Anda di halaman 1dari 15

PAPER RISET OPERASIONAL

MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN

OLEH :
JAYARI (05021281320003)

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari peran serta orang
lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti membutuhkan jasa
orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk mendapatkannya
terkadang mengharuskan untuk menunggu terlebih dulu. Hal tersebut sangat
mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang sama dalam
waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam kehidupan
sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta api,
menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, dan
mobil yang menunggu giliran untuk dicuci. Kenyataannya menunggu adalah
bagian dari kehidupan sehari-hari yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi
ketidaknyamanan tersebut.Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat
memperoleh jasa tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu-individu yang
menunggu (komponen, produk, kertaskerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan
suatu layanan. Pada proses menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut
menimbulkan suatu garis tunggu, dan pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi
karakteristik-karakteristiknya. Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya agar tidak terjadi
antrian yang berkepanjangan.
Meningkatnya kompetisi yang mengarah pada tuntutan kebutuhan
pelanggan baik dari kualitas maupun kuantitas menyebabkan dunia usaha harus
berjuang untuk meningkatkan pelayanan agar lebih efektif, efisien, dan fleksibel
untuk dapat berinovasi secara cepat dan tepat. Salah satu hal yang nencolok dalam
sebuah instansi pelayanan langsung ke pelanggan adalah bagian fasilitas
pelayanan. Pelayanan terbaik merupakan hal utama yang harus diberikan oleh
kepada pelanggan dalam memenuhi kebutuhan sehingga pelanggan merasa puas.
Terjadinya antrian merupakan salah satu contoh pelayanan yang kurang baik
karena
membuat pelanggan menunggu untuk dilayani.Waktu menunggu yang terlalu lama
menyebabkan pelanggan jenuh, sehingga dapat menyebabkan pelanggan tidak

ingin kembali berkunjung dikemudian hari, dan bahkan mengakibatkan pelanggan


kehilangan kepercayaan terhadap pihak. Hal ini merupakan kerugian ditengah
meningkatnya intensitas persaingan sehingga menuntut setiap usaha untuk
memberikan pelayanan yang lebih unggul serta lebih memuaskan daripada
pesaing lainnya dikarenakan saat ini banyak usaha lainnya.
Disisi lain apabila tidak terjadi antrian, sumber daya manusia yang tesedia
banyak yang menganggur sehingga menyebabkan kerugian bagi suatu usaha
tersebut. Antrian pada dapat terjadi karena adanya pola kedatangan yang sewaktuwaktu semakin membesar dan tidak dapat diimbangi oleh kapasitas pelayanan
yang tersedia, dengan kata lain suatu kejadian dimana pertumbuhan waktu antar
kedatangan melebihi waktu pelayanan sehingga menyebabkan waktu tunggu
semakin lama. Jika pelanggan harus menunggu dilayani, pelanggan membentuk
antrian dan akan berada dalam antrian hingga pelanggan dapat giliran untuk
dilayani. Pelanggan akan dilayani dengan laju layanan yang konstan atau
bervariasi dan akhirnya meninggalkan sistem. Sistem antrian mencakup baik
antrian dan fasilitas layanannya (Aji dan Bodroastuti, 2013)
Pada kehidupan sehari-hari sering berhadapan dengan kondisi antrian.
Sistem non manufaktur dijumpai kondisi antrian ketika menunggu pelayanan di
depan loket bioskop, bank, dan lain-lain. Pada sistem manufaktur, dijumpai
kondisi antrian ketika bahan baku atau barang setengah jadi menunggu untuk
diproses oleh mesin-mesin yang terbatas. Kedua sistem diatas dapat dilihat, bukan
orang saja yang mengalami antri tetapi juga barang atau mesin yang menunggu
untuk diperbaiki.Menunggu merupakan kegiatan yang memakan waktu, sementara
waktu merupakan sumber daya yang berharga maka pengurangan waktu
menunggu merupakan tema yang menarik untuk dianalisa, tetapi bukan berarti
analisis antrian hanya membahas waktu menunggu. Secara umum, kedatangan
pelanggan kedalam suatu sistem dan waktu pelayanan untuk pelanggan tersebut
tidak dapat diatur dan diketahui waktunya secara tepat, namun sebaliknya fasilitas
operasional dapat diatur sehingga dapat mengurangi antrian.
Antrian merupakan suatu aktivitas yang tidak lepas dari kehidupan seharihari. Dengan adanya system antrian kegiatan orang yang bersamaan dalam waktu
yang sama dapat menjadi tentram tanpa adanya keributan. Alasan orang mengantri

