Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN BERAS PADA


‘CV HASIL HARAPAN’ DI KOTA MAKASSAR

Oleh:
Aditya Ramadhan Putra HS
Stb. 02220160190
Jurusan Manajemen Pemasaran

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
JUDUL : Pengaruh Kualitas Produk Dan HargaTerhadap
Peningkatan Volume Penjualan Beras Pada ‘Cv
Hasil Harapan’ Di Kota Makassar

NAMA MAHASISWA : Aditya Ramadhan Putra HS

STB : 02220160190

FAKULTAS : EKONOMI & BISNIS

JURUSAN : Manajemen

KONSENTRASI : Manajemen Pemasaran

MENYETUJUI

PEMBIMBING I

Dr. Amir Mahmud, SE, MS Tanggal:..........................

PEMBIMBING II

Dr. Suriyanti, SE., MM Tanggal:.............................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat dan tidak dapat dihindari.

Pelaku-pelaku bisnis selalu memiliki berbagai cara agar produknya dapat

mengungguli produk lain. Agar produknya dapat bersaing, maka kualitas produk

harus ditingkatkan sehingga volume penjualan dapat meningkat. Setiap produsen

harus bisa menjaga kualitas produk dan menentukan harga yang tepat agar

mendapat kepercayaan dan loyalitas dari konsumen. Jika produk yang dijual

memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang sesuai maka diharapkan mampu

bersaing dengan pesaing-pesaingnya. Kualitas produk dan harga dapat

mempengaruhi volume penjualan.

Beras merupakan bahan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh

sekitar 90% penduduk Indonesia dan menyumbang lebih dari 50% kebutuhan

kalori serta hampir 50% kebutuhan protein (Triyanto, 2006). Menurut Marjuki

(2008) beras sebagai bahan makanan pokok tampaknya tetap mendominasi pola

makan orang Indonesia. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi di

Indonesia yang masih diatas 95%. Mengingat perannya sebagai komoditas pangan

utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional dan

terdistribusinya dengan harga terjangkau serta aman dikonsumsi bagi setiap warga

untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu sangat penting sebagai

salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya ketahanan pangan nasional.

CV Hasil Harapan merupakan salah satu perusahaan swasta yang bertugas

untuk mengelola bahan pangan yaitu beras. Perusahaan ini menjual beras dengan
berbagai kualitas mulai dari kualitas rendah, sedang dan premium yang ditujukan

untuk komersil. Kualitas beras yang berbeda-beda ini memiliki harga yang berbeda

pula. Hal ini tentu akan mempengaruhi volume penjualan karena minat masyarakat

yang berbeda terhadap masing-masing grade kualitas dan harga beras.

Tujuan perusahaan dalam menarik konsumen untuk meningkatkan volume

penjualan yang sesuai target. Volume penjualan dihitung berdasarkan target yang

diasumsikan dengan realisasi yang dicapai. Volume penjualan produk suatu

perusahaan terkadang dapat meningkat dan menurun.

Hal itu tentu dapat menimbulkan masalah dalam pemasaran mengingat

banyaknya produk beras sejenis yang memiliki kualitas mutu yang baik dan pada

akhirnya berdampak pada penjualan. Untuk menuju cara ini, maka perusahaan

perlu memfokuskan cara pemasaran yang paling tepat agar tercapaisasaran-

sasarannya. Hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan terus menerus oleh perusahaan

dan harus melakukan antisipasi agar penjualan dapat terus meningkat dan

mencapai target yang diharapkan serta mampu dapat memperluas pangsa pasar

beras premium.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam

penelitian ini penulis mengambil judul: “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Beras Pada CV Hasil Harapan di Kota

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

1. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap peningkatan volume

penjualan beras.
2. Penetapan harga yang tepat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

volume penjualan beras.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap peningkatan volume

penjualan beras.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap peningkatan volume penjualan

beras.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian digunakan untuk memperdalam pengetahuan dalam

bidang manajemen pemasaran khususnya kemampuan menganalisa

kualitas produk dan kesesuaian harga terhadap peningkatan penjualan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak manajemen, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi pengaruh kualitas produk

dan kesesuaian harga terhadap peningkatan penjualan.

b. Bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang

manajemen pemasaran, terutama yang berkaitan dengan kualitas

produk dan kesesuaian harga terhadap peningkatan penjualan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari sekam.

