Anda di halaman 1dari 32

1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian,
kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi alam tersebut
memberikan peluang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan
kegiatan usaha di bidang pertanian maupun yang berkaitan dengan pertanian.
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena
semua orang perlu makan setiap hari. Pengembangan usaha agribisnis menjadi
pilihan yang sangat strategis dan penting sejalan dengan upaya pemerintah dalam
mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar minyak dan
gas.
Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah
tangga usaha pertanian subsektor perkebunan di Indonesia sebesar 12 770 090
rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan
sebanyak 1 358 449 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di
subsektor perkebunan sebesar 2 216 perusahaan, dibandingkan tahun 2003
mengalami kenaikan sebanyak 354 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada
subsektor perkebunan sebesar 1 461 usaha. (BPS, 2013). Data diatas menunjukan
pengembangan usaha agribisnis di sektor perkebunan meningkat pesat khususnya
dalam angka pertumbuhan perusahaan. Salah satu tanaman perkebunan yang ikut
berkonstribusi terhadap pengembangan usaha agribisnis adalah kopi.
Banyak daerah di Indonesia memiliki perkebunan kopi dan memiliki ciri
khas rasa masing-masing. Seperti kopi berasal dari Florest, Aceh, Lampung,
Sumba dan lain-lain. Salah satu penghasil kopi di Indonesia adalah Bali. Luas
lahan perkebunan kopi yang ada dibali yaitu sekitar 35.562 ha dengan total
produksi sekitar 18.880 ton (BPS, 2013). Kabupaten Buleleng merupakan
kabupaten dengan produksi kopi tertinggi kedua di Bali. Data Statistik
Perkebunan Provinsi Bali menunjukkan total produksi kopi di Provinsi Bali
pada tahun 2012 adalah sebesar 4.199,737 ton. Kabupaten Buleleng berkontribusi
sebesar 875,345 ton. Produksi terbesar adalah Kabupaten Bangli, yaitu sebesar
2.506,214 ton, dan sisanya tersebar di Kabupaten Badung, Karangasem, Tabanan,
dan Gianyar (BPS Provinsi Bali, 2012).
Banyuatis merupakan suatu desa yang sangat sejuk dan asri. Terletak di
2

dataran tinggi sebelah selatan Buleleng, membuat desa ini kaya akan sumber daya
alam, mulai dari cengkeh, cokelat, duren, dan yang paling terkenal adalah kopi
banyuatis. Kopi banyuatis merupakan salah satu kopi yang terkenal di Bali.
Sejarah Kopi Banyuatis dimulai dari Jro Dalang Gegel tahun 1800-an yang mulai
menanam kopi di Banyuatis dengan membuat ciri khas kopi banyuatis berbeda
dari yang lain dari segi aroma dan rasa, kemudian Putu Dalang pada tahun 1950-
an sabagai keturunan beliau melanjutkan pengembangan penanaman kopi
banyuatis hingga berhasil membangun kedai kopi di Desa Banyuatis yang
bertujuan menghidangkan hasil kopi kepada masyarakat, dan kemudian
dilanjutkan oleh keturunannya Ketut Englan mampu mendirikan perusahan yang
bergerak dibidang pengolahan kopi banyuatis sejak tahun 1975 di Desa Pemaron
Kabupaten Buleleng. Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis mampu berdiri sampai
saat ini yang dikelola turun temurun dan mampu berkembang dikarenakan
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Oleh karena itu
manajemen digunakan disemua organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Beberapa manajemen yang memperngaruhi perkembangan perusahan kopi bubuk
banyuatis diantaranya Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), Manajemen
Persediaan Bahan Baku, Manajemen Pengendalian Mutu, dan Manajemen
Pemasaran.
Manajemen sumber daya manusia perusahan kopi bubuk banyuatis
diperlukan dengan melihat masa era globalisasi dan pasar bebas seperti saat ini,
sehingga dibutuhkan kemampuan menyeleksi sumber daya manusia yang
berkualitas. Setelah dapat mengambil keputusan mengenai tenaga kerja yang
digunakan dibutuhkan suatu manajemen persediaan yang dapat melayani beberapa
fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas operasi perusahaan. Manajemen
persediaan berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penentuan kebutuhan material sehingga kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada
waktunya dan persediaan dapat ditekan secara optimal. Manajemen persediaan
berkaitan juga dengan manajemen pengendalian mutu. Manajemen pengendalian
mutu merupakan kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan
3

baku, standar proses pengolahan, barang setengah jadi, hingga pengiriman akhir
ke konsumen, agar sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan. Setelah
melalui semua proses manajemen di awal, maka dihasilakan prosuk berkualitas
tinggi. Walaupun produk yang dihasilakan bermutu, tanpa adanya manajemen
pemasaran maka perusahaan tidak akan berkembang. Pemasaran juga tidak bisa
dilepaskan dari masalah komunikasi. Apapun bentuk konsep, strategi, model
penawaran produk, keberhasilannya tergantung pada komunikasi.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia , Universitas Brawijaya
memiliki sistem pendidikan yang menitikberatkan pada praktek dan teori, yang
diharapkan mampu mencetak atau menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
siap pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk mewujudkan itu, Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya khususnya jurusan Agribisnis mempunyai
program kegiatan Magang Kerja bagi mahasiswa semester tujuh, yang bertujuan
memberikan pengalaman dan wawasan kerja serta menambah kesiapan dalam
menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Berdasarkan tuntutan akademis tersebut,maka saya melakukan Magang
Kerja di Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis dengan harapan mahasiswa dapat
mengetahui dari dekat bagaimana sistem dari topik manajemen SDM,
perencanaan produksi, manajemen pengendalian mutu, dan strategi komunikasi
pemasaran.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1. Tujuan Umum


1. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama
perkuliahan dalam bentuk kegiatan Magang Kerja FP-UB.
2. Membandingkan dan menelaah ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh dibangku perkuliahan dengan ilmu yang didapat di lapang.
3. Mampu mengembangkan kepekaan bernalar dan menambah wawasan di
bidang pertanian secara luas.
4. Melatih untuk bekerja mandiri di lapang dan sekaligus melatih untuk
beradaptasi dengan lingkungan kerja sebagai bekal selepas memperoleh gelar
sarjana untuk terjun ke masyarakat.
4

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mempelajari penerapan teori mengenai topik manajemen sumber daya
manusia.
2. Mempelajari penerapan teori mengenai topik perencanaan produksi
3. Mempelajari penerapan teori mengenai topik manajemen pengendalian mutu
4. Mempelajari penerapan teori mengenai topik strategi komunikasi perusahaan

1.3 Manfaat Kegiatan

1.3.1. Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dari kegiatan magang kerja di


Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.
2. Mahasiswa mendapatkan ilmu baru baik dalam segi pengetahuan dan skill dari
kegiatan magang.
3. Mahasiswa memiliki bekal untuk memasuki dunia kerja nantinya dari kegiatan
magang.

1.3.2. Bagi Instansi/Perusahaan Terkait


1. Perusahaan mendapatkan manfaat dari mahasiswa berupa tambahan analisis,
ide dan program baru dalam pencarian solusi dari permasalahan yang sedang
dihadapi perusahaan.
2. Perusahaan memperoleh bantuan dalam menangani hal-hal baru atau penting
di perusahaan dan implikasinya baik terhadap perusahaan maupun terhadap
pengkondisian keadaan tersebut di lapang atau sebaliknya (penambahan
solusi).

1.3.3 Bagi Jurusan/Fakultas


1. Dapat meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan
mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan tinggi
pertanian.
2. Dapat mendemonstrasikan kepedulian pihak penyelengara program dalam
pendidikan pertanian dan menunjukkan dukungannya melalui kinerja
individualitas mahasiswa dalam dunia kerja.
3. Dapat mengembangkan sinergis para pihak yang bergerak di industri pertanian
5

untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Manajemen Agribisnis


6

2.1.1. Definisi Manajemen


Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata (Terry, 2000). Manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal (Griffin, 2004).

2.1.2. Pengertian Agribisnis


Menurut Ikhsan Semaoen, agribisnis pada hakikatnya semua mengnyangkut
suatu aktivitas dalam bidang pertanian. Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha
yang berkaitan dengan sektor agribisnis mencakup perusahaan yang pemasok
input agribisnis dan jasa pengangkutan, jasa keuangan. Agribisnis adalah sifat dari
usaha yang yang berkaitan dengan agro-based industries yang berorientasi pada
bisnis, yaitu yang bertujuan memperoleh keuntungan
Menurut Subiakto Tjakrawerdaya, agribisnis secara umum mengandung
pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan usaha untuk
menghasilkan uasaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis meliputi seluruh sektor bahan masukan
usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi dan pada akhirnya menangani
proses penyebaran, penjualan baik secara borongan maupun penjualan eceran
produk kepada konsumen akhir (Firdaus, 2009).

2.1.3. Agribisnis sebagai Usaha dan Sistem


1. Agribisnis sebagai Usaha
Menurut Steinhoff, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan
oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang
memiliki badan usaha maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum
maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima serta usaha informal lainnya.
Menurut Griffin dan Ebert, aktivitas bisnis melalui penyedian barang dan
7

jasa bertujuan untuk menghasilakn profit atau laba. Suatu perusahaan dikatakan
menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode lebih besar dari
total biaya pada periode yang sama. Agribisnis sebagai bisnis berarti keseluruhan
operasi yang mencakup pertanian, semuanya mengarah pada usaha dan untuk
mendapat profit melalui penyedian barang dan jasa (Firdaus, 2009).
2. Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas (Firdaus, 2009).

2.1.4. Sistem Agribisnis


Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-
produk yang dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustriyang saling terkait satu
sama lain.
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan
pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai
suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan
tantangan.
Sistem Agribisnis merupakan suatu system yang terdiri dari beberapa
subsisten, diantaranya:
1. Subsisten Hulu
Subsisten hulu adalah industri yang menghasilkan barang-barang sebagai
modal bagi kegiatan pertanian. Contoh: a) industri pembibitan tumbuhan dan
hewan; b) industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat-obatan); dan c) industri agro
otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya.
2. Subsisten Usahatani
Subsistem usahatani adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang
modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.
Contoh: a) usaha tanaman pangan dan holtikultura; b) perkebunan; c) tanaman
Obat; d) peternakan; e) perikanan; dan f) kehutanan
3. Subsistem Pengolahan
Subsistem pengolahan adalah industri yang mengolah komoditas pertanian
primer menjadi produk olahan berupa produk antara dan produk akhir. Contoh: a)
8

produk makanan dan minuman; b) industri serat alam; c) industri biofarmaka; dan
d) industri agro-wisata dan estetika
4. Subsistem Pemasaran
Subsistem Pemasaran adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran
komoditas pertanian baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar
negeri. Contoh: a) distribusi; b) konsumsi; c) promosi; dan d) informasi pasar
5. Subsistem Jasa Pendukung
Subsistem jasa pendukung adalah menyediakan jasa bagi subsistem
agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan subsistem agribisnis hilir. Contoh: a)
penelitian; b) perkreditan; c) transportasi; d) penyuluhan

