Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebijakan pembangunan kepariwisataan sejak Indonesia merdeka
pada tahun 1945 sampai sekarang telah mengalami perubahan-perubahan
seiiring dengan perubahan kondisi sosial politik dan ekonomi di Indonesia
maupun dunia. Walaupun terjadi perbedaan dan perubahan pemerintahan,
namun pada dasarnya kebijakan pembangunan kepariwisataan terutama
ditujukan untuk meningkatkan jumlah orang yang melakukan perjalananan
wisata wilayah Indonesia atau dikenal dengan wisatawan. Meningkatnya
jumlah wisawatan diharapkan mampu meningkatkan perekonomian lokal
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan melestarikan
alam dan budaya tradisional.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata1 dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait dengan pariwisata dan bersifat yang dikeluarkan oleh World
Economic Forum (WEF), multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Pembangunan kepariwisataan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan
secara terencana dan terpadu dan memegang prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian nilai-
nilai agama, budaya, dan lingkungan alam, dan yang paling penting
harus tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

I - 1|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Pariwisata mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional
melalui kontribusinya terhadap penerimaan devisa negara yang
dihasilkan dari jumlah wisatawan asing (wisman) yang berkunjung ke
Indonesia. Jumlah kunjungan wisman yang berkunjung ke Indonesia dari
tahun ke tahun sejak periode Repelita I sampai dengan Periode RPJMN I
selalu mengalami peningkatan dengan tingkat pertumbuhan yang
berfluktuasi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode Repelita IV, yang
disebabkan karena adanya kemudahan-kemudahan bagi wisman antara lain
pemberian bebas visa selama 2 bulan untuk wisman di 26 negara,
memantapkan Kantor Pusat Promosi Pariwisata Indonesia (P3I) di luar
negeri dan pengembangan dan peningkatan daya tarik wisata, sedangkan
yang terendah terjadi pada era Transisi (Propenas). Pada era tersebut
tepatnya pada tahun 2002 Bali digoncang Bom yang menewaskan ratusan
manusia yang sebagian besar adalah wisatawan asing. Walaupun obyek
wisata di Indonesia bukan Bali semata, namun karena Bali merupakan
provinsi yang menyumbangkan wisatawan paling besar diantara provinsi-
provinsi lainnya di Indonesia, maka pertumbuhan wisman yang
berkunjung ke Indonesia berada di titik terendah. Sementara itu, kontribusi
pariwisata dalam penerimaan devisa negara pada tahun 2010 menduduki
peringkat keempat setelah minyak & gas bumi, minyak kelapa sawit, dan
karet olahan. Keberhasilan pembangunan pariwisata tersebut belum
dibarengi dengan peringkat daya saing Indonesia di pasar global.
Berdasarkan laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report yang
dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF), peringkat daya saing
pariwisata Indonesia pada tahun 2013 meningkat menjadi peringkat 70
dari 140 negara, dari posisi daya saing tahun 2011 yaitu peringkat 74 dari
139 negara. Namun peringkat tersebut masih dibawah Singapura
(peringkat 10), Thailand (43), dan Malaysia (34), serta China (45).
Dari aspek kebudayaan, pengembangan pariwisata terutama wisata
budaya akan membantu menyadarkan dan memperkenalkan kepada
masyarakat betapa kaya dan uniknya kebudayaan Indonesia. Di samping

I - 2|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
itu, dana yang dihasilkan dari kunjungan wisatawan di obyek wisata
budaya dapat dimanfaatkan untuk melestarikan dan menata kebudayaan
yang ada.
Pariwisata sebagai suatu industri mempunyai peran sebagai
multiplier effect dalam pembangunan ekonomi. Salah satu dampak penting
dalam berkembangnya pariwisata adalah adanya perbaikan infrastruktur
sosial di suatu destinasi pariwasata, seperti bandara udara, akses jalan,
hotel, transportasi dan energi, industri kerajinan, dan industri-industri
lainnya yang mempunyai keterkaitan dengan industri pariwisata
(Backward maupun forward linkage) yang semuanya itu dibutuhkan untuk
menjamin kenyamanan wisatawan menuju dan tinggal selama di destinasi
pariwisata. Dampak lebih jauh, dengan berkembangnya industri
pariwisata2 akan memperluas lapangan kerja dan pada akhirnya akan
menurunkan angka penganngguran dan kemiskinan. Kontribusi pariwisata
terhadap penyediaan lapangan kerja mengalami peningkatkan setiap
tahunnya.
Taman Nasional Danau Sentarum mempunyai potensi yang cukup
besar dalam bidang kepariwisataan. Kawasan Danau Sentarum Terletak di
jantung Borneo atau tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat. Kawasan Danau Sentarum yang merupakan komplek danau-danau
yang terdiri dari 20 buah danau besar kecil, sejak tahun 1999 ditetapkan
sebagai Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan mempunyai luas
132.000 Hektar. Kawasan Danau Sentarum berada 700 kilometer timur
laut Kota Pontianak itu, TNDS terdiri atas 89.000 hektar hutan rawa
tergenang dan 43.000 hektar daratan.
Danau Sentarum merupakan jenis danau yang berbeda dengan danau
konvensional lainnya, sebab Danau Sentarum sejatinya adalah daerah
hamparan banjir (lebak lebung /floodplain). Air di Danau Sentarum
bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal
dari hutan gambut di sekitarnya. Danau Sentarum terletak di tengah-tengah
jajaran pegunungan sehingga menjadikan kawasan ini sebagai daerah

I - 3|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
tangkapan hujan. Pada musim penghujan komplek Danau Sentarum akan
terendam air akibat aliran air dari pegunungan di sekelilingnya dan dari
luapan Sungai Kapuas yang merupakan Sungai terpanjang di Indonesia.
Selama 9-10 bulan dalam setahun, kawasan Danau Sentarum akan
terendam hingga kedalaman 6 14 meter. Diperkirakan tersimpan 16
triliun meter kubik air per tahun di kawasan ini. Tetapi, pada saat musim
kemarau, dimana tinggi air di Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air
dari Danau Sentarum akan mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air
di sungai tersebut relatif stabil. Akhirnya pada saat puncak musim
kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah sekitarnya akan menjadi
hamparan tanah yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada di danau, akan
terlihat di kolam-kolam kecil.
Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman
nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar
700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-
bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum
merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air
bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas.
Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Sentarum
memiliki potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang besar. Hal ini
harus diinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi
pengembangan aktivitas perairan umum. Pengembangan Danau Sentarum
mempunyai arti yang strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat sekitar danau, pelestarian keanekaragaman hayati danau dan
pengembangan pariwisata.
Danau Sentarum mempunyai arti strategis dan sangat vital bagi
kehidupan masyarakat di sekitar kawasan danau. Berbagai aktivitas
manusia berbasis sumberdaya alam danau telah berlangsung dengan cukup
intensif, antara lain penangkapan ikan, budidaya ikan, pariwisata dan
rekreasi, transportasi dan lain sebagainya.

I - 4|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Danau Sentarum memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa.
Jenis tumbuhan yang ada di danau sentarum sekitar 510 spesies, dimana
33 spesies diantaranya endemik TNDS, termasuk 10 spesies diantaranya
merupakan spesies baru. Hewan mamalia di TNDS ada 141 spesies.
Sekitar 29 spesies di antaranya spesies endemik, dan 64 persen hewan
mamalia itu endemik Borneo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen
di antaranya merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Kawasan Taman
Nasional Danau Sentarum tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar
terlengkap di dunia. Selain hutan yang bagus dan menjadi habitat lebah,
TNDS juga menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar. Dari segi ukuran,
misalnya, ada jenis ikan terkecil, yang dikenal dengan nama ikan Linut
(sundasalanx cf. microps) berukuran 1-2 sentimeter dengan tubuhnya yang
transparan seperti kaca, hingga ikan berukuran panjang dua meter seperti
ikan Tapah dari genus Wallago. Adapun ikan yang bernilai ekonomis dan
di konsumsi warga, misalnya, ada ikan gabus, toman, baung, lais, belida,
dan jelawat. Khusus ikan hias, di TNDS terdapat ikan silok atau Arwana
(scleropages formosus) dan dan Ulang-uli (botia macracranthus) yang
berhasil menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Pada kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan, serta
terdapat beberapa jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sentarum
dalam artian tidak ditemukan di belahan dunia lain. Selain itu terdapat 31
jenis Reptilia. Delapan jenis diantaranya merupakan jenis yang dilindungi
seperti Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Senyulung (Tomistoma
schlegelli), Labi-labi, Ular, Biawak, dll. Bahkan Buaya Katak atau Buaya
Rabin (Crocodylus raninus) yang di Asia telah dinyatakan punah masih
diketemukan di kawasan ini.
Besarnya potensi keanaekaramagaman hayati dan non hayati yang
ada di Danau Sentarum sangat menunjang untuk pengembangan Danau
Sentarum sebagai kawasan pariwisata. Kawasan peruntukkan pariwisata
adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala

I - 5|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata.
Sektor pariwisata di dalam ruang selanjutnya diwujudkan dalam
wadah aktivitas yang secara dominan mengakomodasi kegiatan
kepariwisataan, berdasarkan potensi daya tarik wisata yang ada. Wujud
ruang peruntukan pariwisata juga memperhatikan ketentuan dari UU. No.
10 tentang kepariwisataan yang berupa arahan pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata.
Berdasarkan arahan kebijakan, maka kawasan peruntukan pariwisata
terdiri dari :
a. Kawasan Strategis Pariwisata mencakup Kawasan Daya Tark Wisata
Khusus (KDTWK), dan
b. Daya Tarik Wisata (DTW) yang tersebar dalam skala kecil
Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Selain itu, kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB
penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari
tahun ke tahun. Disamping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan
dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat,
mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan
pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Namun, pekerjaan pariwisata merupakan pekerjaan yang sangat
sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor
internal maupun faktor eksternal, sehingga pekerjaan ini sangat
membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan
kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya
adalah dengan perencanaan dalam pengelolaan pembangunan secara
terpadu.

