Anda di halaman 1dari 20

USULAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN DI KOTA BOGOR


PROVINSI JAWA BARAT

HANIDJAYA ESTER NOVAANGELINA SIAHAAN

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
USULAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANG

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN DI KOTA BOGOR


PROVINSI JAWA BARAT

HANIDJAYA ESTER NOVAANGELINA SIAHAAN

Usulan Praktik Kerja Lapang


Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang
Pada program Studi Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Judul Laporan : Pengelolaan Kebudayaan di Kota Bogor Provinsi
Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Hanidjaya Ester Novaangelina Siahaan


NIM : J3B218138
Program Studi : Ekowisata

Menyetujui,

Dr. Melewanto Patabang, S.Hut.,M.Si.


Pembimbing

Mengetahui,

Bedi Mulyana, S.Hut, M.Par, MMCAP.


Ketua Program Studi

Tanggal Pengesahan: 23 Februari 2021


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun usulan kegiatan
Praktik Kerja Lapang yang berjudul “Pengelolaan Kebudayaan di Kota
Bogor Provinsi Jawa Barat”. Laporan Praktik Kerja Lapang ini merupakan
persyaratan wajib akademik yang harus dipenuhi sebagai syarat mengikuti
kegiatan Tugas Akhir Program Studi Ekowisata, Sekolah Vokasi, Institut
Pertanian Bogor.
Usulan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini terdiri dari latar belakang, tujuan,
manfaat, kondisi umum dan metode pengambilan data. Penulis berharap usulan
kegiatan mengenai Praktik Kerja Lapang ini dapat menjadi acuan dan
pertimbangan dalam melaksanakan praktik di lapang. Penulis juga berharap
semoga usulan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi akademisi, pihak Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, pihak stakeholders kebudayaan di
Kota Bogor, serta masyarakat luas dan keilmuan khususnya dalam bidang
ekowisata.

Bogor, 23 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. KONDISI UMUM 3
A. Letak dan Luas Kawasan 3
B. Sejarah Kawasan 4
C. Kondisi Fisik Kawasan 4
D. Kondisi Biotik Kawasan 5
E. Kondisi Masyarakat 6
F. Kondisi Kepariwisataan 6
G. Aksesibilitas 7
III. METODE PRAKTIK 8
A. Lokasi dan Waktu 8
B. Alat Praktikum 8
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11

i
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1 Persebaran jumlah sekolah, guru dan murid SD di Kota Bogor 6
2 Alat dan bahan 8
3 Jenis data Praktik Kerja Lapang 8

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1 Peta administrasi Kota Bogor 3

ii
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan adalah perilaku kompleks berupa akumulasi dari pengalaman


yang dialihkan secara sosial melalui pembelajaran sosial yang dipelajari manusia
dan tertanam dalam diri manusia dan sistem kekerabatannya. Kebudayaan memiliki
arti sebagai pandangan hidup sekelompok orang yang diperlihatkan dalam bentuk
perilaku, kepercayaan, nilai dan simbol yang mereka terima tanpa sadar dan
diwariskan melalui proses pelestarian dari generasi ke generasi (Liliweri, 2003).
Kebudayaan merupakan hal yang menjadi aset penting bagi suatu daerah atau
komunitas masyarakat tertentu karena budaya menjadi ciri khas yang menunjukan
jati diri dari daerah atau komunitas masyarakat tersebut.
Kebudayaan sebagai jati diri bagi suatu daerah atau komunitas masyarakat
perlu dikelola dengan baik. Kebudayaan perlu dilestarikan oleh setiap stakeholders
dan individu pada komunitas masyarakat tersebut sebagai wujud kepedulian dan
kecintaan masyarakat tersebut kepada budaya yang berkembang dari generasi ke
generasi. Pelestarian kebudayaan dilakukan dengan kesadaran akan ciri khas yang
sudah diturunkan oleh generasi pendahulu untuk generasi selanjutnya agar dapat
menjalankan kehidupan dengan lebih bermoral dan lebih baik. Pelestarian
kebudayaan dilakukan dengan mengelola setiap sumber dan aset warisan budaya
dengan sistem pengelolaan yang kompleks agar setiap objek budaya tersebut dapat
selalu terjaga keberadaannya dan tetap dapat dinikmati oleh masyarakat luas
dengan baik.
Pengelolaan kebudayaan dilakukan pada setiap daerah termasuk Kota Bogor
yang memilik keunikan tersendiri berkaitan dengan budaya yang berkembang di
Kota Bogor. Kota Bogor memiliki banyak warisan budaya berkaitan dengan sejarah
yang pernah terjadi di Kota Bogor, keragaman budaya yang berkembang dari
zaman ke zaman, dan budaya Suku Sunda yang berkembang mendominasi di Kota
Bogor. Keragaman warisan budaya di Kota Bogor dikelola oleh banyak pihak
diantaranya adalah pihak pemerintah, stakeholders organisasi/komunitas
kebudayaan, dan juga masyarakat Kota Bogor secara luas.
Kegiatan Praktik Kerja Lapang dengan judul Pengelolaan Kebudayaan di
Kota Bogor merupakan upaya untuk menggali kebudayaan yang berkembang di
Kota Bogor serta mengenal cara pengelolaan budaya yang dilakukan di Kota Bogor.
Output yang dihasilkan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini berfokus pada
pengelolaan unsur-unsur kebudayaan di Kota Bogor.
2