2.1.5. Lingkup Kegiatan Agribisnis


1. Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak,
serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya
tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya
(cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit
adalah proses menghasilkan bahan makanan.
Pertanian terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya :
a. Pertanian Lahan Basah atau Sawah, merupakan usaha tani yang dilaksanakan
pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya
dilakukan untuk komoditi padi, jagung dan kacang-kacang.
b. Perairan Lahan Kering atau Ladang adalah pertanian yang tidak membutuhkan
pengairan. Komoditas ladang biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan
holtikultura.
2. Perkebunan
Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan
tanaman industri yang laku di pasar, seperti: karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh,
dan lain-lain.

3. Peternakan
Perternaksn merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan
ternak. Usaha ternak dibedakan atas: a) peternakan unggas (ayam dan itik); b)
peternakan kecil (kambing, domba, kelinci, babi, dan lain-lain); c) ternak besar
9

(kerbau,sapi, dan kuda)


4. Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan.
5. Kehutanan
Kehutanan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi
atau memamfaatkan hasil hutan, baik yang timbuh atau hidup secara alami
maupun yang telah dibudidayakan (Firdaus, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen agribisnis adalah suatu
matakuliah yang mengaplikasikan ilmu manajemen dalam pelaksanaan kegiatan/
usaha agribisnis. Kemajuan pertanian sangat tergantung dari bagaimana
mengelola sumberdaya pertanian yang dimiliki dengan seefektif dan seefisien
mungkin. Pertanian dalam arti modern tidak hanya berkutat pada kegiatan
usahatani saja tetapi juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan/ pengadaan
sarana produksi, penanganan pasca panen, pengolahan, serta pemasaran.
Manajemen agribisnis bukan hanya menjelaskan apa adanya fenomena agribisnis
(sebagaimana ilmu ekonomi atau ekonomi pertanian), tetapi lebih menekankan
bagaimana seharusnya. Oleh karena itu, manajemen agribisnis tidak cukup hanya
memiliki landasan teori ekonomi saja, tetapi juga teori pengambilan keputusan.
Keunikan dari manajemen agribisnis terletak pada karakteristik agribnisnis
yang berbeda dengan bisnis atau sektor ekonomi yang lain, bukan dari teori
ekonomi dan teori pengambilan keputusan yang digunakan. Seingga lebih tepat
jika disebut sebagai menjerial ekonomi. Manajemen dalam agribisnis mempunyai
sifat yang unik karena sifat produk pertanian yang sangat bergantung pada musim,
mudah rusak, dan produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit
dan bermodal sangat terbatas. Sebagian besar waktu yang dimiliki seorang
manajer (agribisnis) digunakan untuk mengambil keputusan. Pengambilan
keputusan yang tepat merupakan inti keberhasilan agribisnis.

2.2 Tinjauan Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Henry Simamora (2004) Manajemen Sumber Daya Manusia
10

adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan


pengolahan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Hal ini
mengindikasikan bahwa sumber daya manusia merupakan hal yang vital bagi
perusahaan yang mana ketika sumber daya manusia ini dikelola dengan baik
sehingga dapat diberdayakan secara maksimal akan mampu menunjang efisiensi
dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintergrasian, pemeliharaan
dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi
(Mangkunegara, 2002)
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Hasibuan, 2002)
Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkjan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur sebuah
pemnafaatan sumber daya manusia yang dikelola secara profesional guna
mencapai tujuan individu maupun organisasi secara terprogram dan terpadu guna
mengahsilkan sumber daya manusia yang berproduktif dan berkualitas serta
mempunyai etos kerja dan loyalitas yang tinggi. Manajemen Sumber Daya
Manusia menitikberatkan pada bagaimana mengelola karyawan sebagai aset
utama perusahaan karena keberhasilan perusahaan tergantung dari kinerja efektif
dari karyawan itu sendiri. Manajemen sumber daya manusia dapat disimpulkan
sebagai pengelolaan organisasional yang meliputi praktik dan kebijakan baik
secara individual maupun kolektif terhadap aset manusia sehingga memberikan
kontribusi optimal dalam mencapai tujuan organisasi.
Setelah melihat uraian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, terlihat
bahwa MSDM memiliki tiga aspek utama. Husein Umar (2005) mengemukakan
hal tersebut meliputi : 1) Fungsi Manajerial dari Manajemen Sumber Daya
Manusia; 2) Fungsi Operasional dari Manajemen Sumber Daya Manusia; 3)
Peranan dan kedudukan Manajemen Sumber Daya manusia.