I - 6|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Perencanaan pembangunan kepariwisataan juga harus
memperhatikan keberlanjutan, dan berbasis pada masyarakat. Pemetaan
kekuatan dan peluang dioptimalkan dalam kerangka menata kawasan
wisata sebagai objek daya tarik wisata andalan Kabupaten Kapuas Hulu,
sehingga menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi
andalan Kabupaten Kapuas Hulu yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal. Hal ini berkaitan dengan peran sektor
pariwisata sebagai penyumbang devisa dan diharapkan menjadi sektor
andalan dalam pembangunan.
Perencanaan pembanguna kepariwisataan yang mengacu pada
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, mencakup
aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan
kelembagaan kepariwisataan.
RIPPARNAS (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional) merupakan bagian penting dalam perencanaan pembangunan
kepariwisataan kepariwisataan nasional dan daerah. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2011, telah
menandatangani Peratutan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional atau disebut
RIPPARNAS tahun 2010 2025. RIPPARNAS memiliki arti strategis bagi
bangsa Indonesia karena pembangunan pariwisata Indonesia memiliki
kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional sebagai
instrument peningkatan perolehan devisa.
Dalam penjelasan PP Nomor 50 Tahun 2011 itu disebutkan, bahwa
RIPPARNAS menjadi sangat penting bagi pembangunan kepariwisataan
Indonesia karena (1) memberikan arah pengembangan yang tepat
terhadap potensi kepariwisataan dari sisi produk, pasar, spasial,
sumber daya manusia, manajemen, dan sebagainya sehingga pariwisata
Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara postif dan berkelanjutan
bagi pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat, (2) mengatur

I - 7|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
peran setiap stakeholders terkait baik lintas sektor, lintas pelaku, maupun
lintas daerah/wilayah agar dapat mendorong pengembangan pariwisata
secara sinergis dan terpadu.
PP Nomor 50 Tahun 2011 memuat visi pembangunan
kepariwisataan nasional adalah terwujudnya Indonesia sebagi negara
tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu
mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh 4 (empat) strategi
pembangunan kepariwisataan, yang meliputi destinasi pariwisata yang
aman, nyaman, menarik, dan mudah dicapai; pemasaran pariwisata yang
sinergis, unggul dan bertanggung jawab; industri pariwisata yang berdaya
saing; dan organisasi pemerintah, Pemda, swasta dan masyarakat yang
efektif dalam mendorong terwujudkan pembangunan kepariwisataan
berkelanjutan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam PP No. 50 Tahun 2011
adalah meningkatkan: 1) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara; (2)
jumlah pergerakan wisatawan nusantara; (3) jumlah penerimaan devisa
dari wisatawan mancanegara; (4) jumlah pengeluaran wisatawan
nusantara; dan (5) produk domestic bruto di bidang kepariwisataann.
PP No. 50 Tahun 2011 ini menegaskan arah pembangunan
kepariwisataan nasional yang menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan
indikasi program kepariwisataan nasional dalam kurun waktu 2010 2025
yang meliputi pembangunan: (1) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN); (2)
Pemasaran Pariwasata Nasional; (3) industri pariwisata nasional; (4)
Kelembagaan Kepariwisataan Nasional. PP No. 50 Tahun 2011 ini juga
membagi perwilayahan DPN, yaitu 50 DPN yang tersebar di 33 provinsi,
dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tersebar di 50
DPN. Adapun syarat untuk menjadi DPN dan KSPN secara rinci
dijelaskan dalam ayat 1 dan 2 pasal 10 PP No.50/2011.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pariwisata sebagai
sektor andalan diantaranya adalah dengan menyusun arahan dan pedoman

I - 8|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
bagi pihak ketiga yang akan melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana
Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu. Konsep pengembangan kepariwisataan yang
mantap, dan dapat menjadi pedoman bagi pembangunan pariwisata mulai
dari tingkat nasional sampai ke daerah. Karena kegitan pariwisata
melibatkan banyak sektor, maka konsep tersebut dirancang dengan
mengacu pada kebijakan-kebijakan lain yang telah disusun, agar
komprehensif dan terjalinnya sinergitas, standardisasi mutu produk juga
perlu dilakukan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sesuai, serta penetapan daerah tujuan wisata perlu dimantapkan dan
ditindaklanjuti.
Kegiatan kepariwisataan memiliki ciri khusus yang berlingkup
global yang secara ekonomi mempunyai pengaruh efek ganda yang luas
dan besar, secara sosial budaya mengandung kemampuan untuk
membentuk, mengembangkan, dan meningkatkan nilai budaya
masyarakat, dan juga berdimensi politik, pertahanan, dan keamanan yang
melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian pembangunan
kepariwisataan daerah perlu dilakukan secara terpadu antara berbagai
komponen pariwisata serta stakeholders, serta perlu adanya perencanaan
pembangunan kepariwisataan yang baik.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-
hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri
yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang
kondusif.
Dengan adanya perencanaan yang baik secara menyeluruh
diharapkan KSPN yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, dapat
dibuatkan rencana yang menyeluruh dan terintegrasi, sebagai model yang
dapat diturunkan ke daerah yang bertanggung jawab terhadap KPPN.
Sebagai tindaklanjut dari pengembangan Kawasan strategis
pariwisata nasional (KSPN) Kapus Hulu, Kalimantan Barat adalah

I - 9|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
penyusunan rencana pengelolaan dan penguatan dukungan terhadap
pengembangan Kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) tersebut.
Guna optimalisasi pengembangan Kawasan strategis pariwisata nasional
(KSPN) yang dilakukan daerah, diperlukan kegiatan fasilitasi Manajemen
Plan. Sehingga diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak
pengelolaan berkelanjutan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1. Maksud
Maksud dari Pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat adalah agar tersedianya
dokumen rujukan atau referensi dalam rangka pengembangan kawasan
wilayah Kapuas Hulu dan sekitarnya di Kalimantan Barat sebagai salah
satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
1.2.2. Tujuan
Pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum Kabupaten Kapuas
Hulu Kalimantan Barat bertujuan untuk dapat memberi arahan bagi
pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan yang strategis, sesuai
dengan karakteristik dan fungsi yang ditetapkannya sebagai kawasan
strategis pariwisata nasional, untuk mendukung terwujudnya
kepariwisataan Indonesia yang berkelanjutan dan mampu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

1.3 SASARAN
Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1) Terpetakannya aspek pembangunan kepariwisataan, meliputi:
destinasi, industri, pemasaran, dan kelembagaan di wilayah KSPN,
2) Teranalisanya potensi, permasalahan, dan isu strategis aspek
pembangunan kepariwisataan yang mendukung fungsi KSPN,

I - 10|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
3) Terciptanya perencanaan yang komprehensif dan holistik di KSPN.

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah Kegiatan ini meliputi Kawasan Danau
Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu dan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan
Barat.
1.4.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Perancangan Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, mencakup:
1. Kajian terhadap berbagai kebijakan pembangunan nasional yang
tertuang di dalam berbagai produk hukum lainnya seperti : RTRWN,
RPJPN dan RPJMN, dan Rencana KSN yang akan mempengaruhi
pola pengembangan kepariwisataan di KSPN Kapuas Hulu;
2. Kajian terhadap kebijakan di tingkat Provinsi serta Kabupaten
terkait yang tertuang di dalam RTRW Provinsi maupun Kabupaten;
3. Kajian terhadap rencana sektoral lain;
4. Pertimbangan multiaspek dalam penentuan batas wilayah
perencanaan;
5. Penyusunan profil kewilayahan perencanaan yang terkait langsung
atau tidak langsung dengan upaya pengembangan kepariwisataan
sesuai dengan posisi KSPN yang bersangkutan, yang meliputi aspek
destinasi, industri, pemasaran dan kelembagaan, yang antara lain
tetapi tidak terbatas kepada:
(i) Kondisi fisik geografik, serta bio-geologi/morfologi;
(ii) Pemanfaatan lahan di wilayah perencanaan saat kini;
(iii) Sistem transportasi dan kondisi aksesibilitas dengan
cakupan nasional/internasional ke, dari dan intra destinasi;
(iv) Ketersediaan prasarana dan sarana umum pelayanan
masyarakat/atau wisatawan;
(v) Sumber daya alam dan lingkungan;
(vi) Potensi sumberdaya pariwisata;

I - 11|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
(vii) Kunjungan wisatawan dan karakteristik pasar internasional
maupun domestik;,
(viii) Profil ekonomi lokal dan wilayah serta profil dan struktur
industri kepariwisataan, berbagai kegiatan usaha formal
maupun informal yang ada di wilayah perencanaan;
(ix) Sistem kelembagaan yang ada pada tingkat lokal,
Kabupaten/ kota dan provinsi;
(x) Kajian terhadap Peraturan-peraturan daerah terkait pariwisata;
(xi) Kondisi SDM kepariwisataan di wilayah
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi / Muatan Rencana Induk dan Rencana
KSPN
Ruang lingkup substansi / muatan rencana induk dan rencana
Penyusunan Perancangan Pengembangan KSPN Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, mencakup:
a. Dokumen Fakta dan Analisis KSPN Kapuas Hulu, Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Fakta dan Analisis ini antara lain
berupa evaluasi terhadap kondisi eksisting maupun potensi dari
pekerjaan pariwisata berdasarkan data yang diperoleh baik dari studi
literatur, observasi, dokumentasi maupun FGD.
b. Dokumen Perencanaan Pengembangan KSPN Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Rencana Pengembangan adalah berupa
kelanjutan dari hasil pemetaan KSPN yang digunakan sebagai
dasar melakukan pekerjaan perencanaan yang terdiri dari Analisis
Perencanaan Pengembangan KSPN serta penyusunan Konsep Dan
Strategi Perencanaan Pengembangan KSPN.
c. Dokumen Rancangan Inisiatif Pembangunan KSPN Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat;
Substansi dari Dokumen Rancangan Pengembangan adalah
berupa kelanjutan dari hasil perencanaan yang digunakan sebagai
dasar melakukan pekerjaan perancangan yang didasarkan pada

I - 12|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
analisis kondisi saat ini dan melihat visi yang akan dicapai di masa
yang akan datang.

1.5 KERANGKA BERPIKIR DAN METODOLOGI


1.5.1 Kerangka Berpikir
Salah satu hal yang melatarbelakangi studi ini adalah perlunya suatu
rencana pengembangan pariwisata yang dapat menjadi pedoman
pengembangan pariwisata Provinsi Kalimantan Barat sebagai salah satu
daya tarik wisata. Isu-isu strategis pengembangan pariwisata yang muncul,
khususnya dalam pengembangan kepariwisataan budaya menjadi
pertimbangan penting Penyusunan Rencana Detil Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) Kawasan Danau Sentarum ini.
Dalam kasus Provinsi Kalimantan Barat, minimnya rencana dan studi
terkait pariwisata serta keterlibatan para pemangku kepentingan mulai dari
tingkat lokal, regional (provinsi), nasional, sampai internasional, rencana
KSPN ini diharapkan akan menjadi entry point bagi pengembangan sektor
kepariwisataan di Provinsi Kalimantan Barat.
Positioning pariwisata Provinsi Kalimantan Barat sebagai salah satu
destinasi pariwisata pusaka dunia juga menjadi dasar dalam merumuskan
visi dan misi, serta kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata,
dikaitkan dengan berbagai rujukan mengenai pengembangan destinasi
pariwisata dan pengembangan pariwisata budaya.
KSPN Kawasan Danau Sentarum sesuai RIPARDA Provinsi
Kalimantan Barat merupakan salah satu sektor unggulan untuk di
kembangkan kedepan. Kondisi kepariwisataan yang ada di KSPN
Kawasan Danau Sentarum, berkembang dengan sendiri, tidak didukung
dengan suatu perencanaan sehingga objek wisata yang ada tidak
berkembang dengan baik, maka diperlukan konsep perencanaan yang
benar-benar terukur.

