agribisnis.

2. Ibu Made Krisna Laksmayani S.P., M.P selaku dosen pembimbing

kegiatan Program Manajemen produksi di Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah

3. Ibu Wiwi Hassan dan Bapak Tulus Joko Santoso Selaku Pemilik UKM

Tenun Ikat Al-Hikmah

4. Karyawan di Rumah Tenun Al-Hikmah yang sudah banyak membantu

membimbing dan mengarahkan kami.

Laporan ini mungkin banyak terdapat kekuarangan, untuk itu dengan senang

hati penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

membantu dalam penulisan laporan selanjutnya.

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kegiatan Praktek.............................................................................. 2
1.3 Manfaat Kegiatan Magang........................................................................... 3

BAB II TINJAUN PUSTAKA......................................................................... 4


2.1 Gambaran Tenun.......................................................................................... 4
2.2 Nilai Jual kain Tenun................................................................................... 5

BAB III GAMBARAN UMUM DAN WAKTU PELASANAAN ................ 7


3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan ................................................................... 7
3.2 Gambaran umum rumah tenun..................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 10


4.1 Alat dan bahan.............................................................................................. 10
4.2 Srategi perkembangan tenun Al-Hikmah..................................................... 10
4.3 Hambatan dan tantangan ............................................................................. 11
4.4 Hasil praktek kerja lapangan ....................................................................... 12

BAB V PENUTUP............................................................................................. 17
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 17
5.2 Saran............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18


LAPORAN KEGIATAN HARIAN................................................................. 19

v
DAFTAR GAMBAR

4.1 Proses Menggulung benang......................................................................... 12


4.2 Proses Skir dan bom..................................................................................... 13
4.3 Proses Pembidangan..................................................................................... 13
4.4 Proses Mengikat Motif................................................................................. 14
4.5 Perendaman motif ....................................................................................... 14
4.6 Membuka tali raffia ..................................................................................... 15
4.7 Pewarnaan motif .......................................................................................... 15
4.8 Proses Pecah benang ................................................................................... 15
4.9 Proses Menenun .......................................................................................... 16
4.10 Hasil dan pemasaran .................................................................................. 16

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin berkembangnya suatu ilmu pengetahuan maka
setiap generasi baru harus mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri
terhadap lingkungan yang akan dihadapinya dengan cara membekali diri
dengan pendidikan. Pendidikan diperoleh saat diperkuliahan dan disana itulah
akan mendapatkan pengetahuan berupa teori-teori untuk dapat dipelajari oleh
mahasiswa dengan begitu mahasiswa bukan hanya akan mendapatkan
teorinya saja tetapi juga harus mampu menerapkan ke dunia kerja
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan suatau sarana bagi
mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh dengan cara menerapkan secara langsung kedunia kerja.
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
diprogramkan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian program studi Agribisnis.
Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa bukan hanya mampu mempelajari teori di
kampus tetapi juga mampu melakukan pengamatan dan praktek secara langsung
dilapangan. Kegiatan Praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah
wawasan dan melatih ketanggapan mahasiswa dalam mencermati masalah-
masalah yang terjadi dilapangan dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang penuh dengan
budaya dan kaya akan keberagaman. Ada berbagai macam keragaman tersebut
salah satunya adalah Kain tenun. Kain tenun adalah kain yang dibuat
dari proses memasukan benang pakan secara horizontal dan benang lungsi secara
vertikal.
Kain tenun saat ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang baik dari
masyarakat kecil maupun sampai kepada pemerintah . Kebutuhan akan kain
tenun ini untuk melestarikan budaya di Palu agar tidak punah. Para Pengrajin
tenun di Palu saat ini masih menggunakan alat tradisional untuk memproduksi
kain tenun, dalam proses pembuatan kain tenun juga sangat membutuhkan

