Pariwisata khususnya di Bali identik dengan adanya kegiatan yang berhubungan dengan
kebudayaan setempat, pariwisata sendiri merupakan salah satu industri terbesar yang terdapat
di Bali sehingga Bali dijuluki sebagai ikon pariwisata Indonesia yang sangat terkenal di
mancanegara. Perkembngan pariwisata di bali tidak lepas dari peran pemerintah dan
masyarakat setempat yang saling memberikan kontribusi untuk tetap menjaga keaslian budaya
dan juga lingkungan setempat sehingga kegiatan pariwisata itu masih bisa terjaga hingga saat
ini.
Pada saat ini, kegiatan pariwisata Bali tidak semata-mata hanya kegiatan pariwisata yang
berhubngan dengan kebudayaan. Adapun kegiatan pariwisata yang berkembang saat ini yaitu
agro wisata. Agrowisata merupakan sebuah bentuk khusus pariwisata di lokasi usaha tani
rumah tangga yang dapat berdampak ganda terhadap aspek sosial-ekonomi dan permukaan
areal (landscape) pedesaan. Berdasarkan penelitian Brscic pada tahun 2002, diketahui bahwa
aktivitas rumah tangga agrowisata terdiri atas dua bagian yaitu aktivitas wisata dan aktivitas
pertanian. Aktivitas rumah tangga agrowisata berdampak pada lingkungan pedesaan.
Agrowisata sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh produsen
pertanian lainnya di desa tersebut. Di samping itu, rumah tangga agrowisata dapat menjual
barang dan jasa secara langsung atau tidak langsung melalui asosiasi turis, agen-agen turis atau
operator-operator tur.
Di Bali sendiri sudah banyak terdapat objek agrowisata, salah satunya adalah Alas Harum
Agro Tourism. Alas Harum menawarkan berbagai atraksi yang mampu memacu adrenaline
hingga atraksi yang mampu memanjakan mata pengunjung objek wisata tersebut. Alas Harum
merupakan salah sau agro wisata yang berkonsentrasi dalam pengelolaan hasil kebun seperti
kopi, cengkeh dan padi. Dengan luas sekitar 5 hektar para pengunjung dimanjakan dengan
keindahan alam berupa terasering sawah yang membentang disepanjang area pariwisata. Selain
itu juga terdapat danau kecil buatan yang dikhususkan untuk menjaga keindahan dari objek
wisata ini.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada beberapa hal menarik yang penulis ingin
uraikan dalam makalah ini yang akan disampaikan lebih lanjut pada rumusan masalah.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja atraksi yang ada pada objek wisata Alas Harum ?
2. Apa saja sarana dan prasarana yang memfasilitasi kegiatan kepariwisataan di Alas
Harum ?
3. Bagaimana aksesbilitas untuk menuju ke obyek wisata Alas Harum?
4. Bagaimana sistem kelembagaan dari obyek wisata Alas Harum ?
Adapun manfaat yang dapat diberikan dari makalah ini adalah memberikan informasi
kepada para pembaca mengenai obyek wisata Alas Harum dengan lebih mendalam mengenai
atraksi, fasilitas,aksesibilitas dan juga kelembagaannya. Selain itu sebagai masukan untuk
berbagai pihak untuk lebih menyadari pentingnya elemen-elemen yang terdapat dalam bidang
pariwisata.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
a) Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana
ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan
oleh Negara yang dikunjunginya.
b) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa
tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara
yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
3
2. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.
4
(pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat
hiburan juga merupakan daya tarik wisata
Aksesibilitas
5
pariwisata melalui internet untuk mempromosikan pariwisata Indonesia yang
berhubungan dengan objek wisata, hotel, akomodasi, rumah makan, agent travel
dan biro perjalanan.
Amenities (fasilitas);
Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di salah satu objek wisata.
Biasanya akomodasi yang diinginkan wisatawan berkunjung adalah hotel dan
restoran yang mudah dijangkau, serta bisa memenuhi apa yang
wisatawan inginkan selama berada di objek wisata yang dikunjunginya.
