Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEUANGAN UMKM

“MIE AYAM KABUL”

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan yang diampu oleh
Dr. Imam Baidlowi, S.Pd., SE., MM

Disusun oleh :

Putri Ayu Lestari (52002030066)

Manajemen A1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT

2021
Mie Ayam Kabul

A. Latar Belakang

Usaha kecil menengah (UMKM) dari waktu ke waktu mengalami perkembangan bagus. Para
pelaku bisnisnya pun menghasilkan jenis produk yang beragam. Usaha kecil menengah menjadi
salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan hidup yang memadai. Keberadaan para pelaku bisnis UMKM
memberikan andil yang cukup signifikan bagi pembangunan perekonomian. Dalam hal ini usaha
yang mereka bangun menyerap tenaga kerja di derahnya masing-masing. Hal tersebut sangat
membantu pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan pengentasan
kemiskinan. Diharapkan perkembangan bisnis UMKM dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan yang stabil. Namun, di dalam perjalananya untuk berkembang lebih maju, para
pelaku bisnis UMKM tidak lepas dari kendala-kendala.

Salah satu contoh kendalanya ialah masih ada UMKM yang belum mampu mengelola
usahanya dengan baik, sehingga tidak jarang pula UMKM yang gagal dalam usahanya.
Kegagalan ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan pemilik UMKM akan
pengelolaan usaha. Pengelolaan usaha yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan dalam bidang
keuangan. Namun, menurut Srikandi dan Setyawan (2004), masalah yang sering dihadapi
pemilik UMKM adalah dalam bidang pemasaran produk, teknologi, kualitas sumber daya
manusia, dan pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan menjadi suatu masalah dalam
UMKM karena pemilik UMKM mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan. Pengelolaan
keuangan penting untuk diterapkan pada UMKM. Menurut Ediraras (2010) bisnis UMKM yang
keuangannya dikelola dan diinformasikan secara transparan dan akurat akan memberikan
dampak positif terhadap bisnis UMKM itu sendiri. Dampak positif pengelolaan keuangan inilah,
yang menjadi suatu faktor kunci keberhasilan UMKM dan dapat digunakan untuk
mempertahankan keberlanjutan usahanya.

Salah satu jenis UMKM adalah UMKM makanan. Salah satunya ialah mie ayam yang
kualitas produknya tidak kalah bersaing dengan cita rasa mie ayam di daerah lain. Para pelaku
bisnis tersebut bertaraf UMKM tetapi mereka mempertimbangkan aspek mutu dan kualitas
sebelum barang yang mereka hasilkan akan dipasarkan. Kondisi persaingan pasar yang
kompetitif menjadi aspek yang tidak lepas dari perhatian, mereka harus saling bersaing untuk
mampu menjadi yang diminati pasar, belum lagi harus bersaing dengan para pedagang yang
besar.

B. Bentuk UMKM

Mie Ayam adalah salah satu hidangan yang sering di temukan di Indonesia, yang juga
dikenal sebagai bakmi ayam, mie ayam adalah masakan Indonesia yang terbuat dari mi kuning
direbus mendidih kemudian ditaburi saos kecap khusus beserta daging ayam dan sayuran. Mi
Ayam terkadang ditambahi dengan bakso, pangsit dan jamur. Mi berasal dari Tiongkok tetapi mi
ayam yang serupa di Indonesia tidak ditemukan di Tiongkok. Mi ayam aslinya dari Tiongkok
Selatan terutama dari daerah-daerah pelabuhan seperti Fujian dan Guandong. Meskipun mi
bukan asli Indonesia tapi nyatanya kini mi ayam seakan sudah menjadi makanan tradisional
Indonesia. Makanan ini sudah tersebar di seluruh Indonesia, terutama di daerah Jawa makanan
ini sangat mudah di temukan.