1
waktu yang cukup lama tergantung dari tingkat kesulitan motif dan keahlian
dari si pengrajin dalam menenun . dalam mewarnai kain tenun biasannya
pengrajin menggunakan menggunakan pewarnaan alam dan pewarnaan
buatan (sintetis). Untuk menghasilkan warna yang lebih terang menggunakan
pewarnaan sintetis tetapi cepat luntur atau pudar sedangkan pewarnaan alami
menghasilkan warna yang pudar tetapi tahan lama.
Tenun Ikat adalah salah satu produk lokal di Provinsi Sulawesi Tengah
(PALU). Tenun ikat memiliki berbagai motif yang sebenarnya
mempunyai daya tarik tersendiri baik oleh masyarakat Palu maupun
masyarakat diluar Palu bahkan sampai diluar negri. Tenun ikat ini bukan
hanya menghasilkan kain/sarung saja tetapi juga selendang dan
bahkan dimodifikasi kebaju,dress, tas, sepatu, rok dan rompi dan sebagainya.
Juga memiliki fungsi Masing-masing seperti pakaian dalam tarian adat/
upacara adat, sebagai alat penghargaan, pemberian perkawinan (mas kawin) dan
lain-lain.
Rumah tenun ikat Al-Hikmah adalah salah satu tempat tenun ikat di Palu
yang usianya sudah menginjak dewasa, tepatnya Tenun Ikat Al – Hikmah
didirikan pada tahun …… oleh Bapak dan ibu….. . saat ini usia
Rumah tenun Al-Hikmah sudah menginjak ……. tahun. Tenun ikat ini buka
hanya terkenal di Palu tetapi juga sudah sampai dipelosok Nusantara karena motif
dan kualitas kainya yang mereka miliki sehingga semakin bannyak orang
ingin memberi kain tenun tersebut.

1.2 Tujuan dari kegiatan praktek


1. Meningkatkan pengalaman dan kompetensi mahasiswa sesuai bidang
ilmunya dan memperkenalkan budaya kerja yang riil.
2. Menciptakan sumberdaya manusia yang siap kerja yang memiliki
keterampilan sehingga pihak industri memiliki kandidat calon kerja yang
sesuai kebutuhannya sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi
biaya training awal.

2
3. Memperoleh masukan serta umpan balik (feedback) kepada pihak Prodi
dalam menyesuaikan kurikulum yang sesuai tuntutan dunia kerja.
4. Mengaplikasikan pendidikan sesuai bidang ilmu kedalam dunia kerja.

1.3 Manfaat Kegiatan Magang


Kegiatan magang memberikan manfaat kepada Prodi, mahasiswa dan mitra.
Manfaat bagi Prodi yaitu :
1. Sebagai sarana untuk menyelaraskan kurikulum Prodi dengan kurikulum
mitra magang,
2. Memastikan bahwa ilmu perkuliahan di kelas sudah relevan dengan
kebutuhan mitra magang.
Manfaat bagi mahasiswa yaitu :
1. Melatih kemampuan adaptasi mahasiswa dengan budaya kerja dan
interaksi dengan semua unsur dan pihak, mulai dari unsur pimpinan,
pegawai/karyawan hingga masyarakat dan kustomer lembaga/industri
tempat Program Magang/Praktik Kerja,
2. Sarana mempelajari proses industri dan praktik dunia kerja mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program pada
unit-unit kerja dengan mengembangkan wawasan berpikir keilmuan
kreatif dan inovatif.
Manfaat bagi mitra yaitu :
1. Mengidentifikasi calon pegawai sejak dini
2. Mengurangi pembiayaan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai dengan
hadirnya mahasiswa magang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Tenun


1. Definisi Tenun
Menenun merupakan kemampuan yang diajarkan secara turun
menurun demi menjaga agar tetap dilestarikan. Tiap suku mempunyai
keunikan masing-masing dalam hal corak dan motif. Tiap inidividu
diharapkan banggamengenakan kain dari sukunya masing-masing sebab
tiap kain yang ditenunitu unik dan tidak ada satu pun identik sama. Motif
atau pola yang ada merupakan manifestasi dari kehidupan sehari-hari
masyarakat dan memilikiikatan emosional yang cukup erat dengan
masyarakat di tiap suku.
Menurut catatan Daan H.Ataupah penghasilan kain adat dan
perpakaian dari kapas maupun sutra sudah dilakukan sudah sejak waktu
yang telah lamaberlalu, sehingga menyebabkan pakaian sederhana terbuat
dari kulit kayu sudah punah.hanya penduduk dipedalaman pulau Alor yang
masih mengenakan cawat sampai permulaan tahun 1950. Tetapi sejak saat
itu pemakaian cawat diberantas oleh pejabat pemerintah setempat. Cawat
dibakar dan kulitnya digunakan untuk pembuatan cawat dimusnakan.
Sejak permulaan tahun 1960 orang-orang tua dipedalaman pulau Alor
tidak mengenakan cawat dari bahan kulit kayu lagi. Dalam kalangan
bangsa Metodi Pulau Timor, seorang gadis yang memintal benang kapas
dengan rautan yang halus dan menenun kain dengan desain yang indah
untuk saudara laki-laki dan ayahnya,ia akan menjadi rebutan calon mertua.
2. Jenis tenun ikat dan cara pembuatannya
Cara pembuatan tenun ikat ialah dengan memasukan benang
pakan secara horizontal pada benang-benang lungsi, biasanya benangnya
diikat terlebih dahulu dan sudah dicelupakn kepewarnaan
alami dan pewarnaan buatan (sintetis).