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati, serta

mengandung vitamin, mineral, protein, dan air. Beras terdiri dari berbagai macam

varietas, dan semua varietas ini agar menjadi beras yang dapat dikonsumsi, tentunya

harus melalui penggilingan. Teknologi penggilingan padi dapat dilakukan secara

bertahap yaitu sistem penggilingan proses gabah menjadi beras pecah kulit hingga

beras sosoh. Salah satu penyebab tingginya persentase beras patah ialah saat

penggilingan dan penyosohan yang umumnya belum menerapkan sistem jaminan

mutu, bahkan sebagian besar belum mengetahui standar mutu beras, sehingga

beras yang dihasilkan bermutu rendah (Handayani et al, 2013).

Beras tidak seperti kebanyakan sereal lainnya, dikonsumsi dalam bentuk

butiran utuh. Dengan demikian sifat fisik beras seperti ukuran, bentuk,

keseragaman, dan kenampakan juga berperan penting dalam hal mutu (Anonim

2003). Selanjutnya, karena beras mengalami proses penyosohan, maka sifat penting

yang menyangkut karakter fisik tersebut ditentukan terutama oleh butiran

endosperm beras. Terdapat korelasi antara karakter beras yang dijual di pasaran

dengan preferensi beras yang dibeli konsumen. Semakin baik karakter beras makin

disukai oleh konsumen sehingga mereka membelinya untuk dikonsumsi.

Ditinjau dari sisi penerapan standar mutu beras, karakter mutu yang paling

disukai konsumen dapat diartikan sebagai identifikasi status pemahaman dan

penerimaan standar atau kelas mutu beras yang ada. Preferensi konsumen terhadap

beras pada kelas mutu tertentu dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
penampilan fisik beras, kepulenan nasi, budaya, dan tingkat sosial-ekonomi

konsumen. Konsumen mengapresiasi kesesuaian karakter beras yang disukai

dengan cara membayar insentif harga untuk tingkat mutu beras tertentu. Hasil

identifikasi dan pengujian mutu beras ini dapat Digunakan sebagai bahan kajian

pemilihan dan pengembangan varietas padi dengan karakteristik mutu beras yang

disukai di wilayah setempat.

Harga beras menjadi salah satu tolak ukur kesetabilan perekonomian nasional

maupun regional. Peningkatan harga ditentukan oleh banyaknya penawaran dan

permintaan. Hal yang sering terjadi adalah jumlah penawaran yang tidak sesuai

dengan jumlah permintaan sehingga produsen belum tentu dapat memenuhi

permintaan konsumen, tetapi dengan kebutuhan konsumen yang cendrung

meningkat menyebabkan harga cenderung tidak stabil. Adanya keterkaitan antara

barang yang satu dengan yang lain menyebabkan perubahan harga suatu barang

akan membuat perubahan harga barang lain (Aryanti, 2001).

Harga terjadi sebagai hubungan tarik menarik antara permintaan dan

penawaran di pasar. Djojodipuro (1991) menyatakan bahwa fungsi permintaan

adalah jumlah barang yang diminta yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

harga barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan dan selera.

