Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI ORANGE, KOPERASI, DAN UMKM (B1 EP)

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

Dosen Pengampu:
I Made Endra Kartika Yudha, S.E., M.Sc.

Oleh: Kelompok: 12
Ni Putu Ayu Widiantari (2007511010)
I Wayan Yoniga Arta (2007511038)
Ni Nyoman Adhisri Ayuningsih (2007511154)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terwujud
makalah yang berjudul “Usaha Mikro Kecil dan Menengah”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Orange, Koperasi,
dan UMKM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang
paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini. Serta juga kami berterima kasih pada Bapak I Made Endra
Kartika Yudha,S.E., M.Sc. selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Orange, Koperasi, dan
UMKM yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami meminta
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar makalah ini menjadi baik
dan bermanfaat bagi setiap orang.

Denpasar, 14 November 2021

Penyusun
Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian di Indonesia didongkrak oleh sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah), hal ini terbukti dengan melihat banyak pelaku UMKM di sekitar kita.
Dengan berdirinya UMKM, perekonomian di Indonesia akan tumbuh. Disamping itu
keberadaan dari UMKM itu sendiri merupakan salah satu upaya alternatif untuk
menanggulangi kemiskinan dimana melalui pemberdayaan UMKM yang telah terbukti
memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam menghadapi krisis ekonomi yang pernah
dialami bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, UMKM juga berperan sebagai penyerap
tenaga kerja, hal ini dikarenakan dengan munculnya UMKM lapangan pekerjaan terbuka,
sehingga pengangguran akibat angkatan kerja dapat berkurang.
Jenis UMKM terurai dari berbagai bidang usaha, seperti pertanian, perdagangan,
industri pengolahan, komunikasi dan pengangkutan, bangunan, keuangan dan listrik dan
gas serta air bersih. Termasuk usaha kecil dan menengah yang terdiri dari semua
pedagang kecil dan menengah, penyedia jasa kecil dan menengah, petani dan peternak
kecil dan menengah, kerajinan rakyat dan industri kecil, dan lain sebagainya. Seperti
misalnya warung di suatu wilayah, contohnya toko kelontong, toko serba ada, wartel,
ternak ayam, dan sebagainya.
Oleh karena itu, pertumbuhan dan peran UMKM ini harus terus ditingkatkan, hal ini
bukan hanya karena ketangguhannya dalam menghadapi berbagai kejutan ekonomi, tetapi
juga kemampuannya yang besar dalam menyediakan lapangan kerja, serta mengatasi
kemiskinan. Dengan semakin menguatnya komitmen pemerintah saat ini, iklim investasi
dan kegairahan usaha dalam perekonomian nasional, termasuk UMKM akan jauh lebih
baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian UMKM?
2. Bagaimana UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia?
3. Bagaimana Peran UMKM dalam Penyerapan tenaga kerja dan Pertumbuhan
ekonomi?
4. Bagaimana Data Produktivitas UMKM di Indonesia
5. Siapa saja UMKM yang memproduksi produk kreatif di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari UMKM.
2. Untuk mengetahui posisi UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia.
3. Untuk mengetahui peran UMKM dalam Penyerapan tenaga kerja dan Pertumbuhan
ekonomi.
4. Untuk mengetahui Data Produktivitas UMKM di Indonesia.
5. Untuk mengetahui UMKM yang memproduksi produk kreatif di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian UMKM
2.2. UMKM dalam Piramida Struktur Usaha di Indonesia
2.3. Peran UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
2.4. Data Produktivitas UMKM di Indonesia
2.5. UMKM yang Memproduksi Produk Kreatif di Indonesia
Melihat sudah banyak para pelaku UMKM di Indonesia, sudah banyak UMKM yang
berhasil menjual produk kreatif mereka ke jangkauan yang lebih luas. Hal ini berarti
produk yang dijual UMKM memiliki daya tarik sendiri, sehingga produk tersebut
mempunyai nilai tambah yang membuat produk tersebut berbeda. Berikut merupakan tiga
pelaku UMKM yang berhasil memproduksi produk kreatif yang mempunyai nilai tambah
tersendiri:
1. Kejaya Handicraft
Usaha kerajinan Kejaya Handicraft yang berasal dari Banyuwangi, Jawa
Timur, Indonesia ini berdiri sekitar tahun 1998. Usaha itu didirikan oleh dua