4
Proses pembuatan kain tenun ikat
1) Menggulung benang. Salah satu cara dasar yang dilakukan dengan
membolakan benang agar mudah dalam menghani.
2) Menghani adalah memulai menyusun benang- benang kedalam
sebuah pemidang dengan menghitung berapa lebar dan panjang
kain agar sesuai dengan kain yang diinginkan.
3) Mengikat motif. Sebelum mengikat motif langkah yang harus kita
lakukan adalah membuat sketsa motif agar bisa mengikat motif
dengan benar. Dalam mengikat motif harus mengikat dengan baik
agar dalam melakukan pewarnaan tali raffia yang digunakan tidak
terlepas.
4) Pewarnaan. Bahan yang digunakan biasanya menggunakan bahan
pewarnaan alami dan juga pewarnaan sintentis
5) Membuka motif. Membukan ikatan raffia pada benang yangdiikat.
6) Menyusun motif. Meletakan benang kedalam sebuah pemidang
kemudain menyusun motif
7) Menenun. Tahap atau langkah terakhir yang dilakukan.
Membutuhkan waktu 1 samapai 2 minggu tergantung dari penenun.

2.2 Nilai Jual Kain Tenun

a. Pengertian Nilai
Kata nilai berasal dari bahasa inggris disebut Volue, sedangkan dalam
bahasa latin valere.secara bahasa nilai diartikan sebagai harga. Secara
umum nilai adalah konsep yang menujukan pada hal-hal yang diagap
berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang diaggap baik,
layak, pantas, benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang dikatakan bernilai jika
mempunyai kegunaan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan.

5
Menurut sosiologi baik dari Indonesia maupun luar negri
memberikan pandangan tentang pengertian nilai.
1) Hendropuspito
Nilai menurut pandangan Hendropuspito adalah segala sesuatu yang
memiliki kegunaan bagi perkembangan hidup, sehingga mendapatkan
penghargaan dari masyarakat. Nilai tersebut kerap dijadikan pedomaan
prilaku untuk sekelompok masyarakat tertentu.
2) Robert M.Z Lawang.
Definisi nilai dari prof. Robert M.Z Lawang adalah gambaran mengenai
segala hal yang pantas dan berharga. Nilai tersebut memiliki
pengaruh terhadap prilaku social tiap-tiap orang.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN WAKTU PELAKSANAAN

3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan MBKM Program Managemen Produksi berlangsung di Tempat

pelaksanaan tersebut berada di Rumah Produksi Tenun Ikat Al-Hikmah ,yang

berada di Jl Angkasa no 27 Kecamatan Birobuli Utara Kota Palu. Kegiatan yang

dirangkaikan dengan magang ini berlangsung selama bulan dua bulan terhitung

dari bulan Agustus sampai September.

