Anda di halaman 1dari 17

Analisa Laporan Keuangan

Strategi Hasil Produksi


Dan Operasi

Pengelola

16 Rantai Pasokan

BAB Disusun Oleh :

NAMA : Tia Yuliani S.E


NIM : 201015250140
KELAS : V238
CATATAN :
 DITULIS DENGAN MENGGUNAKAN FONT “ARIAL’ 12 DENGAN 1 SPASI
 MINIMAL 15 LEMBAR / HALAMAN PER BAB BELUM TERMASUK DAFTAR PUSTAKA
 KALIMAT ASING DITULIS MIRING (PENULISAN KAYA ILMIAH BAIK DAN BENAR)
 PENGGUNAAN KUTIPAN UNTUK DAFTAR PUSTAKA MENGGUNAKAN “APA SYLE” ATAU
KUTIPAN DENGAN GOOGLE SCHOLAR / MENDELEY ( https://m.youtube.com/watch?
v=sVoHAtcT4q4 )
 TINGKAT KESAMAAN MAKSIMAL 20% DI CEK DENGAN PROGRAM “TURNITIN” PALING
KECIL KESAMAANNYA PALING BESAR NILAINYA DENGAN SYARAT SESUAI KETENTUAN
DIATAS. ( https://m.youtube.com/watch?v=UCAkyaAJzVU )
 DIGUNAKAN TEKNIK PARAPRASE DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAGIARISM
CHECKER X DENGAN INSTAL ( https://plagiarism-checker-x.en.softonic.com/ )
 TIDAK BOLEH MERUBAH JUDUL DAN SUB JUDUL
 DIKUMPULKAN PALING LAMBAT SEBELUM UTS (LEBIH EPAT LEBIH BAIK) DAN BISA
PERBAIKAN SAMPAI UAS)

1
Analisa Laporan Keuangan 2

Pengelola Rantai Pasokan


A. TUJUAN TEORI
Bab ini secara menyeluruh, diharapkan mampu memahami hal-hal sebagai berikut:
 Mengetahui konsep tentang scm
 Mencari tahu sejarah dari Supply Chain Management
 Untuk mengetahui perkembangan dari Supply Chain Management
 Untuk mengetahui struktur dan komponen dari Supply Chain Management
 Mengetahui apa itu Supply Chain Management beserta sejarah dan
perkembangannya
 Mengetahui tentang struktur dan komponen dari Supply Chain Management

B. URAIAN MATERI
1. Latar belakang
Dalam perekonomian global yang semakin kompetitif, kelangsungan hidup suatu
industri, baik industri manufaktur maupun jasa, sangat tergantung dari bagaimana
industri tersebut dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan cepat dan
menghasilkan produk serta layanan yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau. Setiap industri ditantang untuk meningkatkan kinerjanya untuk
merespon dengan cepat dan akurat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dalam pasar. Tetapi seringkali beberapa produk kalah bersaing dengan
kompetitornya disebabkan karena tingginya harga dari produk tersebut akibat dari
proses produksi yang tidak efektif dan efisien.
Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management) pada saat ini menjadi
topic hangat didunia bisnis saat ini, karena banyak manfaat yang diperoleh
perusahaan mulai dari penekanan biaya sampai pada masalah kepuasan
konsumen. Hampir setiap perusahaan yang memproduksi produk dan mengirimkan
produk tersebut kepasar hingga sampai ketangan konsumen tidak lepas dari
praktek Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management) itu sendiri.
Penerapan manajemen rantai pasokan (Supply Chain Managament) merupakan
salah satu yang efektif dan efisien ditambah lagi Pada jaman dan teknologi
informasi yang semakin maju berdampak pula dengan kebutuhan manusia yang
semakin banyak dan beragam, karena seperti yang kita tau Supply Chain
Managament (SCM) bukanlah merupakan barang atau pengetahuan baru didalam
dunia bisnis namun dengan semakin majunya teknologi informasi dan internet saat
ini menjadi efek yang luar biasa bagi perkembangan Supply Chain Management
bagi perusahaan tersebut sendiri.
Diharapkan dengan adanya penerapan Supply Chain Managament dan juga
dibantu oleh kemajuan teknologi informasi dan internet merupakan salah satu cara
yang efektif untuk membantu kemajuan perusahaan di Indonesia karena dengan
adanya kemajuan teknologi dan informasi dapat memepercepat proses tranfer
data/informasi dengan akurat dari lokasi mana saja di dunia selain itu juga dapat
mengurangi biaya yaitu dengan memanfaatkan internet.

2. Landasan Teori
Menurut Michael Quayle menyatakan bahwa “Supply chain adalah proses yang
berusaha menyediakan kebutuhan bagi manajemen dan koordinasi semua aktivitas
mulai dari pengadaan dan akuisisi, melalui produksi, jika sesuai, dan melalui
saluran distribusi ke pelanggan.”
Analisa Laporan Keuangan
Vorst et al. (2007) “mendefinisikan manajemen rantai pasok adalah
keterpaduaan perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian semua
proses dan kegiatan bisnis untuk memproduksi dan mengirimkan produk secara
efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar”
Menurut Garside dalam Sherlywat (2018) mendefinisikan “supply chain sebagai
kumpulan para pelaku usaha yang terlibat dalam serangkaian proses bisnis dalam
suatu rantai pasokan”.
Supply chain management menurut Chopra dan Meindl (2004) dalam Octora
Simorangkir dkk (2019) “adalah sebuah supply chain management yang terdiri dari
pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan”.
Ganika (2016) berpendapat bahwa manajemen rantai pasok menjadi solusi
dalam memenuhi kebutuhan produksi perusahaan maupun sebagai bagian dari alat
pemasaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Namun kenyataannya para
pelaku bisnis masih jarang memasukkan manajemen rantai pasok dalam strategi
kompetitif.