bersaudara, Kothibin dan Alm. Ahmad Fatoni. Awal mula mereka melihat peluang
bisnis usaha kerajinan tangan ini adalah dengan melimpahnya limbah kayu meubel,
pelepah pisang, bambu, dan bahan-bahan alam lain di Desa Tambong, Kecamatan
Kabat, Kabupaten Banyuwangi.
Sumber utama bahan baku seni kreatif UMKM Kejaya Handicraft ini berasal
dari bahan alam seperti kulit ular, kulit harimau, pelepah pisang, limbah kayu-kayuan
dari pohon kelapa baik batang, akar, daun dan lidi, serabut kelapa, hingga batok
kelapa. Semua bahan-bahan tersebut, dapat dirakit menjadi beragam kerajinan yang
dapat mendatangkan nilai keuntungan ratusan juta rupiah, sehingga mampu
menghidupkan perekonomian masyarakat di kota Banyuwangi.
Hingga saat ini, melalui label produk Kejaya Handicraft, Kothibin telah
memproduksi sedikitnya 500 jenis produk kerajinan tangan berbahan alam yang
berasal dari kota Banyuwangi. Produk utama yang ia produksi dan digemari oleh
kalangan wisatawan lokal, maupun internasional adalah produk berbahan kulit ular
dan kulit Harimau yang dijadikan dasar produk fashion seperti tas, dompet, ikat
pinggang, kulit bangku atau sofa, serta boneka harimau. Kerajinan lain yang
diproduksi Kejaya Handicraft adalah produk untuk kebutuhan rumah tangga, seperti
gelas, piring, sendok garpu, meja, bangku, anyaman dari lidi, tas batok, hingga produk
untuk kebutuhan kaum wanita.
Kothibin mengaku bahwa, semua produk yang telah dibuat dengan merek
Kejaya Handicraft adalah murni dari kreasi para masyarakat sekitar yang diberikan
kesempatan olehnya, untuk menciptakan seni kerajinan. Kothibin telah
memperkerjakan sedikitnya 200 pekerja seni yang berasal dari masyarakat sekitar
baik tua dan muda, ibu-ibu dan bapak-bapak, dengan sistem penggajian tetap maupun
borongan.
Kothibin mengutarakan, pengambilan nama Kejaya bermaksud agar semua
produk yang dihasilkan menjadi benda yang sangat jaya baik dilihat dari wujud seni
budayanya, jaya dari bahan bakunya karena tak akan pernah habis, karena bahan
bakunya selalu diperbarukan dengan mekanisme ramah lingkungan
Kothibin menuturkan, produk Kejaya Handicraft telah siap menghadapi
ketatnya persaingan pasar bebas Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan istilah
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal ini dibuktikan, dengan banyaknya order dan
pesanan produk untuk di ekspor ke Amerika Serikat, dan sebagian lagi kebeberapa
negara di Eropa. Kothibin mengaku bahwa masyarakat luar negeri yang membeli
produk Kejaya Handicraft sangat menyukai produk mereka karena produknya yang
berbahan alam seperti perlengkapan rumah tangga, aksesories untuk fashion, produk
untuk kebutuhan interior hingga pada produk furniture.
Keunggulan yang dimiliki oleh produk Kejaya Handicrfat adalah terletak di
proses finishing, dengan penerapan tenaga yang terampil, cekatan, teliti dan
penggunaan teknologi sederhana guna menghasilkan pruduk berkualitas tinggi dan
berstandar internasional. Semua produk seni kerajinan berbahan alam ini, mampu
bertahan bertahun-tahun, kuat tidak mudah rusak, dengan karakteristik semakin tua
semakin unik, klasik. Keunggulan lainnya yaitu harga barang kerajinan yang dijual
bervariasi, mulai dari yang termurah Rp 1.000 hingga termahal Rp 1.000.000,00-.
Namun, dalam menjalani sebuah usaha pasti tidak hanya mengalami hal-hal
yang baik saja. UMKM Kejaya Handicraft ini pula mengalami kendala yaitu pada
bahan baku. Bahan kayu atau batang kelapa, menunggu ada orang yang memotong.
Selain itu, produk yang dikeluarkan juga makin harus mengikuti tren yang ada. Oleh
karena itu, untuk menghadapi persoalan atau kendala tersebut, Kejaya Handicraft
harus melakukan Inovasi produk menyesuaikan zaman serta melakukan riset pasar
agar tidak kalah dengan para kompetitor baru.
2. Bali Bakti Anggara

Usaha kerajinan rumah tangga berbahan dasar kayu yang bernama Bali Bakti Anggara
merupakan usaha yang dimiliki oleh perempuan yang berasal dari Pulau Dewata bernama
Ni Ketut Bakati Anggareni yang kerap disapa Ayu. Usaha ini dimulai dengan modal awal
hanya Rp 50.000.000 yang mana uang tersebut merupakan uang pemilik sendiri tanpa
pinjaman dari siapapun. Dari modal awal tersebut usaha kerajinan ini berhasil berjalan
sejak tahun 1997 yang lalu hingga sekarang, usaha ini juga berhasil membuka lapangan
pekerjaan bagi kaum perempuan di Bali.