Konsumsi beras nasional pada dasarnya terdiri dari konsumsi beras untuk

pangan dan nonpangan. Mengacu pada konsep Neraca Bahan Makanan (NBM)

maka konsumsi beras untuk pangan adalah konsumsi beras untuk rumah tangga dan

industri makanan, sedangkan konsumsi beras untuk nonpangan adalah beras yang

digunakan untuk pakan dan industri nonmakanan, dan kehilangan selama


pengolahan/tercecer. Data konsumsi beras rumahtangga diperoleh dari data Survei

Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul konsumsi/pengeluaran yang

dikumpulkan setiap tiga tahun sekali atau dari data kor yang dikumpulkan setiap

tahun. Data konsumsi/pengeluaran yang dikumpulkan setiap tahun secara rinci

merupakan data yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk miskin

setiap tahun. Data tersebut dikumpukan secara panel dan hanya dirancang untuk

level nasional.

Menurut definisi dari ahli pemasaran, Gronroos dalam buku Tjiptono dan

Chandra (2012:3) “pemasaran adalah mengembangkan, mempertahankan dan

meningkatkan relasi dengan para pelanggan dan mitra lainnya, dengan

mendapatkan laba, sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak bisa

tercapai. Hal ini bisa diwujudkan melalui pertukaran dan pemenuhan janji yang

saling menguntungkan”.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) “kualitas produk merupakan salah

satu sarana positioning utama pasar. Kualitas produk mempunyai dampak

langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat

dengan nilai pelanggan. Dalam artian sempit kualitas bisa didefinisikan sebagai

bebas dari kerusakan”. Payne (2007:28) mengatakan bahwa harga (price) adalah

harga yang dibayar dan cara-cara atau syarat-syarat yang berhubungan dengan

penjualannya Sedangkan Swastha (2000:98) mengemukakan: “harga adalah

jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

beserta pelayanannya”.
Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari

pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi kegiatan pembelian

dan penjualan merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksananya meliputi

penciptaan permintaan (demand), menemukan si pembeli, negosiasi harga, dan

syarat-syarat pembayaran (Assauri 2014:23).

2.1. Penelitian Terdahulu

Frendy O. Mokalu dan Altje Tumbel (2015), melakukan penelitian dengan

judul pengaruh kualitas produk, harga dan distribusi terhadap volume penjualan

Roti Jordan CV. Minahasa Mantap Perkasa dengan menggunakan regresi linear

berganda menemukan dari semua variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap volume penjualan.

Ardhita Fajar Subekti Putra (2012) penelitian yang sama juga tentang

kualitas produk terhadap volume penjualan Beras Komersil BULOG Divisi

regional Yogyakarta dengan menggunakan metode kualitatif, bahwa diketahui

kualitas produk beras sangat berpengaruh terhadap volume penjualan. Terbukti

dengan kualitas yang baik akan meningkatkan volume penjualan.


2.2. Kerangka Pemikiran

Kualitas
Produk (X1)

Volume
Penjualan (Y)

Penetapan
Harga (X2)

Model kerangka konseptual tersebut menunjukkan variabel kualitas produk

dan kesesuaian harga mempengaruhi variabel peningkatan penjualan beras

premium dimana hal ini didukung oleh teori-teori yang ada serta penelitian

sebelumnya.

Produksi adalah proses pengubahan beberapa barang dan jasa yang

menghasilkan input (faktor produksi) menjadi barang dan jasa lain yang

menghasilkan output (produk). Jenis dan jumlah produksi bergantung pada jenis

dan jumlah input yang digunakan. Dalam istilah ekonomi, input merupakan segala

sesuatu yang digunakan untuk menghasilkan produk, sedangkan output adalah

segala sesuatu (barang atau jasa) yang dihasilkan dalam suatu proses produksi.

Input atau yang biasa dikenal dengan faktor produksi dapat dikelompokkan

menjadi tiga jenis yakni lahan (land), tenaga kerja (labour), dan modal (capital)

(Debertin, 1986).
Produksi padi di Indonesia dipengaruhi oleh luanya wilayah yang digunakan

sebagai lahan untuk menanam padi serta produktivitas. Selain itu iklim dan cuaca

juga sangat berpengaruh. Apabila iklim dan cuaca mendukung maka jumlah

produksi beras biasanya akan mengalami kanaikan.