3. Fungsi dan Ruang lingkup


a. Fungsi manajemen rantai pasok
Fungsi dari manajemen rantai pasok yang pertama adalah untuk mengonversi
atau mengubah bahan baku (mentah) menjadi produk jadi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan bisa disampaikan ke konsumen akhir. Fungsi utama dari
supply chain management ini adalah berhubungan dengan berbagai macam biaya-
biaya fisik berupa biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus produksi, biaya
untuk transportasi, dan lain sebagainya. Fungsi selanjutnya adalah SCM sebagai
mediasi pasar dan memastikan jika telah di suplai oleh supply chain. Fungsi terakhir
adalah berhubungan dengan biaya survei pasar, perencanaan produk, dan
berbagai macam biaya yang bisa muncul akibat tidak terpenuhi aspirasi konsumen
oleh produk yang mana disediakan oleh supply chain.

b. Ruang lingkup manajemen rantai pasok


Cakupan kegiatan SCM adalah seluruh aktivitas yang terjadi terkait dengan
berbagai aliran seperti aliran materi, aliran uang, dan aliran informasi di sepanjang
mata rantai perusahaan. Menurut Prof. Ina Primiana dari Universitas Padjajaran
pada tulisan “Prioritas Industri Strategis: Pemetaan Supply Chain Management
sudah Mendesak” di Pikiran Rakyat, 17 Februari 2017, mengatakan bahwa seluruh
tahapan industry manajemen rantai pasok mulai dari perijinan, produksi, distribusi,
hingga pada pemasaran di tiga industri strategis, tekstil, barang kulit, dan alas kaki,
semen, dan barang galian logam serta logam dasar besi dan baja.
Cakupan kegiatan SCM menurut Furqon (2014) “adalah segala aktivitas
yang terintegrasi termasuk didalamnya aliran informasi yang berkaitan dengan tiga
aspek”, yaitu
1. sumber
2. proses produksi
3. proses penghantaran produk.

4. Konsep Dasar Teori


Supply chain (rantai pasokan) merupakan suatu sistem dimana suatu tempat
organisasi dapat menyalurkan atau mendistribusikan barang produksi dan jasanya
kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jejaring dari berbagai
organisasi yang saling berhubungan dengan tujuan yang sama, yaitu sebaik
3
Analisa Laporan Keuangan 4

mungkin menyelenggarakan penyaluran barang tersebut. Supply chain juga dapat


dikatakan sebagai logistics network, dengan pemain utama adalah :
1. suppliers.
2. manufacturer
3. distribution
4. retail outlets
5. customers

a) Chain 1 : Suppliers • Awal mula jaringan, yang merupakan sember penyedia


bahan pertama. Bisa berbentuk : bahan mentah, bahan baku, bahan
dagangan, bahan penolong, suku cadang, subassemblies, dll. Sumber
pertama disebut dengan suppliers, termasuk di dalamnya : suppliers’
suppliers atau sub-suppliers yang biasanya jumlahnya banyak.
b) Chain 1 – 2 : Suppliers – manufacturer • Rantai pertama dihubungkan
dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau
fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang
(finishing).
c) Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers – Manufacturer – Distribution • Barang yang
sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang dari
pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau
pedagang besar dalam jumlah besar.
d) Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets •
Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa
gudang dari pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum
disalurkan ke pihak pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam
bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola pengiriman barang baik dari manufacturer maupun ke
pengecer.
e) Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail
Outlets – Customers • Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers
langsung ke pelanggan atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlet adalah tempat dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun
secara kasat mata ini merupakan rantai terakhir, tetapi sebetulnya masih ada
satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi retail outlet tadi ke real
customers atau real user. Mata rantai benar-benar berhenti jika barang telah
sampai ke pemakai yang sebenarnya.

5. Sejarah Perkembangan
Inventory push era: 1960-1975 Pengelolahan work in process (WIP) dan
bahan baku dari sebuah manufaktur merupkan bagian yang terpisahkan dalam
sebuah bisnis. Output hasil produksi dengan menggunakan system push (tanpa
memperhitungkan inventory dan permintaan pelanggan), mengingat persaingan
antar produsen yang belum begitu ketat pada waktu itu.Integrate operation within
enterprise: 1975-1990 Perubahan dari sitem push yang mulai beralih ke system
pull.
supply chain management pertama kali dicetuskan oleh seorang konsultan
industry amerika pada awal 1980. Namun sebenarnya, konsep dari scm sendiri
telah ada sejak awal abad 20, terutama pada assemblynet. Karakteristik awal
pembentukanscm adalah kebutuhan perubahan skala besar, reengineering, dan pe
Analisa Laporan Keuangan
ngurangan biaya produksi dengan program reduksi dan perhatian luas terhadap kon
sep manajemen Negara jepang.
pada masa integrasi scm dikembangkan oleh sistem edi (electronic data
interchange) sekitar tahun 1960 dan terus dikembangkan hingga tahun 1990 dan
diperkenakan dengan system erp ( enterprise resource planning) setelah itu, scm
terus mengalami perkembangan system internet pada abad 21.
pada dasarnya scm dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu, tahap pertama yaitu, 
sistem yang digunakan untuk membuat, menyimpan, mendistribusikan, mengontrol 
material dll yang kesemuanya tidak saling terhubung tapi memiliki sistem masing-
masing. Tahap 2, yaitu sistem rantai suplai yang terintegrasi kedalam suatu sistem 
erp. Tahap 3 yaitu rantai suplai yang terintegrasi secara vertikal dengan pemasok b
erada di urutan paling atas dan konsumen berada di urutan paling bawah.