Usaha Bali Bakti Anggara memproduksi berbagai varian produk mulai dari hiasan
dinding, meja kerja, juga beberapa peralatan makan seperti mangkuk dan gelas kayu.
Ayu, sebagai pemilik mengaku produk-produk kerajinan kayunya sudah menembus pasar
luar negeri, seperti Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Ayu juga mengaku bahwa sekitar
60% pasar dari usaha mereka ada di Amerika Serikat, 30% di Eropa dan sisanya di Asia
termasuk pasar dalam negeri.

Aneka produk kerajinan tersebut dijual mulai dari US$ 2,5 hingga US$ 100, atau berkisar
Rp35.600 hingga Rp1.400.000 per produk. Ayu mengaku dalam kondisi normal, ia
mampu mengekspor sebanyak 30-100 kontainer dan meraup omset hingga US$ 50.000
atau setara Rp710.000.000 per semester.

Pemilik usaha Bali Bakti Anggara ini juga mengaku bahwa usahanya pernah mengalami
masa sulit dalam menjalankan bisnisnya. Ia mengatakan di tahun 2012 usahanya terkena
imbas perubahan tren di masyarakat, sebab selama ini kerajinan kayu yang dibuatnya
hanya fokus pada kerajinan tradisional asli Bali yang banyak mengandung kreativitas
ukiran. Menurutnya, tren di pasaran saat itu telah berubah dan ikut mempengaruhi
usahanya.

Namun dengan adanya perubahan tren tersebut, Ayu tak berkecil hati, saat itu usahanya
terpilih sebagai penerima bantuan oleh pemerintah belanda, sehingga pada saat itu ia itu
memanfaatan kesempatan sebaik mungkin untuk belajar dan lebih mengasah lagi
kreativitas. Ia berharap dengan hal itu usahanya bisa menghasilkan produk-produk
kerajinan kayu yang kekinian mengikuti perkembangan zaman. Akhirnya selama 1 tahun
akhirnya usahanya normal kembali dan lebih berkembang.
Usaha Bali Bakti Anggara tidak hanya berfokus pada meraup untung saja, Ayu
mengungkap bisnis skala UKM yang selama ini dijalankannya banyak mempekerjakan
perempuan. Bukan tanpa alasan, Ayu mempekerjakan banyak perempuan sebab ia
melihat di daerahnya yakni Kelurahan Abianbase, Gianyar, Bali, banyak perempuan yang
sudah berkeluarga tetapi kesulitan mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, ia pun
memutuskan memberdayakan perempuan setempat khususnya dalam proses pengemasan.
Pekerja ini memiliki jam kerja 4-8 jam sehari, dengan waktu kerja diserahkan ke mereka.
Para pekerja ini mendapatkan gaji sesuai UMR. Ayu memastikan selalu taat terhadap
peraturan Pemerintah dengan tidak menggaji di bawah UMR atau melebihi jam kerja
yang telah ditetapkan pemerintah.

Kendati demikian, Ayu mengaku pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk
Indonesia telah memberi dampak signifikan pada usaha skala UMKM, termasuk juga
usahanya 'Bali Bakti Anggara'. Akibat permintaan pasar yang lesu terdampak pandemi, ia
pun melakukan sejumlah penyesuaian termasuk juga soal jumlah pekerja. Oleh karena
Adanya penyesuaian akibat pandemic, hal ini membuat Ayu hanya bisa mempekerjakan
sekitar 23 orang saat ini. Adapun jumlah tersebut terdiri dari 12 orang pekerja perempuan
di dalamnya. Tantangan lain harus dihadapi saat pandemi, yaitu terkait shipping buyer
payment (sistem pembayaran dari pembeli). Pada masa pandemi Covid-19 seperti ini,
masa tunggu menjadi lebih lama yakni sekitar 60 hari dari biasanya 30 hari. Kondisi itu
tentu mempengaruhi cash flow dan dia membutuhkan tambahan modal usaha.

3. Dompet Wallts

Usaha dompet kanvas yang berasal dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia ini Bandung
merupakan usaha yang dipelopori oleh Muhammad Adzwin dan Tri Anindya. Usaha
dompet kanvas yang dimiliki diberi nama Wallts Wallet Goods. Awal mula Adzwin, si
pemilik usaha sudah menggeluti dunia usaha sejak duduk di bangku SMA, dari mulai
berjualan ke sesama teman hingga menekuni bisnis online hingga sekarang. Melihat
peluang bisnis online yang begitu besar, Adzwin mulai menciptakan produk dompet
dengan ciri khas tersendiri.

Adzwin mengaku bahwa awalnya dia merasa tidak ada perkembangan untuk produk
dompet terutama di Indonesia. Hal itulah yang membuat dirinya termotivasi menciptakan
inovasi. Pada saat awal 2015 dompet yang banyak dibeli atau digunakan di Indonesia
hanya terbuat dari bahan dasar kulit atau kulit imitasi saja. Oleh karena itu, Adzwin
berusaha mendiptakan dompet dengan bahan yang berbeda yaitu menggunakan bahan
kanvas, karena polyster canvas sudah teruji kuat, anti air dan tahan lama. Sehingga
eksistensi dompet Wallts Wallet bisa hadir menghiasi pasar di Indonesia hingga sekarang.

Pemilihan bahan kanvas juga dianggap memungkinkan untuk memberikan ruang


kreativitas yang sebesar – besarnya. Pasalnya, dompet kanvas dapat di implementasikan
dengan design yang customer inginkan. Maka dompet ini cocok digunakan oleh anak
muda maupun dewasa. Meski demikian Wallts Wallet sendiri mengusung konsep dompet
simple, colorful, dan long – lasting wallet for daily use. Adzwin juga menjelaskan bahwa
Wallts Wallet selalu mengikuti trend design yang ramai dipasarkan dan sangat beragam,
mulai dari dompet kanvas polos, berwarna, hingga bermotif.

Wallts Wallet dapat memproduksi hingga 9.000 unit per bulan, dengan tetap menjaga
kualitas produk melalui proses pengerjaan dompet yang dilakukan handmade, mulai dari
pemotongan bahan, penempelan, penjahitan hingga penggabungan dilakukan pengrajin
profesional. Inovasi juga terus dijalankan, dengan menciptakan strategi pemasaran produk
Wallts Wallet bukan hanya dompet yang dapat dipergunakan sehari – hari, namun
Adzwin juga mengemas produk Wallts Wallet dengan packaging yang sangat menarik,
sehingga produk ini juga sering dijadikan kado.

Dalam memasarkan produknya, Adzwin memanfaatkan kanal online milik usahanya


serta memajangnya marketplace sejak 2016. Produk Wallts Wallet bisa ditemui di media
social Instagram mereka, yaitu @wallts_ dan @wallts_catalog, serta di website
www.walltswallet.com. Selain melalui media social usaha, Adzwin juga memasarkan
produk dompet kanvas mereka melalui salah satu marketplace yang dipercaya yakni
Shopee, pasalnya marketplace ini membuat program yang menarik perhatian Adzwin,
yaitu program yang bertajuk Ekspor Shopee. Program ini memberikan panduan bagi para
pelaku UMKM, sehingga usaha Wallts Dompet sendiri ingin mencoba program ini,
mereka ingin melakukan kegiatan ekspor dengan memanfaatkan marketplace.

Setelah satu tahun mengikuti program Ekspor Shopee, Dompet Wallts mulai
mengalami peningkatan. Adzwin mengklaim, dengan memanfaatkan pemasaran digital ia
mengaku penjualannya telah naik 40 kali lipat. Usaha Dompet Wallts telah berhasil
menjual hingga ratusan ribu dompet di pasar domestik. Bahkan untuk pasar luar negeri, ia
menjual puluhan dompet, dengan negara tujuan Singapura, Taiwan dan Malaysia.

Untuk rencana bisnis ke depan, Adzwin merencanakan bisa menambah jenis


produk Wallts. Sebab, dengan pasar yang semakin besar, ia mengatakan, diversifikasi
produk harus dia lakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar.

BAB III
3.1. Kesimpulan
3.1. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ajijah. 2020. “Wallts Wallet Goods Dompet Kanvas Bandung yang Eye Catching”,
https://bandung.bisnis.com/read/20201222/550/1334412/wallts-wallet-goods-dompet-
kanvas-bandung-yang-eye-catching, diakses pada 15 November pukul 16.30.
Dyah Fitrani, Erika. 2021. “Kisah Pengusaha Asal Bali Diterpa Pandemi, Tertolong Kredit
Bank”,https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5604296/kisah-pengusaha-
asal-bali-diterpa-pandemi-tertolong-kredit-bank, diakses pada 14 November pukul
21.19
Ichsan, Ahmad. 2019. “Seni Kerajinan Berbahan Alam”, https://www.inacraftnews.com/seni-
kerajinan-berbahan-alam/, diakses pada 14 November pukul 17.35.
Jawatimuran. 2021. “Kejaya Handicraft Semakin Eksis, Banyuwangi”,
https://jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id/2018/11/13/kejaya-handicraft-
semakin-eksis-banyuwangi/, diakses pada 14 November pukul 16.56.
Waseso, Ratih. 2021. “Strategi UMKM Manfaatkan Marketplace Untuk Gapai Pasar
Ekspor”, https://peluangusaha.kontan.co.id/news/strategi-umkm-manfaatkan-
marketplace-untuk-gapai-pasar-ekspor, diakses pada 15 November pukul 11.45.

Anda mungkin juga menyukai