Anda di halaman 1dari 9

PELUANG DAN HAMBATAN AGROWISATA SALAK PONDOH

DI KECAMATAN TURI, SLEMAN

Disusun oleh :

Afifah Nurawalia 20180220163


Melania Isti Rahmawati 20180220165
Farha Dilla Viardi 20180220171

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
I. PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai kekayaan alam hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan
tepat, kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian Indonesia. Komoditas pertanian
yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan
perikanan, menjadi bernilai tinggi dengan keragaman dan keunikannya serta diperkuat dengan
adanya kekayaan kultural yang sangat beragam. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai
daya tarik kuat sebagai Wisata Agro [ CITATION pus08 \l 1033 ].

Kepariwisataan merupakan salah satu industri terbesar dan industri strategis di dunia jika
ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong
terciptanya lapangan pekerjaan, perkembangan investasi, peningkatan pendapatan masyarakat,
peningkatan kualitas masyarakat, dan dapat menanamkan rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai
budaya bangsa [ CITATION ITB08 \l 1033 ].

Motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan


dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang
indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern, dan
spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya
permintaan akan Wisata Agro dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-
produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya
tarik spesifik [ CITATION pus08 \l 1033 ].

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai potensi dan daya tarik
wisata yang kedua setelah Bali, karena daerah tersebut mempunyai keragaman atraksi dan daya
tarik wisata yang mengandung makna bahwa pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta yang
didasarkan pada budaya perlu didukung dengan keragaman atraksi dan daya tarik wisata.
Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta selain berdasarkan keragaman budaya, juga berdasarkan
keragaman alam.
Salah satu potensi dan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah di
Kecamatan Turi, Sleman yaitu Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum,
Donokerto, Turi, Sleman. Desa yang mempunyai tanah seluas 25 hektar ini dikembangkan
menjadi kompleks tanaman salak oleh Hery Kustriyatno selaku pengembang desa wisata
tersebut. Pada umumnya buah salak pondoh dikonsumsi dalam bentuk segar dan tidak dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama karena mudah kering dan tidak segar lagi. Sebagaimana
umumnya buah dan sayuran, salak masih melangsungkan proses metabolisme setelah dipanen.
Reaksi metabolisme akan mengakibatkan perubahan mutu, penampakan dan kondisi buah.
Perubahan tersebut disebabkan terjadinya penguapan air, konversi enzimatis menjadi gula,
pembentukan atau pelepasan flavor, konversi enzimatis senyawa paktin, sintesa atau degradasi
pigmen, kerusakan vitamin dan lainnya [ CITATION Pan89 \l 1033 ].

Keistimewaan salak pondoh selain rasa buahnya yang manis, juga memiliki kandungan air
yang cukup, bisa dinikmati tanpa menunggu masak terlebih dahulu, dan berbuah sepanjang
tahun. Sejak komoditas ini booming awal tahun 1990, petani memantapkan dirinya menanam
salak pondoh. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi peralihan pemanfaatan lahan dari lahan
sawah menjadi kebun salak pondoh khususnya di Kecamatan Turi, Sleman.
II. PEMBAHASAN
Agrowisata salak pondoh merupakan sektor basis bagi perekonomian di Kecamatan Turi,
Sleman baik dari aspek pendapatan maupun tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dari tahun 1992-
1994 nilai LQ tiap tahun masing-masing pendekatan lebih besar dari 1. Selain menunjukkan
sektor basis bagi perekonomian, dapat dilihat juga tingginya derajat spesialisasi dalam sektor
agrowisata salak pondoh. Nilai angka pengganda jangka pendek dari pendapatan berkisar 1,29
sampai 3,37. Hal tersebut berarti adanya kenaikan pendapatan sektor basis sebesar Rp 10,00 dan
akan meningkatkan pendapatan wilayah antara Rp 12,9 sampai 37,3 [ CITATION Pri97 \l 1033 ].

Agrowisata salak pondoh di wilayah Kecamatan Turi, Sleman mengalami perkembangan


pesat. Hal ini disebabkan adanya faktor eksternal yaitu berbagai bantuan dari pihak luar yang
bersumber dari instansi pemerintah maupun pihak swasta, serta adanya faktor internal yang
sangat potensial yaitu faktor agronomis dan faktor ekonomis. Secara agronomis keadaan alam
yang ada baik aspek klimatologi dan kedalaman tanah efektif sangat mendukung untuk
tumbuhnya tanaman salak di wilayah Kecamatan Turi, Sleman. Secara ekonomis tanah kering
yang terhampar di sebagian besar wilayah Kecamatan Turi, Sleman tidak produktif untuk
menghasilkan tanaman-tanaman pertanian lain[ CITATION Pri97 \l 1033 ].