6. Isi materi
a. Pentingnya Strategi Rantai Pasokan
Supply Chain Management (SCM) berkaitan dengan siklus yang lengkap
dari bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan,
berlanjut ke ditribusi sampai kepada konsumen. Hal penting yang menjadi dasar
pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan kesia-siaan dan
mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan.
Manajemen rantai pasok menggambarkan koordinasi seluruh aktivitas rantai
pasokan, dimulai dari bahan mentah dan diakhiri dengan kepuasan kepada
pelanggan. Dengan demikian, rantai pasokan mencakup pemasok, perusahaan
manufaktur atau penyedia layanan dan distributor, grosir dan produsen yang
mengirimkan produk atau layanan kepada konsumen akhir.
Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah untuk
mengkoordinasikan aktivitas dalam rantai pasokan untuk memaksimalkan
keunggulan kompetitif dan manfaat rantai pasokan bagi konsumen akhir.
Seperti halnya tim juara, ciri utama dari rantai pasokan yang sukses adalah
anggotanya berperan untuk kepentingan tim (rantai pasokan) nya sendiri.
Pengurangan biaya yang efektif dapat mempermudah perusahaan
untuk mencapai tujuan keuntungannya dibandingkan dengan
peningkatan upaya penjualan. Sebagai perusahaan yang berusaha
untuk meningkatkan daya saingnya melalui kustomisasi produk,
kualitas tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan pemasaran, lebih
banyak penekanan diberikan pada rantai pasokan.
Melalui hubungan strategis yang berkelanjutan, pemasok menjadi
mitra ketika mereka berkontribusi pada keunggulan kompetitif. Strategi
biaya rendah atau respons cepat memerlukan hal-hal yang berbeda
dari rantai pasokan daripada waktu tunggu. Perusahaan harus
mencapai integrasi strategis rantai pasokan, dan harus mengharapkan
strategi ini berbeda untuk produk yang berbeda dan berubah saat
produk bergerak melalui siklus hidupnya.

b. Proses Bisnis dalam Rantai Pasokan


Berikut ini akan diuraikan proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok.
1. Customer Relationship Management (CRM):
langkah pertama dari manajemen rantai pasok yaitu dengan
mengidentifikasi konsumen utama atau kritis dengan visi dan misi
perusahaan perdagangan. Rencana bisnis adalah titik awal untuk
melakukan identifikasi. Team layanan pelanggan membuat dan

5
Analisa Laporan Keuangan 6

menerapkan program bersama, persetujuan produk dan layanan ditetapkan


pada tingkat kinerja tertentu. untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk
pelanggan baru, nikasi dan prediksi yang lebih baik dikembangkan untuk
permintaan pelanggan. Kemudian tim layanan pelanggan bekerja sama
dengan pelanggan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sumber
variabilitas permintaan. Terakhir, manajer mempelajari evaluasi ini untuk
menganalisis jenis layanan apa yang akan diberikan kepada pelanggan
serta manfaat yang diperoleh.
2. Customer Service Management (CSM):
sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk
dan jasa. Customer Service memberitahukan pelanggan informasi
mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk berdasarkan
informasi dari bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan
juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai
aplikasi dan rekomendasi produk.
3. Demand Management:
proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan
kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli
pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik
menggunakan data point-of-sale (yang telah diuraikan di manajemen
logistik) dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan
aliran yang efisien melalui rantai pasok.
4. Customer Demand Fulfillment:
proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rene
ana kerj a an tara produk, distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan
rekan kerja, yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total
biaya kirim ke pelanggan.
5. Manufacturing Flow Management:
biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi
berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal
produksi. Sering kali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang
tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman
produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan
berdasarkan kebutuhan pelanggan. J adi, barang produksi harus fleksibel
dengan perubahan pasar. Untuk itu, diperlukan kemampuan berubah
secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk
mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum,
manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah
termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk, dan
perhatian pada rangkaian produk.
6. Procurement
membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam
arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional.
Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk
sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta
meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada
tahap akhir desain. Untuk mempercepat transfer data dan komunikasi,
pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas EDI.
7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi
Analisa Laporan Keuangan
untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan,
dan supplier seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan
produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus
dikembangkan dan dilaunching pada waktu singkat dan tepat agar
perusahaan kuat bersaing. Manajer pengembangan produk dan
komersialisasi seharusnya:
1) Mengoordinasikannya dengan CRM
untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah
tertampung maupun yang belum ditampung.
2) memilih material dan pemasok yang sesuai yang
berhubungan dengan bagian procurement.
3) mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi
untuk mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam
aliran rantai pasok yang terbaik untuk penggabungan produk/pasar.
8. Retur
proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi
produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar
dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan, komponen, supplier, dan
competitive trade-ins. Ketersediaan retur (return to available) adalah
pengukuran waktu siklus yang di perlukan untuk mencapai pengembalian
aset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting
bagi pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat
bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk
scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi
menerima uang cas.

c. Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model Versi 8.0

Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model merupakan suatu model


konseptual yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC), sebuah
organisasi non-profit independent, sebagai standar antar industri (cross
industry). Tujuan dari standarisasi yang telah dilakukan SCC adalah untuk
memperudah memahami rantai pasok sebagai suatu langkah awal dalam rangka
memperoleh suatu manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien dalam
menopang strategi perusahaan (www.supply-chain.org, 2006).

Berdasarkan Supply Chain Operations Reference Model, SCOR Version 8.