I - 13|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
1.5.2 Metodologi Kegiatan
1.5.2.1 Pendekatan Perencanaan
A. Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pengembangan pariwisata di suatu daerah harus direncanakan
dan dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak
menghabiskan atau merusak sumber daya alam dan sosial, namun
dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Identifikasi
ekosistem kritis (critical ecosystem) serta penentuan ambang batas
(carrying capacity) suatu daerah sangat penting dalam perencanaan
dan pengembangan pariwisata dengan pendekatan lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan. Menurut Piagam Pariwisata
Berkelanjutan tahun 1995, pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan adalah pembangunan yang didukung secara
ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil
secara etika dan sosial terhadap masyarakat.
Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan berprinsip pada :
Terjaminnya keberlanjutan sumber daya pendukung
pembangunan pariwisata sebagai satu syarat penting bagi
terciptanya manajemen pariwisata yang memadai dan handal.
Pengembangan pariwisata harus berkontribusi pada

I - 14|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
pembangunan berkelanjutan dan diintegrasikan dengan
lingkungan alam, budaya, dan manusia. Kegiatan pariwisata
harus menjamin perubahan yang dapat diterima sehubungan
dengan pengaruhnya terhadap sumber daya alam,
keanekaragaman hayati, dan kapasitas untuk asimilasi berbagai
dampak dan residu yang ditimbulkan.
Pemerintah dan otoritas yang berwenang dengan
partisipasi lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat
setempat, harus melakukan tindakan untuk memadukan
perencanaan pariwisata sebagai kontribusi pada pembangunan
berkelanjutan.
Pemerintah dan organisasi multilateral harus memprioritaskan
dan memperkuat bantuan langsung dan tidak langsung untuk
proyek-proyek pariwisata yang berkontribusi pada perbaikan
kualitas lingkungan.
Ruang-ruang yang peka lingkungan dan budaya, baik saat
ini dan masa depan, harus diberi prioritas khusus dalam
kerjasama teknis dan bantuan keuangan untuk pembangunan
berkelanjutan di suatu daerah.
Promosi berbagai bentuk lain dari pariwisata yang
selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
merupakan jaminan terhadap stabilitas dalam jangka
menengah dan panjang.
Pemerintah harus mempromosikan dan berpartisipasi dalam
penciptaan jaring penelitian yang terbuka, penyebarluasan
informasi dan pengetahuan tepat guna dalam pengembangan
pariwisata dan berbagai teknologi pariwisata yang
berkelanjutan.
Pengembangan kebijakan pariwisata berkelanjutan
membutuhkan dukungan dan promosi dari sistem pengelolaan
pariwisata yang ramah lingkungan, studi kelayakan untuk
transformasi sektor, sekaligus pelaksanaan proyek-proyek

I - 15|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
percontohan dan pengembangan berbagai program kerjasama
internasional.
B. Pendekatan Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata
Kegiatan wisata dapat dimaknai sebagai aktivitas perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar
lingkungan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, aktivitas tersebut
didorong oleh suatu motivasi, antara lain untuk memperoleh
pengalaman, kesenangan, dan kepuasan seiring dengan kebutuhan
manusia. Di pihak lain, kebudayaan sebagai salah satu daya tarik dan
sasaran kunjungan adalah segala hasil kemampuan cipta, rasa, dan
karsa manusia dalam melahirkan konsep, perilaku, dan benda.
Kebudayaan dapat dibedakan dalam dua aspek, yaitu budaya yang
nir-fisik atau intangible, seperti ide, konsep, sistem nilai dan
perilaku; serta yang kedua yaitu budaya bendawi atau tangible, yang
meliputi tinggalan arkeologi, monumen, arsitektur, perkampungan
dan perkotaan, dan lain sebagainya.
Pandangan tentang pendekatan pariwisata budaya dan budaya
berwisata di Indonesia dilandasi oleh peran pemerintah dalam
memajukan dan mengembangkan kebudayaan sesuai dengan Pasal
32 UUD 1945, yaitu dengan melakukan langkah-langkah:
Pembinaan kebudayaan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan kecerdasan, kepribadian, kreativitas dan
keterampilan. Hal ini dilakukan untuk mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
Pengembangan kebudayaan yang mengupayakan perluasan,
pendalaman dan peningkatan mutu kebudayaan bangsa.
Perlindungan kebudayaan sebagai upaya pencegahan serta
penanggulangan gejala yang menimbulkan kerusakan,
kerugian, atau kemusnahan kebudayaan bangsa.
Pemanfaatan kebudayaan atau penggunaan daya tarik budaya
untuk sektor lain (di luar kebudayaan) seperti pendidikan,
agama, ekonomi, dan kepariwisataan.

I - 16|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
C. Pendekatan Daya Dukung Pembangunan (Carrying Capacity)
Daya dukung dapat diartikan sebagai kondisi maksimum suatu
ekosistem untuk menampung komponen biotik (makhluk hidup)
yang terkandung di dalamnya, dengan juga memperhitungkan
faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam. Tidak
ada satu angka mutlak yang dapat menunjukkan daya dukung
ekosistem dalam menampung semua kegiatan manusia karena
berbagai variabel yang menentukan besarnya daya dukung
ekosistem tersebut sangat bervariasi dan selalu bergantung pada
tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.
Kemampuan daya dukung setiap kawasan berbeda-beda
sehingga perencanaan pariwisata secara spatial akan bermakna dan
menjadi penting. Secara umum ragam daya dukung wisata dapat
meliputi:
Daya dukung ekologis; yang merupakan tingkat maksimal
penggunaan suatu wilayah.
Daya dukung fisik; yang merupakan jumlah maksimum
penggunaan atau kegiatan yang diakomodasikan tanpa
menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas.
Daya dukung sosial; yang merupakan batas tingkat maksimum
dalam jumlah dan tingkat penggunaan yang akan menimbulkan
penurunan dalam tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan
pengunjung.
Daya dukung rekreasi; merupakan suatu konsep
pengelolaan yang menempatkan kegiatan rekreasi dalam
berbagai objek yang terkait dengan kemampuan kawasan.
Kondisi Kawasan Danau Sentarum menunjukkan urgensi
daya dukung ekologis, fisik, dan sosial dalam kaitannya dengan
pengembangan pariwisata budaya dan hubungan antara masyarakat
sebagai tuan rumah dan pengunjung (host and guest relationship).
D. Pendekatan Sistemik, Holistik dan Integratif

I - 17|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Pendekatan ini memandang pariwisata sebagai sistem yang
holistik atau menyeluruh dan integratif. Pariwisata sebaiknya
dipandang sebagai sistem yang berkelindaan (saling berhubungan
satu sama lain, interrelated). Komponen-komponen dalam
pariwisata, baik yang tergolong produk maupun pasar wisata, dari
mulai praperjalanan sampai pascaperjalanan, memiliki keterkaitan
satu sama lain yang membentuk suatu sistem. Dengan demikian,
pengembangan pariwisata harus direncanakan dan dikembangkan
dengan mempergunakan metoda berpikir sistem yang merangkum
semua komponen produk wisata dan pasar wisatawan.
Berkenaan dengan sistem, seluruh aspek dalam pariwisata
termasuk elemen-elemen yang bersifat kelembagaan serta implikasi-
implikasinya terhadap lingkungan hidup dan sosial-budaya-ekonomi,
harus dianalisis, direncanakan, dan dikembangkan secara menyeluruh.
Pendekatan perencanaan pariwisata yang menyeluruh dan terpadu
dilakukan berdasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada di
wilayah tersebut, baik dalam wilayah perencanaan maupun dalam
konstelasi regional. Pendekatan menyeluruh dalam pengembangan
pariwisata memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya
didasarkan pada kepentingan kawasan dalam arti sempit, tetapi
ditinjau dan dikaji pula dalam kepentingan yang lebih luas.
Pengembangan pariwisata harus direncanakan dan
dikembangkan sebagai sebuah sistem yang terintegrasi pada rencana
pengembangan daerah secara keseluruhan. Selain itu penyelesaian
permasalahan pengembangan pariwisata tidak hanya dipecahkan pada
sektor pariwisata saja, tetapi didasarkan kepada kerangka
perencanaan terpadu antarsektor yang dalam perwujudannya dapat
berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antarsektor.
E. Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat lokal harus dilibatkan dalam tahap perencanaan
dan pengambilan keputusan, serta berpartisipasi dalam

I - 18|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
pengembangan dan pengelolaan pariwisata. Masyarakat lokal juga
harus diuntungkan secara sosial-ekonomi dari pengembangan
pariwisata tersebut. Prinsip-prinsip pelibatan masyarakat dalam
pembangunan pariwisata adalah:
Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan
dan kepemilikan.
Masyarakat lokal harus menerima pembagian hasil yang adil
dari kegiatan pariwisata yang berkembang di daerahnya.
Tour operator harus mencoba bekerja sama dengan
masyarakat daripada dengan masyarakat dari daerah lain.
Pengembangan pariwisata harus berkelanjutan secara
lingkungan.
Pengembangan pariwisata harus mendukung budaya tradisional
dengan menunjukkan penghargaan terhadap pengetahuan asli
daerah. Pariwisata dapat membawa masyarakat untuk lebih
menghargai warisan budayanya.
Pengelola harus bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk
meminimasi pengaruh berbahaya dari kegiatan wisata yang
dikembangkan.
Tour operator harus mempertahankan jumlah pengiriman
wisatawan dalam kelompok- kelompok kecil untuk
meminimasi dampak negatif kegiatan wisatawan terhadap
budaya masyarakat dan lingkungan.
Tour operator atau pemandu wisata harus menerangkan kepada
wisatawan tentang perilaku dan kegiatan-kegiatan yang boleh
dilakukan sebelum tiba di tengah masyarakat, termasuk
bagaimana berpakaian yang baik, cara mengambil foto, dan
menghargai privasi masyarakat.
Masyarakat lokal diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pariwisata dengan tetap menghargai diri sendiri.
Masyarakat mempunyai hak untuk mengatakan tidak pada
pariwisata.
Perencanaan pariwisata berbasis masyarakat juga memerlukan
keterlibatan berbagai stakeholders dalam pengambilan

I - 19|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
keputusan. Sektor publik, organisasi, perusahaan swasta, dan
ahli lingkungan merupakan stakeholders yang saling terkait
dalam konteks pariwisata yang kompleks.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata
merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan kebutuhan
sosial, lingkungan, dan pelayanan, tidak saja kepada wisatawan,
tetapi juga kepada masyarakat lokal. Dalam pengertian yang lebih
umum, partisipasi mengarah pada pemberdayaan masyarakat
lokal dalam menentukan tujuan pembangunannya dan
memahami harapan serta fokus perhatian mereka terhadap
pariwisata.

1.5.2.2 Pendekatan Teknis Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Secara garis besar, metode teknis pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN) Kawasan Danau Sentarum dapat dilihat pada bagan alur berikut
ini.

I - 20|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
A. Eksplorasi Dalam Proses Pengumpulan Data Dan Informasi
Dalam proses pengumpulan data & informasi, pendekatan
eksploratif digunakan mulai dari kegiatan inventarisasi dan
pengumpulan data awal, hingga eksplorasi data & informasi di
lokasi studi yang dilakukan. Sifat pendekatan eksploratif yang
menerus akan memungkinkan terjadinya pembaharuan data dan
informasi berdasarkan hasil temuan terakhir. Pendekatan eksploratif
juga memungkinkan proses pengumpulan data yang
memanfaatkan sumber informasi secara luas, tidak terbatas pada
ahli yang sudah berpengalaman dalam bidangnya ataupun
stakeholder yang terkait dan terkena imbas secara langsung dari
kegiatan terkait, namun juga dari berbagai literatur baik dalam
bentuk buku maupun tulisan singkat yang memuat teori atau model
penanganan pengembangan Rencana KSPN Kawasan Danau
Sentarum, dan studi kasus penerapan kebijakan pengembangan
wilayah pada kawasan pariwisata yang telah dilakukan.
Dalam pendekatan eksploratif ini sangat memungkinkan
diperoleh informasi-informasi tambahan yang tidak diduga
sebelumnya atau yang tidak pernah dikemukakan dalam teori-teori
yang ada. Informasi yang didapat dengan pendekatan ini bisa bersifat
situasional dan berdasarkan pengalaman sumber.
Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal
wilayah dan kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi
tersebut berdasarkan runtun waktu (time series) selama sepuluh tahun
terakhir hingga saat tahun penyusunan. Data dan informasi yang
dikumpulkan dan diolah secara umum mencakup:
Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;
Data dan peta kondisi sosial ekonomi;
Data dan peta sumberdaya manusia;
Data dan peta sumberdaya buatan;
Data dan peta potensi sumberdaya alam, yang meliputi:
topografi, kemiringan lereng, geologi, hidrologi, vegetasi dan

