0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
150 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek penawaran dan permintaan pariwisata serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Aspek penawaran meliputi daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan dukungan lembaga. Sedangkan aspek permintaan meliputi pendekatan ekonomi, geografi, dan psikologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga, pendapatan, sosial budaya, sosial politik
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek penawaran dan permintaan pariwisata serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Aspek penawaran meliputi daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan dukungan lembaga. Sedangkan aspek permintaan meliputi pendekatan ekonomi, geografi, dan psikologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga, pendapatan, sosial budaya, sosial politik
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek penawaran dan permintaan pariwisata serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Aspek penawaran meliputi daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan dukungan lembaga. Sedangkan aspek permintaan meliputi pendekatan ekonomi, geografi, dan psikologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga, pendapatan, sosial budaya, sosial politik
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Attraction (daya tarik); daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya. 2. Accesable (transportasi); accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata 3. Amenities (fasilitas); amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW. 4. Ancillary (kelembagaan); adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), menjelaskan tiga pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan permintaan pariwisata, yaitu: 1. Pendekatan ekonomi, pendapat para ekonom mengatakan dimana permintaan pariwisata menggunakan pendekatan clastisitas permintaan/ pendapatan dalam menggambarkan hubungan antara permintaan dengan tingkat harap ataukah permintaan dengan variable lainnya. 2. Pendekatan geograti, sedangkan para ahli geograti berpendapat bahwa untuk menafsirkan permintaan harus berpikir lebih las dari sekedar penaruh harga, sebagai penentu permintaan karena termasuk yang telah melakukan perjalanan maupun sesuatu hal belum mampu melakukan wisata karena suatu alasan tertentu. 3. Pendekatan psikologi, para ahli psikologi berpikir lebih dalam melihat permintaan pariwisata, termasuk interaksi antara kepribadian calon wisatawan, lingkungan dan dorongan dari dalam jiwanya untuk melakuKan kepariwisataan. Faktor 1. Harga; harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula sebaliknya. 2. Pendapatan; apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan. 3. Sosial Budaya; dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya wisatawan. 4. Sospol (Sosial Politik); dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan. 5. Intensitas keluarga; banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. 6. Harga barang substitusi; disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat Daerah Tujuan Wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura. 7. Harga barang komplementer; merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya. Dari semua yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa aspek pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Karena dengan memahami aspek pemasaran kita dapat mengetahui kebutuhan konsumen yang sebenarnya, menguasai pangsa pasar, dan meningkatkan laba penjualan. Dari aspek-aspek penawaran dan permintaan tersebut akan dikembangkan menjadi analisis SWOT yang akan membantu stakeholder” terkait dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat PANTAI PARANGTRITIS Pantai Parangtritis adalah tempat wisata yang terletak di Desa Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih 27 km dari pusat Kota Yogyakarta. Pantai ini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Yogyakarta dan telah menjadi ikon pariwisata di Yogyakarta. Strategi pengembangan Daerah wisata Kabupaten Bantul menggunakan analisis SWOT, Analisis SWOT meliputi ( Strenghs, Weakness, Opportunities, dan Threats) merupakan analisis yang menggambarkan tentang kekuatan, kelemahan, peeluang,dan tantangan yang mesti dihadapi demi berlangsungnya proses pengembangan. Strategi pengembangan Daerah wisata Kabupaten Bantul menggunakan analisis SWOT, Analisis SWOT meliputi ( Strenghs, Weakness, Opportunities, dan Threats) merupakan analisis yang menggambarkan tentang kekuatan, kelemahan, peeluang,dan tantangan yang mesti dihadapi demi berlangsungnya proses pengembangan. Berikut adalah analisis yang di hadapi untuk mengembangkan daerah wisata di Kabupaten Bantul yang meliputi faktor internal dan esternal. 1. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor- faktor yang berupa daya tarik dengan meliputi kekuatan dan kelemahan dengan tujuan untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah wisata yang berada di Kabupaten Bantul. Faktor internal nya berupa kekuatan dan kelemahan dimana kita dapat mengetahui kekuatan apa yang dimiliki daerah wisata Kabupaten Bantul serta kelemahannya. Kekuatan adalah suatu ciri yang di miliki oleh organisasi yang ada dengan memberikan keuntungan atau pun kelebihanan dengan di bandingkan oleh yang lainnya sedangkan Kelemahan adalah suatu karakteristik yang indentik nya berhubungan dengan kelemahan dalam organisasi apapun di bandingkan dengan yang lainnya. 2. Faktor Esternal Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor- faktor yang berupa daya tarik tarik dengan meliputi peluang dan tantangan demi manarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah wisata Kabupaten Bantul. Eksternal inii meliputi peluang serta ancaman yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana posisi daerah yang berhadapan dengan lingkungan eksternal nya. Peluang adalah suatu jalan keluar yang dapat di manfaatkan oleh organisasi atau dinas mana pun yang nanti nya di harapkan dapat berkembang di kemudian hari. Sedangkan ancaman adalah suatu tantangan yang akan di hadapi oleh suatu organisasi yang ada yang nantinya dapat menghambat perkembangannya.