2.3 Manajemen Persediaan


11

2.3.1. Definisi Manajemen Persediaan


Indrajit dan Djoko Pranoto (2003) menyatakan Manajemen persediaan
(Inventory Control) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan penentuan kebutuhan material sehingga kebutuhan
operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan persediaan dapat ditekan secara
optimal.
Manajemen persediaan juga berkaitan dengan manajemen logistik,
manajemen logistik juga membahas mengenai gudang, pergerakan (pemindahan)
dan penyimpanan. Manajemen logistik menurut Kieso, Jerry, dan Terry (2002)
proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas-fasilitas
perusahaan dan kepada para langganan.

2.3.2. Metode Manajemen Persediaan


Pada dasarnya kebijakan pengendalian persediaan meliputi dua aspek yaitu
pada saat kapan atau pada tingkat persediaan berapa harus dilakukan pemesanan
atau pengadaan persediaan dan berapa banyak yang harus dipesan, diadakan atau
diproduksi. Konsekuensi dari kedua aspek tersebut akan menentukan tingkat
persediaan pada waktu tertentu dan rata-rata tingkat persediaan (Machfud, 1999).
Pembagian model atau kebijaksanaan pengendalian persediaan ini
ditentukan oleh karakteristik dari permintaan atau kebutuhan terhadap persediaan
selang waktu sejak dilakukan pemesanan hingga persediaan tersedia (waktu
tunggu atau lead time), serta parameter-parameter biaya persediaan (Machfud,
1999).
1. Model Analisis ABC
Pada umumya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang yang sangat
banyak jumlahnya. Masing-masing jenis barang membutuhkan analisis tersendiri
untuk mengetahui besarnya order size dan order point. Namun demikian, berbagai
jenis barang yang ada dalam persediaan tersebut tidak seluruhnya memiliki
tingkat prioritas yang sama. Dengan demikian, untuk mengetahui jenis-jenis
barang yang perlu mendapat prioritas, maka dapat digunakan analisis ABC.
Analisis ini mengklasifikasikan jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya
(Rangkuti, 2002).
12

Menurut Herjanto (2003), analisis ABC bertujuan untuk mengklasifikasikan


persediaan, biasanya berdasarkan jumlah rupiah yang tertanam pada barangbarang
tersebut. Pada analisis ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu A (sangat penting),
B (penting), dn C (kurang penting). Secara umum kelompok A tersedia sekitar
15% dari total persediaan dengan biaya sebesar 70-80% dari total biaya
persediaan. Kelompok B tersedia sekitar 35% dari total persediaan dengan jumlah
biaya persediaan sebesar 15-25% dari total biaya persediaan, dan kelompok C
tersedia sebesar 50% dari total persediaan dan memerlukan biaya persediaan
sebesar 5% dari total biaya persediaan.

Gambar 1. Grafik Analisis ABC

2. Model Material Requirements Planning (MRP)


Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem perencanaan
dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa
tahapan proses/fase atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk
sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang
dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan
kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu
produk yang akan dibuat (Rangkuti, 2004).
Sistem MRP merencanakan ukuran lot sehingga barang-barang tersebut
tersedia pada saat dibutuhkan. Ukuran lot adalah kuantitas yang akan dipesan
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dengan kuantitas yang dapat
meminimalkan biaya persediaan sehingga perusahaan akan memperoleh
keuntungan. Format yang digunakan pada sistem MRP seperti pada Tabel 1
13

berikut.
Tabel 1. Format Material Requirement Planning (MRP)

1. Gross Requirements adalah total dari semua kebutuhan, termasuk kebutuhan


yang diantisipasi yang telah ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan
produksi.
2. Projected On-Hand adalah perkiraan persediaan yang ada ditangan pada suatu
periode.
3. Net Requirements adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat lagi dipenuhi
oleh persediaan perusahaan.
4. Planned Order Receipts adalah besar pesanan yang direncanakan akan
diterima untuk suatu periode tertentu.
5. Planned Order Release adalah besar pesanan yang direncanakan akan dipesan
pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh perusahaan pada saat
yang tepat.
Teknik lot sizing adalah teknik yang seringkali digunakan untuk
menentukan jumlah item yang harus diorder atau diproduksi, dengan kala
lainteknik lot sizing ini seringkali digunakan dalam membangun MRP. Beberapa
teknik lot sizing yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran lot pada system
MRP adalah :

a. Teknik Economic Order Quantity (EOQ)


Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan
yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya
pemesanan persediaan. Menurut Rangkuti (2002), Model EOQ dapat diterapkan
apabila asumsi-asumsi berikut ini dipenuhi:
1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui
14

2. Harga per unit produk adalah konstan


3. Biaya penyimpanan per unit per tahun konstan
4. Biaya pemesanan per pesanan konstan
5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima konstan
6. Tidak terjadi kekurangan bahan atau back orders
Rumus EOQ yang bisa digunakan adalah :

Dimana :
D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
Co = biaya pemesanan per pesanan
Cc = biaya penyimpanan per unit per tahun
Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan teknik EOQ, maka
model MRP dapat dilakukan dengan melakukan pesanan sebesar kelipatan dari
EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Apabila terdapat
persediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan tidak perlu melakukan
rencana penerimaan bahan baku sampai persedaan awal tersebut tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan direncanakan akan
diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih
sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya.
Dengan model EOQ, jumlah pesanan optimal akan muncul dititik dimana
biaya penyimpanan totalnya sama dengan biaya pemesanan totalnya. Berikut ini
disajikan grafik yang menunjukkan hubungan antara kedua biaya tersebut, biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan.
15

Gambar 2. Hubungan antara kedua jenis biaya persediaan.


