I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian,
kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi alam tersebut
memberikan peluang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan
kegiatan usaha di bidang pertanian maupun yang berkaitan dengan pertanian.
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena
semua orang perlu makan setiap hari. Pengembangan usaha agribisnis menjadi
pilihan yang sangat strategis dan penting sejalan dengan upaya pemerintah dalam
mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar minyak dan
gas.
Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah
tangga usaha pertanian subsektor perkebunan di Indonesia sebesar 12 770 090
rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan
sebanyak 1 358 449 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di
subsektor perkebunan sebesar 2 216 perusahaan, dibandingkan tahun 2003
mengalami kenaikan sebanyak 354 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada
subsektor perkebunan sebesar 1 461 usaha. (BPS, 2013). Data diatas menunjukan
pengembangan usaha agribisnis di sektor perkebunan meningkat pesat khususnya
dalam angka pertumbuhan perusahaan. Salah satu tanaman perkebunan yang ikut
berkonstribusi terhadap pengembangan usaha agribisnis adalah kopi.
Banyak daerah di Indonesia memiliki perkebunan kopi dan memiliki ciri
khas rasa masing-masing. Seperti kopi berasal dari Florest, Aceh, Lampung,
Sumba dan lain-lain. Salah satu penghasil kopi di Indonesia adalah Bali. Luas
lahan perkebunan kopi yang ada dibali yaitu sekitar 35.562 ha dengan total
produksi sekitar 18.880 ton (BPS, 2013). Kabupaten Buleleng merupakan
kabupaten dengan produksi kopi tertinggi kedua di Bali. Data Statistik
Perkebunan Provinsi Bali menunjukkan total produksi kopi di Provinsi Bali
pada tahun 2012 adalah sebesar 4.199,737 ton. Kabupaten Buleleng berkontribusi
sebesar 875,345 ton. Produksi terbesar adalah Kabupaten Bangli, yaitu sebesar
2.506,214 ton, dan sisanya tersebar di Kabupaten Badung, Karangasem, Tabanan,
dan Gianyar (BPS Provinsi Bali, 2012).
Banyuatis merupakan suatu desa yang sangat sejuk dan asri. Terletak di
2
dataran tinggi sebelah selatan Buleleng, membuat desa ini kaya akan sumber daya
alam, mulai dari cengkeh, cokelat, duren, dan yang paling terkenal adalah kopi
banyuatis. Kopi banyuatis merupakan salah satu kopi yang terkenal di Bali.
Sejarah Kopi Banyuatis dimulai dari Jro Dalang Gegel tahun 1800-an yang mulai
menanam kopi di Banyuatis dengan membuat ciri khas kopi banyuatis berbeda
dari yang lain dari segi aroma dan rasa, kemudian Putu Dalang pada tahun 1950-
an sabagai keturunan beliau melanjutkan pengembangan penanaman kopi
banyuatis hingga berhasil membangun kedai kopi di Desa Banyuatis yang
bertujuan menghidangkan hasil kopi kepada masyarakat, dan kemudian
dilanjutkan oleh keturunannya Ketut Englan mampu mendirikan perusahan yang
bergerak dibidang pengolahan kopi banyuatis sejak tahun 1975 di Desa Pemaron
Kabupaten Buleleng. Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis mampu berdiri sampai
saat ini yang dikelola turun temurun dan mampu berkembang dikarenakan
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Oleh karena itu
manajemen digunakan disemua organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Beberapa manajemen yang memperngaruhi perkembangan perusahan kopi bubuk
banyuatis diantaranya Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), Manajemen
Persediaan Bahan Baku, Manajemen Pengendalian Mutu, dan Manajemen
Pemasaran.