Overview, komponen-komponen yang tercakup dalam Process Reference
Model adalah :
a. tiap proses dalam manajemen rantai pasok maka akan menjelaskan
standar terlebih dahulu.
b. untuk setiap prosesnya akan dilakukan standar pengukuran.
c. Management Practices yang dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam
industri sejenis
d. Adanya Standar penyesuaian pada aspek fungsional dan fitur rantai
pasok

Pada kasus manajemen rantai pasok yang kompleks, pemetaan dalam


reference model dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut :

7
Analisa Laporan Keuangan 8

a. Implementasi dilakukan sesuai dengan fungsinya, ini ditujukan untuk


mendapatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan
b. Digambarkan atau dideskripsikan secara jelas dan komunikatif
c. Diukur, dikelola dan dikontrol
d. Dilakukan langkah penyesuaian untuk kepentingan spesifik

Dalam Supply Chain Operations Reference Model, SCOR Version 8.0


Overview disebutkan bidang-bidang yang termasuk dalam SCOR adalah :
a. Seluruh interaksi yang terdapat dalam rantai pasok perusahaan, baik itu
interaksi dengan pemasok maupun dengan konsumen, mulai dari proses
pemesanan produk hingga proses pembayaran oleh konsumen.
b. Seluruh transaksi produk yang berupa barang dan jasa, yaitu semua
aliran transaksi mulai dari ‘supplier’s supplier (supplier tier 2), supplier
(tier 1) sampai aliran transaksi material ke customer (tier 1), ‘customer’s
customer’ (customer tier 2), termasuk peralatan, supplies, spare parts,
bulk product, software dan lain sebagainya.
c. Keseluruhan interaksi dengan pasar, yaitu dari pemahaman mengenai
‘aggregate demand’sampai dengan proses pemenuhan setiap order yang
ada.

SCOR tidak mencakup hal-hal berikut ini :


a. Proses-proses administrasi penjualan (demand generation)
b. Proses-proses riset dan pengembangan teknologi
c. Perancangan dan pengembangan produk
d. Beberapa elemen yang berhubungan dengan post-delivery customer
support.

d. Fungsi Rantai Pasokan (Supply Chain Management)


Ada dua fungsi Supply Chain Management (SCM), yaitu (Nugrahanti dkk,
2014):
1. Supply Chain Management (SCM) secara fisik mengubah bahan mentah
menjadi produk jadi dan mengirimkannya ke pengguna akhir. Fungsi pertama
ini berkaitan dengan biaya fisik yaitu biaya material, biaya penyimpanan,
biaya produksi, biaya transportasi dan lain sebagainya.
2. Supply Chain Management (SCM) sebagai mediasi pasar, yakni memastikan
bahwa apa yang disuplai oleh Supply Chain mencerminkan aspirasi
konsumen atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berhubungan
dengan biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk
yang disediakan oleh sebuah Supply Chain. Ongkos-ongkos ini berupa
ongkos markdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku.

e. Sistem Persediaan Bertingkat (Multiechelon Inventory)


Secara luas, teori multiechelon inventory ditujukan pada berbagai masalah
inventori yang melibatkan dua atau lebih suplai atau fasilitas produksi yang
saling berkaitan satu sama lain.
Eselon sendiri mendefenisikan sistem yang terdiri dari stok yang terdapat
pada instalasi tersebut ditambah dengan stok yang terdapat pada tempat
Analisa Laporan Keuangan
penyimpanan atau persediaan pada instalasi level bawahnya (Hadley dan
Whitin, 1963, p4).

f. Struktur Sistem Multiechelon Inventory


Strukrur yang paling umum dari sistem suplai multiechelon adalah satu
pengikatan sejumlah pengencer (toko, fasilitas, instalasi, pangkalan) bisnis untuk
memenuhi permintaan pelanggan untuk produk tersebut. Sistem multi inventori
jugs dapat sebagai jaringan secara langsung dimana node mempresentasikan
berbagai fasilitas atau aktivitas dalam sistem dan linkage mewakili arus barang.
Ketika jaringan memiliki paling banyak satu koneksi kedatangan untuk setiap
node dan alirannya acyclic (tidak terdapat loop dalam jaringan), maka dapat
dikatakan sebagai struktur pohon terbalik atau arborescene. Jika dilihat sebagai
jaringan secara langsung, maka akan tampak sistem yang sangat kompleks.
Pengecer biasa memperoleh pasokan lebih dari satu pedagang grosir, atau
pedagang grosir dapat membeli lebih banyak dari satu pabrik, atau mungkin
pengecer dapat memasok pengecer lain. Jumlah kombinasinya sangat besar.
Namun, sebagian besar teori inventory multiechelon terbatas pada struktur
arborescene.
Dalam struktur arborescene, berbagai tingkatan sistem diidentifikasi sebagai
eselon dan permasalahan ditujukan pada seluruh multiechelon. Ada dua macam
struktur arborescene yang biasa digunakan dalam literatur. Pertama adalah
struktur rangkaian atau seri, terdiri dari dua atau lebih kegiatan dengan masing-
masing eselon hanya memasok satu pada eselon bawahnya. Kedua, struktur
paralel yang terdiri dari sejumlah aktivitas pemenuhan kebutuhan eksternal
secara mandiri. Seperti yang terlihat pada gambar:

g. Supplier
supplier atau pemasok adalah suatu perusahaan atau individu yang
menyediakan sumber daya (bahan) yang dibutuhkan oleh perusahaan dan
pesaingnya untuk dapat menghasilkan barang dan jasa tertentu. Misalnya,
9
Analisa Laporan Keuangan 10

sebuah perusahaan gula pasir membutuhkan tebu untuk menghasilkan gula.