B. Tujuan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dengan judul Pengelolaan Kebudayaan di


Kota Bogor Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai.
Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan menginventarisasi 4 unsur budaya yaitu Bahasa, Sistem
Ilmu Pengetahuan, Sistem Perlengkapan Hidup dan Kesenian Tembang/Lagu
di Kota Bogor
2. Mengetahui dan mempelajari pengelolaan 4 unsur budaya yaitu Bahasa, Sistem
Ilmu Pengetahuan, Sistem Perlengkapan Hidup dan Kesenian Tembang/Lagu
di Kota Bogor terkait dengan aspek-aspek pengelolaan (POAC).
3. Mengetahui permasalahan yang ada pada kegiatan pengelolaan kebudayaan di
Kota Bogor serta upata penyelesaiannya

C. Manfaat

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dengan judul Pengelolaan Kebudayaan


di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa manfaat. Manfaat tersebut
diharapkan dapat memenuhi kepentingan berbagai pihak yang terkait dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi penulis
Manfaat bagi penulis adalah sumber pengetahuan, wawasan baru dan
pengalaman mengenai budaya yang berkembang dan pengelolaan kebudayaan di
Kota Bogor yang menjadi bekal penting bagi masa depan penulis.
2. Manfaat bagi pengelola organisasi kebudayaan
Manfaat bagi organisasi kebudayaan adalah sebagai wadah untuk berbagi
ilmu, promosi serta berinteraksi dengan penulis sebagai bagian dari penduduk Kota
Bogor.
3. Manfaat bagi pemerintah dan masyakarat Kota Bogor
Dapat memperkaya informasi mengenai data keseluruhan 4 unsur budaya
Bahasa, Sistem Ilmu Pengetahuan, Sistem Perlengkapan Hidup dan Kesenian
Tembang/Lagu di Kota Bogor. Masyarakat Kota Bogor dapat menambah wawasan
mengenai kebudayaan di Kota Bogor beserta dengan manfaatnya.
3

II. KONDISI UMUM

A. Letak dan Luas Kawasan

Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106o 48’ Bujur Timur dan 6o
26’ Lintang Selatan. Kota Bogor memiliki kedudukan geografis di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Bogor serta berlokasi sangat dekat dengan Ibukota Negara DKI
Jakarta, hal tersebut menjadikan Kota Bogor memiliki potensi yang strategis bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk
industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kota Bogor
mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari
permukaan laut.

Gambar 1 Peta administrasi Kota Bogor


Sumber: Petatematikindo.com
Luas Wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan
68 kelurahan. Luas wilayah masing-masing kecamatan, yaitu: Kecamatan Bogor
Selatan (30,81 km2), Kecamatan Bogor Timur (10,15 km2), Kecamatan Bogor
Utara (17,72 km2), Kecamatan Bogor Tengah (8,13 km2), Kecamatan Bogor Barat
(32.85 km2) dan Kecamatan Tanah Sareal (18,84 km2). Secara administratif Kota
Bogor dikelilingi beberapa kecamatan di Wilayah Kabupaten Bogor. Perbatasan
Kota Bogor secara administratif adalah sebagai berikut.
1. Sebelah Utara: Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Sukaraja Kabupaten
Bogor.
2. Sebelah Timur: Kecamatan Sukaraja dan Ciawi, Kabupaten Bogor.
3. Sebelah Barat: Kecamatan Darmaga dan Ciomas, Kabupaten Bogor.
4. Sebelah Selatan: Kecamatan Cijeruk dan Caringin, Kabupaten Bogor.
4