I - 21|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
klimatologi;
Data dan peta penggunaan lahan;
Data mitigasi bencana;
Data kelembagaan.
Selain itu juga dapat dikumpulkan data sebagai berikut :
Kondisi fisik geografik, serta bio-geologi/morfologi;
Pemanfaatan lahan di wilayah perencanaan saat kini;
Sistem transportasi dan kondisi aksesibilitas dengan cakupan
nasional/internasional ke, dari dan intra destinasi;
Ketersediaan prasarana dan sarana umum pelayanan
masyarakat/atau wisatawan;
Sumberdaya alam dan lingkungan;
Potensi sumberdaya pariwisata;
Kunjungan wisatawan dan karakteristik pasar internasional
maupun domestik;
Profil ekonomi lokal dan wilayah serta profil dan struktur
industry kepariwisataan, berbagai kegiatan usaha formal
maupun informal yang ada di wilayah perencanaan;
Sistem kelembagaan yang ada pada tingkat lokal,
Kabupaten/kota dan provinsi;
Kajian terhadap Peraturan-peraturan daerah terkait pariwisata;
Kondisi SDM kepariwisataan di wilayah KSPN.
a. Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi
Eksplorasi dalam proses analisa dan evaluasi dilakukan
guna mengelaborasi pokok permasalahan serta konsep-konsep
penanganan dan pengembangan Rencana Kawasan Danau
Sentarum yang ada berikut dukungan regulasi dan kebijakan di
Indonesia. Ekpslorasi perlu mengaitkan konsep-konsep teoritis
dengan kondisi dan karakteristik permasalahan di Indonesia
melalui pendalaman pemahaman terhadap lokasi sasaran yang
menjadi sasaran studi.
Proses eksplorasi ini akan mengkerucut pada suatu bentuk
pendekatan yang konfirmatif dalam menilai keseusaian suatu
pola penanganan lahan permukiman serta kebutuhan
rumusan kebijakan yang dapat mengintervensi permasalahan

I - 22|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
agar pola penanganan terpilih dapat diimplementasikan dan
mencapai hasil yang optimal.
b. Pendekatan Studi Dokumenter dalam Identifikasi & Kajian
Materi Pekerjaan
Pekerjaan ini memiliki kecenderungan sifat studi yang
memerlukan dukungan kegiatan kajian, baik terhadap literatur
berupa tulisan, jurnal, dan hasil studi terkait, hingga berbagai
jenis regulasi dan kebijakan yang terkait dengan upaya
pengembangan Rencana KSPN Kawasan Danau Sentarum
khususnya dalam konsep kawasan Pariwisata Terpadu.
Untuk itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter
yang akan menginventarisasi dan mengeksplorasi berbagai
dokumen terkait dengan materi pekerjaan. Studi dokumenter
memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumen / data-
data sekunder seperti:
Peraturan perundangan-undangan dan dokumen kebijakan
yang terkait
Laporan perencanaan pengembangan kawasan pada
wilayah lain (best practice) yang telah melalui proses
penyusunan KSPN Kawasan Danau Sentarum sebelum
ini.
Teori maupun konsep-konsep pengembangan
pariwisata, termasuk dalam aspek pendukungnya
seperti kelembagaan, pengelolaan kawasan, serta
aspek pembiayaan pariwisata.
B. Pendekatan Dalam Analisa Ruang Wilayah Perencanaan
a. Pendekatan Analisis Ambang Batas
Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan
rencana tata ruang yang didasarkan ambang batas daya
dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk
menghasilkan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan. Penekanan terhadap pertimbangkan aspek

I - 23|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek
yang sangat berkepentingan dalam upaya pembangunan
berkelanjutan.
b. Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam
Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Daerah Banjir; Perencanaan dan pengolahan daerah-
daerah yang rendah pemanfaatan saluran-saluran alam
secara optimal diharapkan mampu mencegah
kemungkinan bahaya banjir. Saluran drainase
direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik
terendah dalam kawasan menuju saluran drainase induk.
Unit Visual dan Kapasitas Visual; Daerah yang berpotensi
memiliki arah view yang bagus antara lain adalah daerah
hijau hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi
pantai. Pemanfaatan daerah-aerah yang berpotensi ini
diperuntukkan untuk pariwisata, permukiman menengah
ke atas.
Area dengan Visitas Tinggi; Kawasan yang memiliki
visibilitas tinggi adalah kawasan yang memungkinkan
untuk terlihat dari berbagai sudut (sebagai landmark
kawasan) dapat difungsikan untuk zona magnet pusat
kota.
Topografi; Dalam suatu perencanaan perlu
diperhatikan bagaimana kondisi topografi eksisting
kawasan tersebut, juga guna lahan dan karakter
wilayahnya.
Potensi Angin; Potensi angin dalam perencanaan meliputi
arah dan kekuatan angin untuk mendapatkan udara yang
sejuk dan mengurangi kelembaban.
Binatang/Habitat; Mengidentifikasikan adanya habitat liar
yang membahayakan pengembangan area permukiman.

I - 24|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Selain hal-hal tersebut di atas juga perlu diperhatikan
kesesuaian/kelayakan kawasan itu sendiri. Untuk itu yang
perlu dipertimbangkan adalah :
Keserasaian Penggunaan Energi Upaya identifikasi
kesesuaian fungsi kawasan/wilayah dengan potensi alam
yang dapat menghasilkan energi yang baik berupa angin,
aliran air dan laut.
Kesesuaian untuk Preservasi Identifikasi yang disesuaikan
dengan konsep dasar perencanaan kawasan dan kondisi
kawasan yang memiliki potensi untuk di preservasi
baik yang buatan maupun alam. Buatan dapat berupa
kawasan bersejarah, monumen, atau peninggalan kuno.
Kawasan preservasi alam dapat dipreservasi karena perlu
dilindungi seperti daerah aliran sungai, hutan, tepian
pantai, danau, terumbu karang, laut, atau daerah yang
dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor,
patahan geologis, daerah gunung berapi dan sebagainya.
Kesesuaian untuk Rekreasi: Pemanfaatan lahan kawasan
yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi
yang mendukung pelayanan fasilitas umum untuk
penghuni sekitar maupun sebagai daya tarik wilayah
seperti danau/telaga, pantai/laut, daerah sepanjang sungai,
hutan, taman kota dan bukit.
Kesesuaian untuk Hunian: Perencanaan kawasan sebagai
daerah hunian, dengan mempertimbangkan beberapa
aspek perencanaan antara lain dari segi aksesibilitas,
kondisi topografi, kestrategisan lokasi, kondisi kontur
tanah, kebisingan dan potensi alam dan buatan.
Kesesuaian untuk Pengembangan Pertanian: selain
dari faktor kesuburan lahan, sesungguhya beberapa
lokasi lahan kritis juga dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai wilayah produktif, yang tentunya

I - 25|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
memerlukan upaya maksimal dengan dukungan prasarana
pengairan dan distribusi yang baik.
c. Analisa Kecenderungan Perkembangan dan Kemampuan
Berkembang
Dalam analisa ini, pada dasarnya akan dikaji
kecenderungan perkembangan dan kemampuan tumbuh
kembang kawasan perencanaan ditinjau dari segi :
Kondisi fisik dasar dan penggunaan lahan yang akan
menghasilkan kapasitas daya dukung lahan;
Kondisi dan potensi perekonomian;
Kecenderungan perkembangan penduduk;
Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang bagi
kegiatan yang berkembang dan akan berkembang;
Kondisi sistem transportasi.
Selanjutnya, berdasarkan hasil kajian aspek kebijakan
dan aspek kondisi wilayah, dilakukan analisis potensi dan
permasalahan pengembangan Kawasan perencanaan dengan
menggunakan metode SWOT {Strength (kekuatan),
Weakness (kelemahan), Oportunities (kesempatan), dan
Threathening (ancaman)}. Kekuatan dan kelemahan yang
dimililiki berdasarkan karakteristik internal Kawasan
perencanaan. Sedangkan peluang dan tantangan/ancaman yang
akan dihadapi berasal dari kondisi eksternal yang terkait
dengan pengembangan kawasan perencanaan.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, selanjutnya akan
ditentukan langkah-langkah/strategi pengembangan Kawasan
perencanaan. Berdasarkan Strategi yang sudah terbentuk,
disusun Rencana KSPN Kawasan Danau Sentarum.
Pendekatan yang dapat dipakai adalah bahwa potensi wilayah
bisa melahirkan kesempatan, sebaliknya masalah yang ditemui
dapat dilihat pula sebagai ancaman. Metoda yang dapat dipakai
sebagai pendekatan adalah Metoda SWOT.

I - 26|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Metoda SWOT bertumpu pada evaluasi faktor-faktor
strength (kekuatan), weakness (kelemahan), oportunities
(kesempatan), dan threathening (ancaman). Dengan
mengetahui kesempatan dan ancaman yang potensial terjadi,
dihubungkan dengan arah pengembangan yang telah ditetapkan
sebelumnya maka dapat ditemukenali program-program
indikatif yang dimaksud, yaitu berupa upaya-upaya untuk
mendayagunakan kesempatan dan/atau menanggulangi
ancaman yang ditemui dengan tetap memperhatikan kekuatan
dan kelemahan yang ada pada wilayah perencanaan.
Proses identifikasi program sebaiknya memperhatikan
beberapa hal, antara lain :
Perhatian seharusnya dititikberatkan kepada kekuatan
yang dimiliki serta kelemahan- kelemahan yang ada.
Menganalisis kemungkinan-kemungkinan berupa pilihan
dan atau langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mencapai tujuan, dan
Memperhatikan dinamika perubahan yang akan mungkin
terjadi dalam proses pencapaian tujuan.
Agar tetap konsisten dengan cara pengelompokan analisis
yang telah disebutkan sebelumnya (analisis sosial ekonomi,
analisis pola pemanfaatan ruang, dan analisis struktur tata
ruang) maka proses identifikasi program sebaiknya disesuaikan
dengan pengelompokan tersebut.
Analisis ini juga dilakukan untuk memahami kondisi
unsur-unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab akibat
terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan
kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang
dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan
kecenderungan di masa depan dengan menggunakan data dan

I - 27|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
informasi yang dikumpulkan dalam proses pengumpulan
data dan informasi. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi:
Analisis pengaruh kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan;
Analisis regional, meliputi kedudukan dan fungsi kota
dalam konstelasi wilayah belakangnya;
Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
Analisis sumberdaya manusia;
Analisis potensi sumberdaya alam, meliputi topografi
kawasan, kondisi geologi, analisis kondisi hidromorfologi,
vegetasi;
Analisis penggunaan lahan;
Analisis struktur ruang;
Jika dikelompokan, analisis diatas memuat 4 hal berikut
ini :
Analisis Destinasi Wisata
Analisis Pemasaran Pariwisata
Analisis Industri Pariwisata
Analisis Kelembagaan Pariwisata

1.5.2.3 Pendekatan Perumusan Konsep KSPN


Perumusan konsep KSPN diawali dengan identifikasi potensi dan
masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan
ruang tidak hanya mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga
potensi dan masalah yang akan mengemuka di masa depan. Identifikasi
dari potensi dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi
antara perencana dengan masyarakat yang akan terpengaruh oleh rencana.
Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang
wilayah perencanaan. Tujuan dan sasaran perencanaan KSPN harus
mencerminkan visi dari masyarakat setempat. Selanjutnya, dilakukan
perumusan strategi dan kebijakan KSPN yang mencakup:
Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya;
Rencana Sistem Prasarana Transportasi dan Prasarana Pengelolaan
Lingkungan;
Rencana Penatagunaan Tanah, Air dan Sumberdaya Alam Lainnya;