Manajemen sumber daya manusia perusahan kopi bubuk banyuatis
diperlukan dengan melihat masa era globalisasi dan pasar bebas seperti saat ini,
sehingga dibutuhkan kemampuan menyeleksi sumber daya manusia yang
berkualitas. Setelah dapat mengambil keputusan mengenai tenaga kerja yang
digunakan dibutuhkan suatu manajemen persediaan yang dapat melayani beberapa
fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas operasi perusahaan. Manajemen
persediaan berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penentuan kebutuhan material sehingga kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada
waktunya dan persediaan dapat ditekan secara optimal. Manajemen persediaan
berkaitan juga dengan manajemen pengendalian mutu. Manajemen pengendalian
mutu merupakan kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan
3
baku, standar proses pengolahan, barang setengah jadi, hingga pengiriman akhir
ke konsumen, agar sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan. Setelah
melalui semua proses manajemen di awal, maka dihasilakan prosuk berkualitas
tinggi. Walaupun produk yang dihasilakan bermutu, tanpa adanya manajemen
pemasaran maka perusahaan tidak akan berkembang. Pemasaran juga tidak bisa
dilepaskan dari masalah komunikasi. Apapun bentuk konsep, strategi, model
penawaran produk, keberhasilannya tergantung pada komunikasi.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia , Universitas Brawijaya
memiliki sistem pendidikan yang menitikberatkan pada praktek dan teori, yang
diharapkan mampu mencetak atau menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
siap pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk mewujudkan itu, Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya khususnya jurusan Agribisnis mempunyai
program kegiatan Magang Kerja bagi mahasiswa semester tujuh, yang bertujuan
memberikan pengalaman dan wawasan kerja serta menambah kesiapan dalam
menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Berdasarkan tuntutan akademis tersebut,maka saya melakukan Magang
Kerja di Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis dengan harapan mahasiswa dapat
mengetahui dari dekat bagaimana sistem dari topik manajemen SDM,
perencanaan produksi, manajemen pengendalian mutu, dan strategi komunikasi
pemasaran.
jasa bertujuan untuk menghasilakn profit atau laba. Suatu perusahaan dikatakan
menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode lebih besar dari
total biaya pada periode yang sama. Agribisnis sebagai bisnis berarti keseluruhan
operasi yang mencakup pertanian, semuanya mengarah pada usaha dan untuk
mendapat profit melalui penyedian barang dan jasa (Firdaus, 2009).
2. Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas (Firdaus, 2009).
produk makanan dan minuman; b) industri serat alam; c) industri biofarmaka; dan
d) industri agro-wisata dan estetika
4. Subsistem Pemasaran
Subsistem Pemasaran adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran
komoditas pertanian baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar
negeri. Contoh: a) distribusi; b) konsumsi; c) promosi; dan d) informasi pasar
5. Subsistem Jasa Pendukung
Subsistem jasa pendukung adalah menyediakan jasa bagi subsistem
agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan subsistem agribisnis hilir. Contoh: a)
penelitian; b) perkreditan; c) transportasi; d) penyuluhan
3. Peternakan
Perternaksn merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan
ternak. Usaha ternak dibedakan atas: a) peternakan unggas (ayam dan itik); b)
peternakan kecil (kambing, domba, kelinci, babi, dan lain-lain); c) ternak besar
9
berikut.
Tabel 1. Format Material Requirement Planning (MRP)
Dimana :
D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
Co = biaya pemesanan per pesanan
Cc = biaya penyimpanan per unit per tahun
Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan teknik EOQ, maka
model MRP dapat dilakukan dengan melakukan pesanan sebesar kelipatan dari
EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Apabila terdapat
persediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan tidak perlu melakukan
rencana penerimaan bahan baku sampai persedaan awal tersebut tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan direncanakan akan
diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih
sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya.
Dengan model EOQ, jumlah pesanan optimal akan muncul dititik dimana
biaya penyimpanan totalnya sama dengan biaya pemesanan totalnya. Berikut ini
disajikan grafik yang menunjukkan hubungan antara kedua biaya tersebut, biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan.