B. Sejarah Kawasan

Secara umum penduduk Bogor mempunyai keyakinan bahwa Kota Bogor


mempunyai hubungan lokatif dengan ibukota Pajajaran yaitu Kota Pakuan. Asal-
usul dan arti Pakuan terdapat dalam berbagai sumber. Di bawah ini adalah hasil
penelusuran dari sumber-sumber tersebut berdasarkan urutan waktu:
1. Naskah Carita Waruga Guru (1750-an). Dalam naskah berbahasa Sunda Kuna
ini diterangkan bahwa nama Pakuan Pajajaran didasarkan bahwa di lokasi
tersebut banyak terdapat pohon Pakujajar.
2. K.F. Holle (1869). Tulisan berjudul De Batoe Toelis te Buitenzorg (Batutulis di
Bogor) menyebutkan bahwa di dekat Kota Bogor terdapat kampung bernama
Cipaku, beserta sungai yang memiliki nama yang sama. Di sana banyak
ditemukan pohon paku. Jadi menurut Holle, nama Pakuan ada kaitannya dengan
kehadiran Cipaku dan pohon paku. Pakuan Pajajaran berarti pohon paku yang
berjajar ("op rijen staande pakoe bomen").
3. G.P. Rouffaer (1919) dalam Encyclopedie van Niederlandsch Indie edisi Stibbe
tahun 1919. Pakuan mengandung pengertian "paku" yang diartikan sebaga
"paku jagat" (spijker der wereld) yang melambangkan pribadi raja seperti pada
gelar Paku Buwono dan Paku Alam. Kata "Pakuan" menurut Fouffaer setara
dengan "Maharaja". Kata "Pajajaran" diartikan sebagai "berdiri sejajar" atau
"imbangan" (evenknie). Maksud dari Rouffaer adalah berdiri sejajar atau
seimbang dengan Majapahit. Rouffaer tidak merangkumkan arti Pakuan
Pajajaran, namun dari uraiannya dapat disimpulkan bahwa Pakuan Pajajaran
menurut pendapatnya berarti "Maharaja yang berdiri sejajar atau seimbang
dengan (Maharaja) Majapahit". Rouffaer sependapat dengan Hoesein
Djajaningrat (1913) bahwa Pakuan Pajajaran didirikan tahun 1433.
4. R. Ng. Poerbatjaraka (1921). Tulisan De Batoe-Toelis bij Buitenzorg (Batutulis
dekat Bogor) menjelaskan bahwa kata "Pakuan" berasal dari bahasa Jawa kuno
"pakwwan" yang kemudian dieja "pakwan" (satu "w", ini tertulis pada Prasasti
Batutulis). Orang Sunda mengucapkan kata tersebut dengan ejaan "pakuan".
Kata "pakwan" berarti kemah atau istana, sehingga menurut Poerbatjaraka
Pakuan Pajajaran berarti "istana yang berjajar"(aanrijen staande hoven).

C. Kondisi Fisik Kawasan

Kota Bogor memiliki kondisi fisik kawasan yang unik. Berbagai faktor yang
mempengaruhi kondisi fisik Kota Bogor berkaitan dengan kondisi lingkungannya.
Faktor-faktor tersebut adalah kondisi topografi dan geologi, iklim dan curah hujan,
serta hidrologi.
1. Topografi dan geologi
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut.
Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya sebesar 26oC
dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor
adalah 21,8oC, paling sering terjadi pada bulan Desember dan Januari. Arah mata
5