I - 28|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Rencana Penanggulangan dan mitigasi bencana.
A. Pendekatan Dalam Perumusan Rencana Pemanfaatan Ruang
a. Pendekatan Incremental-Strategis
Pembuatan Rencana KSPN Kawasan Danau Sentarum
merupakan bagian dari penataan ruang Provinsi Kalimantan
Barat, yang merupakan penjabaran dari tujuan pembangunan
kota dalam aspek keruangan. Rencana tersebut memuat
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mencapai maksud
dan tujuan pembangunan ruang wilayah, yaitu membentuk
wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang
efektif dan efesien. Suatu produk Rencana yang baik harus
operasional, oleh karenanya maksud dan tujuan perencanaan
yang ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan
langkah-langkah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan
pendekatan perencanaan yang realistis adalah:
Mengenali secara nyata masalah-masalah pembangunan
wilayah
Mengenali secara nyata potensi yang dimiliki wilayah.
Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi wilayah
dalam proses pembangunan.
Memahami tujuan pembangunan secara jelas dan nyata.
Mengenali aktor-aktor yang berperan dalam
pembangunan wilayah.
Mengenali aturan main yang berlaku dalam proses
pembangunan wilayah.
Pendekatan yang digunakan dalam Pembuatan Rencana
Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Kawasan Danau
Sentarum adalah Pendekatan Incremental yang lebih bersifat
strategis, dimana sebagian besar kondisi-kondisi awal (pra-
kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak diperhatikan
atau diluar kontrol. Adapun karakteristik pendekatan ini antara
lain:

I - 29|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata.
Bersifat jangka pendek dan menengah
Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategis
Mempertimbangkan eksternalitas
Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final
Metoda SWOT merupakan contoh penjabaran dari
pendekatan yang bersifat incremental- strategis.
b. Pendekatan Strategis- Proaktif
Pendekatan strategis-proaktif merupakan bentuk
kebalikan dari pendekatan incremental- srtategis. Adapun yang
dimaksud rencana strategis proaktif adalah :
Rencana yang kurang menekankan pada penentuan
maksud dan tujuan pembangunan, tetapi cenderung
menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian
masalah, yang kemudian dijabarkan pada program-
program pembangunan dan alokasi pembiayaan
pembangunan.
Rencana yang melihat lingkup permasalahan secara
internal maupun eksternal, dengan menyadari bahwa
pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam
membentuk pola tata ruang wilayah yang terjadi.
Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan
kondisi di masa yang akan dating tidak bisa lagi hanya
didasarkan pada perhitungan-perhitungan proyeksi
tertentu, akan tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat
kemungkinan-kemungkinan munculnya kecenderungan-
kecenderungan baru, faktor-faktor ketidak pastian,
serta kejutan- kejutan lain yang terjadi diluar perkiraan
semula.
Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan
menengah, dengan memberikan satu acuan arah-arah
pembangunan perwilayahan.
Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan (action)

I - 30|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
c. Pencampuran Incremental-Strategis dan Strategis-
Proaktif
Kedua jenis pendekatan ini dapat digunakan dalam
pekerjaan ini. Perbedaan penggunaannya hanya terdapat pada
kesesuaian sifat pendekatan dengan karakteristik kegiatan yang
sedang dilakuakan. Penjelasan singkatnya adalah sebagai
berikut:
Dalam perumusan konsepsi dan penyusunan rencana
struktur, maka pendekatan incremental-strategis perlu
dikedepankan untuk dapat menghasilkan suatu konsepsi
pengembangan yang sifatnya cenderung utopis, namun
hal ini memang disesuaikan dengan kebutuhan
perumusan visi-misi dan tujuan pengembangan
kawasan yang memiliki kecenderungan untuk mencapai
suatu kondisi yang paling ideal, setidaknya sebagai
sebuah target jangka panjang yang perlu diwujudkan
Dalam penyusunan rencana pembangunan, program
pentahapan, dan aspek pendukung lainnya, perlu
dikedepankan pendekatan strategis-proaktif untuk dapat
menghasilkan suatu produk dokumen rencana yang
realistis dan dapat diimplementasikan sesuai tahapan
pelaksanaannya.
d. Pendekatan Perencanaan Ruang yang Menyeluruh dan
Terpadu
Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh
dan terpadu serta didasarkan pada potensi dan permasalahan
yang ada, baik dalam wilayah perencanaan maupun dalam
konstelasi regional. Pendekatan menyeluruh memberi arti
bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya didasarkan pada
kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit, tetapi ditinjau
dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah

I - 31|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun dengan
yang lebih jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa
dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan
sektor per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka
perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor, dimana dalam
perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi
antar sektor.
e. Pendekatan Optimasi Pemanfaatan Ruang
Mengingat ruang wilayah terbatas, maka untuk
memenuhi berbagai kebutuhan pembangunan yang beraneka
ragam dan untuk mencapai hasil maksimal dari proses
pembangunan yang meyeluruh, upaya-upaya pembangunan
secara sektoral perlu dikembangkan dalam kerangka
keterpaduan pembangunan melalui pendekatan optimasi
pemanfaatan ruang wilayah. Optimasi pemanfaatan ruang
secara umum mengikuti kebijaksanaan nasional Trilogi
pembangunan, yaitu:
Terciptanya keadaan dan suasana yang makin menjamin
tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat dengan
makin memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
Terpeliharanya stabilitas nasional yang makin mantap.
Secara khusus optimasi pemanfaatan ruang dijabarkan
dari azas penataan ruang, yaitu pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna,
tertib, serasi, seimbang, lestari, dan berkelajutan; dengan acuan
operasional sebagai berikut:
Mendukung terciptanya pemerataan sekaligus
pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi melalui
pengaturan opemanfaatan ruagn setiap kawasan.
Mendukung terciptanya iklim makro dan mikro
lingkungan kehidupan dan penghidupan bagi

I - 32|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
terlaksananya tujuan Pembangunan, melalui penataan
kawasan.
Mendukung terciptanya kelestarian lingkungan hidup
(sustainable development).
Mendukung terciptanya lingkungan makro dan mikro
yang aman/nyaman, tertib, lancar, dan sehat.
B. Pendekatan Dalam Proses Perumusan Program Pembangunan
Prioritas program dapat diperole dari hasil identifikasi dan
analisa pembobotan terhadap aspek - aspek pembentuk ruang dan
pendorong perkembangan wilayah. Aspek tersebut berupa:
Aspek kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan
wilayah perencanaan, baik kebijakan yang bersifat aspasial
(non-keruangan) maupun yang bersifat spasial (keruangan);
Aspek yang melihat kondisi dan kecenderungan
perkembangan yang terjadi di Kawasan perencanaan;
a. Pendekatan Sistematis melalui Analisa Kebijakan (Policy
Analysis)
Analisa Kebijakan atau yang dikenal dengan sebutan
Policy Analysis merupakan suatu proses yang umumnya
diawali dengan definisi permasalahan dan hasil akhirnya dapat
merumuskan alternatif kebijakan. Pada umumnya hasil dari
Analisa Kebijakan lebih bersifat sebagai suatu masukan atau
memorandum yang dapat dijadikan rekomendasi bagi
perencanaan dan penyusunan kebijakan lebih lanjut.
Dalam level perencanaan dan pengelolaan kawasan,
Analisa Kebijakan merupakan salah satu alat untuk menilai
suatu kebijakan atau rencana melalui tahapan-tahapan yang
teratur dengan sifat pendekatan yang sistematik
(systematic approach). Dalam kenyataannya, model
Analisa Kebijakan seringkali digunakan tidak hanya oleh
pembuat kebijakan (birokrat) dan perencana kota saja, namun
juga oleh kalangan perguruan tinggi untuk meneliti suatu

I - 33|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
kebijakan atau rencana yang hasilnya dapat dipraktekan secara
langsung melalui penerapan terhadap kebijakan ataupun
rencana tersebut.
Analisa Kebijakan atau Policy Analysis ini seringkali
didefinisikan juga sebagai:
suatu sintesa informasi termasuk hasil penelitian untuk
menghasilkan suatu bentuk bagi pengambilan keputusan
dan penjabaran kebutuhan di masa datang (Walter
Williams,1971)
proses analisa yang kompleks, mengintervensi dan
mengelola konflik kebijakan yang tidak terlepas dari
perubahan wilayah perkotaan maupun perdesaan
(Rondinelli, 1973).
penerapan disiplin ilmu yang menggunakan berbagai
metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan
membentuk informasi rencana/kebijakan yang relevan
yang dapat digunakan dalam penyusunan
rencana/kebijakan dalam menanggulangi permasalahan
publik (William N. Dunn, 1981)
Dari berbagai definisi yang dijelaskan tersebut terlihat
bahwa analisa kebijakan merupakan model pendekatan yang
relevan untuk menilai, menganalisa dan menghasilkan
informasi yang tepatguna dalam proses pelaksanaan pekerjaan
guna menghasilkan suatu rumusan pola dan kebijakan
penanganan yang dapat menjadi acuan / pedoman bagi
perencanaan ruang Rencana KSPN Kawasan Danau
Sentarum.

b. Pendekatan Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi


Sektor ekonomi dan investasi merupakan sektor penting
dalam pengembangan suatu wilayah, apalagi dalam era

I - 34|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
otonomi daerah, dimana daerah memiliki hak dan kewajiban
untuk mengatur wilayahnya sendiri. Penerapan otonomi
daerah ini berimplikasi pada pendanaan yang swadaya bagi
pembangunan di daerah. Pendanaan swadaya tersebut dapat
berjalan dalam kondisi dimana pertumbuhan ekonomi dan
investasi di daerah. Keduanya ini, sektor ekonomi dan
investasi, dapat menimbulkan kemajuan yang cukup pesat
dalam semua sektor kehidupan.
Pertumbuhan ekonomi dan investasi ini diperlukan
juga oleh wilayah perencanaan ini, dimana Rencana KSPN
Kawasan Danau Sentarum merupakan kawasan yang
memiliki potensi yang cukup besar terutama terkait
kepariwisataan. Pertumbuhan ekonomi dan investasi
menjadi penting untuk mendorong perkembangan wilayah.
Oleh karena itu dalam penyusunan Rencana KSPN Kawasan
Danau Sentarum ini, pendekatan pertumbuhan ekonomi dan
investasi ini diperlukan.
Pendekatan pertumbuhan ekonomi dan investasi ini
pada dasarnya merupakan pendekatan yang berusaha untuk
menciptakan iklim investasi sehingga pertumbuhan ekonomi
di suatu wilayah dapat meningkat. Dalam pendekatan
pertumbuhan ekonomi dan investasi ini bukan berarti bahwa
sektor ekonomi dan investasi menjadi segala- galanya,
melainkan tetap memperhatikan fungsi ekologis wilayah
dan daya dukung lingkungannya.

c. Pendekatan Preskriptif dalam Menghasilkan Pedoman


Pemanfaatan Ruang

I - 35|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Pendekatan preskriptif (prescriptive approach)
merupakan jenis pendekatan yang bersifat kualitatif dan
dapat memberikan deskripsi analitis untuk menghasilkan
rekomendasi yang bermanfaat dalam mendukung suatu strategi
penanganan ataupun kebijakan . Pendekatan ini bertujuan
untuk mengevaluasi dan menilai suatu rencana alternatif
kebijakan untuk kemudian mengeluarkan rekomendasi yang
tepat berkaitan dengan kemungkinan implementasi kebijakan
dan program-programnya di masa yang akan datang.
Dengan penggunaan pendekatan preskriptif ini,
diharapkan studi tidak hanya terfokus pada analisa kondisi
eksisting, namun juga dapat memperhatika potensi implikasi
pemanfaatan suatu konsepsi penanganan atau kebijakan.