3.2 Gambaran umum Rumah Tenun Ikat Al-hikmah


a. Kelembagaan
1. Nama perusahaan : Tenun Ikat Al-hikmah
2. Nama Pimpinan : Wiwi Hassa
3. Bidang usaha : Pusat Kerajinan Tenun, pembeli dan penyediaan
dan pembinaan atau penyediaan konsultan Bisnis.

b. Sekilas usaha Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah


Sentra tenun ikat Al-Hikmah adalah sebuah sentra usaha tenun ikat
berskala kecil menengah yang telah didirikan pada tahun 2005 Produk
yangdihasilkan adalah tenun ikat. Namun berkat kerja keras serta
dukungan berbagai pihak terkait, mampu mendorong usaha keluarga ini
menjadi sentra tenun. yang terus berkembang sehingga sampai dengan
tahun 2022 ini mampu menjangkaui dan membina UKM yang tersebar di
kota Palu maupun berberapa daerah lainnya Dalam oprasionalnya, sentra
tenun Al;Hikmah melaksanakan fungsi teknis dalam mengembangkan
tenun motif Palu, dalam rangka memperkenalkan sekaligus melestarikan
budaya daerah serta menciptakan lapangan kerja. Muara dari semua itu
tidak lain adalah meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.

7
Atas prestasi yang diukir, sentra Tenun Ikat Al-Hikmah telah
dipercayakan untuk mengikuti berbagai kegiatan berupa pelatihan,seminar
dan pameran mulai dari singkat regional,nasional bahkan internasional.
Selain itu tenun ikat al-Hikmah juga dipercayakan sebagai penyelenggara
pelatihan tenun di Palu oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta.
c. Perkembangan usaha tenun ikat Al-Hikmah
Pada awal berdirinya pada tahun 2005, usaha tenun Al-Hikmah
jenis tenun ikat masih produk yang dihasilkan masih sangat terbatas dan
kualitasnya rendah. Melalui kerja keras serta dukungan Dinas
perindustrian Perdagangan dan pihak terkait rumah tenun Al-Hikmah terus
berkembang. Jenis produk yang dihasilkan tidak lagi terbatas pada motif
Bomba, akan tetapi meliputi seluruh etnis yang ada di Palu dengan jumlah
dan kualitas yang terus meningkat. jenis produk yang dihasilkan adalah :
bahan baju, sarung, , selempang, selendang, syal. berbagai mode pakaian
jadi pria dan wanita dengan volume produk rata-rata perbulan 1.00 lembar,
sedangkan volume penjualan mencapai 75-80% dari volume produksi
perbulannya.
Selain pasar lokal ( wilayah Palu) sasaran pasar produk tenun ikat
Al-Hikmah lainnya adalah ikut pameran dan promosi ke luar kota seperti
di Jakarta, Batam bahkan sampai ke singapura. Dalam rangka memenuhi
permintaan pasar, maka pihak manajemen Tenun Ikat Al-Hikmah terus
berupaya melakukan berbagai langkah strategi untuk meningkatkan
jumalah kualitas produk melalui pelatihan,pembinaan dan pendampingan
bagi para UKM.

d. Visi Misi Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah


1. Visi
Terwujudnya masyarakat UKM yang mandiri dan sejahtera melalui
pemberdayaan sumber manusia.

8
2. Misi
Meningkatkan ekonomi keluarga UKM melalui pelatihan. Pembinaan
dan pendampingan yang dilaksanakan secara terpadu, terkoordinas dan
berkesinambungan.

e. Program Kerja tenun al-hikmah


 Meningkatkan kualitas produk melalui pelatihan ndan
pendampingan.
 Melakasanakan Diversifikasi Produk
 Pengembangan Anggota UKM.
 Pengembangan Kemitraan
 Pengembangan pasar

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alat dan bahan

 Alat

1. Pintalan 7. Belanga
2. Pedati 8. Tali raffia
3. Dynamo 9. Skirr
4. Sekoci 10. Bom
5. Gunting 11. Bidangan
6. Solder 12. Tenun

 Bahan
1. Benang putih
2. Benang emas
3. Pewarna

4.2 Strategi perkembangan Tenun Ikat Al-hikmah


Untuk meningkatkan nilai (harga) jual.
1. Promosi Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah melakukan promosi melalui media
socials seperti Instagram, dari mulut ke mulut serta melalui ivent- ivent
juga dan orang terdekat.
2. Menjual produk dengan harga terjangkau dan kualitas yang sesuai.
Rumah Tenun Ikat Al-hikmah menjual kain tenun berdasarkan
kualitas kain dari segi motif serta panjang lebar kain serta
ketebalan dari kain tenun.
3. Memberikan bonus menarik untuk pelanggan. Rumah Tenun Ikat Al-
Hikmah memberikan bonus kepada pelanggan atau konsumen yang
membeli kain tenun berupa cemilan khas kota palu contohnya bawang
goreng, sambal roa, keripik pisang.