angin dipengaruhi oleh Angin Muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi oleh
Angin Muson Barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0-15% dan sebagian kecil
daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30%. Jenis tanah secara umum di
seluruh wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah
lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap
erosi. Kota Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga
sangat kaya akan hujan orografi.
2. Iklim dan curah hujan
Kondisi iklim di Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 25o - 27o C
dengan suhu terendah 18o - 22o C dan suhu tertinggi 33o - 36o C. Kota Bogor
memiliki kelembaban udara 80% dan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar
3.500-4.000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari.
Kota Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat
kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap
air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Kota Bogor sehingga
uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan
di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki “Kota Hujan”. Keunikan iklim
lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan
Kota Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga
sekarang.
3. Hidrologi
Kota Bogor yang disebut sebagai Kota Hujan dialiri beberapa sungai yang
permukaan airnya jauh dibawah permukaan kota, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane,
Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok, maka boleh dikatakan secara umum
Kota Bogor aman dari bahaya banjir. Secara hidrologis wilayah Kota Bogor terbagi
ke dalam 6 buah Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Cidurian, DAS
Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, Sub DAS Kali Bekasi, Sub DAS
Cipamingkis dan DAS Cibeet. Juga terdapat 32 jaringan irigasi pemerintah, 794
jaringan irigasi pedesaan, 93 situ dan 96 mata air.

D. Kondisi Biotik Kawasan

Sumberdaya alam berupa tumbuhan dan tanaman dapat ditemukan di Kota


Bogor. Sejumlah tumbuhan tropis langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor yang
dikenal memiliki koleksi tumbuhan tropis yang terlengkap di dunia. Tumbuhan
yang menjadi daya tarik utama sekaigus ikon dari Kebun Raya Bogor adalah
Rafflesia Arnoldi atau dikenal juga sebagai Bunga Bangkai (Amorphophalus
titanum Becc.) yang memiliki keunikan khas yaitu memiliki tinggi mencapai 2
meter saat bunga sedang mekar dan menghasilkan bau busuk seperti bau bangkai.
Tanaman sayuran dan buah-buahan serta tanaman hias dan tanaman obat-obatan
6

masih banyak diusahakan oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan


dan Bogor Barat. Pohon yang banyak tumbuh di Kota Bogor yaitu pohon Kenari
karena banyak tumbuh di sepanjang jalan protokol utama di Kota Bogor.

E. Kondisi Masyarakat

Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2019 adalah sebanyak 1.048.610
jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bogor adalah di Kecamatan Bogor
tengah sebanyak 13.057 jiwa dan yang terendah terdapat di Kecamatan Bogor
Selatan sebanyak 6.543 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk pertahun dari 2018
sampai 2019 adalah sebesar 1,90%.
Kondisi pendidikan di Kota Bogor bagi anak-anak sudah berjalan dengan
baik dan memiliki sistem sesuai dengan standar yang diterapkan oleh pemerintah.
Persebaran fasilitas pedidikan di Kota Bogor sudah tersebar dengan baik mulai dari
tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak/preschool sampai tingkat perguruan
tinggi. Jumlah sekolah dasar (SD) di Kota Bogor pada tahun 2019/2020 adalah
sebanyak 273 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 104.518 jiwa dan jumlah
guru sebanyak 4.469 jiwa. Persebaran jumlah sekolah, guru dan murid Sekolah
Dasar (SD) di Kota Bogor pada tahun 2019/2020 adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Persebaran jumlah sekolah, guru dan murid SD di Kota Bogor
Sekolah
No Kecamatan Guru Murid
Negeri Swasta
1. Bogor selatan 38 12 760 19.005
2. Bogor timur 22 8 491 11.344
3. Bogor utara 36 5 619 14.938
4. Bogor tengah 34 7 654 15.493
5. Bogor barat 50 13 1.119 24.417
6. Tanah sereal 31 13 826 19.321
Total di Kota Bogor 211 62 4.469 104.518