1.5.2.4 Pelaksanaan Kegiatan


Secara garis besar, dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detil
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
terbagi menjadi beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu tahap persiapan,
tahap peninjauan Kebijakan (TOP DOWN Planning), tahap identifikasi
potensi dan permasalahan pengembangan, mobilisasi, tahap pengumpulan
data dan informasi, tahap analisis, tahap konsepsi atau perumusan konsep
dan pengembangan rencana dan perancangan, serta kegiatan penyusunan
Laporan sebagai produk / keluaran pekerjaan.
A. Persiapan
Dalam tahapan persiapan ini, dilakukan beberapa kegiatan
yang akan menunjang kelancaran Penyusunan Rencana Detil
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau
Sentarum, yaitu:
a. Membentuk tim pelaksana yang terdiri dari tim pengarah, tim
teknis, dan tim supervisi;
b. Menyiapkan bahan-bahan/materi-materi untuk penguasaan

I - 36|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
awal terhadap pekerjaan;
c. Eksplorasi mengenai permasalahan serta kebutuhan dari
pekerjaan berdasarkan kajian pustaka, kajian kebijakan dan
rencana terkait, kajian internal dan eksternal wilayah studi,
berdasarkan data sekunder
d. Menyiapkan kelengkapan administrasi;
e. Menyiapkan pengadaan jasa konsultansi;
f. Menyusun program kerja dan tim ahli apabila akan dilakukan
secara swakelola;
g. Persiapan teknis, antara lain meliputi perumusan substansi
secara garis besar, penyiapan checklist data dan kuesioner,
penyiapan metode pendekatan dan peralatan yang diperlukan;
h. Persiapan survei untuk mengumpulkan data dan informasi
yang akan digunakan dalam studi ini.
B. Mobilisasi dan Penyamaan Persepsi
Mobilisasi dan Penyamaan Persepsi ditujukan untuk
menghasilkan Rencana Kerja Bersama yang mencakup koordinasi
antar pelaksana pekerjaan, yaitu Tim Tenaga Ahli dengan Tim
Teknis Pemberi Kerja. Dari hasil kegiatan ini akan digali pula
kebutuhan dan keberadan data-data sekunder terkait Penyusunan
Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau
Sentarum.
C. Kajian Pustaka dan Inventarisasi Kebutuhan Data
Kajian Pustaka dilakukan dengan menelaah literatur yang telah
ada dan tersedia pada Tim Tenaga Ahli maupun informasi yang
diserahkan oleh Pemberi Kerja sebagai input awal studi. Diantara
sumber literatur adalah:
o Peraturan terkait perencanaan strategis dan pengembangan
pariwisata
o Peraturan Daerah terkait arah pembangunan dan potensi
pengembangan wisata di kawasan perencanaan
Berbagai studi terdahulu yang dapat menjadi sumber literatur.
D. Peninjauan Kebijakan KSPN Kawasan Danau Sentarum

I - 37|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Peninjauan terhadap dokumen rencana yang terkait dengan
wilayah perencanaan pada dasarnya untuk menilai tingkat kesahihan
rencana, pengaruh faktor eksternal, sebagai masukan bagi penentuan
langkah-langkah perbaikan rencana. Materi-materi yang perlu
ditinjau meliputi:
a. Kelengkapan data;
b. Metodologi yang digunakan;
c. Kelengkapan isi rencana dan peta rencana;
d. Tinjauan terhadap pemanfaatan rencana;
e. Tinjauan pengendalian;
f. Kelembagaan;
g. Aspek legalitas;
h. Proses penyusunan rencana.
Kajian terhadap berbagai kebijakan pembangunan nasional
yang tertuang di dalam berbagai produk hukum lainnya seperti :
RTRWN, RPJPN dan RPJMN, dan Rencana KSN yang akan
mempengaruhi pola pengembangan kepariwisataan di KSPN Danau
Sentarum;
Kajian terhadap kebijakan di tingkat Provinsi serta Kabupaten
terkait yang tertuang di dalam RTRW Provinsi maupun Kabupaten;
E. Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi
awal wilayah dan kecenderungan perkembangannya. Data dan
informasi tersebut berdasarkan runtun waktu (time series) selama
sepuluh tahun terakhir hingga saat tahun penyusunan. Data dan
informasi yang dikumpulkan dan diolah secara umum mencakup:
a. Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;
b. Data dan peta kondisi sosial ekonomi;
c. Data dan peta sumberdaya manusia;
d. Data dan peta sumberdaya buatan;
e. Data dan peta potensi sumberdaya alam, yang meliputi:
topografi, kemiringan lereng, geologi, hidrologi, vegetasi dan
klimatologi;
f. Data dan peta penggunaan lahan;
g. Data mitigasi bencana;
h. Data kelembagaan.

I - 38|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Selain itu juga dapat dikumpulkan data sebagai berikut :
a. Kondisi fisik geografik, serta bio-geologi/morfologi;
b. Pemanfaatan lahan di wilayah perencanaan saat kini;
c. Sistem transportasi dan kondisi aksesibilitas dengan cakupan
nasional/internasional ke, dari dan intra destinasi;
d. Ketersediaan prasarana dan sarana umum pelayanan
masyarakat/atau wisatawan;
e. Sumberdaya alam dan lingkungan;
f. Potensi sumberdaya pariwisata;
g. Kunjungan wisatawan dan karakteristik pasar internasional
maupun domestik;
h. Profil ekonomi lokal dan wilayah serta profil dan struktur
industry kepariwisataan, berbagai kegiatan usaha formal
maupun informal yang ada di wilayah perencanaan;
i. Sistem kelembagaan yang ada pada tingkat lokal,
Kabupaten/kota dan provinsi;
j. Kajian terhadap Peraturan-peraturan daerah terkait pariwisata;
k. Kondisi SDM kepariwisataan di wilayah KSPN.
Metoda Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data yang akan digunakan pada
intinya terdiri dari Metode Pengumpulan Data Primer dan
Metode Pengumpulan Data Sekunder.

a. Survei primer
Survei primer mencakup pengamatan langsung terhadap
produk dan pasar pariwisata Provinsi Kalimantan Barat
khususnya pariwisata di KSPN Kawasan Danau
Sentarum. Survei primer dilakukan dengan pengamatan
langsung terhadap kondisi daya tarik wisata, fasilitas
penunjang wisata, dan aksesibilitas, wawancara dan
penyebaran kuesioner ke pengunjung yang menjadi
sampel responden, serta wawancara dengan pengelola
atau instansi yang terkait dengan pengembangan
pariwisata Kawasan Danau Sentarum.

I - 39|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Keseluruhan kegiatan di Tahap Persiapan akan
menempuh waktu 1 bulan pekerjaan yang dimulai pada
hari awal pekerjaan hingga akhir bulan pertama.
b. Survei Sekunder
Survei sekunder dilakukan untuk memperoleh data
sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak
lain atau dari hasil studi yang telah dilakukan pihak lain.
Tahap awal pelaksanaan survei sekunder adalah dengan
membuat daftar data dan informasi yang dibutuhkan
dalam studi dan melakukan checklist terhadap data dan
informasi yang sudah dimiliki dan yang masih harus
didapatkan.Setelah data dan informasi yang harus dicari
teridentifikasi, dilakukan pengambilan data sekunder
pada instansi sumber data. Instansi yang menjadi
sumber data bagi penyusunan KSPN Kawasan Danau
Sentarum Provinsi Kalimantan Barat adalah:
o Instansi Tingkat Provinsi
- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Kalimantan Barat


- Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Provinsi
Kalimantan Barat
- Biro Sarana Perekonomian Sekretariat Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat
- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) Provinsi Kalimantan Barat
- Association of the Indonesia Tours and Travel
Agencies (ASITA) Provinsi Kalimantan Barat
o Instansi Tingkat Kota/Kabupaten
- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Kab/Kota Terkait
- Dinas Budaya & Pariwisata Kab/Kota Terkait
- Badan Pusat Statistik Kab/Kota Terkait
- Kelompok masyarakat adat Kab/Kota Terkait
- Instansi pengelola objek dan daya tarik wisata

I - 40|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Kab/Kota Terkait
- PHRI Kab/Kota Terkait
- ASITA Kab/Kota Terkait, dan lain-lain
F. Analisis
Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur
pembentuk ruang serta hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi
ruang wilayah, dengan memperhatikan kebijaksanaan
pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi
analisis terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di masa
depan dengan menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan
dalam proses pengumpulan data dan informasi. Aspek-aspek yang
dianalisis meliputi:
a. Analisis pengaruh kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan;
b. Analisis regional, meliputi kedudukan dan fungsi kota dalam
konstelasi wilayah belakangnya;
c. Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
d. Analisis sumberdaya manusia;
e. Analisis potensi sumberdaya alam, meliputi topografi
kawasan, kondisi geologi, analisis kondisi hidromorfologi,
vegetasi;
f. Analisis penggunaan lahan;
g. Analisis struktur ruang;
h. Jika dikelompokan, analisis diatas memuat 4 hal berikut ini :
i. Analisis Destinasi Wisata
j. Analisis Pemasaran Pariwisata
k. Analisis Industri Pariwisata
l. Analisis Kelembagaan Pariwisata
Metoda Analisis
Analisis dalam studi ini dilakukan dengan dua metoda,
yaitu analisis kualitatif untuk memperlakukan data kualitatif,
dan analisis kuantitatif untuk memperlakukan data kuantitatif
yang kedua-duanya diperoleh baik dari survei primer maupun
sekunder.
Metoda yang digunakan dalam menganalisis data
kualitatif adalah analisis deskriptif kualitatif untuk

I - 41|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
menggambarkan kondisi perwilayahan dan pariwisata
berdasarkan hasil survei primer maupun data sekunder yang
didapat. Seperti juga metoda analisis kualitatif, metoda
analisis yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif
yang diperoleh dari penyebaran kuesioner di daya tarik wisata
adalah analisis deskriptif dengan tabulasi satu arah (frequency
table) dan tabulasi silang (cross tabulation analysis).
Kedua metoda analisis tersebut digunakan dalam
melakukan analisis terhadap sediaan (supply) maupun
permintaan (demand) pariwisata Provinsi Kalimantan Barat
khususnya di KSPN Kawasan Danau Sentarum. Analisis
sediaan dilakukan untuk menemukenali karakteristik, potensi,
dan permasalahan produk wisata unggulan di Provinsi
Kalimantan Barat khususnya di KSPN Kawasan Danau
Sentarum, yang meliputi daya tarik wisata, fasilitas penunjang
wisata, serta aksesibilitas. Analisis permintaan dilakukan
untuk menemukenali karakteristik, preferensi, dan potensi
pasar wisatawan di Provinsi Kalimantan Barat secara umum.
a. Analisis tabulasi satu arah /analisis frekuensi
Tabulasi satu arah digunakan untuk menggambarkan
karakteristik objek penelitian pada suatu variabel yang
dianalisis. Pada studi ini tabulasi satu arah digunakan
antara lain untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik sosial, ekonomi, demografi, dan geografis
responden, serta karakteristik perilaku berwisata
wisatawan di daya tarik wisata yang menjadi sampel
khususnya di di KSPN Kawasan Danau Sentarum.
b. Analisis tabulasi silang (cross tabulation analysis)
Tabulasi silang merupakan metoda yang sederhana,
namun cukup baik untuk menerangkan hubungan
antarvariabel. Biasanya untuk menerangkan hubungan

I - 42|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
antardua variabel tersebut perlu dihitung persentase
responden untuk setiap kelompok. Persentase tersebut
selalu dihitung pada variabel pengaruh, yaitu persentase
distribusi variabel terpengaruh dihitung bagi setiap
kelompok variabel pengaruh. Tabulasi silang pada
penyusunan rencana induk ini digunakan antara lain
untuk menggambarkan keterkaitan antara karakteristik
sosial, ekonomi, demografi, dan geografi dengan
karakteristik perilaku berwisata responden/wisatawan di
kawasan wisata unggulan.

c. Analisis strength, weakness, opportunity, dan threat


(SWOT)
Analisis SWOT merupakan cara yang sangat efektif
untuk menemukenali faktor internal yang menjadi
kekuatan maupun kelemahan serta peluang dan tantangan
yang dihadapi suatu daerah. Analisis menggunakan
kerangka SWOT akan menjadi dasar dalam penyusunan
kebijakan dan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang dimiliki daerah atau
kawasan wisata unggulan. Hasil analisis SWOT ini juga
menjadi masukan dalam menentukan posisi sektor
pariwisata di Provinsi Kalimantan Barat khususnya di
KSPN Kawasan Danau Sentarum.
Kerangka SWOT yang dimaksud dapat dilihat pada
matriks berikut:
S Strength W Weakness
S1 W1
S2 W2
S3 W3

I - 43|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
O
Strategi SO Strategi WO
Opportunity
O1 Maxi-Maxi Mini-Maxi
T
Strategi ST Strategi WT
Threat
Maxi-Mini Mini-Mini
T1

Tahap Analisis dan Identifikasi Potensi dan Permasalahan


KSPN
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi kondisi
kepariwisataan di wilayah studi, baik kondisi internal maupun
eksternal, melalui survei primer dan survei sekunder.
Identifikasi akan mencakup potensi dan permasalahan
pengembangan kepariwisataan pada KSPN Kawasan Danau
Sentarum, serta identifikasi isu-isu strategis kepariwisataan
pada KSPN Kawasan Danau Sentarum Provinsi Kalimantan
Barat. Pada tahap ini akan dikaji pula berbagai kebijakan
dan rencana yang terkait dengan menentukan peran dan
harapan terhadap sektor pariwisata di KSPN Kawasan Danau
Sentarum Provinsi Kalimantan Barat.
Analisis kondisi kepariwisataan Rencana KSPN
Kawasan Danau Sentarum Provinsi Kalimantan Barat,
mencakup kondisi sediaan (supply), karakteristik permintaan
(demand) pariwisata, kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan dalam pengembangan pariwisata sebagai bahan
dalam positioning KSPN Kawasan Danau Sentarum Provinsi
Kalimantan Barat. Isu-isu strategis pengembangan KSPN
Kawasan Danau Sentarum Provinsi Kalimantan Barat, yang
akan diakomodir dalam rencana induk. Kegiatan ini
ditekankan pada proses analisa internal.

I - 44|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Rencana induk pengembangan pariwisata memerlukan
serangkaian analisis untuk memahami karakteristik wilayah,
karakteristik sediaan produk wisata, karakteristik pasar, dan
komponen lain yang mempengaruhi perkembangan pariwisata
di daerah. Analisis ini bertujuan untuk:
o Menilai keadaan masa kini, meliputi penilaian keadaan
perkembangan pasar wisatawan, perkembangan
ketersediaan produk wisata, karakteristik wilayah dan
keterkaitan antara wilayah perencanaan dengan wilayah
yang lebih luas, keadaan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memberikan
gambaran potensi dan permasalahan pembangunan
wilayah dan kepariwisataan di wilayah perencanaan.
o Menilai kecenderungan perkembangan berbagai
komponen yang telah disebutkan di atas pada masa lalu
hingga masa kini sehingga memberikan gambaran
keadaan wilayah perencanaan pada masa yang akan
datang.
o Memperkirakan kapasitas pengembangan, meliputi
sumber daya alam, sumber daya buatan dan berbagai
kegiatan usaha masyarakat yang dapat dikembangkan
yang dilakukan untuk memberikan gambaran kemampuan
pengembangan wilayah perencanaan.
o Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang,
meliputi perkiraan atau proyeksi ketersediaan prasarana
dan sarana wisata dan kegiatan usaha akibat dari proyeksi
kunjungan wisatawan.
o Memperkirakan arah perkembangan masa yang akan
datang, meliputi perkiraan kemungkinan perkembangan
fisik, sosial ekonomi, maupun arah perkembangan jenis
wisata yang akan dikembangkan sesuai kondisi dan
kemampuan wilayah perencanaan.

I - 45|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
a. Analisis Kebijakan
Dilakukan untuk menemukenali tujuan/sasaran
pembangunan berupa target pembangunan antara lain
pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, perkembangan
sektor serta pengembangan tata ruang wilayah.
b. Analisis Kewilayahan
Termasuk di antaranya kependudukan, daya dukung
lingkungan, maupun ekonomi wilayah. Analisis ini
diperlukan untuk mengetahui potensi wilayah dalam
mendukung pengembangan pariwisata, seperti daya
dukung alam, potensi sumber daya manusia, adat
istiadat, serta sektor lainnya.
c. Analisis Sisi Sediaan
Termasuk di antaranya adalah:
o Potensi daya tarik wisata (berbasis alam, budaya,
dan buatan).
o Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, agen
perjalanan, angkutan wisata).
o Transportasi (darat, laut, udara) yang memberikan
gambaran aksesibilitas ke, di, dan dari wilayah
perencanaan.
o Paket-paket perjalanan wisata.
o Prasarana dan sarana penunjang, seperti ketersediaan
infrastruktur (jaringan listrik, air bersih, drainase,
limbah, persampahan) sarana telekomunikasi,
sarana perbankan, sarana pelayanan umum, dan lain
sebagainya.
Analisis sediaan ini juga harus memperhitungkan
kebutuhan fasilitas dan infrastruktur, akomodasi,
kebutuhan moda transportasi dan lainnya.
d. Analisis Pasar dan Proyeksi Wisatawan

I - 46|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Analisis pasar wisatawan dilakukan terhadap demand
(permintaan) eksisting, yang meliputi:
o Jumlah wisatawan dan kecenderungan/tingkat
pertumbuhan, dalam lima tahun terakhir, baik wisnus
maupun wisman; yang berkunjung ke objek wisata
maupun yang menginap di akomodasi komersial.
o Profil wisatawan dan pola perjalanan wisatanya, yang
meliputi:
- Karakteristik sosio-eko-demografis (seperti
umur, jenis kelamin, asal, tingkat pendapatan
dan lain-lain)
- Karakteristik perjalanan (maksud, waktu, lama
perjalanan, teman perjalanan, dan lain-lain)
Analisis didasarkan pada data sekunder mengenai kondisi
pasar wisatawan di KSPN Kawasan Danau Sentarum serta
Provinsi Kalimantan Barat secara umum, dan dari studi-studi
lain yang terkait dengan pasar wisatawan Provinsi Kalimantan
Barat.
Keluaran dari analisis ini adalah potensi pasar
wisatawan di daerah studi, profil dan karakteristik perilaku,
preferensi wisatawan, sebagai masukan dalam penyusunan
rencana pengembangan pariwisata daerah, yang akan
dilakukan di tahap selanjutnya.
G. Perumusan Konsep Rencana Detil Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional Danau Sentarum
Perumusan konsep rencana dan perancangan KSPN diawali
dengan identifikasi potensi dan masalah pembangunan.
Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak hanya
mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan
masalah yang akan mengemuka di masa depan. Identifikasi dari
potensi dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi

I - 47|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
antara perencana dengan masyarakat yang akan terpengaruh oleh
rencana.
Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan
ruang wilayah perencanaan. Tujuan dan sasaran perencanaan tata
ruang harus mencerminkan visi dari masyarakat setempat.
Selanjutnya, dilakukan perumusan strategi dan kebijakan tata ruang
yang mencakup:
a. Visi dan misi KSPN pengembangan Kawasan Danau Sentarum
b. Tujuan & Sasaran pengembangan KSPN Kawasan Danau
Sentarum
c. Arahan Kebijakan, Strategi dan Indikasi Program
pengembangan KSPN Kawasan Danau Sentarum
d. Destinasi Pariwisata
e. Rencana perwilayahan pengembangan KSPN Kawasan Danau
Sentarum
f. Rencana pengembangan pariwisata di kawasan wisata
unggulan KSPN Kawasan Danau Sentarum
g. Indikasi program jangka pendek dan menengah
pengembangan KSPN Kawasan Danau Sentarum.
Konsep yang telah disusun ini kemudian disajikan dan dibahas
dalam sebuah pertemuan dengan para stakeholders. Melalui
pertemuan ini diharapkan akan memperoleh masukan untuk
perbaikan serta menampung dan memperhatikan aspirasi
masyarakat.
Pembangunan daya tarik wisata, pembangunan aksesibilitas
pariwisata, pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan
fasilitas pariwisata, pemberdayaan masyarakat melalui
kepariwisataan, pengembangan investasi di bidang pariwisata.
Pemasaran Pariwisata
Pengembangan pasar isatawan, pengembangan citra
pariwisata, pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata,
pengembangan promosi pariwisata.
Industri Pariwisata

I - 48|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
Penguatan struktur industri pariwisata, peningkatan daya
saing prosuk pariwisata, pengembangan kemitraan usaha
pariwisata, penciptaan kredibilitas bisnis, pengembangan
tanggung jawab terhadap lingkungan.
Kelembagaan Pariwisata
Penguatan organisasi kepariwisataan, pembangunan
sumberdaya manusia pariwisata, penyelenggaraan penelitian
dan pengembangan.
Perumusan Konsep Pengembangan
Perumusan konsep merupakan langkah awal dari
pencerminan visi, misi, dan tujuan menjadi kenyataan. Konsep
yang disusun meliputi pengembangan fisik dan nonfisik dari
pengembangan KSPN Kawasan Danau Sentarum. Konsep
pengembangan fisik memuat suatu konsep keruangan dan
zonasi perwilayahan KSPN Kawasan Danau Sentarum.
o Visi dan Misi kepariwisataan merupakan bentuk
gambaran jangka panjang yang tidak bisa dirubah dalam
jangka waktu menengah, sekitar 20 tahun ke depan.
Karenanya, Visi dan Misi Pengembangan KSPN
Kawasan Danau Sentarum ini perlu disesuaikan dengan
arahan Visi dan Misi Pengembangan Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat. Proses ini disebut langkah cross-
references dan akomodatif yang diharapkan
menghasilkan dasar-dasar konsep pengembangan
pariwisata daerah.
o Skenario Pengembangan merupakan langkah-langkah
strategis dalam upaya mewujudkan visi dan misi
pengembangan kepariwisataan daerah. Skenario memuat
ancangan waktu dan sasaran antara (milestone) yang
menjadi acuan pencapaian serta alternatif strategi
pencapaian sesuai perubahan kondisi baik yang
diakibatkan faktor internal maupun eksternal

I - 49|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
o Kebijakan dan Strategi merupakan langkah perwujudan
skenario yang dirancang untuk mencapai visi dan misi
dalam jangka 20 tahun ke depan
Perumusan Rencana Pengembangan dan Indikasi Program
Tahap ini merupakan penjabaran rencana dan strategi ke
dalam program yang lebih teknis dan detail dan berdimensi
waktu (jangka pendek dan menengah) di kawasan wisata
unggulan KSPN Kawasan Danau Sentarum. Pada tahap ini,
rencana dan strategi akan dikembangkan kedalam indikasi
program pengembangan yang menjadi dasar konsepsi
Penyusunan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) Kawasan Danau Sentarum yang yang
menjadi lingkup perencanaan.
o Penyusunan rencana pengembangan merupakan
penjabaran dan rincian konsep pengembangan KSPN
Kawasan Danau Sentarum. Penyusunan rencana
pengembangan pariwisata meliputi rencana
perwilayahan, pengembangan produk wisata dan pasar
wisatawan, pengembangan sumber daya manusia dan
kelembagaan, serta pedoman teknis sistem infrastruktur
dan sarana pendukung kepariwisataan lainnya.
o Indikasi program pengembangan KSPN Kawasan Danau
Sentarum merupakan penjabaran rinci kebijakan dan
strategi pengembangan yang menghasilkan prioritas
pengembangan. Hal ini didasarkan oleh hasil analisis
internal dan eksternal pada berbagai produk pariwisata
yang ditawarkan beserta fasilitas penunjang dan
pelayanan. Indikasi program dituangkan ke dalam
program jangka pendek dan menengah.
o Pengembangan tempat-tempat yang berpotensi untuk
dijadikan destinasi wisata yang ada di KSPN Kawasan
Danau Sentarum.