Sehingga perusahaan harus mencari perusahaan atau perorangan yang bisa
menyediakan tebu sebagai bahan bakunya. Selain itu, perusahaan juga
mebutuhkan bahan dan alat lainnya untuk menunjang kegiatan produksi seperti
tenaga kerja, bahan bakar, peralatan, komputer,listrik, dan faktor produksi
lainnya. Pihak-pihak yang menyediakan kebutuhan yang diinginkan perusahaan
itulah yang disebut dengan supplier atau pemasok.
Untuk membuat keputusan dalam membeli hal-hal tersebut, suatu
perusahaan harus menentukan pemilihan supplier yang berkualitas oleh karena
itu, diperlukan beberapa tips atau langkah untuk memilih supplier yang tepat.
Perusahaan akan mencari supplier yang memiliki mutu dan track record yang
dapat dipertahankan. Keberadaan supplier merupakan faktor yang sangat
penting dalam pelaksanaan produksi, distribusi, dan pemasaran perusahaan.
Pada hakikatnya, pemilihan supplier dalam rantai pasok tidak jauh berbeda
dengan memilih kebutuhan barang biasa dari para pedagang biasa. Perbedaan
utamanya adalah pemasok memiliki posisi yang jauh lebih penting daripada
pedagang. Oleh karena itu, perusahaan harus terus melakukan riset dan
mempertimbangkan banyak hal dalam menentukan supplier atau pemasok.

h. Evolusi Dari SCM (Supply Chain Management)


Beberapa penulis telah membagi evolusi manajemen rantai pasok menjadi
beberapa tahap menurut (Movahedi et al, 2009; Ballou, 2007). Movahedi et al,
(2009) [5] membagi evolusi SCM menjadi tiga,
Tahap :
1. Era penciptaan (1980), dimulai ketika pembeli – pemasok mulai
memahami manfaat menawarkan hubungan kerja sama. Pada periode
ini istilah SCM ditemukan untuk pertama kalinya.
2. Era integrasi (1990), dimulai ketika sistem IT (ERP, EDI, dll.)
Diperkenalkan. Sistem ini tidak hanya fokus pada pengelolaan sumber
daya perusahaan secara individu tetapi juga sumber rantai pasokan
yang terintegrasi.
3. Era globalisasi diawali dengan terciptanya kebijakan liberalisasi
perdagangan dan pembentukan institusi seperti Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) dan lembaga internasional lainnya yang
menangani kebijakan perdagangan global / regional.

Menurut Ballou (2007:7) SCM bukanlah hal baru, ini merupakan evolusi dari
fungsi pembelian dan distribusi. Integrasi kedua fungsi tersebut menghasilkan
apa yang kami sebut SCM. Evolusi SCM dibagi menjadi tiga tahap.

1. Aktivitas fragmentasi - 1950-an dan 1960-an


2. Integrasi kegiatan - 1960 hingga 2000
3. Manajemen rantai pasokan - 2000+
4.
Analisa Laporan Keuangan
i. Struktur dan Komponen dari Supply Chain
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :
1. aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir.
2. aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
3. aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Secara sederhana sebuah model struktur Supply Chain dapat


disederhanakan seperti nampak dalam Gambar 2 dibawah ini :

Komponen supply chain management menuru turban (2004) terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:

1. Upstream Supply Chain


Bagian upstream (hulu) supply chain mencakup beberapa kegiatan perusahaan
manufaktur dengan distributornya (dapat berupa pabrikan, perakit, atau keduanya)
dan koneksi dengan pemasok mereka (distributor lapis kedua). Hubungan pemasok
dapat diperluas ke beberapa strata, mulai dari asal muasal bahan (misalnya biji,
pertumbuhan tanaman). Pada rantai pasok hulu, kegiatan utamanya adalah
pengadaan.
2. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain termasuk semua proses inhouse yang digunakan
dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam
rantai pasokan internal, perhatian yang utama adalah produksi, pabrikasi dan
manajemen persediaan.
3. Downstream supply chain
Rantai downstream (hilir) termasuk semua aktivitas yang melibatkan pengiriman
produk kepada pelanggan akhir. Di dalam rantai pasokan hilir, diarahkan pada
distribusi, pergudangan transportasi dan layanan purna jual.

j. Prinsip-Prinsip SCM
Prinsip manajemen rantai pasokan merupakan sinkronisasi dan koordinasi
aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aliran material atau produk, baik yang ada
dalam organisasi maupun antar organisasi. Prinsip utama yang harus dipegang
dalam sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas sebuah supply chain adalah
11
Analisa Laporan Keuangan 12

untuk menciptakan resultan yang lebih besar, bukan hanya bagi tiap anggota
rantai, tetapi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi prinsip ini biasanya
membutuhkan perubahan-perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis
(Siahaya, 2013).
Adapun prinsip dalam Supply Chain Management adalah sebagai berikut
(Siahaya, 2013):
1. Prinsip integrasi, semua elemen yang terlibat dalam rangkaian Supply
Chain Management (SCM) berada dalam satu kesatuan yang kompak dan
bersama menyadari adanya saling ketergantungan.
2. Prinsip jejaring, semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras.
3. Prinsip ujung ke ujung, proses operasional mencakup elemen pemasok
yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir.
4. Prinsip saling tergantung, setiap elemen dalam Supply Chain Management
(SCM) menyadari bahwa untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatan
daya saing, diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan.
5. Prinsip komunikasi, data yang akurat memberikan informasi tepat untuk
memperlancar aliran barang.
6. Prinsip kemitraan, pemasok, manufaktur, distributor dan pelanggan bekerja
sama saling membagi dan mengkomunikasikan informasi, mempunyai
tujuan yang sama, saling percaya dan mengutamakan kualitas dan waktu.
7. Prinsip dukungan, mendapat dukungan penuh dari manajemen dan fungsi
operasional perusahaan dalam proses perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan dan pengendalian.

k. Nilai Perusahaan dari SCM


1. Profitable Growth – Supply chain management dapat membantu
meningkatkan profitabilitas perusahaan hanya jika suatu istilah penting
yang disebut “Perfect Orders” dan ikut terlibat dalam pengembangan
untuk produk produk yang baru atau ingin di buat.
2. Working-capital reductions- yaitu upaya Peningkatan dalam pemutaran
stok barang, mengawasi penerimaan dan pembayaran, meningkatkan
siklus kas dengan kas, dan seluruh eksekusi dalam supply chain
management
3. Fixed capital efficiency - Hal ini termasuk dalam mengoptimalkan network,
maksudnya untuk memastikan kembali bahwa perusahaan mempunyai
jumlah warehouse dan tempat yang tepat.
4. Global minimization, Ketika perusahaan melihat asset dan lokasi ,
mentransfer harga, dan pajak.
5. Cost minimization, lebih Fokus kepada aktifitas operasi setiap hari nya.
Tetapi juga melibatkan pemilihan strategi tentang masalah outsourcing
dan proses desain

l. Menerapkan Supply Chain Management yang Telah Terintegrasi


Berbagai cara untuk menerapkan integrasi supply chain sudah perusahaan
lakukan meskipun belum sempurna. Beberapa hal yang perusahaan lebih
Analisa Laporan Keuangan
tekanan dalam melakukan integrasi kepada pemasok-konsumen adalah
koordinasi informasi frekuensi pengiriman, penggunaan peralatan logistik yang
mendukung koordinasi keduanya dan kesepakatan atas penunjukan pihak ketiga
sebagai agen atau penyalur.
Pola integrasi mempengaruhi performa perusahaan. Semakin perusahaan
melakukan integrasi kepada pemasok dan konsumen maka performa semakin
meningkat baik perusahaan tersebut memperoleh kepercayaan atau komitmen
dari pemasok maupun loyalitas konsumen. Dalam menghadapi persaingan yang
lebih ketat perusahaan lokal seperti divisi food and beverage di hotelhotel dan
restoran kelas menengah harus berupaya meningkatkan koordinasi dengan
pemasok dan komunikasi yang lebih intensif dengan konsumen.

m. Implikasi dan Kesempatan Penelitian


implikasi yang ditimbulkan dari supply chain management, diantaranya:
 Pengembangan Manajemen Logistik, Pada dasarnya supply chain
management merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen
logistik, yang merupakan pengelolaan terkait arus barang sejak saat masih
bahan baku hingga menjadi barang jadi yang telah diterima end consumers.
 Bertahap, Supply chain management terjadi melalui evolusi yang bertahap,
artinya dapat melalui tahap internal dan eksternal. Menurut Rachman (2013)
supply chain management terjadi melalui proses evolusi yang bertahap,
meliputi integrasi (internal), yang mengutamakan keunggulan internal dengan
meningkatkan integrasi logistik dan membentuk jaringan (eksternal) dengan
membangun konstruksi jaringan dan menjadi leader atau pemimpin dalam
industri yang bersangkutan.
 Perubahan sikap mental, Dalam membentuk supply chain management,
berbagai kendala akan dihadapi perusahaan, salah satunya kesulitan pada
saat peralihan dari tahap integrasi internal ke pembentukan jaringan
eksternal. Hal ini memerlukan perubahan mental secara drastis, sehingga
sulit untuk mencapai tahap jaringan eksternal. Dalam hal ini hanya sebagian
kecil perusahaan yang mampu mencapai tahap jaringan eksternal.
 Pemanfaatan teknologi informasi, supply chain management memanfaatkan
teknologi informasi sebagai katalisator keberhasilan rantai pasokan, baik itu
dengan cara intranet maupun internet.
 Menciptakan keunggulan kompetitif, Adanya supply chain management akan
menimbulkan persaingan ketat yang baru, hal ini tidak hanya antar
perusahaan, melainkan antara rantai pasokan. Selain itu juga akan
menimbulkan persaingan antar jaringan/networking.

Ada beberapa implikasi bagi para peneliti dan praktisi. Sementara strategi
pemasaran selalu dianggap kendala pada internal dan eksternal, supply chain
management membuat evaluasi eksplisit terhadap faktor-faktor ini bahkan lebih
penting. Selain itu, peran fungsional tradisional dalam perusahaan berubah.
Upaya tim menjadi lebih umum untuk mengembangkan dan memsarkan produk-
produk baru, serta mengelola orang-orang saat ini. Perang perusahaan terhadap
tenaga penjualan yang menjadi salah satu pengukur dan menjual nilai proposisi
bagi pelanggan. Pada tulisan ini didasarkan pada pekerjaan sebelumnya yang
didukung oleh The Global Forum Suppy Chain, dimana struktur Supply Chain
Management digambarkan, dengan memberikan penjelasan lebih rinci tentang
13
Analisa Laporan Keuangan 14

proses eight dan hubungan mereka satu sama lainnya. Namun, ada banyak
pekerjaan yang perlu diselesaikan. Peluang riset termasuk :
1. Bagaimana bisa menjalin hubungan antara subproses dan fungsional silos
dapat dioperasionalkan dengan perusahaan?
2. Bagaimana bisa cross-fungsional tim terbaik bekerja bersama-sama untuk
mengoptimalkan proses Supply Chain Management?
3. Bagaimana seharusnya upaya pelaksanaan dibeberapa perusahaan dan
fungsi dapat diatur?
4. Penelitian seperti apa yang dibutuhkan untuk lebih lanjut mendefinisikan
setiap proses? Apakah bentuk implikasi Supply Chain Management yang
diberikan dan panjang SCM dimana perusahaan terlibat?
5. Bagaimana seharusnya perusahan-perusahaan dalam pemasokan harus
berbagai biaya dan manfaat? Apa yang dimaksud dengan rinci dari interaksi
antaransubproses dan komponen management seperti resiko dan imbalang
struktur atau struktur organisasi?
6. Metric ujurang yang spesifik seperti apa yang harus diperkenalkan untuk
mengevaluasi kinerja melampaui batas-batas perusahaan? Bagaimana
perusahaan-perusahaan dalam supply chain dapat mengoptimalkan kinerja
supply chain total sambil memaksimalkan pengukuran operasi mereka
sendiri?

n. Prosedur Implementasi
Tindakan berikutnya untuk melaksanakan agenda supply-chain , harus
dilakukan oleh tim proyek individu , biasanya jatuh ke dalam kategori :
• Merancang struktur rantai pasokan jangka panjang untuk posisi perusahaan
di kanan peran dalam rantai pasokan yang tepat dengan pelanggan yang
tepat dan pemasok .
• Re -engineering proses supply-chain untuk merampingkan produk,
informasi, dan dana mengalir secara internal maupun eksternal .
• Memperkuat landasan fungsional rantai pasokan dengan meningkatkan
kualitas dan produktivitas dalam bidang operasional seperti pergudangan,
transportasi , dan armada manajemen.

Implementation Mengacu pada tanggung jawab atas tender peralatan dan


pemilihan pemasok , kontrak negosiasi dan penempatan. Manajemen Kontrak
sampai selesai untuk memastikan bahwa proyek ini berkembang di sesuai
dengan persyaratan waktu , biaya dan kualitas . Bekerja dengan klien pada
mempersiapkan perubahan organisasi dan pelatihan untuk memastikan halus
mulai operasi baru . Telah menemukan bahwa banyak perusahaan belum
memikirkan secara komprehensif tentang desain rantai pasokan mereka.
Seringkali , upaya mereka untuk mencapai keunggulan telah berfokus pada
mungkin satu atau dua blok bangunan rantai pasokan - dan tidak , seperti yang
seharusnya, pada semua dimensi yang dibutuhkan untuk kinerja kelas dunia .
Kerangka di bawah ini menguraikan lima dimensi kunci dari manajemen
rantai pasokanmelalui prosedur pelaksanaan yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang unggul. Daerah ini harus ditangani secara iteratif dan , umumnya ,
secara hirarkis :
Analisa Laporan Keuangan
1. Strategi Khusus , penyelarasan strategi rantai pasokan dengan
keseluruhan arah bisnis . Keputusan Poin-poin penting bagi manajer di
sini meliputi:
 Apa yang diperlukan untuk menyelaraskan rantai pasokan dengan
strategi bisnis ?
 Apa tingkat layanan pelanggan harus kami sediakan untuk setiap
segmen pelanggan untuk bersaing secara efektif ?
 saluran distribusi yang terbaik memenuhi tujuan kami dan kebutuhan
pelanggan kami ?
2. Infrastruktur Yang mempengaruhi kinerja biaya - layanan dan
menetapkan batas-batas di mana rantai pasokan harus beroperasi .
Pertanyaan yang bersangkutan termasuk :
 Bagaimana harus jaringan fisik tanaman dan distribusi terstruktur ?
 Dapatkah kita merasionalisasi jaringan kita saat ini ?
 Dapatkah kita menggunakan kontrak manufaktur atau kemampuan
logistik pihak ketiga ?
 Apa jasa transportasi dapat link yang terbaik bersama-sama dengan
jaringan fasilitas ?
 Kegiatan yang harus kita outsource ?
3. Proses Drive untuk mencapai keunggulan fungsional dan integrasi di
semua utama proses . Manajer harus bertanya pada diri sendiri sebagai
berikut :
 Apa inti proses rantai pasokan mengemudi bisnis ?
 Bagaimana kita dapat beradaptasi terbaik di kelasnya pendekatan
untuk proses inti kami (misalnya, manufaktur , perencanaan
kebutuhan terpadu , pengadaan , siklus waktu kompresi ,
penyebaran dinamis ) ?
 Bagaimana kita dapat membangun hubungan dengan pemasok dan
pelanggan kami ?
4. Organisasi Memberikan faktor penentu keberhasilan kohesi , harmoni ,
dan integrasi di seluruh entitas organisasi . Pertanyaan yang perlu
dipertimbangkan termasuk :
 Apa tingkat integrasi lintas - fungsional diperlukan untuk mengelola
proses inti efektif?
 Bagaimana kita dapat memanfaatkan keterampilan lintas -
perusahaan dan kemampuan ?
 Apa pengukuran kinerja dan pelaporan struktur dapat membantu kita
mencapai tujuan kami ?
5. Teknologi Yang memberdayakan rantai pasokan untuk beroperasi pada
tingkat baru kinerja dan menciptakan keunggulan kompetitif yang jelas
untuk perusahaan-perusahaan mampu memanfaatkan itu . Perusahaan
harus membahas hal-hal berikut :
 Lakukan platform TI dan dukungan perangkat lunak aplikasi inti kelas
dunia SCM ?
15
Analisa Laporan Keuangan 16

 Dimana akan kemampuan pendukung keputusan maju memiliki


dampak terbesar pada kinerja bisnis ?
 Data apa yang diperlukan untuk mengelola proses bisnis inti yang
diuraikan di atas ?
 Bagaimana kita bisa memanfaatkan komunikasi canggih ( misalnya ,
intranet dan Internet ) dalam mengelola rantai pasokan.

C. KESIMPULAN
Scm adalah suatu sistem ya g mengelola suatu layanan dengan layanan lainnya
untuk memenuhi kebutuhan, proses pemenuhan kebutuhan pelanggan dimulai dari
penyediaan bahan mentah hingga pengiriman barang kepada pelanggan, pada
umumnya gambaran scm hanyalah supplier, distributor dan costomer. Akan tetapi pada
kenyataannya scm akan melibatkan banyak pihak. Scm juga mengaplikasikan
bagaimana suatu jaringan pada kegiatan produksi dan distribusi suatu perusahaan
dapat bekerja bersama sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Scm tidak hanya melihat aliran barang atau produk saja tapi scm juga memproses
aliran uang dari hulur ke hilir atau dari hilir ke hulu. Scm memiliki beberapa prinsip
dalam penerapannya antara lain, membagi pelanggan berdasarkan kebutuhannya,
menyesuaikan jaringan logistik berdasarkan pelanggannya dan menambahkan nilai
tambah untuk pelayanan kepada pelanggannya

D. CONTOH KASUS
Dell Computer

Banyak industri membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk berkompetisi, termasuk


industri computer. Menurut Michael Dell, tantangan utama sebuah yang harus dihadapi
pada saat kecepatan menjadi ukuran kritis adalah “Mengubah fokus dari berapa
persediaan yang harus disimpan menjadi seberapa cepat dia berpindah atau mengalir”.
Perusahaan sering kali harus mengembangkan mekanisme untuk memonitor
kecepatan mengalirnya barang atau produk. Di industri komputer misalnya, setiap chips
disertai dengan kode 4 digit yang menandakan tahun dan minggu keberapa chips itu
dibuat. Misalnya, 99-23 berarti chips tersebut dibuat pada minggu ke 23 tahun 1999.
Kenapa kecepatan ini penting? Menurut Dell, “apabila kita memiliki persediaan
untuk 11 hari sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya
ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”.
Kecepatan juga penting karena inventory, terutama pada komputer industry, membawa
resiko yang besar harga material turun sampai 50% per tahun
Bagaimana Dell meningkatkan kecepatan aliran barang? Salah satu caranya adalah
dengan kerjasama dan koordinasi secara dekat dengan supplier. Dengan supplier
seperti Sony, yang memproduksi monitor dengan kualitas dan kehandalan yang bagus,
Dell tidak perlu menimbun banyak persediaan. Dell tidak perlu melakukan incoming
inspection pada monitor yang dikirim oleh Sony karena defect-nya sudah bisa ditekan
ke bawah 1000 untuk setiap 1 juta produk. Dell menjual komputer langsung ke pemakai
akhir. “Kita minta Airbone Express atau UPS untuk mengambil 10000 komputer di
Texas sehari dan pergi ke Mexico untuk mengambil monitor sejumlah yang sama dari
pabriknya Sony. Kemudian, ketika kita semua tidur, mereka merakit komputer dengan
monitornya dan kemudian mengirimnya ke pemesan” 12 Apa manfaat yang diperoleh
dari direct model ini? Inefisiensi berkurang banyak Tidak terjadi distorsi informasi
karena rentang antara permintaan dengan supply berkurang secara dramatis.
Berkurangnya rentang ini memungkinkan informasi permintaan bisa sampai ke bagian
Analisa Laporan Keuangan
hulu secara lebih cepat sehingga mengurangi variabilitas order, inventory,resiko, dan
ongkos. Dell bisa berkata ke Sony ”kita akan mengambil monitor dari anda dengan
konsisten dan stabil (predictable)”.

E. DAFTAR PUSTAKA
Sunardi, N. (2018). Analisis Risk Based Bank Rating (RBBR) Untuk Mengukur Tingkat
Kesehatan Bank Syariah Di Indonesia. JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen
Forkamma), 1(2).
Yulianto, A Rony dan Fr, Dewi Apriani. (2018). Implementasi Manajemen Rantai Pasok
Dan Keterlibatan Stakeholder Pada Industri Karoseri Mobil. (Jurnal ekonomi
dan bisnis). 3(1), 1-10.

http://ardifizr.blogspot.com/2010/12/artikel-jurnal-scm.html (diakses pada jam 19.00


tanggal 17 maret tahun 2021)

https://pewangga.wordpress.com/2017/02/17/manajemen-rantai-pasok-supply-
chain-management/ (diakses pada jam 20.45 tanggal 17 maret tahun 2021)

https://www.coursehero.com/file/26230890/Paper-Manop-Bab-11docx/ (diakses
pada jam 18.50 tanggal 3 april tahun 2021)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007200455MTIFBab2/bod
y.html (diakses pada jam 19.00 tanggal 15 april tahun 2021)

https://www.simplidots.com/tips-memilih-supplier/#:~:text=Supplier%20di
%20dalam%20Supply%20Chain,dibeli%20dan%20digunakan%20oleh
%20pelanggan. (diakses pada jam 20.00 tanggal 16 april tahun 2021)

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan (diakses
pada jam 19.45 tanggal 21 april tahun 2021)

https://www.kompasiana.com/zafirozfa/5ea7e0c2d541df03bd6f3542/implementasi-
strategi-supply-chain-management-terhadap-perusahaan-industri (diakses pada
jam 21.00 tanggal 2 mei tahun 2021)

17

Anda mungkin juga menyukai