Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK PROFESI PENGUSAHA AGRIBISNIS

Dalam kehidupan manusia, etika dibuat dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum dinilai menyimpang dari kode etik.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pelaku agribisnis menghormati
hak asasi setiap orang, karena itu pelaku agibisnis dituntut profesional dan menghindari 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu
benar.Begitu juga dalam menjalankan suatu usaha, pelaku agribisnis harusnya mempunyai
niatan secara sungguh-sungguh untuk bisa bertanggung jawab sebagai insane perusahaan agar
bertindak sesuai standar etika perusahaan.

Pasal 1

Persaingan yang dilakukan para pelaku usaha agribisnis haruslah persaingan secara sehat.

Penafsiran:

Untuk menjalankan usahanya, pelaku usaha dilarang melakukan persaingan secara tidak
sehat yang akan meugikan pihak lain.
Terciptanya persaingan usaha secara sehat akan menimbulkan kenyamanan usaha bagi
pelaku usaha.
Pelaku usaha agribisnis adalah.setiap perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
hukum atau bukan yang didirikan dan melakukan kegiatan agribisnis.
Persaingan secara sehat merupakan persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan secara jujur dan taat
hukum serta tidak menghambat pesaingan usaha.

Pasal 2

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan


demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum,

Penafsiran:

Demokrasi ekonomi merupakan sistem perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di mana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua,
di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Tujuan penyelenggaraan
demokrasi ekonomi adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan
jalannya roda perekonomian, dengan sasaran pokok tersedianya lapangan kerja, pendidikan
gratis (murah), pemerataan modal material, jaminan sosial bagi penduduk miskin, dan
pemberdayaan serikat-serikat ekonomi (koperasi).

Pasal 3

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia tidak diperkenankan melakukan praktek monopoli dan atau
persaingan usaha yang tidak sehat

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun
bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat, berupa:
menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha
yang sama pada pasar bersangkutan;
menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan
hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu;
membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan;
melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
Monopoli adalah penguasaan atas roduksi dan atau pemasaran barang dan atau atas
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha
yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa
tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat serta merugikan
kepentingan umum.

Pasal 4

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia mewujudkan terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam
kegiatan usaha

Penafsiran:

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari
serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum

Pasal 5

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia harus menjaga kepentingan umum dan meningkatkan
efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Penafsiran
Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha harus benar menjaga keadaan yang termasuk
dalam kepentingan umum yang merupakan kepentingan bersama dan melibatkan semua
pihak dalam perusahaan
Menjaga kepentingan umum agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat yang
ditimbulkam oleh pelaku usaha untuk menciptakan kesejahteraan pelaku usaha atau
masyarakat.
Usaha meningkatkan efesiensi diharapkan mampu untuk menambah serta meningkatkan
pendapatan rakyat

Pasal 6

Pelaku usaha agribisnis wajib menjamin adanya perlindungan bagi konsumen

Penafsiran:

Pelaku usaha harus menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan Informasi
Perlindungan konsumen berasaskan manfaat keadilan, keseimbangan, keamanan dan
keselamatan konsumen, serta kepastian hokum
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

Pasal 7

Pelaku usaha agribisnis harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya

Penafsiran:
Pelaku usaha menerapkan usaha secara sehat dalam berusaha.
Memberikan pelayanan yang terbaik untuk memberikan kepuasan kepada konsumen serta
memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan pelayanan serta
mutu pelayanan kepada konsumen.

Pasal 8

Pelaku usaha argribisnis di Indonesia menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang atau jasa yang berlaku

Penafsiran

a) Pelaku usaha harus menjaga kualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada
konsumen serta menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
b) Barang yang diterima konsumen harus dalam keadaan yang tersegel dan belum terbuka,
apabila barang yang di terima konsumen dalam keadaan yang demikian maka itu menjadi
tanggung jawab dari perusahaan
c) Pelaku usaha wajib meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan konsumen.

Pasal 9

Pelaku usaha agribisnis dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang dan jasa yang
tidak memenuhi standar atau tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Penafsiran:

Barang dan jasa yang tidak memenuhi standar adalah barang yang tidak layak untuk di
perjual-belikan kepada konsumen
Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen
mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan ganti rugi atas barang
atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Kewajiban pelaku usaha atau produsen yaitu menjaga kualitas dan memberikan
pelayanan yang baik kepada konsumen.

Pasal 10

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan jasa dilarang menawarkan, mempromosikan,
mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar mengenai harga, kegunaan, kondisi
barang dan jasa serta tawaran potongan harga.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen mengenai
kondisi barang atau jasa yang dijual dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Pemberian informasi yang jelas dan benar akan
memberikan kepuasan bagi konsumen.

Pasal 11

Pelaku usaha agribisnis bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan.

Penafsiran:
Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen
mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan ganti rugi atas barang
atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu yang memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau diperdagangkan
apabila barang yang diberikan pada konsumen dalam keadaan yang tidak baik dan dapat
memberikan dampak negative setelah memakainya, maka itu menjadi tanggung jawab
dari perusahaan dan perusahaan harus memberkan ganti rugi pada konsumen.

Pasal 12

Para pekerja di bidang Agribisnis dituntut berperilaku jujur, profesional dalam bidangnya dan
membuka kesempatan kerja untuk masyarakat lainnya serta menghindari adanya penguasaan di
sektor kerja yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat.

Penafsiran:

Profesional adalah sikap saling menghargai dan menghormati profesi atau pekerjaan yang
dilakukan.
Penguasaan adalah adanya pemusatan kekuatan ekonomi dalam suatu pasar yang
mengakibatkan terjadinya perubahan harga barang dan jasa yang dapat dirubah pihak
tersebut.
Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas
barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
Persaingan tidak sehat adalah persaingan usaha yang dilakukan oleh dua atau lebih
lembaga dalam pasar yang dilakukan dengan tidak jujur yang mengakibatkan ruginya
salah satu pihak dan melanggar hukum.
Kesempatan kerja adalah peluang atau lowongan kerja yang diaberikan bagi mereka yang
membutuhkan kerja.
Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat
sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha
besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil.

Pasal 13

Para pekerja di bidang Agribisnis harus menempuh cara yang profesional dalam melakukan
usaha agribisnis.

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk mempengaruhi
harga barang atau jasa yang telah ditetapkan oleh pasar yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan persaingan yang tidak sehat antara pelaku usaha yang satu dengan pelaku
usaha yang lainnya.

Cara profesional dalam usaha agribisnis adalah:

Jujur dalam setiap usahanya


Bersikap tanggung jawab dengan kewajiban serta hak
Menghargai ide dan usaha pekerja lainnya
Bersaing dengan sehat
Memberikan pelayanan dengan baik sesuai ketentuan kepada konsumen

Pasal 14

Konsumen memiliki hak dalam mendapatkan pelayanan yang baik serta perlindungan demi
meciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan


dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen
Hak konsumen adalah segala sesuatu yang wajib dan layak diterima oleh konsumen yang
menciptakan kesejahteraan kepada konsumen.
memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

Hak konsumen adalah :

hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang


dan/atau jasa;
hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kesejahteraan konsumen adalah terpenuhinya kepuasan atau semua hak yang diterima
konsumen. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen
sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

Pasal 15

Para pekerja bidang Agribisnis harus memiliki sifat bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan mengutamakan kepentingan ekosistem sekitar serta mewujudkan pertanian organik yang
menguntungkan semua pihak.

Penafsiran:
Keadaan yang menguntungkan semua pihak yaitu keadaaan dan situati dimana semua
pihak yang terlibat dalam sektor pertanian mendapatkan keuntungan tanpa ada yang
dirugikan.
Kepentingan ekosistem adalah memerhatikan kebutuhan dalam ekosistem demi
terwujudnya keseimbangan alam.
Pertanian organik adalah sistem pertanian sehat terhaap lingkuangan karena tidak
menggunakan zat kimia apapun dalam bertanam

Pasal 16

Para pekerja bidang Agribisnis harus mendapatkan transparansi ekonomi menyangkut


pendapatan, pengeluaran dan anggaran dalam ekonominya

Penafsiran:

Transparansi ekonomi adalah terbukanya informasi ekonomi, namun tetap memerhatikan


keamaan informasi bagi pihak luar.
Pendapatan adalah jumlah gaji atau upah yang diterima perkerja setelah melakukan
kewajiban kerja sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Pengeluaran adalah seluruh jumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing.
Anggaran adalah catatan pembelanjaan dari pengeluaran yang dibukukan.

Pasal 17

Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang
ditimbulkan oleh iklan tersebut.

Penafsiran:
Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen mengenai
kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan ganti rugi atas barang atau jasa yang tidak
sesuai dengan perjanjian.

Pasal 18

Importir barang bertanggung jawab sebagai pembuat barang yang diimpor apabila importasi
barang tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan produsen luar negeri.

Penafsiran:

Importir jasa bertanggung jawab sebagai penyedia jasa asing apabila penyediaan jasa asing
tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan penyedia jasa asing.

Pasal 19

Pelaku usaha yang menjual barang dan/atau jasa kepada pelaku usaha lain bertanggung jawab
atas tuntutan ganti rugi dan/atau gugatan konsumen

Penafsiran:

pelaku usaha lain menjual kepada konsumen tanpa melakukan perubahan apa pun atas
barang dan/atau jasa tersebut;
pelaku usaha lain, di dalam transaksi jual beli tidakmengetahui adanya perubahan barang
dan/atau jasayang dilakukan oleh pelaku usaha atau tidak sesuaidengan contoh, mutu, dan
komposisi.
Pasal 20

Pelaku usaha dilarang melakukan persengkokolan dengan pihak lain dengan tujuan untuk
menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya

Penafsiran:

Menghambat dalam artian barang dan atau jasa yang ditawarkan atau dipasok memiliki
kemunduran di pasar baik dalam hal jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yang
dipersyaratkan.
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan
menguasai produksi sejumlahproduk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang
dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengolahan
atau proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan
masyarakat.

Pasal 21

Pelaku usaha dalam melakukan kegiatan dilarang membuat konsumen tersesat dan mengelabuhi
konsumennya

Penafsiran:

Pelaku usaha menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi
standar mutu tertentu dan tidak mengandung cacat tersembunyi;
tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk
menjual barang lain;
tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlah yang cukup dengan
maksud menjual barang yang lain;
tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan
maksud menjual jasa yang lain;
menaikkan harga atau tarif barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral.

Pasal 22

Dalam melakukan penawaran barang melalui pesanan Pelaku usaha harus menepati segala
sesuatu yang telah dijanjikan pada konsumen

Penafsiran:

pelaku usaha harus menepati pesanan dan/atau kesepakatan sesuai dengan yang dijanjikan

Pasal 23

Sebelum melakukan aktivitas di dalam perusahaan dilakukan doa terlebih dahulu agar segala
kegiatan yang dilakukakan perusahaan lancar dan diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa dan
melakukan persiapan sebelum jam kerja di mulai.

Anda mungkin juga menyukai