10
4. Perusahaan Rumah Tenun Ikat al-Hikmah akan menjelaskan
sedetail mungkin makna filosofi dari kain tenun sesuai dengan
motif kain tenun yang akan dibeli serta fungsi dari kain tenun
jika pelanggan bertanya.
5. Untuk dapat meningkatkan nilai jual kain tenun perusahaan
Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah harus meningkatkan mutu tenun
kualitas kain tenun dan juga ukuran kain agar dapat menarik minat
pelanggan atau konsumen.
6. Karyawan Al-Hikmah akan melayani pelanggan atau konsumen
dengan baik jika ada yang berkunjung .
7. Usaha Tenun Ikat Al-Hikmah menekan harga artinya menghitung harga-
harga produksi agar dapat berjual dengan lebih murah dari toko-
toko yang lain.

4.3 Hambatan dan tantangan yang dialami tenun ikat Al-Hikmah

1. Sumbaer Daya Manusia


Usaha Al-Hikmah akan mengalami kendala atau hambatan ketika
pengrajin ada yang sakit, dan terbentur dengan acara
keluarga dan lainnya sehingga tidak bisa masuk tempat tenun sehingga
menghambat ketepatan waktu untuk menghasilkan tenunan yang sudah
menjadi pesanan dari pelanggan atau konsumen.
2. Pemasaran
1) Kredit macet artinya orang membeli dengan cara kredit
kadang-kadang macet dalam pembayaran. Perusahaan Tenun Al-Hikmah
memberikan kredit kepada pelanggan tetapi dalam
sistem pembayarannya pelanggan sering membayar terlambat sehingga
menjadi masalah dalam pemasaran kain tenun.
2) Adanya sifat pengadaan ke instansi atau lembaga –
lembaga lainnya didalam pengurusan administrasi kadang
terlambat pembayaran.

11
3) Dalam beberapa bulan terakhir masalah COVID 19 mulai
dari bulan maret sampai bulan juli ditutup bulan agustus
baru buka kembali tetapi pengunjung terlalu sedikit.

4.4 Hasil dari Praktek Kerja Lapangan.


langkah-langkah dalam menenun.
Kain tenun dibuat dengan menggunakan alat tradisional dan tanpa
bantuan alat mesin sehingga proses pengerjaannya pun membutuhkan waktu yang
sangat lama. Untuk menghasilkan kain tenun saja membutuhkan waktu sekitar 2
minggu bukan hanya itu bahan yang digunakan juga untuk membuat kain tenun
sangat istimewa karena menggunakan bahan-bahan alami dari alam dan juga
menggunakan pewarnaan sintetis (buatan).
1. Menggulung benang.
Benang untuk menenun terbagi atas dua kelompok yaitu benang
pakan (benang dalam posisi melintang) dan benang lungsi (benang
dalam posisi membujur). Menggulung benang adalah salah satu tehnis
dasar dalam menenun dengan cara membola benang dengan
menggunakan alat bantu. membola benang ini bertujuan agar benang
dapat terurai secara rapi ketika memasuki tahap membidang.

Gambar 4.1 Menggulung benang

12
2. Skirr dan bom
Ini adalah tahap untuk kain dasar untuk menenun yang terdiri dari 50
pedati, yang dimana dia terdiri 34 kres dalam 1 kres terdapat 20 puturan.
Untuk skir kecil menghasilkan 9 sarung
Untuk skir besar dimana terdiri dari 100 pedati dan 33 kress, dan dalam 1
kress terdapat 18 putaran, untuk menghasilkan 15 sarung

Gambar 4.2 Proses skir


3. Pembidangan
Salah satu tehnik yang paling rumit dimana membutuhkan
konsentrasi agar mendaptkan hasil yang maksimal.apabila ada benang
yang putus dan tidak terlihat itu akan berpengaruh pada motif atau cacat
pada motif. Dalam pembidangan ini terdiri 36 pedati, dan 77 kres dalam 1
kres terdiri dari 12 putaran, ini untuk 3 motif sarung

Gambar 4.3 proses pembidangan

13
4. Mengikat motif
Sebelum mengikat motif langkah harus dillakukan adalah mengsketsa atau
mendesain motif yang akan diikat.mengikat motif adalah membentuk
motif yang sesuai dengan yang kita inginkan.