Agrowisata salak pondoh merupakan usaha alternatif yang paling menguntungkan di


wilayah Kecamatan Turi, Sleman. Mengingat Kecamatan Turi, Sleman sebagian besar
wilayahnya merupakan lahan kering dan relatif kurang cocok untuk ditanami tanaman pangan
yang lain. Apabila Batas Miskin untuk penduduk yang digunakan oleh BAPPENAS tahun 1993
untuk penduduk desa adalah Rp 18.244/kapita/bulan, sedangkan untuk penduduk kota adalah
Rp27.905/kapita/bulan. Hal ini memberikan indikasi yang semakin nyata peranan Agrowisata
salak pondoh dalam upaya pembangunan wilayah Kecamatan Turi, Sleman [ CITATION Pri97 \l
1033 ].

Agrowisata salak pondoh telah menjadikan Kecamatan Turi, Sleman menjadi salah satu
kecamatan yang mampu melaksanakan pembangunan dengan pertumbuhan yang relatif di atas
wilayah kecamatan lain. Berbagai indikator yang mencerminkan pesatnya pembangunan yang
dilaksanakan adalah dengan terciptanya pembangunan berbagai prasarana dan sarana fisik secara
swadaya. Terlebih-lebih pelaksanaan pembangunan di daerah sentra penghasil salak pondoh
seperti di desa Girikerto dan Bangunkerto. Di daerah tersebut prasarana transportasi telah tertata
secara baik yakni melalui pengaspalan jalan hingga ke pelosok desa [ CITATION Pri97 \l 1033 ].

Usaha Pemda untuk menjadikan Kabupaten Sleman sebagai sentra produksi salak pondoh
telah memperoleh kesempatan baik dengan ditetapkannya salak pondoh sebagai Varietas
Unggulan Nasional (Kepmen Pertanian Nomor: 272/Kpts/TP 240/4/1988). Disamping secara
ekonomis usahatani salak pondoh, sangat menguntungkan [ CITATION PPM88 \l 1033 ]. keadaan
tersebut telah mendorong para pengusaha untuk memasuki agribisnis salak pondoh baik sebagai
produsen maupun pedagang. Fenomena ini dapat berdampak positif maupun negatif. Salah satu
dampak positif yang sekarang dinikmati produsen salak pondoh adalah terbukanya perdagangan
dengan kota-kota besar seperti: Surabaya, Bandung dan Jakarta. Dalam upaya mengantisipasi
kemungkinan munculnya dampak negatif fenomena tersebut di atas diperlukan
kemitraandalampengembanganagribisnis salak pondoh.

Peluang buah salak untuk agrowisata didaerah sleman sangat menguntungkan karna buah
salak mudah ditanam khususnya salak pondoh yang banyak dijumpai di daerah sleman, namun
populasi salak ini tidak mampu tersebar secara merata kewilayah-wilayah. Penyebabnya yaitu
dari faktor kecocokan agronomi, terbatasnya modal serta keterampilan dalam penguasaan teknik
usaha tani.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah harga salak pondoh yang sangat fluktuatif.
Pada saat musim panen raya hasil salak pondoh melimpah di pasaran sehingga harga salak dapat
turun drastis sehingga dibeli tengkulak hanya dengan harga Rp. 1.500–Rp. 2.000 per kg. Padahal
pada saat tidak panen raya, salak pondoh dapat dijual dengan harga antara Rp. 4.000–Rp. 5.000
per kg. Selain itu, petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga buah salak pondoh
dan tergantung pada harga dari tengkulak. Hal ini menyebabkan pada saat panen raya hasil
penjualan salah pondoh sangat rendah.

Hambatan pada buah salak, bisa terjadi kerusakan sejak berada pada pertanaman, waktu
panen, pasca panen sampai ke pemasaran berkisar 40%. Kerusakan buah salak dapat terjadi
akibat luka, memar, pencoklatan, buah pecah kulit, dan penyakit busuk berair. Kerusakan buah
salak disebabkan oleh jamur yaitu Ceratocystis sp. dan Botryodiplodia sp. yang menyebabkan
kulit buah salak menjadi berwarna coklat kehitaman dan berair, kulit buah mudah pecah dan
terkelupas, serta daging buah busuk dan berair serta berwarna coklat yang dimamakan sebagai
penyakit busuk berair [ CITATION Ard04 \l 1033 ].