15
biaya setup dan biaya holding sampai akhir periode T dibagi dengan kumulatif
demand sampai akhir periode T, (Imam, 2005).
c. Teknik Period Order Quantity (POQ)
Teknik POQ disebut juga dengan Economic Time CycIe. Teknik POQ ini
digunakan untuk menentukan interval waktu order (Economic Order
Interval).Keuntungan menggunakan teknik POQ adalah dapat menghasilkan lot
size order yang berbeda dalam memenuhi net requirement. Teknik POQ ini akan
lebih baik kemampuannya jika digunakan pada saat biaya setup tiap tahun sama
tetapi biaya carryingnya lebih rendah, (Imam, 2005).
Dalam teknik POQ, ukuran lot sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah
periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian sediaan
yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dihilangkan. Keunggulan kebijakan
POQ dibandingkan EOQ adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan sediaan
bila kebutuhan tidak seragam karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan.
pelanggan. Kendali mutu produk adalah kendali atas produk pada sumber proses
produksi hingga pelayanan lapangan sehingga penyimpangan dari spesifikasi
mutu dapat dikoreksi sebelum produk cacat untuk menjamin kopi bubuk
ketersediaan mutu pembeli. (Feigenbaum, 1992).
Faktor penentu mutu dikelompokkan menjadi sifat sensoris yang secara
langsung dapat dinilai oleh konsumen dan sifat tersembunyi secara tidak langsung
menjadi penilaian konsumen dan menjadi pertimbangan untuk membeli produk
tersebut. Pada dasarnya mutu adalah kepuasan pelanggan, merupakan batas
toleransi yang masih dapat diterima atau disukai pelanggan (nilai ratarata yang
berada diantara batas maksimum dan batas minimum). (Utami, 1999).
Ditingkat perusahaan industri pengolahan mutu berkaitan dengan
pengolahan industri. Citra mutu produk ditegakkan oleh pimpinan perusahaan dan
dilaga oleh seluruh bagian atau satuan kerja dalam perusahaan atau industri.
Dalam perusahaan industri pangan yang maju pengandalian mutusama penting
dengan proses produksi. Program - program pengendalian mutuakan didukung
penuh oleh pimpinan puncak perusahaan. Karena program ini merupakan
penjabaran yang yang terinci kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Kelemahan
pengendalian mutu pada industri pangan dapat berakibat fatal. Keteledoran bukan
saja berakibat fatal bagi industri yang bersangkutan yaitu perusahaan harus
ditutup, tetapi kerugian itu juga meluas ke perusahaan sejenis, pemerintah,
masyarakat umum dan Negara. (Soekarto, 1990)
2.5.1. Komunikasi
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin
communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama,
komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan
aktivitas komunikasi tersebut. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman
yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang
diinginkan oleh keduanya.
Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses
18
2.5.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan usaha, berkembang, dan
memperoleh laba. Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti sarana
atau tempat berkumpulnya orang yang terlibat dalam pemasaran, dalam
pengertian abstrak pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau sistem
keseluruhan.
Menurut Kotler & Amstrong (2008), pemasaran adalah sebuah proses
perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan
kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari
konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009) marketting adalah proses merencanakan
dan mengeksekusi konsep, harga, promosi dan distribusi ide, produk dan jasa
untuk membuat pertukaran yang memuaskan individual dan tujua organisasional.
Menurut Hoffman dan Bateson (2006) orientasi pemasaran adalah sebuah
pandangan kedepan dari sebuah perusahaan untuk merencanakan sesuatu sesuai
dengan kebutuhan pasar. Fungsi pemasaran meliputi tugas-tugas seperti
19
nyata. Dimana, setiap peserta diwajibkan meneliti seluruh proses yang ada pada
Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis. Tetapi hasil akhir hanya difokuskan pada
minat yang peserta ambil. Waktu akan dibagi-bagi untuk peserta lalui dalam
Kegiatan Magang Kerja ini.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistematis mengenai kondisi objek pengamatan di lingkungan perusahaan yang
berhubungan dengan analisis biaya produksi, dan program kemitraan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengambil beberapa gambar atau foto dari
pengamatan langsung di tempat penelitian di sekitar lingkungan perusahaan yang
berhubungan dengan analisis biaya produksi, dan program kemitraan.
cepat.Dalampenelitianiniyangmenjadisumberdatasekunderadalahliteratur,
artikel,jurnalsertasitusdiinternetyangberkenaandenganpenelitianyang
dilakukan.