Gambar 4.4 Proses mengikat motif

5. Perendaman warna dasar


Rumah Tenun Ikat Al-Hikmah menggunakan pewarna alami dan pewarna
kain karena pewarnaan kain memiliki banyak kelebihannya. Akan tetapi
prosesnya lebih lama dari pewarna sebelumnya. Setelah pewarnaan
benang tersebut dikeringkan selama beberapa jam.

Gambar 4.5 perendaman warna dasar untuk motif

6. Pelepasan tali raffia di motif


Sebelum motif langkah yang harus dilakukan adalah melepaskan
ikatan tali raffia pada motif yang sudah dikeringkan.

14
Gambar 4.6 pelepasan tali raffia

7. Pewarnaan motif
Setelah motif dibuka dari tali raffia kemudian diberi warna sesuai dengan
pola yang ada dan warna yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan tujuan
untuk memperindah gambaran dan juga memperjelas konsep yang ada.

Gambar 4.7 Proses pewarnaan

8. Proses pecah benang


Pecah benang adalah proses terakhir yang dimana dari 36 benang akan
menghasilkan untuk 3 motif sarung yang di mana masing-masing terdiri
dari 12 benang.

Gambar 4.8 proses pecah benang

15
9. Menenun
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menenun.biasanya dalam
menenun membutuhkan waktu kurang dari 1 minggu, tergantung dari
penenun itu sendiri. Barang yang dihasilkan dari menenun adalah kain,
yang bermakna barang tenun pada umumnya.

Gambar 4.9 proses penenun

10. Hasil dan pemasaran


Kain yang sudah ditenun selama PKL berlangsung.
Ini adalah hasil tenun ikat atau kain tenun yang merupakan kriya tenun
berupa kain yang ditenun dari helain benang pakan dang lungsi yang
sebelumnya di ikat dan dicelupkan dalam pewarna. Yang kemudian di
pasarkan di toko dan ikut serta dalam dalam iven-invent

Gambar 4.10 hasil dan pemasaran

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kerajinan Tenun Ikat al-Hikmah adalah salah satu sentra tenun yang
terkenal di Palu yang dapat membantu warisan bundaya leluhur Palu kegenerasi
penerusnya melalui pelatihan tenun. Dalam oprasionalnya, sentra tenu Al-Hikmah
melaksanakan fungsi teknis dalam mengembangkan tenun motif Palu,
dalam rangka memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya daerah serta
menciptakan lapangan kerja. Muara dari semua itu tidak lain adalah
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup. Dalam rangka memenuhi permintaan
pasar, maka pihak manajemen Tenun Al-Hikmah terus berupaya melakukan
berbagai langkah strategi untuk meningkatkan jumlah kualitas produk melalui
pelatihan,pembinaan dan pendampingan bagi para UKM. Untuk meningkatkan
nilai jual Kerajinan Tenun Ikat Al-hikmah melakukan berbagai cara yang baik
agar dapat menggundang banyak konsumen yang akan membeli produk yang
dipasarkan
5.2 Saran
1. Diperlukan karyawan laki-laki bukan hanya prempuan agar dapat
membantu dalam mengerjakan tugas-tugas mereka
2. Penulis meminta keritikan yang membangun dari pembaca agar dapat
memperbaiki laporan ini kedepannya, dan Semoga laporan ini dapat
membantu

17
DAFTAR PUSTAKA

David,fred R. 2006. manajemen strategi : Konsep. Edisi sepuluh.jakarta


salemba empat
Hansen dan moven (2001). Akuntansi manajemen Biaya jilid 2. Jakarta :
salemba Empat.
Keontjaranigrat .2001 kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Purna(2006). Murottal. [versi elektronik]. (diakses tanggal 04 Oktober
2022). Avalible from : http://www.purna.wordpress.com
https://wwwgoodnewfromindonesia.id/2019/12/18/kain-tenun-ntt.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kaintenun
https://www.zonarefrensi.com/pengertian-nilai/
http://www.cryptowi.com/pengertian-nilai/jual
http://id.m.wikipedia.org/wiki/nila

18

Anda mungkin juga menyukai