Hambatan pada agrowisata adalah wisatawan akan sulit mendapatkan buah yang dipetik
langsung diluar panen raya (Desember - Maret) Pengalaman masyarakat dalam mengelola
agrowisata perlu ada pembinaan supaya berjalan dengan baik. Pemilihan jenis salak yang akan
ditanam juga sangat diperlukan, terkait cocok tidaknya jenis salak tersebut tumbuh di daerah
tersebut.

Mendasarkan pada permasalahan yang ada, maka prioritas permasalahan yang perlu
diselesaikan dan solusi yang dilakukan adalah peningkatan nilai tambah buah salak pondoh dan
peningkatan dalam pengelolaan paska panen salak pondoh.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dibahas di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Agrowisata salak pondoh merupakan sektor basis dalam perekonomian Kecamatan Turi,
Sleman baik dari pendekatan pendapatan maupun tenaga kerja. Dengan demikian
usahatani salak pondoh menjadi faktor utama dalam pembentukan pendapatan regional,
yakni mampu menunjukkan peranannya dalam memberikan kontribusi terhadap
perekonomian Kecamatan Turi sangat besar.
2. Agrowisata salak pondoh mengalami perkembangan yang pesat di wilayah Kecamatan
Turi disebabkan faktor eksternal yaitu berbagai bantuan dari pihak luar baik yang
bersumber dari instansi pemerintah maupun pihak swasta juga adanya faktor internal
yang sangat potensial, yaitu faktor agronomis dan faktor ekonomis.
3. Dalam pembangunan ekonomi, Agrowisata salak pondoh merupakan satu-satunya
alternatif yang paling menguntungkan di wilayah Kecamatan Turi. Hal ini mengingat
Kecamatan Turi sebagian besar wilayahnya merupakan lahan kering dan relatif kurang
cocok untuk dikembangkan sebagai basis penghasil tanaman pangan yang lain.
4. Usaha Pemda untuk menjadikan Kabupaten Sleman sebagai sentra produksi salak pondoh
telah memperoleh kesempatan baik dengan ditetapkannya salak pondoh sebagai Varietas
Unggulan Nasional (Kepmen Pertanian Nomor: 272/Kpts/TP 240/4/1988).
5. Permasalahan yang sering dihadapi adalah harga salak pondoh yang sangat fluktuatif.
Pada saat musim panen raya hasil salak pondoh melimpah di pasaran sehingga harga
salak dapat turun drastic, terjadi kerusakan sejak berada pada pertanaman, waktu panen,
pasca panen sampai ke pemasaran berkisar 40%.
6. Hambatan pada agrowisata adalah wisatawan akan sulit mendapatkan buah yang dipetik
langsung diluar panen raya (Desember - Maret)
B. SARAN
Adapun saran yang disampaikan penulis dalam tulisan ini, antara lain:

1. Untuk menjaga kebersihan pengelola dan pengembang harus menyediakan tempat


sampah yang lebih banyak sehingga wisatawan tidak susah dalam membuang sampah.
2. Untuk memperlancar pengembangan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh
Kembangarum harus ada kerjasama yang baik antara pihak pengelola dan masyarakat
sekitar.
3. Peranan salak pondoh yang besar dalam kontribusinya terhadap perekonomian
Kecamatan Turi, dukungan nyata dari berbagai pihak, baik instansi pemerintah maupun
swasta perlu ditindaklanjuti tidak hanya sebatas bantuan bibit, melainkan bantuan
pengembangan kualitas agar memenuhi selera konsumen sehingga senantiasa
menciptakan permintaan yang tinggi dan tidak tergeser oleh komoditas substitusi.
4. Untuk mengantisipasi pemasokan salak pondoh yang sangat berlebihan pada musim
panen raya (Desember - Maret), perlu dikembangkan suatu teknik rekayasa agar salak
pondoh tidak hanya berbuah secara nelimpah pada musim panen raya.
5. Mendasarkan pada permasalahan yang ada, maka prioritas permasalahan yang perlu
diselesaikan dan solusi yang dilakukan adalah peningkatan nilai tambah buah salak
pondoh dan peningkatan dalam pengelolaan paska panen salak pondoh.
IV. DAFTAR PUSTAKA

(2008, April). Retrieved from pusat data & informasi pertanian Departemen Pertanian Republik
Indonesia: database.deptan.go.id

(2008, Mei ). Retrieved from ITB Central Library: www.digilib.itb.ac.id

Ardiartayasa, W. (2004). Isolasi dan Identifikasi Penyebab Penyakit Busuk Berair pada Buah
Salak. Agritrop. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 134-137.

Pantastico, E. (1989). Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

(1988). PPM FE UII Yogyakarta. Yogyakarta.

Priyadi, U. (1997). Peranan Usaha Tani Salak Pondoh . JEP, 71-79.

Anda mungkin juga menyukai