Pada Gambar 2, terlihat bahwa perusahaan dapat memesan saat persediaan
bahan baku sudah mencapai D unit, yaitu saat persediaan hanya mencukupi untuk
kebutuhan pemakaian selama waktu tunggu. Pesanan sebesar E unit, datang saat
persediaan sudah habis. Asumsi EOQ bersifat konstan sehingga tidak ada
kekurangan persediaan karena peningkatana pemakaian bahan baku atau
keterlambatan datangnya bahan baku. Tingkat persediaan dengan asumsi EOQ
dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 3. Tingkat persediaan dengan asumsi


Dimana :
0 = persediaan habis
A-B = waktu tunggu
C = pesanan dilakukan
D = tingkat persediaan saat melakukan pesanan
E = tingkat persediaan saat pesanan diterima

b. Teknik Least Unit Cost (LUC)


Metode lot sizing heuristik LUC menetapkan lot size yang
memperhitungkan sejumlah periode permintaan sehingga total biaya per unit
paling rendah atau minimum. LUC ini merupakan metode dengan pendekatan
trial and error yang dibagi dalam beberapa iteratif. Setiap iteratif menghitung
banyaknya unit yang harus diorder untuk memenuhi kebutuhan pada periode awal
atau sampai pada beberapa periode selanjutnya sedemikian hingga total biaya per
unitnya minimum. Total biaya per unit dalam setiap iteratif dihitung dari total
16

biaya setup dan biaya holding sampai akhir periode T dibagi dengan kumulatif
demand sampai akhir periode T, (Imam, 2005).
c. Teknik Period Order Quantity (POQ)
Teknik POQ disebut juga dengan Economic Time CycIe. Teknik POQ ini
digunakan untuk menentukan interval waktu order (Economic Order
Interval).Keuntungan menggunakan teknik POQ adalah dapat menghasilkan lot
size order yang berbeda dalam memenuhi net requirement. Teknik POQ ini akan
lebih baik kemampuannya jika digunakan pada saat biaya setup tiap tahun sama
tetapi biaya carryingnya lebih rendah, (Imam, 2005).
Dalam teknik POQ, ukuran lot sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah
periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian sediaan
yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dihilangkan. Keunggulan kebijakan
POQ dibandingkan EOQ adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan sediaan
bila kebutuhan tidak seragam karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan.

2.4 Tinjauan Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar
mutu bahan, standar proses pengolahan, barang setengah jadi, barang jadi, sampai
pengiriman akhir ke konsumen agar sesuai dengan spesifikasi mutu yang
direncanakan. Maksud dari pengawasan mutu adalah agar standar spesifikasi
produk yang telah ditetapkan sebelumnya tercermin dalam hasil produk akhir.
Secara umum tujuan pengawasan mutu adalah : 1) produk akhir mempunyai
spesifikasi sesuia dengan standar mutu yang telah ditetapkan; dan 2) agar biaya
yang dikeluarkan dapat berjalan secara efisien.
Pengendalian mutu diartikan sebagai suatu sistem yang dipakai untuk
mempertahankan suatu tingkat mutu yang dikehendaki dan ditetapkan pada suatu
produk atau jasa. Usaha mempertahankan tingkat mutu dapat ditempuh melalui
berbagai cara, antara lain perencanaan mutu yang baik, rekayasa pengawasan
yang ketat, pengguna dan tata cara kerja yang tepat dan perbaikan yang benar bila
ada penyimpangan produk. Pengendalian proses dibagi dua yaitu saat proses (on
line) dan sebelum proses (off line). (Sudarmadji, 1999).
Mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dari pemasaran,
rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk memenuhi harapan
17

pelanggan. Kendali mutu produk adalah kendali atas produk pada sumber proses
produksi hingga pelayanan lapangan sehingga penyimpangan dari spesifikasi
mutu dapat dikoreksi sebelum produk cacat untuk menjamin kopi bubuk
ketersediaan mutu pembeli. (Feigenbaum, 1992).
Faktor penentu mutu dikelompokkan menjadi sifat sensoris yang secara
langsung dapat dinilai oleh konsumen dan sifat tersembunyi secara tidak langsung
menjadi penilaian konsumen dan menjadi pertimbangan untuk membeli produk
tersebut. Pada dasarnya mutu adalah kepuasan pelanggan, merupakan batas
toleransi yang masih dapat diterima atau disukai pelanggan (nilai ratarata yang
berada diantara batas maksimum dan batas minimum). (Utami, 1999).
Ditingkat perusahaan industri pengolahan mutu berkaitan dengan
pengolahan industri. Citra mutu produk ditegakkan oleh pimpinan perusahaan dan
dilaga oleh seluruh bagian atau satuan kerja dalam perusahaan atau industri.
Dalam perusahaan industri pangan yang maju pengandalian mutusama penting
dengan proses produksi. Program - program pengendalian mutuakan didukung
penuh oleh pimpinan puncak perusahaan. Karena program ini merupakan
penjabaran yang yang terinci kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Kelemahan
pengendalian mutu pada industri pangan dapat berakibat fatal. Keteledoran bukan
saja berakibat fatal bagi industri yang bersangkutan yaitu perusahaan harus
ditutup, tetapi kerugian itu juga meluas ke perusahaan sejenis, pemerintah,
masyarakat umum dan Negara. (Soekarto, 1990)

2.5 Tinjauan Strategi Komunikasi Pemasaran

2.5.1. Komunikasi
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin
communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama,
komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan
aktivitas komunikasi tersebut. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman
yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang
diinginkan oleh keduanya.
Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses
18

melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam


bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak).
Menurut Berelson dan Stainer (1964) komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain.
Menurut Lasswell (1960) komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada
siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To
whom? With what effect?).
Dari ketiga definisi komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu.

2.5.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan usaha, berkembang, dan
memperoleh laba. Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti sarana
atau tempat berkumpulnya orang yang terlibat dalam pemasaran, dalam
pengertian abstrak pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau sistem
keseluruhan.
Menurut Kotler & Amstrong (2008), pemasaran adalah sebuah proses
perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan
kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari
konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009) marketting adalah proses merencanakan
dan mengeksekusi konsep, harga, promosi dan distribusi ide, produk dan jasa
untuk membuat pertukaran yang memuaskan individual dan tujua organisasional.
Menurut Hoffman dan Bateson (2006) orientasi pemasaran adalah sebuah
pandangan kedepan dari sebuah perusahaan untuk merencanakan sesuatu sesuai
dengan kebutuhan pasar. Fungsi pemasaran meliputi tugas-tugas seperti
19

perncangan sebuah produk harga dan promosinya.


Menurut Kotler dan Amsrong (2008), pemasaran adalah sebuah proses
perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan
kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari
konsumen.
Berdasarkan beberapa pengertian pemasaran diatas, dapat disimpulkan
bahwa pemasaran adalah sebuah proses penciptaan nilai bagi pelanggan yang
meliputi perencanaan dan penetapan harga promosi distribusi produk atau jasa
unutk memenuhi kebutuhan serta memuaskan pelanggan.

2.5.3. Komunikasi Pemasaran


Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi dan pemasaran
merupakan hal yang tak terpisahkan.
Menurut Schultz komunikasi pemasaran yaitu :the procces of managing all
source of information about a product or service to which a customer of prospect
is exposedwhich behaviourly moves the customer toward a sales and mantains
customer loyalty (proses dari manajemen seluruh sumber informasi tentang
sebuah produk atau jasa yang ditunjukan kepada pelanggan atau prospek yang
diekspos dengan tujuan untuk membawa pelanggang pada penjualan dan
memelihara loyalitas pelanggan).
Menurut Kotler adalah komunikasi pemasaran adalah sarana yang
digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
meningatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merk
yang mereka jual.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
pemasaran adalah suatu bentuk pendekatan pemasaran baru yang dilakukan oleh
pihak perusahaan kepada pelanggan dalam upaya membujuk dan mengingatkan
konsumen mengenai produk dan merek yang merka jual guna mengembangkan
hubungan perusahaan dengan konsumen sehingga dapat memelihara loyalitas
konsumen.

2.5.4. Strategi Komunikasi Pemasaran


20

Pada dasarnya, marketing communication mix terdiri atas empat elemen


dasar, kata De Loizer, yang dilanjutkan oleh Kotler, yang kemudian bentuknya
dimodifikasi oleh Crosier dan Shimp. Kemudian, konsepsi tersebut dirumuskan
oleh Belch tahun 1995 menjadi marketing communication mix, yang terdiri atas
empat kegiatan dasar, yaitu :
1. Iklan.
Iklan atau periklanan (advertising) adalah media komunikasi pemasaran
yang sudah menjadi bagian integral dari masyarakat dan sistem ekonomi manusia.
Dalam kehidupan masyarakat yang sudah maju dan kompleks, iklan berevolusi ke
dalam sistem komunikasi vital masyarakat, terutama dunia bisnis. Beriklan perlu
metode promosi yang seakurat mungkin karena imbasnya sedemikian dahsyat
kepada khalayak, baik dalam hal isi pesan maupun penyampaian (Prisgunanto,
2006).
2. Personal Selling.
Sarana personal selling memiliki efek langsung pada proses penjualan
berdasarkan sales forces. Memang keandalan personal selling yang paling utama
adalah mampu mendekatkan pelanggan dengan penjualan lewat penggunaan jalur-
jalur distribusi barang dan produk yang ada. Lewat personal selling ini pelanggan
akan tanpa sungkan-sungkan menanyakan dan mencari tahu kemampuan produk
tersebut dengan leluasa. Mereka juga akan bisa mendapatkan informasi akurat,
sisi kebaikan dan keburukan dari produk secara langsung dari konsumen
(Prisgunanto, 2006).

3. Sales Promotion dan Pameran


Pada sarana komunikasi pemasaran, sales promotion dan pameran adalah
memiliki efek yang singkat sebagai upaya menstimulasi tekanan pada sikap
pembelian. Asumsi ini berangkat dari kebiasaan orang yang akan membeli sesuatu
barang tidak akan merencanakan sesuatu itu secara mendadak, hal inilah yang
akan terjadi pada penjualan lewat sarana ini. Mungkin saja penjualan pada saat
promosi atau pameran akaan sangat tinggi karena faktor-faktor lain, bukan pada
kesadaran pelanggan atau konsumen akan produk tersebut, seperti kebanyakan
pengunjung pameran memerlukan barang yang ada demi satu kegunaan, tetapi
bukan pada merek yang ditawarkan dalam komunikasi pemasaran (Prisgunanto,
2006).
4. Public Relations.
21

Membina hubungan baik dengan menciptakan pengembangan komunitas


(community development) adalah strategi yang sangat jitu dan baik karena sifatnya
yang berkelanjutan bagi perusahaan. Walau efeknya lambat, namun proses
kenaikan kepercayaan dan penyaluran pesan akan semakin meningkat secara ajek
dan konstan. Keandalannya adalah promosi ini tidak keropos, tidak seperti
penciptaan kepercayaan lewat iklan, promosi langsung dan pameran.

III. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan Magang Kerja yang direcanakan oleh Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya ini dilaksanakan di Bali. Kegiatan Magang Kerja ini akan
dilaksanakan di Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis, Jln. Raya Seririt-Singaraja
(Pemaron) Buleleng 81116-Bali, selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli-Oktober
2015.
Jadwal pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian, Universitas
Brawijaya dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2015 selama tiga bulan.Dalam
tiga bulan ini, masing-masing peserta kegiatan Magang Kerja ini mencari
informasi sesuai dengan minat yang diambil sebagai bahan penelitian secara
22

nyata. Dimana, setiap peserta diwajibkan meneliti seluruh proses yang ada pada
Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis. Tetapi hasil akhir hanya difokuskan pada
minat yang peserta ambil. Waktu akan dibagi-bagi untuk peserta lalui dalam
Kegiatan Magang Kerja ini.

3.2 Jenis Data

3.2.1. Data Primer


Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan
sendiriolehpenelitilangsungdarisumberpertamaatautempatobjekpenelitian
dilakukan.Dataprimeryangkitagunakanadalahsebagaiberikut.
1. Wawancara
Wawancara adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya langsung kepada responden. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kegiatan wawancara atau yang biasa disebut interview ini merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data primer dan
sekunder dalam melakukan kegiatan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait
dengan pengamatan kegiatan magang, dalam hal ini wawancara yang dilakukan
dengan staf Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis serta beberapa pihak terkait,
seperti petani atau perawat kebun kopi.

2. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistematis mengenai kondisi objek pengamatan di lingkungan perusahaan yang
berhubungan dengan analisis biaya produksi, dan program kemitraan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengambil beberapa gambar atau foto dari
pengamatan langsung di tempat penelitian di sekitar lingkungan perusahaan yang
berhubungan dengan analisis biaya produksi, dan program kemitraan.

3.2.2. Data Sekunder


Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikanmasalahyangsedangdihadapi.Datainidapatditemukandengan
23

cepat.Dalampenelitianiniyangmenjadisumberdatasekunderadalahliteratur,
artikel,jurnalsertasitusdiinternetyangberkenaandenganpenelitianyang
dilakukan.
Selaindataprimer,sumberdatayangdipakaipenelitiadalahsumberdata
sekunder,datasekunderdidapatmelaluiberbagaisumberyaituliteraturartikel,
sertasitusdiinternetyangberkenaandenganpenelitianyangdilakukan
Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan beragam pustaka
ilmiah yang menunjang penelitian, serta literatur yang terkait. Data ini digunakan
untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis yang bisa di dapatkan tanpa melakukan wawancara tetapi melalui
website dari Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis tersebut. Data data yang bisa
didapatkan antara lain profil Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis serta informasi
tentang berbagai kegiatan dan publikasi dari website Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis.

3.3 Rencana Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan magang ini akan dilakukan dengan cara ikut serta
dalam kegiatan operasional rutin pada hari-hari kerja di Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan magang (target pencapaian)
tercantum dalam tabel timeline kegiatan magang kerja berikut:
1

Tabel 2. Timeline kegiatan magang kerja

Kegiatan dalam bulan ke-1 dan minggu ke-32


Agustus Septemb Oktober
No. JudulKegiatan Maret April Mei Juni Juli
er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan dosen pembimbing
magang dan pembekalan magang
2. Penentuan tempat magang dan
survey tempat.
3. Konsultasi topik magang kerja
4. Pembuatan proposal individu dan
kelompok
5. Persiapan magang kerja
6. Pelaksanaan magang kerja
7. Supervisi dosen pembimbing
/panitia
8. Konsultasi dengan pembimbing
1

3.4 Deskripsi Topik / Minat Peserta Magang

Peserta magang kerja ini merupakan mahasiswa dari Program Studi


Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, yaitu sebagai berikut :.
1. Perencanaan Produksi
Nama : Harja Gunadi
Nim : 125040101111032
Judul : Perencanaan Produksi pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis
Pada minat ini, peserta ingin mengetahui bagaimana manajemen persediaan
pada Kopi Bubuk Banyuatis.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Nama : IGA. Angga Prasetya
Nim : 125040100111046
Judul : Manajemen Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis.
Pada minat ini, peserta ingin mengetahui bagaimana manajemen sumber
daya manusia pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.
3. Strategi Komunikasi Pemasaran
Nama : I Gusti Ayu Ade Anggi W
Nim : 125040101111061
Judul : Strategi Komunikasi Pemasaran pada Perusahaan Kopi Bubuk
Banyuatis
Pada minat ini, peserta ingin mengetahui bagaimana strategi pemasaran
pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.
4. Manajemen Pengendalian Mutu
Nama : Iftitahul Mustaadah C
Nim : 125040101111223
Judul : Manajemen Pengendalian Mutu pada Perusahaan Kop Bubuk
Banyuatis.
Pada minat ini, peserta ingin mengetahui bagaimana manajemen
pengendalian mutu pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.

IV. PENUTUP

Demikian proposal kelompok dari Kegiatan Magang Kerja Fakultas


28

Pertanian Universitas Brawijaya ini. Proposal ini diajukan sebagai syarat yang
harus dipenuhi untuk melaksanakan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya di Perusahaan Kopi Banyuatis Singaraja, Buleleng, Bali.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mahasiswa jurusan Agribisnis
yang bersangkutan dapat mengembangkan sikap, kepribadian, pengetahuan, dan
keterampilan serta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama
kegiatan perkuliahan melalui penerapan magang kerja yang sesuai dengan kondisi
pekerjaan di lapang sebenarnya.
Semoga dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan lancar sesuai dengan
harapan dan dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Atas perhatian dan
kesempatan yang di berikan perusahaan, kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
29

Anonimus. 2012. Data Luas areal dan produksi perkebunan kopi di Bali. Diunduh
melalui http://www.disbun.baliprov.go.id/statistik pada tanggal 25 April 2015.
Anonimus. 2013. Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Perkebunan.
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php. Diunduh pada 20 April 2015.
Berelson dan G.A.Steiner. 1964. Human Behaviour An Inventory of Scientifie. Finding.
New York: Harcurt, Brank 721.P.
Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. PT.
Indeks, Jakarta.
Don, E. Schultz dan Beth E. Barnes. 1999. Strategic brand Communcation Campaigns.
Ntc Bussiness
Feigenbaum, AV. 1992. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta
George R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen (edisi bahasa Indonesia). PT.
Bumi Aksara, Bandung.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen; edisi ketujuh jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Herjanto, E. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hoffman, K. Douglas & John E.G. Bateson.2006. Service Marketing: Concepts,
Strategies, & Cases. Thomson, South Western.
Hovland., I L.Janis., H Kelley. 1953. Communication and Persuation. New Heaven.
Conn; Jale University Press.
Imam, Kamarul. 2005. Manajemen Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Jember,
Jember.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain :
Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan Modern di
Indonesia. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediete. Terjemahan Emil Salim. Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Kotler, dan Armstrong. 2008. Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
30

Machfud. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Diktat. Jurusan Teknologi


Industri Pertanian IPB, Bogor.
Malayu, Hasibuan, SP. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Ghalia
Indonesia, Bogor.
Rangkuti, Freddy. 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi Bisnis. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE
YKPN, Yogyakarta.
Soekarto, S.T. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudarmadji, Slamet.1999. Hand Out Sistem Manajemen Mutu, Dasar Pemikiran dan
Filsafat Mutu. Universitas Gadjah Mada Press, Jogjakarta.
Umar, Husien. 2005. Riset SDM Dalam Organisasi. PT SUN, Jakarta.
Utami, Indah Sulistya.1999. Hand Out Pengawasan Mutu, Unsur Penentu dan Daur
Pengendalian Mutu. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
31

Lampiran 1. Biodata Peserta

DATA PRIBADI
Nama I Gusti Ayu Ade Anggi Wijaya
NIM 125040101111061
Tempat / Tanggal Lahir Ende, 11 Agustus 1994
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Hindu
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Asal Desa Sambangan, Gg. Nangka, Singaraja, Bali
Alamat Malang Watugong 39, Lowokawaru, Malang.
Telepon 085646780311
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Strategi Komuniasi Pemasaran di Persuhaan Kopi
Bubuk Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali

Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama IGA Angga Prasetya
NIM 125040100111046
Tempat / Tanggal Lahir Negara, 29 November 1994
32

Jenis Kelamin Laki-laki


Agama Hindu
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Asal Jln. Pancaseming Banjar Petanahan Ds.
Batuagung, Negara-Bali
Alamat Malang Perumahan Griya Santa, Blok-K 316
Telepon 087761431959
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia di Perusahaan
Kopi Bubuk Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali

Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama Harja Gunadi
NIM 125040101111032
Tempat / Tanggal Lahir Rengat, 1 Oktober 1994
Jenis Kelamin Laki-Laki
Agama Islam
Kewarganegaraan Indonesia
33

Alamat Asal Jln. Bukit Barisan Gg. Bukir Berbunga No. 1,


Pekanbaru
Alamat Malang Jln. Baiduri Pandan No. 27, Tlogomas, Malang
Telepon 085378047523
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Manajemen Persediaan Bahan Baku di
Perusahaan Kopi Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali

Lampiran 1. (lanjutan)
DATA PRIBADI
Nama Iftitahul Mustaadah Cholis
NIM 125040101111223
Tempat / Tanggal Lahir Melaya , 6 Desember 1994
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Asal Jln. Pahlawan Sukoto, br. Melaya krajan, Kec.
Melaya, Jembrana
Alamat Malang Jln. Joyo Suko, perum Graha Joyo Family B-3,
34

Malang
Telepon 082221001940
Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya
Alamat Perguruan Tinggi Jl. Veteran Malang 65145
No. Telp./ Fax (0341) 575 843 dan 551 611/(0341) 569 237
Topik Penelitian Manajemen Pengendalian Mutu di Perusahaan
Kopi Bubuk Banyuatis
Lokasi Magang Jln. Raya Seririt-Singaraja (Pemaron) Buleleng
81116-Bali

Anda mungkin juga menyukai