Selaindataprimer,sumberdatayangdipakaipenelitiadalahsumberdata
sekunder,datasekunderdidapatmelaluiberbagaisumberyaituliteraturartikel,
sertasitusdiinternetyangberkenaandenganpenelitianyangdilakukan
Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan beragam pustaka
ilmiah yang menunjang penelitian, serta literatur yang terkait. Data ini digunakan
untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis yang bisa di dapatkan tanpa melakukan wawancara tetapi melalui
website dari Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis tersebut. Data data yang bisa
didapatkan antara lain profil Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis serta informasi
tentang berbagai kegiatan dan publikasi dari website Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis.
IV. PENUTUP
Pertanian Universitas Brawijaya ini. Proposal ini diajukan sebagai syarat yang
harus dipenuhi untuk melaksanakan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya di Perusahaan Kopi Banyuatis Singaraja, Buleleng, Bali.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mahasiswa jurusan Agribisnis
yang bersangkutan dapat mengembangkan sikap, kepribadian, pengetahuan, dan
keterampilan serta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama
kegiatan perkuliahan melalui penerapan magang kerja yang sesuai dengan kondisi
pekerjaan di lapang sebenarnya.
Semoga dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan lancar sesuai dengan
harapan dan dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Atas perhatian dan
kesempatan yang di berikan perusahaan, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
29
Anonimus. 2012. Data Luas areal dan produksi perkebunan kopi di Bali. Diunduh
melalui http://www.disbun.baliprov.go.id/statistik pada tanggal 25 April 2015.
Anonimus. 2013. Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Perkebunan.
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php. Diunduh pada 20 April 2015.
Berelson dan G.A.Steiner. 1964. Human Behaviour An Inventory of Scientifie. Finding.
New York: Harcurt, Brank 721.P.
Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. PT.
Indeks, Jakarta.
Don, E. Schultz dan Beth E. Barnes. 1999. Strategic brand Communcation Campaigns.
Ntc Bussiness
Feigenbaum, AV. 1992. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta
George R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen (edisi bahasa Indonesia). PT.
Bumi Aksara, Bandung.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen; edisi ketujuh jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Herjanto, E. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hoffman, K. Douglas & John E.G. Bateson.2006. Service Marketing: Concepts,
Strategies, & Cases. Thomson, South Western.
Hovland., I L.Janis., H Kelley. 1953. Communication and Persuation. New Heaven.
Conn; Jale University Press.
Imam, Kamarul. 2005. Manajemen Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Jember,
Jember.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain :
Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan Modern di
Indonesia. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediete. Terjemahan Emil Salim. Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Kotler, dan Armstrong. 2008. Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
30
DATA PRIBADI
Nama I Gusti Ayu Ade Anggi Wijaya
NIM 125040101111061
Tempat / Tanggal Lahir Ende, 11 Agustus 1994
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Hindu
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Asal Desa Sambangan, Gg. Nangka, Singaraja, Bali
Alamat Malang Watugong 39, Lowokawaru, Malang.
Telepon 085646780311
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Strategi Komuniasi Pemasaran di Persuhaan Kopi
Bubuk Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali
Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama IGA Angga Prasetya
NIM 125040100111046
Tempat / Tanggal Lahir Negara, 29 November 1994
32
Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama Harja Gunadi
NIM 125040101111032
Tempat / Tanggal Lahir Rengat, 1 Oktober 1994
Jenis Kelamin Laki-Laki
Agama Islam
Kewarganegaraan Indonesia
33
Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama Iftitahul Mustaadah Cholis
NIM 125040101111223
Tempat / Tanggal Lahir Melaya , 6 Desember 1994
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Asal Jln. Pahlawan Sukoto, br. Melaya krajan, Kec.
Melaya, Jembrana
Alamat Malang Jln. Joyo Suko, perum Graha Joyo Family B-3,
34
Malang
Telepon 082221001940
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Manajemen Pengendalian Mutu di Perusahaan
Kopi Bubuk Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali