0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan22 halaman
Dokumen membahas tentang uang dan perekonomian. Pembahasan meliputi ruang lingkup ekonomi moneter, pengertian uang, kriteria uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan jumlah uang beredar. Topik utama yang dibahas adalah pengertian uang, kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dan fungsi-fungsi penting uang dalam perekonomian.
Dokumen membahas tentang uang dan perekonomian. Pembahasan meliputi ruang lingkup ekonomi moneter, pengertian uang, kriteria uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan jumlah uang beredar. Topik utama yang dibahas adalah pengertian uang, kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dan fungsi-fungsi penting uang dalam perekonomian.
Dokumen membahas tentang uang dan perekonomian. Pembahasan meliputi ruang lingkup ekonomi moneter, pengertian uang, kriteria uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan jumlah uang beredar. Topik utama yang dibahas adalah pengertian uang, kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dan fungsi-fungsi penting uang dalam perekonomian.
ANAK AGUNG KETUT AYUNINGSASI, SE., M.SI. POKOK BAHASAN
1.1. Ruang Lingkup Ekonomi Moneter
1.2. Pengertian Uang 1.3. Kriteria Uang 1.4. Fungsi Uang 1.5 Jenis – Jenis Uang 1.6 Kasus 1.1 Ruang Lingkup Ekonomi Moneter
• Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu
ekonomi yang khusus mempelajari tentang fungsi uang terhadap aktivitas perekonomian. • Ruang lingkup pembahasan: – Fungsi uang dan peranannya – Pengaruh sistem moneter terhadap JUB – Pengaruh JUB terhadap kredit dan perekonomian – Pengaruh suku bunga terhadap permintaan dan penawaran uang – Lembaga-lembaga keuangan – Sistem moneter internasional – Standar moneter 1.2 Pengertian Uang
• Definisi paling universal adalah sesuatu (benda)
yang diterima secara umum dalam proses pertukaran barang dan jasa. • Dua unsur penting dari uang : – Suatu benda – Diterima secara umum • Uang digunakan untuk mempermudah/ memperlancar kegiatan transaksi dalam sebuah perekonomian. 1.2 Pengertian Uang • Berdasarkan definisinya, dapat dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala sesuatu (benda), tetapi tidak semua benda merupakan uang. • Syarat utama agar sebuah benda dapat digunakan sebagai uang adalah benda tersebut diterima secara umum. Dengan demikian, definisi uang mengandung pengertian ekonomi, hukum, dan politis. a. Sudut pandang ekonomi uang merupakan barang ekonomi (barang langka/berharga). b. Sudut pandang hukum uang adalah alat pembayaran yang sah. c. Sudut pandang politis sesuatu yang diterima sebagai uang menunjukkan adanya penerimaan secara politis dalam perekonomian modern dan global. 1.2 Pengertian Uang
Ada beberapa definisi uang yang dibedakan menurut
likuiditasnya : •M1 yaitu uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit). •M2 yaitu M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum. •M3 yaitu M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non bank. Klasifikasi Uang Berdasarkan hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang, uang dapat dibedakan menjadi : 1.Full Bodied Money 2.Representative Full Bodied Money 3.Credit Money Klasifikasi Uang 1. Full Bodied Money • Uang dimana nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. • Pada mulanya dikenal uang berupa barang misalnya ternak, beras, atau kain. • Dalam dunia modern, jenis uang ini berupa emas dan perak dan biasanya dikeluarkan oleh pemerintah. Klasifikasi Uang 2. Representative Full Bodied Money • Biasanya uang jenis ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). • Uang jenis ini hanyalah mewakili dari sejumlah barang/logam dimana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. • Misalnya surat emas (gold certificate) yang beredar di Amerika Serikat (ditaik tahun 1933) yang mewakili (dengan nilai sama) sejumlah emas tertentu yang dpegang/disimpan oleh kantor bendahara sebagai jaminan sertifikat tersebut. Klasifikasi Uang 3. Credit Money • Jenis uang yang nilainya sebagai uang lebih besar dari pada nilainya sebagai barang. Misalnya uang kertas. • Credit money dapat berbentuk : a. Token Coins (uang tanda) yaitu uang berbentuk logam dengan nilai sebagai uang (nilai nominal) lebih tinggi dari pada nilai sebagai barang (nilai intrinsik). Misalnya uang perak sebelum tahun 1960-an sebelum harga perak naik. b. Representative Token Money yaitu uang yang dijamin dengan logam yang nilainya sebagai barang (nilai intrinsik) lebih rendah dari pada nilainya sebagai uang (nilai nominal). c. Uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah (fiat money) yaitu uang yang penerimaannya berdasarkan kepercayaan. d. Uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral e. Demand Deposit (uang giral) 1.3 Syarat-syarat/Kriteria Uang Untuk dapat diterima, maka uang harus memenuhi beberapa kriteria: – Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu/stabil (stability of value) – Mudah dibawa (portability) – Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya – Tahan lama (durability) – Jumlahnya mencukupi/terbatas (elasticity of supply) – Bendanya mempunyai mutu yang sama (standardizability) – Dapat dipecah menjadi unit-unit kecil (divisibility) – Disukai dan diterima secara umum (acceptability) 1.3 Syarat-syarat/Kriteria Uang a. Mudah dibawa (portability), sehingga uang akan sangat likuid karena dapat digunakan di mana saja dan kapan saja serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam memegang uang. b. Tahan lama (durability) agar tidak perlu setiap saat diganti dengan yang baru. c. Dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil (divisibility) agar mampu menjalankan fungsinya sebagai alat pembayaran untuk transaksi-transaksi yang nilainya kecil. d. Dapat distandarisasi (standardizability) agar pengguna uang tidak merasa ragu akan kualitas barang yang dipakai. e. Diakui (recognizable) yaitu harus diterima oleh masyarakat. f. Nilainya stabil (stability of value) yaitu nilainya tidak berfluktuasi secara tajam, sehingga akan dapat diterima secara umum g. Jumlahnya mencukupi (elastisity of supply) kebutuhan dunia usaha, kalau kekurangan maka pertukaran akan kembali pada perekonomian barter dan kalau kelebihan maka akan terjadi inflasi. 1.4 Fungsi Uang A. Primary Function of Money 1. Medium of Exchange 2. Unit of Account 3. Store of Value
B. Representative/Derivated Function of Money
1. Sebagai alat pembayaran 2. Untuk menentukan harga 3. Sebagai alat pembayaran hutang 4. Sebagai alat penimbun kekayaan 5. Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal) 6. Sebagai alat untuk meningkatkan status sosial Fungsi Uang
• Beberapa fungsi uang adalah:
– Sebagai alat tukar (medium of change) merupakan fungsi utama uang – Sebagai alat penyimpan nilai (store of value) – Sebagai satuan/standar nilai (unit of account atau standard of value) – Sebagai standar pembayaran yang tertunda (standard of deferred payment) Fungsi Uang • Pada awal penggunaannya, fungsi uang yang paling utama adalah sebagai alat tukar (medium of change). Tetapi seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, fungsi uang pun mengalami perkembangan. 1. alat tukar yaitu bahwa para pelaku ekonomi menerima uang untuk dapat digunakan sebagai alat untuk membeli barang/jasa atau para penjual mau menerima uang sebagai pembiayaan atas barang/jasa yang dijualnya. 2. penyimpan nilai (store of value) yaitu uang memungkinkan setiap produksi tersimpan dalam bentuk aset yang sangat likuid yang nilai nominalnya tidak akan berubah. Misal cengkeh 3000 kg yang bernilai 210 juta kalau disimpan dalam bentuk cengkeh kemungkinan nilainya akan berkurang. 3. standar unit atau standar nilai atau satuan hitung (unit of account atau standard of value) memungkinkan seluruh barang/jasa dinilai dengan satuan uang tanpa perlu menghafalkan ribuan nilai tukar seperti dalam barter. 4. standar pembayaran di masa mendatang (standard of deffered payment) yaitu untuk kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu juga melainkan di waktu kemudian. 1.5 Jenis-jenis Uang
• Jenis-jenis uang adalah:
– Uang kartal : uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal , secara hukum ditetapkan masih berlaku dan digunakan dalam transaksi sehari-hari. – Uang giral : terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah. • Uang beredar (money supply) adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun perkembangan ekonomi menyebabkan definisi dari uang beredar juga semakin berkembangk, sehingga jumlah uang beredar dalam konteks perekonomian maju, seperti USA, cara penghitungannya dapat berbeda dan umumnya lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan di negara sedang berkembang seperti Indonesia. • Pendekatan yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah uang beredar adalah: – Pendekatan transaksi (transactional approach) adalah perhitungan jumlah uang yang dibutuhkan untuk transaksi (uang beredar dalam arti sempit/narrow money (M1)), dimana termasuk didalamnya uang kertas dan uang logam yang ada ditangan masyarakat – Pendekatan likuiditas (liquidity approach) adalah M1 + uang kuasi (uang dalam arti luas/broad money (M2)). Uang kuasi terdiri dari Demand Deposit (tabungan) dan Time Deposit (simpanan berjangka) dalam rupiah dan valas. Jumlah Uang Beredar • Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini terus berkembangn, sehingga JUB dalam konteks perekonomian negara maju berbeda dengan negara sedang berkembang dalam hal cara penghitungannya. • Kedua definisi tersebut disusun berdasarkan dua pendekatan, yaitu : a. Pendekatan transaksional (Transactional Approach) memandang JUB yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keprluan transaksi. Di dalam praktik, pendekatan tersebut yang digunakan untuk menghitung JUB dalam arti sempit (narrow money) atau yang dikenal dengan M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang kartal dan uang giral, tidak termasuk uang kas pada kantor perbendaharaan atau kas negara dan bank umum. Jumlah Uang Beredar b. Pendekatan likuiditas (liquidity approach) mendefinisikan JUB adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Pertimbangannya adalah sekalipun uang kuasi merupakan aset finansial yang kurang likuid dibanding uang kertas, logam, dan rekening giro tetapi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan unuk kebutuhan transaksi. Dalam praktik, pendekatan ini digunakan ini digunakan untuk menghitung JUB dalam arti luas (broad money) yang dikenal sebagai M2 yaitu M1 ditambah uang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi adalah simpanan rupiah dan valas milik penduduk pada sistem moneter yang untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum, baik dalam rupiah maupun valas. Jumlah M2 sering disebut sebagai likuiditas perekonomian. JUB dalam arti sempit (M1) a. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan logam yang memiliki nilai nominal dan biasanya digunakan untuk transaksi sehari-hari serta biasanya digunakan untuk transaksi yang nilainya tidak terlalu besar. b. Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan dalam jumlah yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalm rupiah pada sistem moneter. Dari definisi itu dapat dikatakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah dan mata uang asing merupakan komponen yang paling perlu diperhatikan. Perkembangan JUB di Indonesia Perkembangan M1 di Indonesia Dalam kurun waktu 3 dekade (1970-2003), JUB M1 menjadi sekitar 650 kali lipat dimana uang kartal menjadi 470 kali lipat dan uang giral menjadi 1070 kali lipat. Meningkat pesatnya pertambahan uang kartal(1995-2000) berkaitan erat dengan fungsi uang sebagai alat pembayaran dan motivasi berjaga-jaga. Hal ini disebabkan krisis ekonomi dan krisis politik yang penuh ketidakpastian. Pertambahan M1 relatif rendah (periode 2001-2003) ini berkaitan dengan kebijakan moneter pemerntah yang menempuh kebijakan uang ketat untuk menahan laju inflasi. Perkembangan M2 di Indonesia Dalam kurun waktu 3 dekade (1970-2003), pertambahan JUB M2 jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan M1 yang dipengaruhi oleh meningkatnya uang kuasi. Hal ini tidak terlepas dari tingkat kemajuan perekonomian yang menunjukkan bahwa perekonomian telah makin makmur. Misalnya masyarakat dapat menabung dalam bentuk tabungan berjangka apabila penghasilannya sudah lebih besar dari tingkat konsumsi.