Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata khususnya di Bali identik dengan adanya kegiatan yang berhubungan dengan
kebudayaan setempat, pariwisata sendiri merupakan salah satu industri terbesar yang terdapat
di Bali sehingga Bali dijuluki sebagai ikon pariwisata Indonesia yang sangat terkenal di
mancanegara. Perkembngan pariwisata di bali tidak lepas dari peran pemerintah dan
masyarakat setempat yang saling memberikan kontribusi untuk tetap menjaga keaslian budaya
dan juga lingkungan setempat sehingga kegiatan pariwisata itu masih bisa terjaga hingga saat
ini.

Pada saat ini, kegiatan pariwisata Bali tidak semata-mata hanya kegiatan pariwisata yang
berhubngan dengan kebudayaan. Adapun kegiatan pariwisata yang berkembang saat ini yaitu
agro wisata. Agrowisata merupakan sebuah bentuk khusus pariwisata di lokasi usaha tani
rumah tangga yang dapat berdampak ganda terhadap aspek sosial-ekonomi dan permukaan
areal (landscape) pedesaan. Berdasarkan penelitian Brscic pada tahun 2002, diketahui bahwa
aktivitas rumah tangga agrowisata terdiri atas dua bagian yaitu aktivitas wisata dan aktivitas
pertanian. Aktivitas rumah tangga agrowisata berdampak pada lingkungan pedesaan.
Agrowisata sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh produsen
pertanian lainnya di desa tersebut. Di samping itu, rumah tangga agrowisata dapat menjual
barang dan jasa secara langsung atau tidak langsung melalui asosiasi turis, agen-agen turis atau
operator-operator tur.
Di Bali sendiri sudah banyak terdapat objek agrowisata, salah satunya adalah Alas Harum
Agro Tourism. Alas Harum menawarkan berbagai atraksi yang mampu memacu adrenaline
hingga atraksi yang mampu memanjakan mata pengunjung objek wisata tersebut. Alas Harum
merupakan salah sau agro wisata yang berkonsentrasi dalam pengelolaan hasil kebun seperti
kopi, cengkeh dan padi. Dengan luas sekitar 5 hektar para pengunjung dimanjakan dengan
keindahan alam berupa terasering sawah yang membentang disepanjang area pariwisata. Selain
itu juga terdapat danau kecil buatan yang dikhususkan untuk menjaga keindahan dari objek
wisata ini.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada beberapa hal menarik yang penulis ingin
uraikan dalam makalah ini yang akan disampaikan lebih lanjut pada rumusan masalah.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja atraksi yang ada pada objek wisata Alas Harum ?
2. Apa saja sarana dan prasarana yang memfasilitasi kegiatan kepariwisataan di Alas
Harum ?
3. Bagaimana aksesbilitas untuk menuju ke obyek wisata Alas Harum?
4. Bagaimana sistem kelembagaan dari obyek wisata Alas Harum ?

1.3 Tujuan Penilitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui atraksi apa saja yang ada pada obyek wisata Alas Harum
2. Untuk mengetauhi sarana dan prasarana yang memfasilitasi kegiatan kepariwisataan di
Alas Harum.
3. Untuk mengetahui aksesibiltas menuju obyek wisata Alas Harum.
4. Untuk mengetahui sistem kelembagaan obyek wisata Alas Harum.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan dari makalah ini adalah memberikan informasi
kepada para pembaca mengenai obyek wisata Alas Harum dengan lebih mendalam mengenai
atraksi, fasilitas,aksesibilitas dan juga kelembagaannya. Selain itu sebagai masukan untuk
berbagai pihak untuk lebih menyadari pentingnya elemen-elemen yang terdapat dalam bidang
pariwisata.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Pariwisata
Menurut etimologi kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam
bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu
tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini
pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara
individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12). Pariwisata menurut UU
No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pariwisata. Pengertian tersebut meliputi semua kegiatan
yang berhubungan dengan perjalanan wisata, sebelum dan selama dalam perjalanan
dan kembali ke tempat asal, pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata (pemandangan
alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya). Usaha dan sarana
wisata berupa: usaha jasa, biro perjalanan, pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata. Pariwisata juga terkait dengan
wisatawan, wisatawan sendiri memiliki definisi sebagai berikut :

Menurut WTO wisatawan dibagi kedalam tiga bagian yaitu:

a) Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana
ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan
oleh Negara yang dikunjunginya.

b) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa
tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara
yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan,


pendidikan, keagamaan dan olahraga.