I - 50|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
o Destinasi Pariwisata Pembangunan daya tarik wisata,
pembangunan aksesibilitas pariwisata, pembangunan
prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata,
pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan,
pengembangan investasi di bidang pariwisata.
o Pemasaran Pariwisata Pengembangan pasar isatawan,
pengembangan citra pariwisata, pengembangan
kemitraan pemasaran pariwisata, pengembangan promosi
pariwisata.
o Industri Pariwisata ,Penguatan struktur industri
pariwisata, peningkatan daya saing prosuk pariwisata,
pengembangan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan
kredibilitas bisnis, pengembangan tanggung jawab
terhadap lingkungan.
o Kelembagaan Pariwisata ,Penguatan organisasi
kepariwisataan, pembangunan sumberdaya manusia
pariwisata, penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
1.4.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi / Muatan Rencana Induk dan
Rencana Detil KSPN
1.5 Kerangka Berpikir dan Metodologi
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN PADA KSPN
2.1 Arahan Kebijakan RTRW
2.1.1 Kedudukan KSPNdalam arahan RTRW Provinsi
Kalimantan Barat

I - 51|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
2.1.2 Kedudukan KSPN dalam arahan RTRW Kabupaten Kapuas
Hulu
2.2 Arahan Kebijakan RPJMD
2.3 Arahan Kebijakan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Nasional
2.4 Arahan Kebijakan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Provinsi Kalimantan Barat
2.5 Arahan Kebijakan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Kabupaten Kapuas Hulu
2.6 Arahan Kebijakan Sektoral Terkait
BAB 3 PROFIL WILAYAH PERENCANAAN
3.1 Destinasi
3.1.1 Atraksi
3.1.1.1 Daya Tarik Wisata Alam
3.1.1.2 Daya Tarik Wisata Budaya
3.1.1.3 Daya Tarik Wisata Buatan
3.1.2 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata
3.1.3 Aksesibilitas
3.1.3.1 Konektivitas Darat, Moda dan Sistem Transportasi
3.1.3.2 Konektivitas Udara, Moda dan Sistem Transportasi
3.1.3.3 Konektivitas Sungai, Danau atau Laut, Moda dan
Sistem Transportasi
3.1.3.4 Konektivitas Telekomunikasi, Informasi dan
Teknologi (ICT)
3.1.3.5 Peta Aksesibilitas
3.1.4 Amenitas
3.1.4.1 Fasilitas Pariwisata
3.1.4.2 Fasiltitas Umum Penunjang Pariwisata
3.1.4.3 Peta Sebaran Amenitas
3.1.5 Masyarakat
3.1.5.1 Statistik dan Struktur Kependudukan
3.1.5.2 Struktur Tenaga Kerja
3.2 Industri
3.2.1 Profil 13 (tiga belas) Usaha Bidang Pariwisata
3.2.2 Sertifikasi Usaha Pariwisata
3.2.3 Profil Investasi bidang Pariwisata
3.2.4 Usaha Kecil dan Menengah Masyarakat
3.3 Pemasaran
3.3.1 Performansi Kunjungan Wisatawan
3.3.2 Profil Wisatawan
3.3.3 Profil Branding
3.3.4 Profil Advertising

I - 52|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
3.3.5 Profil Selling
3.4 Kelembagaan
3.4.1 Profil Kelembagaan Kepariwisataan
3.4.1.1 Profil Satuan Kerja Pemerintah Daerah Bidang
Kepariwisataan
3.4.1.2 Profil Asosiasi Profesi Bidang Pariwisata
3.4.1.3 Profil Asosiasi Usaha Bidang Pariwisata
3.4.1.4 Profil Kelompok Sadar Wisata
3.4.1.5 Profil Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Bidang
Kepariwisataan
3.4.1.6 Profil Lembaga Swadaya Masyarakat Bidang
Kepariwisataan
3.4.1.7 Profil Sumber Daya Manusia Bidang
Kepariwisataan
BAB 4 ANALISIS PADA WILAYAH PERENCANAAN
4.1 Perwilayahan
4.1.1 Analisis Deliniasi Wilayah Perencanaan
4.1.2 Analisis Stuktur Wilayah Perencanaan
4.1.3 Analisis Pola Ruang
4.2 Destinasi
4.2.1 Atraksi
4.2.1.1 Analisis Daya Tarik Wisata dengan Metode SWOT
atauBCG (Boston Consulting Group)
4.2.1.2 Analisis Supply dan DemandDaya Tarik Wisawatan
4.2.1.3 Analisis Peta Perjalanan (Travel Pattern)
4.2.1.4 Analisis Daya Dukung (Carrying Capacity)
4.2.2 Aksesibilitas
4.2.2.1 Analisis Kondisi Konektivitas Darat, Moda dan
Sistem Transportasi
4.2.2.2 Analisis Kondisi Konektivitas Udara, Moda dan
Sistem Transportasi
4.2.2.3 Analisis Kondisi Konektivitas Sungai, Danau atau
Laut, Moda dan Sistem Transportasi
4.2.2.4 Analisis Kondisi Konektivitas Telekomunikasi,
Informasi dan Teknologi (ICT)
4.2.2.5 Peta Analisis Aksesibilitas
4.2.3 Amenitas
4.2.3.1 Analisis Supply dan Demand terhadap Fasilitas
Pariwisata

I - 53|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
4.2.3.2 Analisis Supply dan Demand terhadap Fasiltitas
Umum Penunjang Pariwisata
4.2.3.3 Peta Analisis Sebaran Amenitas
4.2.3.4 Masyarakat
4.2.3.5 Analisis SWOT Kemasyarakatan dalam menunjang
Pariwisata
4.2.3.6 Analisis Supply dan Demand Tenaga Kerja
4.2.3.7 Analisis Kompetensi Masyarakat pada Usaha Kecil
dan Menengah
4.3 Industri
4.3.1 Analisis Performansi Usaha Pariwisata
4.3.2 Analisis SWOT Sertifikasi Usaha Pariwisata
4.3.3 Analisis Performansi Investasi bidang Pariwisata
4.3.4 Analisis Supply dan Demand Produk Usaha Kecil dan
Menengah Masyarakat
4.4 Pemasaran
4.4.1 Analisis Karakteristik Wisatawan
4.4.2 Analisis Length of Stay dan Expenditure Wisatawan
4.4.3 Analisis Preferensi Aktifitas Wisatawan
4.4.4 AnalisisBranding pada Wilayah Perencanaan
4.4.5 AnalisisAdvertising pada Wilayah Perencanaan
4.4.6 Analisis Sellingpada Wilayah Perencanaan
4.5 Kelembagaan
4.5.1 Analasis Kelembagaan Kepariwisataan
4.5.1.1 Analisis Performansi Satuan Kerja Pemerintah
Daerah Bidang Kepariwisataan
4.5.1.2 Analisis Performansi Asosiasi Profesi Bidang
Pariwisata
4.5.1.3 Analisis Performansi Asosiasi Usaha Bidang
Pariwisata
4.5.1.4 Analisis Performansi Kelompok Sadar Wisata
4.5.1.5 Analisis Performansi Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Bidang Kepariwisataan
4.5.1.6 Analisis Performansi Lembaga Swadaya
Masyarakat Bidang Kepariwisataan
4.5.2 Analisis Performansi Sumber Daya Manusia Bidang
Kepariwisataan
BAB 5 RENCANA INDUK
5.1 Visi dan Misi
5.2 Road Map / Peta Jalan Pengembangan KSPN

I - 54|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
5.3 Perwilayahan
5.3.1 Struktur Perwilayahan
5.3.2 Pola Ruang
5.4 Rencana Pengembangan Destinasi
5.4.1 Atraksi
5.4.1.1 Daya Tarik Wisata Alam
5.4.1.2 Daya Tarik Wisata Budaya
5.4.1.3 Daya Tarik Wisata Buatan
5.4.1.4 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata
5.4.2 Aksesibilitas
5.4.2.1 Konektivitas Darat, Moda dan Sistem Transportasi
5.4.2.2 Konektivitas Udara, Moda dan Sistem Transportasi
5.4.2.3 Konektivitas Sungai, Danau atau Laut, Moda dan
Sistem Transportasi
5.4.2.4 Peta Aksesibilitas Terintegrasi
5.4.3 Amenitas
5.4.3.1 Fasilitas Pariwisata
5.4.3.2 Fasiltitas Umum Penunjang Pariwisata
5.4.3.3 Peta Sebaran Amenitas
5.4.4 Masyarakat
5.4.4.1 RencanaPeningkatan Kesadaran Masyarakat pada
Sektor Pariwisata
5.4.4.2 Rencana Peningkatan Kapasitas Bidang Pariwisata
untuk Masyarakat
5.4.4.3 Rencana Peningkatan Kapasitas Masyarakat pada
Usaha Kecil dan Menengah
5.5 Rencana Pengembangan Industri
5.5.1 Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha Bidang Pariwisata
5.5.2 Rencana Sertifikasi Usaha Pariwisata
5.5.3 Rencana Pengembangan Investasi bidang Pariwisata
5.5.4 Rencana Pengembangan Produk dan Pemasaran Usaha
Kecil dan Menengah oleh Masyarakat
5.6 Rencana Pengembangan Pemasaran
5.6.1 Rencana Pengembangan Pangsa Pasar Wisatawan
Mancanegara
5.6.2 Rencana Pengembangan Pangsa Pasar Wisatawan
Nusantara
5.6.3 StrategiBranding
5.6.4 StrategiAdvertising
5.6.5 Strategi Selling
5.6.6 Proyeksi Pertumbuhan Wisatawan
5.7 Rencana Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan
5.7.1 Rencana Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan

I - 55|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR
5.7.1.1 Rencana Peningkatan Kapasitas SDM pada Satuan
Kerja Pemerintah Daerah Bidang Kepariwisataan
5.7.1.2 Rencana Penguatan Organisasi Asosiasi Profesi
Bidang Pariwisata
5.7.1.3 Rencana Penguatan Organisasi Asosiasi Usaha
Bidang Pariwisata
5.7.1.4 Rencana Pendukungan Kelompok Sadar Wisata
5.7.1.5 Rencana Pendukungan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Bidang Kepariwisataan
5.7.1.6 Rencana Harmonisasidengan Lembaga Swadaya
Masyarakat Bidang Kepariwisataan
5.7.2 Rencana Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Bidang Kepariwisataan
BAB 6 RENCANA DETIL
6.1 Rencana Detil Kawasan Inti
7.7 Rencana Detil Kawasan Penunjang
7.8 Rencana Tapak Prioritas
BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
7.1 Cost-benefit Analysis Pembangunan Infrastruktur Pendukung
Pariwisata
7.2 Rencana Bisnis Tapak Prioritas
BAB 8 INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN
8.1. Indikasi Program dan Rencana Aksi (Siapa mengerjakan apa)
8.2 Kerangka Waktu Pelaksanaan Rencana Induk dan Rencana Detil

I - 56|Penyusunan Rencana Detail Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu, KAL-BAR

Anda mungkin juga menyukai