Ancillary (kelembagaan);
Keempat faktor diatas merupakan faktor yang sangat vital dalam pengembangan suatu
destinasi pariwisata. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata mempunyai
peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, khususnya perekonomian negara
karena kegiatan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup
pontensial. Menurut buku tourism industry 2000, Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis
usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang
dapat menciptakan nilai tambahan terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan
produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa – jasa (service) yang
dihasilkan melalui proses produksi yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu
ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian
ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu
barang (product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
6
yang mendorong aktivitas ekonomi dan berdampak pada usaha tani dan pendapatan
masyarakat. Agrowisata juga dapat menyediakan lebih banyak aktivitas ekonomi
terhadap petani dan masyarakat pedesaan, serta yang mencakup penyediaan jasa dan
produk agroturistik kepada pengunjung. Pizam dan Pokela (2005) menggolongkan
aktivitas agrowisata ke dalam dua kategori yaitu aktivitas usaha tani (farming activities)
dan aktivitas yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha tani (non-farming
activities). Sedangkan Wood (2006) menggolongkannya ke dalam on-farm activities
dan off-farm activities.
Berbagai aktivitas agrowisata yang sering dijumpai di antaranya:
Berburu dan memancing berbasis fee (fee hunting and fishing)
Festival dan pameran pertanian (agriculture related festival and fairs)
Tur usaha tani (farm tours)
Wisata petik sayuran dan buah-buahan (U-pick vegetables and fruit)
Menunggang kuda (horseback riding)
Pasar ritel petani/usaha tani (farmer/on-farm retail markets)
Berlibur di usaha tani (farm/on farm vacations)
Menginap dan menikmati makan pagi di rumah petani (on-farm bed and
breakfast)
Menikmati keunikan binatang/burung di peternakan (on-farm petting zoos/bird
watching)
Piknik di areal usaha tani (on-farming picnic areas)
Bersepeda/berjalan di jalan usaha tani (biking/hiking trails)
Program pendidikan usaha tani (on-farm educational programs)
Sznajder et al. (2009) menambahkan konsep agrowisata yang membedakan antara
agrowisata tradisional dan agrowisata modern. Agrowisata tradisional hanya menawarkan
paket liburan dengan tinggal sementara kepada pengunjung untuk menikmati sumberdaya
alami usaha tani dan petani hanya mendapatkan sejumlah kecil tambahan pendapatan.
Selanjutnya, dalam agrowsiata modern, petani tampak lebih berinisiatif melakukan investasi
untuk dapat menawarkan lebih banyak produk agroturistik dengan harapan dapat memberikan
sumbangan nyata terhadap pendapatan usaha taninya. Utama (2005) menemukan bahwa faktor
pendorong wisatawan mengunjungi objek wisata bertipe ekowisata dan agrowisata di
antaranya dominan dipengaruhi oleh faktor relaxation, escape, strengthening family
bond, dan play. Kunjungannya untuk memenuhi tujuan penyegaran tubuh, menghilangkan
kejenuhan, ajakan teman atau keluarga, dan mencari hiburan atau bermain.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Gambar 3.1 : Alas harum Agro Tourism Top View
Sumber : Google Earth
3.2 Atraksi (attraction) Di Alas Harum Agrotourism
Atraksi merupakan salah satu komponen penting dalam pariwisata, Alas Harum Agro
Tourism juga menawarkan berbagai macam atraksi wisata seperti giant swing, flying fox,
hingga memberi makan luwak dan melihat langsung pengolahan kopi secara tradisional.
Berikut adalah beberapa atraksi yang ditawarkan pada Alas Harum Agro Tourism.
9
Gambar 3.3 : Area Giant Swing dan Flying Fox
Sumber : Dokumentasi Pribadi
10
Gambar 3.5 : Kandang Luwak
Sumber : Dokumentasi Pribadi
1. Area Parkir.
Area parker pada fasilitas ini sudah cukup memenuhi syarat, kapasitas dari area parker
ini sendiri dapat menampung sekitar 20 minibus, 10 mobil van, dan 30 sepeda motor,
sehingga pengunjung yang datang tidak kesulitan untuk mendapatkan parker. Rata-rata
pengunjung yang datang merupakan rombongan atau grup tour.
11
2. Toilet.
Toilet umum hanya terdapat di satu titik yang letaknya cukup jauh dari beberapa atraksi
yang ada pada area wisata ini. Hal ini sangat disayangkan karena akan menyebabkan
antrian Panjang dengan jumlah pengunjung yang banyak terutama pada peak season.
Namun toilet umum ini dapat dilihat cukup bersih dan memiliki ruang sirkulasi yang
nyaman.
12
Gambar 3.8 : Area Café
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Spot Foto
Alas harum Agro Tourism juga menyediakan spot foto yang unik guna memberikan
pengalaman baru kepada pengunjung, adapun beberapa spot foto yang terdapat pada
area wisata ini.
13
5. Tempat menjual souvenir
Alas Harum Agrotourism juga memiliki fasilitas berupa took souvenir yang menjual
berupa berbagai macam olahan kopi, dan teh yang diolah langsung oleh pihak Alas
harum.
Jalur laut kebanyakan ditempuh oleh wisatawan domestic yang berasal dari pulau jawa,
jika melalui jalur laut, maka wisatawan akan memulai perjalanan dari pelabuhan gilimanuk.
Pelabuhan gilimanuk merupakan penghubung jalur laut utama pulau Bali dengan Pulau jawa.
Waktu tempuh dari pelabuhan Gilimanuk menuju tegalalang diperkirakan memakan waktu
sekitar 3 jam 30 menit.
Jalur darat menuju lokasi objek wisata sudah bias dibilang cukup mendukung dan sudah
dilapisi aspal, selain itu sudah banyak terdapat agen travel yang bekerja sama dengan pihak
14
Alas Harum, sehingga pengunjung akan lebih dimudahkan jika ingin mengunjungi objek
wisata tersebut.
3.5 Kelembagaan
Status kelembagaan dari objek pariwisata Alas Harum Agro Tourism adalah kpemilikan
pribadi yang dimana sudah terbentuk ketika objek wisata ini pertama kali didirikan (tahun
2014). Pihak pengelola sendiri bekerja sama dengan penduduk setempat dimana sumber daya
manusianya berasal dari sekitar objek wisata tersebut. Hingga saat ini pihak Alas Harum belum
bekerja sama dengan pemerintah. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pemilik Alas Harum (Bapak Made) yaitu, adanya objek wisata seperti ini mampu memberikan
lapangan pekerjaan yang layak bagi sebagian besar warga sekitar objek pariwisata ini.
Memperkerjakan warga sekitar objek wisata merupakan hal yang sengaja dilakukan oleh bapak
made supaya ojek wisata ini bias saling memberikan manfaat baik untuk pemilik dan juga
warga sekitar objek wisata.
15
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Alas Harum Agro Tourism merupakan salah satu dari banyaknya agro wisata yang
terdapat di Bali. Agro wisata sedang banyak diminati dilihat dari antusias pengunjung
domestic maupun mancanegara yang mengunjungi objek wisata sejenis. Tingginya minat
wisatawan dengan objek wisata sejenis diimbangi dengan adanya atraksi-atraksi yang
dikembangkan pada Alas Harum seperti atraksi pengolahan kopi, giant swing dan juga flying
fox serta atraksi-atraksi lainnya. Selain itu terdapat fasilitas penunjang yang mampu
memfasilitasi pengunjung walaupun tidak semua fasilitas pada Alas Harum dikembangkan
secara optimal. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah area parkir yang luas, restaurant atau café,
toilet, spot foto dan juga tempat menjual souvenir. Lokasi yang terletak di daerah tegalalang
menyebabkan objek wisata ini tidak susah dijangkau dan kondisi jalan sudah sangat
memadai. Sistem kelembagaan objek wisata ini juga sudah dikelola dengan baik dan adil,
dikarenakan banyak memperkerjakan warga sekitar sehingga bias saling memberikan
manfaat antara masyarakat dan juga pihak pengelola.
4.2 Saran
Objek wisata Alas Harum memiliki banyak atraksi menarik yang cukup mengundang para
wisatawan, namun ada beberapa fasilitas-fasilitas umum yang semestinya dapat dikembangkan
lebih lanjut seperti diperbanyaknya jumlah toilet, dan juga penambahan restaurant yang
menjual makanan berat sehingga pengunjung lebih dimudahkan ketika sedang berada dalam
objek wisata tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://tourismbali.wordpress.com/2013/03/10/definisi-agrowisata-dari-berbagai-perspektif-2/
diakses 15/10/18
https://dinaspariwisata.kutaitimurkab.go.id/news/6-konsep-dasar-dan-penerapan-a4-dalam-
dunia-pariwisata diakses 15/10/18
17