3
2. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

c) Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap


kurang dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, termasuk orang yang berkeliling
dengan kapal pesiar.

2.1.2 Objek dan Daya Tarik Pariwisata


Pengertian obyek dan daya tarik pariwisata adalah suatu bentukan dari aktifitas
dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Obyek dan daya tarik wisata sangat
erat hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin
mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya.
Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dinyatakan bahwa obyek
dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik itu
pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang dilakukan dengan cara mengusahakan,
mengelola dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata.

2.1.3 Pembangunan dan Perencanaan Pariwisata


Pembangunan pariwisata di Indonesia berprinsip pada Pariwisata Berbasis
Masyarakat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan tuntuk rakyat. Pariwisata berwawasan
budaya, dimana mencakup seluruh hasil cipta, rasa dan karya masyarakat, yang
merupakan salah satu kekayaan utama Indonesia dan membawa pada keuntungan
kompetitif. Pariwisata berkelanjutan, yakni menghormati dan melestarikan lingkungan
untuk generasi yang akan datang (Ardika, 2003).
Ada empat aspek (A4) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-
aspek tersebut adalah sebagai berikut :

 Attraction (daya tarik) Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW)


untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa
alam maupun masyarakat dan budayanya. Semua ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan
alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta
binatang-binatang langka. Selain itu, karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro

4
(pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat
hiburan juga merupakan daya tarik wisata

 Aksesibilitas

Aksesibilitas dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat


dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. Akses pariwisata di
Indonesia sudah lumayan baik namun masih ada yang kurang baik dan belum
menunjang akses pariwisata Indonesia. Akses yang baik menunjang akomodasi,
karena akomodasi yang mudah didapatkan oleh wisatawan sudah bisa memenuhi
apa yang diinginkan wisatawan, walaupun terkadang masih belum mampu
menunjang semua kebutuhan wisatawan. Akses yang masih belum menunjang
dalam pariwisata di Indonesia adalah akses transportasi, masih banyak transportasi
yang belum menunjang pariwisata. Selebihnya jika kita melihat transportasi kereta
api masih banyak kekurangannya, dilihat dari keretanya itu sendiri yang masih
kurang layak pakai terutama untuk kereta yang kelas ekonomi, kotor dan berdesak-
desakan. Seharusnya kereta yang ada di Indonesia bisa seperti kereta-kereta yang
ada di Jepang, yakni nyaman, bersih, aman, dan kita merasa enak berada dikereta
selama perjalanan. Transportasi laut juga masih banyak kekurangan seperti
buruknya manajemen dan lemahnya teknisi. Sering terjadi kecelakaan di laut lepas
membuat banyak orang takut untuk melakukan perjalanan laut. Untuk transportasi
udara, walaupun lebih baik, tidak jauh berbeda dengan transportasi laut. Namun
banyak maskapai yang tidak boleh melakukan penerbangan ke luar negeri karena
takut terjadi kecelakaan, dikarenakan pesawat yang tersebut rusak namun masih
dipergunakan untuk melakukan penerbangan. Akses pariwisata di Indonesia masih
harus diperbaiki terutama akses transportasi dan telekomunikasi karena merupakan
pendukung utama pertumbuhan sektor pariwisata baik transportasi udara, laut, dan
darat. Transportasi udara yang menjalin kerja sama terhadap maskapai
penerbanagn asing memudahkan wisatawan asing keluar dan masuk ke Indonesia.
Transportasi laut, seperti diperbaikinya kapal cepat atau kapel ferry yang
berkualitas baik agar wisatawan dengan mudah mengakses pulau-pulau di
Indonesia yang mempunyai potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Transportasi darat seperti kereta api yang layak dipakai, bus-bus pariwisata, serta
diadakannya angkutan seperti subway, waterway, monorail. Akses telekomunikasi
merupakan strategi pemasaran pariwisata yang efektif seperti publikasi destinasi

5
pariwisata melalui internet untuk mempromosikan pariwisata Indonesia yang
berhubungan dengan objek wisata, hotel, akomodasi, rumah makan, agent travel
dan biro perjalanan.

 Amenities (fasilitas);

Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di salah satu objek wisata.
Biasanya akomodasi yang diinginkan wisatawan berkunjung adalah hotel dan
restoran yang mudah dijangkau, serta bisa memenuhi apa yang
wisatawan inginkan selama berada di objek wisata yang dikunjunginya.

 Ancillary (kelembagaan);

Adanya lembaga pariwisata, wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan


mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan,
(protection of tourism) dan terlindungi.

Keempat faktor diatas merupakan faktor yang sangat vital dalam pengembangan suatu
destinasi pariwisata. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata mempunyai
peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, khususnya perekonomian negara
karena kegiatan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup
pontensial. Menurut buku tourism industry 2000, Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis
usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang
dapat menciptakan nilai tambahan terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan
produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa – jasa (service) yang
dihasilkan melalui proses produksi yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu
ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian
ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu
barang (product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

2.1.4 Pengertian Agro Wisata atau Agro Tourism


Secara formal, Wolfe dan Bullen (2011) mendefinisikan agrowisata sebagai
sebuah aktivitas, usaha atau bisnis yang mengkombinasikan elemen dan ciri-ciri utama
pertanian dan pariwisata serta menyediakan sebuah pengalaman kepada pengunjung

6
yang mendorong aktivitas ekonomi dan berdampak pada usaha tani dan pendapatan
masyarakat. Agrowisata juga dapat menyediakan lebih banyak aktivitas ekonomi
terhadap petani dan masyarakat pedesaan, serta yang mencakup penyediaan jasa dan
produk agroturistik kepada pengunjung. Pizam dan Pokela (2005) menggolongkan
aktivitas agrowisata ke dalam dua kategori yaitu aktivitas usaha tani (farming activities)
dan aktivitas yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha tani (non-farming
activities). Sedangkan Wood (2006) menggolongkannya ke dalam on-farm activities
dan off-farm activities.
Berbagai aktivitas agrowisata yang sering dijumpai di antaranya:
 Berburu dan memancing berbasis fee (fee hunting and fishing)
 Festival dan pameran pertanian (agriculture related festival and fairs)
 Tur usaha tani (farm tours)
 Wisata petik sayuran dan buah-buahan (U-pick vegetables and fruit)
 Menunggang kuda (horseback riding)
 Pasar ritel petani/usaha tani (farmer/on-farm retail markets)
 Berlibur di usaha tani (farm/on farm vacations)
 Menginap dan menikmati makan pagi di rumah petani (on-farm bed and
breakfast)
 Menikmati keunikan binatang/burung di peternakan (on-farm petting zoos/bird
watching)
 Piknik di areal usaha tani (on-farming picnic areas)
 Bersepeda/berjalan di jalan usaha tani (biking/hiking trails)
 Program pendidikan usaha tani (on-farm educational programs)
Sznajder et al. (2009) menambahkan konsep agrowisata yang membedakan antara
agrowisata tradisional dan agrowisata modern. Agrowisata tradisional hanya menawarkan
paket liburan dengan tinggal sementara kepada pengunjung untuk menikmati sumberdaya
alami usaha tani dan petani hanya mendapatkan sejumlah kecil tambahan pendapatan.
Selanjutnya, dalam agrowsiata modern, petani tampak lebih berinisiatif melakukan investasi
untuk dapat menawarkan lebih banyak produk agroturistik dengan harapan dapat memberikan
sumbangan nyata terhadap pendapatan usaha taninya. Utama (2005) menemukan bahwa faktor
pendorong wisatawan mengunjungi objek wisata bertipe ekowisata dan agrowisata di
antaranya dominan dipengaruhi oleh faktor relaxation, escape, strengthening family
bond, dan play. Kunjungannya untuk memenuhi tujuan penyegaran tubuh, menghilangkan
kejenuhan, ajakan teman atau keluarga, dan mencari hiburan atau bermain.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Alas Harum Agro Tourism


Agritourism didefinisakan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana
pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk,
menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan
malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.
Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian.
Agrowisata merupakan pemasaran langsung produk pertanian karena para petani dapat
menjual secara langsung hasil pertaniannya tanpa melalui saluran distribusi. Petani bisa mebuat
stand hasil pertaniannya di sepanjang jalur yang dilintasi oleh para wisatawan.
Wilayah agrowisata dapat secara otomatis perfungsi sebagai pasar yang mempertemukan
antara para petani sebagai penghasil produk pertanian dengan para wisatawan sebagai penikmat
produk. Produk yang dimaksud tidak sebatas yang berwujud seperti buah-buahan atau sayur-
sayuran, tetapi dapat berupa jasa misalnya mengukir buah, jasa lokal guide, dan mungkin
atraksi tari-tarian para petani lokal yang mengekpresikan kehidupan bertanian mereka.
Di Bali sendiri banyak terdapat wisata agritourism, salah satunya adalah alas harum
Agrotourism yang terletak di daerah Tegalalang.
Alas harum berdiri sejak tahun 2014 sehingga masih bias dikatakan area wisata baru, luas
awal dari lokasi wisata ini adalah 3 hektar dan telah dilakukan pengembangan-pengembangan
hingga saat ini sehingga luasannya menjadi 5 hektar. Alas harum lebih mengutamakan wisata
perkebunan pengolahan kopi, namun terdapat juga tanaman rempah lain seperti cengkeh.
Selain itu juga terdapat tanaman berupa pohon kelapa juga padi.

8
Gambar 3.1 : Alas harum Agro Tourism Top View
Sumber : Google Earth
3.2 Atraksi (attraction) Di Alas Harum Agrotourism
Atraksi merupakan salah satu komponen penting dalam pariwisata, Alas Harum Agro
Tourism juga menawarkan berbagai macam atraksi wisata seperti giant swing, flying fox,
hingga memberi makan luwak dan melihat langsung pengolahan kopi secara tradisional.
Berikut adalah beberapa atraksi yang ditawarkan pada Alas Harum Agro Tourism.

Gambar 3.2 : Area Pengolahan Kopi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

9
Gambar 3.3 : Area Giant Swing dan Flying Fox
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.4 : Area Trekking


Sumber : Dokumentasi Pribadi

10
Gambar 3.5 : Kandang Luwak
Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.3 Fasilitas (amenitas) Di Ulun Danu Beratan


Adapun beberapa sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata yang disebut
dengan amenitas atau fasilitas. Fasilitas yang terdapat pada Alas harum Agro Tourism ini
antara lain :

1. Area Parkir.
Area parker pada fasilitas ini sudah cukup memenuhi syarat, kapasitas dari area parker
ini sendiri dapat menampung sekitar 20 minibus, 10 mobil van, dan 30 sepeda motor,
sehingga pengunjung yang datang tidak kesulitan untuk mendapatkan parker. Rata-rata
pengunjung yang datang merupakan rombongan atau grup tour.

Gambar 3.6 : Area parkir


Sumber : Dokumentasi Pribadi

11
2. Toilet.
Toilet umum hanya terdapat di satu titik yang letaknya cukup jauh dari beberapa atraksi
yang ada pada area wisata ini. Hal ini sangat disayangkan karena akan menyebabkan
antrian Panjang dengan jumlah pengunjung yang banyak terutama pada peak season.
Namun toilet umum ini dapat dilihat cukup bersih dan memiliki ruang sirkulasi yang
nyaman.

Gambar 3.7 : Toilet Umum


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Restaurant atau Cafe


Cafe pada alas harum hanya dikhususkan untuk menjual kopi, teh dan juga makanan
ringan. Terdapat beberapa spot restaurant di Alas Harum, salah satunya adalah sebagai
berikut.

12
Gambar 3.8 : Area Café
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Spot Foto
Alas harum Agro Tourism juga menyediakan spot foto yang unik guna memberikan
pengalaman baru kepada pengunjung, adapun beberapa spot foto yang terdapat pada
area wisata ini.

Gambar 3.9 : Spot Foto


Sumber : Dokumentasi Pribadi

13
5. Tempat menjual souvenir
Alas Harum Agrotourism juga memiliki fasilitas berupa took souvenir yang menjual
berupa berbagai macam olahan kopi, dan teh yang diolah langsung oleh pihak Alas
harum.

Gambar 3.10 : Toko Souvenir


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.4 Aksesbilitas Menuju Objek Wisata Alas Harum Agrotourism


Wisatawan dapat mengakses objek wisata Alas harum melalui jalur udara, laut maupun
darat. Jalur udara ditempuh khusus bagi pengunjung domestic maupun mancanegara yang
berdomisili diluar Bali, perjalanan dilanjutkan dengan jalur darat menuju Tegalalang.
Perjalanan dari Bandara menuju lokasi objek wisata dapat ditempuh dalam waktu 1 jam melalui
jalur By Pass I Gusti Ngurah Rai.

Jalur laut kebanyakan ditempuh oleh wisatawan domestic yang berasal dari pulau jawa,
jika melalui jalur laut, maka wisatawan akan memulai perjalanan dari pelabuhan gilimanuk.
Pelabuhan gilimanuk merupakan penghubung jalur laut utama pulau Bali dengan Pulau jawa.
Waktu tempuh dari pelabuhan Gilimanuk menuju tegalalang diperkirakan memakan waktu
sekitar 3 jam 30 menit.

Jalur darat menuju lokasi objek wisata sudah bias dibilang cukup mendukung dan sudah
dilapisi aspal, selain itu sudah banyak terdapat agen travel yang bekerja sama dengan pihak

14
Alas Harum, sehingga pengunjung akan lebih dimudahkan jika ingin mengunjungi objek
wisata tersebut.

3.5 Kelembagaan
Status kelembagaan dari objek pariwisata Alas Harum Agro Tourism adalah kpemilikan
pribadi yang dimana sudah terbentuk ketika objek wisata ini pertama kali didirikan (tahun
2014). Pihak pengelola sendiri bekerja sama dengan penduduk setempat dimana sumber daya
manusianya berasal dari sekitar objek wisata tersebut. Hingga saat ini pihak Alas Harum belum
bekerja sama dengan pemerintah. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pemilik Alas Harum (Bapak Made) yaitu, adanya objek wisata seperti ini mampu memberikan
lapangan pekerjaan yang layak bagi sebagian besar warga sekitar objek pariwisata ini.
Memperkerjakan warga sekitar objek wisata merupakan hal yang sengaja dilakukan oleh bapak
made supaya ojek wisata ini bias saling memberikan manfaat baik untuk pemilik dan juga
warga sekitar objek wisata.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Alas Harum Agro Tourism merupakan salah satu dari banyaknya agro wisata yang
terdapat di Bali. Agro wisata sedang banyak diminati dilihat dari antusias pengunjung
domestic maupun mancanegara yang mengunjungi objek wisata sejenis. Tingginya minat
wisatawan dengan objek wisata sejenis diimbangi dengan adanya atraksi-atraksi yang
dikembangkan pada Alas Harum seperti atraksi pengolahan kopi, giant swing dan juga flying
fox serta atraksi-atraksi lainnya. Selain itu terdapat fasilitas penunjang yang mampu
memfasilitasi pengunjung walaupun tidak semua fasilitas pada Alas Harum dikembangkan
secara optimal. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah area parkir yang luas, restaurant atau café,
toilet, spot foto dan juga tempat menjual souvenir. Lokasi yang terletak di daerah tegalalang
menyebabkan objek wisata ini tidak susah dijangkau dan kondisi jalan sudah sangat
memadai. Sistem kelembagaan objek wisata ini juga sudah dikelola dengan baik dan adil,
dikarenakan banyak memperkerjakan warga sekitar sehingga bias saling memberikan
manfaat antara masyarakat dan juga pihak pengelola.

4.2 Saran
Objek wisata Alas Harum memiliki banyak atraksi menarik yang cukup mengundang para
wisatawan, namun ada beberapa fasilitas-fasilitas umum yang semestinya dapat dikembangkan
lebih lanjut seperti diperbanyaknya jumlah toilet, dan juga penambahan restaurant yang
menjual makanan berat sehingga pengunjung lebih dimudahkan ketika sedang berada dalam
objek wisata tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Yuliantini, Wayan., 2018. Perkembangan Pariwisata Di Bali. Academia.Edu


https://sukmaningtiyasputri77.wordpress.com/objek-wisata-di-indonesia/definisi-objek-
wisata/ diakses 12/10/2018

https://tourismbali.wordpress.com/2013/03/10/definisi-agrowisata-dari-berbagai-perspektif-2/
diakses 15/10/18

https://dinaspariwisata.kutaitimurkab.go.id/news/6-konsep-dasar-dan-penerapan-a4-dalam-
dunia-pariwisata diakses 15/10/18

http://www.daquagrotechno.org/apa-itu-agrowisata/ diakses 10/11/2018

17

Anda mungkin juga menyukai