F. Kondisi Kepariwisataan

Kota Bogor memiliki posisi geografis yang sangat strategis dan potensi
pariwisata sangat prospektif. Kemudahan akses pencapaian dari Ibukota Jakarta dan
Ibukota Propinsi (Bandung) membuat Kota Bogor sangat potensial sebagai
“counter magnet” atau magnet pemecah bagi kunjungan wisatawan ke Ibukota
Jakarta dan bahkan bagi kunjungan wisatawan ke Bandung. Keberadaan Istana
Presiden dan Kebun Raya yang memiliki koleki tanaman tropis serta peninggalan
situs-situs budaya sunda dan cagar budaya, serta potensi wisata alam dan olahraga
membawa Kota Bogor ke depan sangat potensial dikembangkan sebagai pusat
industri pariwisata di Jabodetabek.
Kota Bogor saat ini menjadikan Kebun Raya Bogor sebgai daya tarik utama
kepariwisataannya sehingga dijadikan sebagai ikon Kota Bogor. Kebun Raya
merupakan salah satu world heritage yang menarik banyak kunjungan wisatawan
baik lokal maupun mancanegara. Wisatawan pada umumnya datang untuk
7

menikmati keindahan, kesejukan taman dan menambah pengetahuan tentang


koleksi tanaman yang dimiliki Kebun Raya Bogor. Selama tahun 2008 tercatat
810.912 pengunjung, sebagaimana diperoleh hasil data penjualan karcis sebesar Rp.
7.469.610.000 (RPJMD Kota Bogor 2010 – 2014). Pola wisata yang terjadi setelah
mengunjungi Kebun Raya Bogor adalah wisatawan menikmati wisata kuliner yang
tersebar di Kawasan Jalan Raya Pajajaran dan Jalan Suryakencana serta wisata
berbelanja kerajinan tas di Kawasan Jalan Tajur dan Katulampa serta pakaian
(factory outlet) di Kawasan Jalan Raya Pajajaran. Adanya atraksi baru yakni
banyaknya outlet kopi (café) dan berbagai penyelenggaraan event festival seperti
festival kuliner juga menarik banyak pengunjung ke Kota Bogor.

G. Aksesibilitas

Kota Bogor memiliki akses yang cukup mudah dijangkau oleh masyarakat
baik dari Ibu Kota DKI Jakarta maupun dari Ibu Kota Provinsi Bandung. Kota
Bogor dapat di tempuh menggunakan motor, mobil, bus, kereta listrik
(commuterline) dan angkutan umum. Kota Bogor memiliki 2 terminal bus jika ingin
berpergian keluar kota yaitu Terminal Baranangsiang dan Terminal Bububulak.
Terminal Baranangsiang juga melayani perjalanan ke Bandara menggunakan
angkutan moda transportasi Damri. Masyarakat yang ingin berkunjung ke Kota
Bogor dengan menggunakan kereta listrik (commuterline) dapat dengan mudah
turun di stasiun terakhir yaitu Stasiun Bogor. Masyarakat yang ingin berpergian
mengelilingi Kota Bogor dapat menggunakan angkutan kota (angkot) yang dapat
mengantar ke berbagai daerah di Kota Bogor. Angkot di Kota Bogor memiliki 30
kode trayek dengan jurusan dan biaya yang bervariatif.
8

III. METODE PRAKTIK

A. Lokasi dan Waktu

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dengan judul Pengelolaan Kebudayaan di


Kota Bogor Jawa Barat akan dilaksanakan di Kota Bogor. Pengambilan data
mengenai 4 unsur budaya akan dilakukan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Bogor serta di organisasi/komunitas kebudayan yang terdapat di Kota Bogor.
Wilayah Kota Bogor terbagi atas 6 kecamatan yaitu Kecamatan Bogor Tengah,
Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, dan Tanah Sereal.
Pengerjaan Praktik Kerja Lapang akan dilakukan selama 60 hari efektif pada
Februari-April 2021.

B. Alat Praktikum

Alat praktikum pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapang berfungsi sebagai


sarana pembantu penelitian di lapang. Alat yang digunakan akan disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian lapang berupa perangkat keras dan lunak untuk
mengumpulkan dan mengelola objek Praktik Kerja Lapang.
Tabel 2 Alat dan bahan
No. Alat Fungsi
a. Kuesioner Mengetahui karakteristik dan pengelolaan 4 unsur budaya
b. Kamera Alat dokumentasi sumberdaya
c. Laptop Mengolah data lapang
d. Tallysheet dan alat tulis Mencatat setiap data di lapang
e. Literatur Menjadi acuan dalam mencari data
f. Software Microsoft Mengolah data menjadi laporan

C. Jenis Data

Jenis data yang diambil terdiri dari sumberdaya budaya dan pengelolaan
sumberdaya budaya. Data yang diambil dibagi menjadi dua, meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara observasi
langsung ke lapangan dan menyebarkan kuisioner kepada pengelola. Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui studi literatur yaitu buku, jurnal, dan internet.
Jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3 Jenis data Praktik Kerja Lapang
Metode
No Data Klasifikasi Jenis Data Sumber Data
Pengambilan Data
1. Sumberdaya 1. Bahasa Dinas Observasi,
budaya 2. Sistem ilmu pengetahuan Pariwisata dan wawancara, dan studi
3. Sistem peralatan hidup Kebudayaan, literatur
4. Kesenian tembang/lagu Organisasi
kebudayaan
2. Pengelolaan 1. Pengelolaan bahasa Dinas Observasi,
kebudayaan 2. Pengelolaan sistem ilmu Pariwisata dan wawancara, dan studi
pengetahuan Kebudayaan, literatur
9

Tabel Lanjutan
3. Pengelolaan sistem Organisasi
perlengkapan hidup Kebudayaan
4. Pengelolaan kesenian
tembang/lagu

D. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data di lapang dilakukan dengan berbagai metode pengambilan


data. Metode pengambilan data terdiri dari metode pencarian data secara langsung
dengan mengunjungi sasaran dan metode pencarian secara tidak langsung dengan
penggunaan media tertentu untuk mencari data.

1. Sumberdaya Budaya

Pengambilan data sumberdaya budaya menggunakan metode observasi


langsung dan wawancara untuk memperoleh data primer serta studi literatur untuk
memperoleh data sekunder. Data 4 unsur budaya yaitu bahasa, sistem ilmu
pengetahuan, sistem perlengkapan hidup, dan kesenian tembang/lagu di Kota Bogor
diperoleh dengan menggunakan metode observasi langsung ke lapang untuk
memperoleh data yang lebih akurat. Kegiatan observasi diiringi dengan metode
wawancara kepada stakeholder yang berkaitan dengan permainan tradisional untuk
mendapatkan data yang lebih informatif. Metode yang selanjutnya digunakan untuk
memperoleh data adalah dengan wawancara yang dilakukan kepada berbagai
stakeholder. Wawancara dapat memperkuat perolehan data menjadi lebih akurat
dengan stakeholder yang terpercaya. Metode pengambilan data yang terakhir
adalah dengan cara studi literatur untuk memperoleh data sekunder. Studi literatur
dapat dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan data primer untuk semakin
memperkuat dan memperjelas seluruh informasi yang diperoleh. Data-data yang
diambil merupakan data keseluruhan yang menjelaskan setiap aspek dari unsur
budaya tersebut.
2. Pengelolaan Sumberdaya Budaya
Pengambilan data pengelolaann sumberdaya budaya menggunakan metode
observasi langsung dan wawancara untuk memperoleh data primer serta studi
literatur untuk memperoleh data sekunder. Data sumberdaya budaya di Kota Bogor
diperoleh dengan menggunakan metode studi literatur lalu melakukan observasi
langsung ke lapang untuk memperoleh data yang lebih akurat. Kegiatan observasi
diiringi dengan metode wawancara kepada stakeholder yang terkait, khususnya
dengan pengelola organisasi/komunitas budaya untuk mendapatkan data yang lebih
informatif. Studi literatur dapat dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan data
primer untuk semakin memperkuat dan memperjelas seluruh informasi yang
diperoleh. Data-data yang diambil merupakan data keseluruhan yang menjelaskan
setiap aspek pengelolaan 4 unsur budaya yang mencakup planning, organizing,
actuating, dan controlling.
10

DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, A. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. LKiS Pelangi


Aksara. Diakses pada 17 Februari 2021.
11

LAMPIRAN
12

Lampiran 1 Panduan Wawancara

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No. 14, Bogor 16151
Telp. (0251) 8329051, 8329101, Fax (0251) 8329101

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


IDENTIFIKASI PENGELOLAAN KEBUDAYAAN DI KOTA BOGOR
Wawancara dalam rangka mengumpulkan data Praktik Kerja Lapangan (PKL)
“Pengelolaan Kebudayaan di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat”
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Paduan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data untuk kegiatan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor. Identitas pewawancara:
Nama : Hanidjaya Ester Novaangelina Siahaan
NIM : J3B218138
Program Studi : Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

A. Karakteristik Pengelola
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :

B. Daftar Pertanyaan Sumberdaya Budaya


1. Bahasa
• Apakah bahasa tradisional/asli yang digunakan oleh masyarakat Kota
Bogor?
• Apakah bahasa yang digunakan masyarakat Kota Bogor dalam kehidupan
sehari-hari?
• Bagaimana tata bahasa tradisional/asli yang digunakan oleh masyarakat
Kota Bogor tersebut?
• Dialek/logat apa yang digunakan masyarakat Kota Bogor dalam bahasa
tradisional/asli?
• Apakah terdapat tingkatan bahasa dalam bahasa tradisional tersebut?
Tolong jelaskan perbedaannya.
13

2. Sistem ilmu pengetahuan


• Bagaimana sistem ilmu pengetahuan tradisional yang berkembang di
masyarakat Kota Bogor?
• Apakah dalam sistem ilmu pengetahuan tradisional tersebut terdapat
pengetahuan yang berkaitan dengan alam? Tolong jelaskan.
• Apakah dalam sistem ilmu pengetahuan tradisional tersebut terdapat
pengetahuan yang berkaitan dengan astronomi? Tolong jelaskan.
• Bagaimana implementasi sistem ilmu pengetahuan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Bogor?
3. Sistem peralatan hidup
• Sistem peralatan hidup tradisional apa saja yang berkembang di masyarakat
Kota Bogor?
• Bagaimana implementasi peralatan tersebut dalam kehidupan sehai-hari
masyarakat Kota Bogor?
• Apa bahan dasar pembuatan peralatan tersebut?
• Apakah terdapat keterkaitan antara sistem peralatan hidup tersebut dengan
sistem ilmu pengetahuan yang berkembang di masyarakat Kota Bogor?
Tolong jelaskan..
4. Kesenian tembang/lagu
• Kesenian tembang/lagu tradisional apa saja yang berkembang di masyarakat
Kota Bogor?
• Bagaimana implementasi tembang/lagu tersebut dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat Kota Bogor?
• Apakah arti, makna dan filosofi dari tembang/lagu tersebut? Tolong
jelaskan.
14

C. Pengelolaan Sumberdaya Kebudayaan di Kota Bogor

Aspek
Unsur Kebudayaan Daftar Pertanyaan
Pengelolaan
Planning 1. Bahasa 1. Bagaimana cara pengelolaan sumberdaya
2. Sistem ilmu kebudayaan?
pengetahuan 2. Bagaimana perencanaan pengelolaan
3. Sistem peralatan kebudayaan di Kota Bogor?
hidup 3. Apakah sumberdaya kebudayaan dipersiapkan
4. Kesenian (Lagu) untuk menjadi sumberdaya wisata?
Organizing 1. Bahasa 1. Apakah setiap aspek budaya memiliki
2. Sistem ilmu penanggungjawab?
pengetahuan 2. Bidang atau organisasi/komunitas apa yang
3. Sistem peralatan paling berperan dalam mengelola aspek budaya
hidup tersebut?
4. Kesenian (Lagu) 3. Mengapa bagian atau bidang tersebut memiliki
peran penting dalam pengelolaan setiap aspek
budaya?
Actuating 1. Bahasa 1. Apa saja jenis sumberdaya budaya saat ini yang
2. Sistem ilmu sedang dikelola?
pengetahuan 2. Bagaimana pemetaan persebaran pengelola
3. Sistem peralatan kebudayaan di Kota Bogor saat ini?
hidup 3. Event apa saja yang dilakukan untuk mengelola
4. Kesenian (Lagu) dan melestarikan setiap aspek budaya?
Controlling 1. Bahasa 1. Apakah ada pengawasan yang dilakukan
2. Sistem ilmu pengelola/komunitas terhadap setiap aspek
pengetahuan budaya?
3. Sistem peralatan 2. Seperti apa bentuk pengawasan yang dilakukan?
hidup 3. Bagaimana pengawasan tersebut dilakukan?
4. Kesenian (Lagu) 4. Kapan pengawasan dilakukan?
5. Mengapa perlu dilakukan pengawasan?

Anda mungkin juga menyukai