Seperti mie ayam kabul yang dijual di daerah tempat saya tinggal yaitu di Desa Kemantren
Dusun Kangkungan Kec. Gedeg Kab. Mojokerto. Ini merupakan home industri atau buatan
rumahan sendiri. Usaha ini sudah berjalan kurang lebih 1 tahun dan hanya dikelola sendiri
bersama keluarga. Berbekal ilmu pernah berjualan mie ayam di Jakarta dan sekarang sudah
pindah dan berjualan dirumah sendiri. Sempat berjualan hanya beberapa hari karena tidak bisa
memutar modal akhirnya tutup, namun sekarang karena sudah memiliki ilmu untuk memutar
modal jadi berjualan lagi sampai sekarang ini.

C. Bentuk Produksi

Untuk biaya produksi atau biaya pembuatan mie ayam per tiap harinya ialah sebagai berikut :

 Mie 3 bungkus : Rp 27.000


 Ayam 1kg : Rp 32.000
 Sawi : Rp 10.000
 Saos + plastik : Rp 13.000
 Kripik pangsit : Rp 5.000
 Bumbu : Rp 10.000

Jadi total biaya produksi/hari ialah Rp 97.000


D. Bentuk Pemasaran

Bentuk pemasaran dari mie ayam kabul ialah :

 Mie ayam biasa : Rp 7.000


 Mie ayam + ceker : Rp 8.000

Mie ayam ini hanya dijual dirumah saja diteras rumah dan tidak ada warung khusus untuk
berjualan, namun mie ayam kabul sudah terkenal dan sudah banyak diketahui oleh warga sekitar
jadi banyak yang antri untuk membeli walaupun tidak berjualan keliling.

E. Sistem Keuangan
 Hasil penjualan : Rp 200.000
 Modal awal : Rp 150.000
 Biaya produksi/hari : Rp 97.000

Hitungan laba rugi :

Pendapatan – Pengeluaran (biaya produksi) = Penghasilan

Rp 200.000 – Rp 97.000 = Rp 103.000

Jadi keuntungan per harinya adalah Rp 103.000

F. Kendala/Masalah Yang Sering Dihadapi

Ada macam-macam kendala atau masalah yang dihadapi penjual saat berjualan, seperti salah
satu contoh usaha UMKM yang saat ini sedang saya amati yaitu mie ayam kabul.
Kendala/masalah yang sering terjadi ialah sebagai berikut :

1. Tempat berjualan kecil dan sempit, dekat dengan kebun pisang dan salak sehingga
membuat pembeli kurang nyaman apabila makan mie ayam ditempat. Jadi banyak yang
beli namun dibungkus/dibawa kerumah.
2. Akses jalan yang kurang terpenuhi karena lokasi berjualan ada di dalam perkampungan
dan masuk-masuk gang, sehingga membuat pembeli yang bukan warga sekitar
kebingungan saat hendak membeli.
3. Karena lokasi berjualan ada di perkampungan yang padat penduduk, jadi banyak
tetangga yang membeli namun berhutang dahulu sehingga membuat penjual sulit
mendapat keuntungan.

G. Penutup
1.1 Kesimpulan
Sebenarnya untuk memulai suatu usaha apalagi usaha makanan mie ayam yang
terbilang tidak terlalu susah dan tidak mudah juga yang penting perlu niat dan usaha.
Tidak semua usaha langsung sukses, semua butuh pengorbanan dan perjuangan, kerja
keras, semangat, ketekunan dan selalu berpikir positif. Satu lagi untuk tetap
mempertahankan kualitas pelanggan, warung mia ayam ini harus tetap mempertahankan
kualitas dan ciri khas produk yang dijual dan juga lebih memperbaiki lokasi tempat
berjualan agar pelanggan lebih nyaman.
1.2 Saran
1. Perlu pengaduan inovasi terhadap rasa agar tidak kalah saing dengan produk yang
lain dan lebih menarik minat pelanggan, namun juga harus tetap menjaga kualitas
produk yang dihasilkan.
2. Untuk lokasi masuk baiknya digang masuk dibuat palang nama supaya calon
konsumen yang melintas atau yang ingin membeli jadi tau.
3. Lokasi berjualan yang dekat dengan kebun pisang dan salak sebaiknya lebih
diperhatikan lagi agar pembeli bisa nyaman saat memakan mie ayam ditempat.

Anda mungkin juga menyukai