2.3. Kualitas Beras

Karakter beras secara umum dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Faktor genetik padi merupakan faktor utama penentu karakter gabah dan beras.

Ukuran dan bentuk, warna, pengapuran (chalky), kandungan amilosa-amilopektin,

konsistensi gel, suhu gelatinisasi, dan aroma beras merupakan karakter yang

diturunkan secara genetik. Faktor lingkungan yang mempengaruhi karakter varietas

antara lain adalah butir kuning rusak, butir hijau mengapur, butir retak, dan kadar

air beras (Anonim 2003).

Menurut Suherman (1999), karakteristik umum yang banyak mempengaruhi

mutu beras di pasaran adalah (1) ukuran dan bentuk, (2) derajat sosoh, (3)

keterawangan, (4) kebersihan dan kemurnian, (5) kepulenan dan aroma.

Permasalahan yang sering terjadi dalam proses penggilingan adalah

pemisahan bekatul yang terikat kuat dengan endosperm sehingga bantuan gaya

mekanik dan perlakuan panas yang diberikan dapat mengakibatkan pecahnya

endosperm dengan berbagai ukuran. Kerusakan endosperm selama proses

penggilingan akan memberikan rendemen beras kepala yang rendah, penurunan

derajat sosoh maupun penurunan nutrisi melebihi batas yang diinginkan.

Rendahnya mutu beras hasil gilingan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kondisi

varietas padi yang digiling rusak, bentuk geometris padi, tingkat kekerasan, kualitas
gabah yang diindikasikan dengan kadar air tinggi, derajat kemurnian padi (adanya

kontaminasi fisik pada padi yang akan digiling), padi yang telah retak di dalamnya,

teknologi penggilingan yang digunakan, sistem penggilingan serta prosedur

penggilingan (Budijanto, et al, 2011).

CV. Hasil Harapan mendapatkan beras dari petani dan beberapa mitra. Tidak

ada batasan jumlah stok yang diterima oleh Bulog. Jika beras yang dijual ke Bulog

memenuhi syarat maka akan diterima Bulog dan disimpan di gudang atau langsung

dijual di bagian komersil. Terdapat dua macam beras yang dikelola, yaitu beras

medium dan beras komersil.

Beras medium adalah beras yang harus memenuhi syarat untuk disimpan

beberapa bulan di gudang. Syarat tersebut antara lain kadar air maksimal 14%,

derajat sosoh 95%, butir menir maksimal 2%, dan butir patah maksimal 20%.

Beras komersil adalah beras yang dijual kepada masyarakat umum dengan kualitas

premium. Terdapat dua jenis beras komersil yang dijual oleh CV. Hasil Harapan,

yaitu beras Kristal dan beras Super. Beras kualitas premium adalah beras dengan

syarat kadar air maksimal 14%, derajat sosoh 95%, butir menir maksimal 0-1%,

dan butir patah maksimal 5-10% Kualitas diukur dengan menggunakan kriteria-

kriteria tersebut. Untuk mengukur kadar air digunakan alat yang disebut tester

kadar air. Untuk mengukur derajat sosoh, butir menir dan butir patah CV. Hasil

Harapan tidak menggunakan alat melainkan menggunakan beras pembanding.

Beras yang memenuhi syarat sebagai beras premium dijadikan pembanding beras

yang akan masuk ke toko. Jika beras tersebut kurang lebih sama atau lebih bagus

dari beras pembanding maka beras akan diterima. Jika beras tersebut lebih jelek
dari beras pembanding maka akan ditolak. Hal ini untuk mempermudah pembelian

karena alat untuk mengukur derajat sosoh, butur menir dan butir patah.

Kadar air maksimal adalah 14% untuk menjaga agar kualitas beras tetap

terjaga. Ratnawati et al. (2013) mengatakan bahwa kadar air dalam beras yang

disimpan harus dibawah 14% karena kadar air yang tinggi atau lebih dari 14%

menyebabkan beras mengalami degradasi yang ditandai dengan warna yang

menguning dan naiknya butir patah dan menir. Semakin tinggi kadar air maka

kemungkinan adanya butir menir dan butir patah semakin tinggi. Derajat sosoh

juga harus diperhatikan karena derajat sosoh sangat mempengaruhi penampilan

beras karena masyarakat lebih menyukai beras dengan penampakan yang bersih.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan dan Kusbiantoro (2011) yang menyatakan

bahwa proses penyosohan penting untuk diperhatikan, agar kandungan gizi dan

aroma beras masih ada serta penampakannya disukai konsumen.

Penggolongan beras premium Kristal dan Super juga didasarkan bentuk fisik

dan kualitasnya. Berikut perbedaan beras Kristal dan beras Super.

Tabel 1. Perbedaan beras Kristal dan Super


No Perbedaan Super Kristal
1 Bentuk Lonjong dan ramping Lonjong
2 Aroma Tidak beraroma Tidak beraroma
3 Tekstur Pera Pulen
4 Daya tahan Lebih dari 3 bulan Maksimal 3 bulan
Sumber: Data Primer, 2018
Beras Kristal umumnya memiliki bentuk panjang, ramping jika dimasak agak

pera, dan cukup langka di pasaran. Beras Kristal memiliki daya tahan yang lama,

meskipun disimpan lebih dari 3 bulan teksturnya tetap sama. Beras Super memiliki

bentuk lonjong tetapi lebih besar dari beras Kristal, pulen jika dimasak tetapi tidak
mengeluarkan aroma wangi. Beras Super jika disimpan lebih dari 3 bulan maka

teksturnya akan berubah tidak sepulen beras yang baru. Hal ini didukung oleh

Wongpornchai et al. (2004) yang menyatakan bahwa banyaknya jenis beras yang

beredar dipasaran menimbulkan tuntutan terhadap peningkatan mutu, baik

penampilan, mutu masak, maupun aroma.

Konsumsi beras Super dan Kristal cenderung sesuai selera. Beras Kristal yang

memiliki kualitas lebih baik kurang disukai karena teksturnya yang pera sehingga

penjualannya lebih sedikit daripada beras Super. Beras Super yang memiliki

kualitas dibawah beras Kristal meskipun memiliki standar yang lebih rendah dan

daya tahannya kurang dari beras Kristal tetapi jika dimasak rasanya pulen sehingga

lebih disukai dan lebih dipilih oleh masyarakat.

2.4 Harga Beras

Harga beras medium yang dijual oleh CV. Hasil Harapan berkisar antara Rp

8.300 – Rp 9.000,-. Harga beras premium yang dijual berkisaran antara Rp 10.400

– Rp 11.100,- untuk beras Kristal. Harga beras tiap bulannya berubah-ubah ini

sesuai dengan harga beli dan harga pasar.

Harga jual beras premium murni ditentukan oleh harga beli dari petani atau

mitra dan disesuaikan dengan harga pasar. Harga disesuaikan pasar karena beras

premium ditujukan untuk komersil dan mendapat keuntungan bukan merupakan

beras subsidi dari pemerintah. Ardiansyah (2012) menyatakan bahwa penetapan

harga yang sudah bersaing di pasar merupakan salah satu usaha perusahaannya agar

dapat meningkatkan volume penjualan dan laba yang diterima. Hal ini juga

didukung oleh pendapat Pristyo (2013) yang menyatakan bahwa menetapkan harga
terhadap produk merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam

rangka untuk memberikan suatu profit yang baik bagi perusahaan untuk

menentukan suatu sasaran baik jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

2.5 Volume Penjualan

Volume penjualan beras selalu naik turun sesuai dengan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen. Stok beras tidak dipatok pada jumlah tertentu karena

perusahaan menyerap semua beras dari yang memenuhi syarat untuk dibeli.

Semakin banyak beras yang memenuhi syarat sebagai beras medium dan premium

maka semakin banyak pula jumlah stok beras medium dan premium. Stok beras

ini berasal dari beras yang dibeli dari petani maupun beras yang dibeli dari mitra

yang berasal dari berbagai daerah. Jika ada beras yang masuk kriteria beras

premium maka beras itu akan diterima oleh bagian komersil dan dikemas dengan

kemasan karung 24 kg. CV. Hasil Harapan tidak menjual beras medium dan

premium secara eceran, tetapi jika ada konsumen yang ingin membeli beras dalam

jumlah sedikit tetap akan dilayani. Oleh karena itu pembelian konsumen tidak

menentu terpengaruhi oleh harga dan kualitas beras saat itu dan mempengaruhi

volume penjualan beras yang naik turun setiap bulannya.

Tabel 2. Jenis Merek Beras Biasa (umum) cap 577


No Merek Bulan Harga Total
1 cap.577(24KG) Januari Rp 200.000 22 sak
2 cap.577(24KG) Februari Rp 200.000 24 sak
3 cap.577(24KG) Maret Rp 200.000 21 sak
4 cap.577(24KG) April Rp 205.000 19 sak
5 cap.577(24KG) Mei Rp 205.000 23 sak
6 cap.577(24KG) Juni Rp 205.000 22 sak
7 cap.577(24KG) Juli Rp 200.000 24 sak
8 cap.577(24KG) Agustus Rp 200.000 19 sak
9 cap.577(24KG) September Rp 200.000 25 sak
10 cap.577(24KG) Oktober Rp 205.000 27 sak
11 cap.577(24KG) November Rp 205.000 23 sak
12 cap.577(24KG) Desember Rp 205.000 27 sak
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 2. Jenis Merek Beras Biasa (umum) cap Kuda Mas


No Merek Bulan Harga Total
1 CAP.Kuda Mas 24 KG Januari Rp 210.000 14 sak
2 CAP.Kuda Mas 24 KG Februari Rp 210.000 17 sak
3 CAP.Kuda Mas 24 KG Maret Rp 210.000 18 sak
4 CAP.Kuda Mas 24 KG April Rp 215.000 15 sak
5 CAP.Kuda Mas 24 KG Mei Rp 215.000 17 sak
6 CAP.Kuda Mas 24 KG Juni Rp 215.000 16 sak
7 CAP.Kuda Mas 24 KG Juli Rp 210.000 15 sak
8 CAP.Kuda Mas 24 KG Agustus Rp 210.000 13 sak
9 CAP.Kuda Mas 24 KG September Rp 210.000 19 sak
10 CAP.Kuda Mas 24 KG Oktober Rp 215.000 18 sak
11 CAP.Kuda Mas 24 KG November Rp 215.000 16 sak
12 CAP.Kuda Mas 24 KG Desember Rp 215.000 15 sak
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 3. Jenis CAP. Mawar mas 24 KG beras super slyip (kualitas kristal)
No Merek Bulan Harga Total
1 CAP.MAWAR MAS 24 KG Januari Rp 255.000 15 sak
2 CAP.MAWAR MAS 24 KG Februari Rp 255.000 17 sak
3 CAP.MAWAR MAS 24 KG Maret Rp 255.000 18 sak
4 CAP.MAWAR MAS 24 KG April Rp 262.000 19 ak
5 CAP.MAWAR MAS 24 KG Mei Rp 262.000 20 sak
6 CAP.MAWAR MAS 24 KG Juni Rp 262.000 14 sak
7 CAP.MAWAR MAS 24 KG Juli Rp 255.000 12 sak
8 CAP.MAWAR MAS 24 KG Agustus Rp 255.000 10 sak
9 CAP.MAWAR MAS 24 KG September Rp 255.000 15 sak
10 CAP.MAWAR MAS 24 KG Oktober Rp 262.000 16 sak
11 CAP.MAWAR MAS 24 KG November Rp 262.000 10 sak
12 CAP.MAWAR MAS 24 KG Desember Rp 262.000 15 sak
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4. Jenis CAP Kapal Layar Mas 24 kg beras super slyp (kualitas kristal)
No Merek Bulan Harga Total
1 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Januari Rp 250.000 10 sak
2 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Februari Rp 250.000 8 sak
3 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Maret Rp 250.000 19 sak
4 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG April Rp 250.000 13 sak
5 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Mei Rp 250.000 9 sak
6 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Juni Rp 250.000 11 sak
7 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Juli Rp 250.000 12 sak
8 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Agustus Rp 250.000 10 sak
9 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG September Rp 250.000 13 sak
10 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Oktober Rp 250.000 8 sak
11 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG November Rp 250.000 9 sak
12 CAP.Kapal Layar Mas 24 KG Desember Rp 250.000 7 sak
Sumber: Data Primer, 2018
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun, tempat pelaksanaan penelitian adalah pada CV Hasil Harapan di

Makassar Sulawesi Selatan. Waktu penelitian ini adalah dari bulan Oktober 2019-

selesai.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemuadian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014:115). Sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden

menggunakan penarikan sampel dengan rumus Slovin et, al. Adapun

teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling.

Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan yaitu, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

bisa dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

cocok sebagai sumber data (Suliyanto:2005).

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,


analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:113).

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara.

Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala- gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar Metode wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2010).

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Sumber data primer berupa hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.

Sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen yang telah ada di CV Hasil

Harapan yaitu data time series penjualan beras bulanan selama 3 tahun.

Data tentang kualitas, harga dan volume penjualan beras premium

ditabulasikan dan selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif.

Pengujian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa diduga kualitas beras dan

harga berpengaruh terhadap volume penjualan beras premium di CV Hasil

Harapan diuji menggunakan Regresi Linear Berganda secara serempak dan


parsial dengan menggunakan program SPSS. Persamaan regresi yang

digunakan adalah sebagai berikut.

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Keterangan:
Y = Volume penjualan
b = koefisien regresi
X1 = Kualitas (Skor)
X2 = Harga (Rupiah)
a = Konstanta
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Rencana Jadwal

Tabel 2. Jadwal Penelitian


Oktober November Desember

2019 2019 2019


No Kegiatan
Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian

2 Pengumpulan Data

3 Analisis Data

4 Pengelolaan Data

5 Penulisan Hasil Penelitian

6 Seminar Hasil

B. Perkiraan Biaya

1. Persiapan Penelitian = Rp. 150.000,-


2. Seminar Proposal = Rp. 650.000,-
3. Pengumpulan Data = Rp. 300.000,-
4. Pengolahan Data = Rp. 200.000,-
5. Biaya Fotocopy dan Jilid = Rp. 300.000,-
6. Biaya Transportasi = Rp. 200.000,-
7. Ujian Hasil Penelitian = Rp. 850.000.- +
Total Biaya = Rp. 2.650.000,-
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013.Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta


Assauri, S. 2014. Manajemen Pemasaran. Cetakan ke tiga belas. Jakarta:
Penerbit Grafindo Persada
Kotler, P dan Amstrong, G. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I.
Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Erlangga
Mokalu, F. O. dan Tumbel, A. 2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga
dan Distribusi Terhadap Volume Penjualan Roti Jordan CV.
Minahasa Mantap Perkasa. Jurnal EMBA. Vol. 3 No.1 Maret 2015, Hal.
254-265
Payne, A. 2007. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi dan
Pearson Education
Putra, A. F. S. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Bulog Terhadap Volume
Penjualan Beras pada Perum Bulog Divisi Regional
Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Pemasaran D III.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitaitf, Kualitatif,
dan R & D). Bandung: Alfabeta
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran.
Bogor: Ghalia Indonesia
Swastha, B. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Liberty
Tjiptono, F dan Charles, C. 2012. Pemasaran Strategi. Edisi
kedua. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai