OLEH :
JAYARI (05021281320003)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari peran serta orang
lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti membutuhkan jasa
orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk mendapatkannya
terkadang mengharuskan untuk menunggu terlebih dulu. Hal tersebut sangat
mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang sama dalam
waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam kehidupan
sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta api,
menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, dan
mobil yang menunggu giliran untuk dicuci. Kenyataannya menunggu adalah
bagian dari kehidupan sehari-hari yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi
ketidaknyamanan tersebut.Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat
memperoleh jasa tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu-individu yang
menunggu (komponen, produk, kertaskerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan
suatu layanan. Pada proses menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut
menimbulkan suatu garis tunggu, dan pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi
karakteristik-karakteristiknya. Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya agar tidak terjadi
antrian yang berkepanjangan.
Meningkatnya kompetisi yang mengarah pada tuntutan kebutuhan
pelanggan baik dari kualitas maupun kuantitas menyebabkan dunia usaha harus
berjuang untuk meningkatkan pelayanan agar lebih efektif, efisien, dan fleksibel
untuk dapat berinovasi secara cepat dan tepat. Salah satu hal yang nencolok dalam
sebuah instansi pelayanan langsung ke pelanggan adalah bagian fasilitas
pelayanan. Pelayanan terbaik merupakan hal utama yang harus diberikan oleh
kepada pelanggan dalam memenuhi kebutuhan sehingga pelanggan merasa puas.
Terjadinya antrian merupakan salah satu contoh pelayanan yang kurang baik
karena
membuat pelanggan menunggu untuk dilayani.Waktu menunggu yang terlalu lama
menyebabkan pelanggan jenuh, sehingga dapat menyebabkan pelanggan tidak
Tujuan dari pembahasan ini yaitu membuat model simulasi dari sistem
antrian, untuk mendapatkan alternatif-alternatif perbaikan sistem antrian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Antrian
Menurut Hillier dan Lieberman (2005), proses antrian adalah suatu proses
yangberhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian, kemudian
menunggudalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin
pelayanan, danakhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai
pelayanan.Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan
yang mengaturkedatangan para customer dan pelayanannya.
Antrian adalah suatu keadaan sistem pelayanan dimana waktu kedatangan
lebih besar daripada waktu pelayanan. Contoh sederhana suatu antrian adalah
pembelian tiket di stasiun, di mana waktu kedatangan calon penumpang lebih
besar daripada waktu pelayanan petugas tiket, sehingga akan menyebabkan
antrian.
Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang
berbeda-beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut :
(1). Sistem pelayanan komersial. Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi
yang sangat luas dari model model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko
toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. (2). Sistem pelayanan bisnis
industri. Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini produksi, sistem
material handling, sistem pergudangan, dan sistem sistem informasi komputer.
(3). Sistem pelayanan transportasi. Sistem ini digunakan untuk pengiriman barang
dan juga rute transportasi. (4). Sistem pelayanan sosial. Sistem pelayanan sosial
merupakan sistem sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor kantor dan
jawatan jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan
STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain lain (Subagyo, 2006).
Penentu antrian lainnya yang penting adalah adalah disiplin antri. Disiplin
antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut
siagian (2006), ada bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
(1). FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO). Artinya lebih
dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar), Misalnya antrian pada loket
karcis kereta api. (2). LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO).
Artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam
elevator pada lantai yang sama. (3). Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada peluang secara random, bukan masalah siapa yang
terlebih dahulu tiba. (4). Priority Service (PS) Artinya, prioritas pelayanan kepada
pelanggan yang mempunyai proritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan
yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan
sudah terlebih dahulu dalam garis tunggu. (5). RR (Round Robin) Artinya,
pelayanan diberikan pada jangka waktu tertentu saja. Contoh sistem parallel jobs
pada sistem komputer.
Dalam setiap aktivitas, tidak jarang ditemukan masalah garis tunggu atau
lebih kita kenal dengan masalah antrian (Queus), garis tunggu dimana seseorang
harus mengantri dan menunggu untuk dilayani. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya konsumen yang menggunakan sistem jasa tersebut, namun terbatasnya
sumber daya dalam sistem jasa tersebut menyebabkan konsumen untuk menunggu
giliran (Diwangkara, 2005).
Sistem antrian ini dapat dirancang lebih efisien dengan menggunakan
Teori Antrian. Sistem Antrian sangat penting untuk dilaksanakan terutama bagi
suatu perusahaan jasa demi untuk menciptakan kedisiplinan waktu dan juga
kontinuitas perusahaan tersebut. Teori antrian memegang peranan penting dalam
industri manufaktur maupun jasa. Model antrian digunakan untuk mengetahui
kinerja antrian yang diwakili oleh rata-rata panjang antrian, rata-rata waktu
menunggu dalam antrian, dan rata-rata utilitas server. Antrian timbul disebabkan
dinamik adalah model pesawat (berukuran kecil) yang sedang dalam pengujian di
ruang pengujian angin. Ruang pengujian tersebut berupaya mencontoh kondisi
udara, kecepatan dan lain sebagainya dengan berbagai kondisi ukuran untuk
menguji model pesawat yang akan dibangun. Contoh lain model fisik dinamik
adalah model bangunan anti erosi yang akan dibangun di pantai. model bangunan
ini sebelum dipasang di pantai memerlukan pembangunan dalam skala kecil
(model) yang diuji dalam laboratorium dengan berbagai kondisi gelombang
selama beberapa waktu. (3). Model komputer menurut Singh (2009) merupakan
perkembangan lanjut dalam pemodelan karena seluruh model matematik baik
statik maupun dinamik dapat dimodelkan secara lebih baik melalui komputer.
Model komputer dinamik dapat kita lihat secara sederhana pada model permainan
(game) yang meniru dunia nyata.
Berbeda dengan singh (2009), Banks et al (2001) hanya mengelompokkan
model dalam dua jenis yaitu model fisik dan model matematik. Model matematik
ini dapat dinyatakan dalam bentuk notasi simbol atau persamaan matematik, dan
bisa juga disajikan dalam bentuk model simulasi. Model simulasi ini kemudian
lebih jauh dapat diklasifikasin sebagai model simulasi statik atau dinamik, model
simulasi deterministik atau stokastik, dan model simulasi diskrit atau kontinu.
Model simulasi statik dikenal juga dengan nama Simulasi Monte Carlo
yang merepresentasikan sebuah sistem pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh,
ingin dismulasikan jumlah pelanggan yang membeli suatu produk di sebuah toko
berdasarkan data historis yang berdistribusi eksponensial. Kemudian dibangkitkan
bilangan random untuk menunjukkan jumlah pelanggan yang dibangkitkan sesuai
posisi interval distribusinya.
Model simulasi dinamik merepresentasikan sistem dari waktu ke waktu,
misal, simulasi sebuah bank dalam rentang jam kerja tertentu. Namun harus
diperhatikan bahwa model simulasi dinamis dalam pengertian ini berbeda dengan
model simulasi sistem dinamis (dynamic system). Simulasi sistem dinamis akan
dijelaskan dalam tulisan lainnya.
Model simulasi deterministik adalah model simulasi yang tidak memiliki
variable random dalam inputnya. Sebagai contoh, simulasi kedatangan pasien
seorang dokter praktek yang telah diatur jadwal pelayanannya. Model simulasi
stokastik adalah model simulasi yang memiliki satu atau beberapa variabel
random dalam inputnya. Random input ini akan menghasilkan output yang
random pula. Simulasi layanan teller bank adalah salah satu contoh model
simulasi stokastik.
Model simulasi diskrit adalah model simulasi yang status variabelnya
berubah secara diskrit pada satu waktu tertentu. Contohnya, simulasi layanan
teller bank, dimana jumlah pelanggan yang menunggu/antri berubah secara diskrit
dari waktu ke waktu.
Model simulasi kontinu adalah model simulasi yang status variabel
berubah secara kontinu dari waktu ke waktu. Simulasi permukaan air bendungan
adalah contoh simulasi kontinu.
II. 3 Simulasi
Simulasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mempelajari karakter dan perilaku suatu sistem melalui pendekatan pemodelan
sistem. Simulasi merupakan metode yang menggunakan persamaan matematika
dan logika matematika untuk menyusun karakteristik dan perilaku dari setiap
entitas dan event yang terjadi pada sistem (Djati, 2007). Model simulasi sistem
dikelompokkan ke dalam 3 dimensi berikut:
(1). Statik dan Dinamik. Pada model statik, waktu tidak memiliki peranan
terhadap
karakteristik sistem, tetapi pada model dinamik, waktu memiliki peranan yang
penting. Sebagian besar model operasional merupakan model dinamik. (2).
Kontinyu dan Diskrit. Model simulasi kontinyu membahas pemodelan sistem
sebagai representasi dimana variabel kondisi mengalami perubahan secara terusmenerus seiring berjalannya waktu. Secara umum, model simulasi kontinyu
melibatkan persamaan diferensial (turunan) yang menyatakan bentuk laju
perubahan variabel kondisi terhadap waktu. Model simulasi diskrit membahas
pemodelan sistem sebagai representasi dimana variabel kondisiberubah secara
tiba-tiba pada waktu tertentu, dimana terjadi peristiwa (event) yang mengubah
kondisi sistem. Secara konsep, model simulasi diskrit dapat dikerjakan dengan
perhitungan manual, jika hanya melibatkan sedikit kumpulan data yang diolah.
BAB III
PEMBAHASAN
Permodelan
dibuat
atau
dilakukan
untuk
membantu
mengatasi
menggunakan interaksi antar bilangan ramdom yang menuruti distribusi dari pola
data tertentu.
Simulasi merupakan satu bahasan dengan cakupan sangat luas dan
bersinggungan dengan berbagai bidang ilmu. Pada umumnya digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang : (1). Sulit diselesaikan dengan cara analisis,
seperti program dinamis dan rangkaian listrik kompleks, dan sebagainya. (2).
Memiliki ukuran data dan kompleksitas yang tinggi: penjadwalan, masalah daftar
perjalanan dan sebagainya. (3). Sangat sulit diimplementasikan secara langsung,
karena biaya yang sangat tinggi. (4). Ketika hubungan antar variable tidak linier.
(5). Ketika model memiliki variable acak.
Hasil model yang telah ditentukan akan digunakan untuk menjadi simulasi
pada sistem antrian sehingga dapat membantu mengatasi suatu permasalahan
dalam antrian dengan menirukan perilaku sistem nyata atau memanipulasi sebuah
model dengan sedemikian rupa sehingga model tersebut bekerja mengoptimalkan
batasan antrian yang ada.
Simulasi digunakan ketika suatu pemodelan telah dilakukan dan simulasi
dihentikan ketika hasil simulasi terdapat kesalahan. Pada model stokastik
mencakup distribusi kemungkinan untuk input & memberikan serangkaian nilai
dari sekurang-kurangnya 1 variabel output dgn probabilitas yang berkaitan pada
tiap nilai, sedangkan model deterministik adalah model yang dipergunakan untuk
memecahkan suatu persoalan dalam situsai yang pasti.
Pada sistem antrian dapat digunakan beberapa model seperti model
simulasi statik atau dinamik, model simulasi deterministik atau stokastik, dan
model simulasi diskrit atau kontinu, sesuai dengan data atau kejadian berdasarkan
variabelnya dan kejadian waktu.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Model dilakukan untuk tiruan sebuah sistem yang disusun untuk
mempelajari karakteristik sistem nyatanya.
2. Simulasi diperlukan untuk menjadi metode yang dapat digunakan untuk
mempelajari karakter dan perilaku suatu sistem melalui pendekatan
pemodelan sistem, dengan meniru suatu sistem nyata yang kompleks yang
penuh dengan sifat probabilistik, tanpa harus mengalami keadaan yang
sesungguhnya.
3. Simulasi digunakan ketika suatu pemodelan telah dilakukan dan simulasi
dihentikan ketika hasil simulasi terdapat kesalahan.
4. Metode heuristik merupakan suatu alternatif untuk menyelesaikan
permasalahan dengan memanfaatkan kejadian acak.
5. Salah satu tujuan dilakukan simulasi adalah ketika ada hubungan antar
variable tidak linier.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. A. 2008. Modul Teknik Simulasi dan Pemodelan. Program Studi
Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.
UNHAS.
Anggara. 2005. Model dan Simulasi. Journal The Winners. Karawang.
Aji, dan Bodroastuti, T. 2013. Penerapan Model Simulasi Antrian Multi Channel
Single Phase Pada Antrian Di Apotek Purnama. Jurnal Kajian Akuntansi
Dan Bisnis. Semarang.
Diwangkara. 2005. Model Antrian MH/G/1. Bandung: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan.
Djati, B.S.L, 2007 Simulasi, Teori dan Aplikasinya Ed.I ANDI, Yogyakarta.
Hadianti, R. 2006. Kapita Selekta Terapan I (Teori Antrian). Bandung: ITB.