ini disebabkan karena kebutuhan akan layanan melebihi kapasitas pelayanan


sehingga pengguna fasilitas tidak segera mendapatkan layanan akibat kesibukan
pelayanan.
Setelah data dan sistem benar-benar kita kenali dan kita mampu untuk
menjelaskannya, untuk mengatasi masalah antrian tersebut lakukan pendekatan
terhadap data itu. Proses mengenali perilaku data, apakah sama dengan keadaan
yang nyata, disebut sebagai model sistem. Pemodelan suatu sitem merupakan
suatu proses penyaringan dan penyeleksian yang dilakukan sedemikian rupa
terhadap berbagai data sehingga didapatkan beberapa data atau komponen
sistemyang dapat dimodelkan, dan yang dianggap kurang penting atau tidak
relevan dapatlah diasumsikan mampu mendukung tujuan yang ingin dicapai. Jadi
sebuah model tidak hanya merupakan perwujudan tujuan, namun juga merupakan
asumsi untuk mendukung tujuan tersebut.
Dalam kehidupan, model yang digunakan untuk mengenal suatu sistem
(studi terhadap sistem) dibedakan berdasarkan data yang diperoleh dan hal
tersebut dapat dibedakan menjadi model fisik dan model matematika.
Kemudian setelah didapatkan model yang sesuai dengan data dan kejadian
dilapangan khususnya dalam sistem antrian model dapat digunakan untuk menjadi
simulasi. Simulasi adalah perangkat uji coba yang menghasilkan solusi-solusi
yang hampir optimal yang dapat mempresentasikan sistem secara menyeluruh.
Simulasi sendiri memungkinkan pembuatan kesimpulan dari solusi-solusi atas
percobaan yang ada dan memberikan keputusan-keputusan sehubungan dengan
percobaan tersebut sebagai alternatif dalam melakukan pendekatan.
Simulasi bukan hanya solusi dengan menggunakan model (data atau
miniatur) yang dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan nilai tertentu. Dengan
simulasi kita dapat menduga perilaku suatu system yang kita amati dengan
menggunakan data hasil pengamatan yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dari
data hasil pengamatan itu kita dapat membuat prediksi dan kemudian memutuskan
tindakan yang akan kita lakukan.
I.2 Tujuan

Tujuan dari pembahasan ini yaitu membuat model simulasi dari sistem
antrian, untuk mendapatkan alternatif-alternatif perbaikan sistem antrian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Antrian
Menurut Hillier dan Lieberman (2005), proses antrian adalah suatu proses
yangberhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian, kemudian
menunggudalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin
pelayanan, danakhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai
pelayanan.Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan
yang mengaturkedatangan para customer dan pelayanannya.
Antrian adalah suatu keadaan sistem pelayanan dimana waktu kedatangan
lebih besar daripada waktu pelayanan. Contoh sederhana suatu antrian adalah
pembelian tiket di stasiun, di mana waktu kedatangan calon penumpang lebih
besar daripada waktu pelayanan petugas tiket, sehingga akan menyebabkan
antrian.
Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang
berbeda-beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut :
(1). Sistem pelayanan komersial. Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi
yang sangat luas dari model model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko
toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. (2). Sistem pelayanan bisnis
industri. Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini produksi, sistem
material handling, sistem pergudangan, dan sistem sistem informasi komputer.
(3). Sistem pelayanan transportasi. Sistem ini digunakan untuk pengiriman barang
dan juga rute transportasi. (4). Sistem pelayanan sosial. Sistem pelayanan sosial
merupakan sistem sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor kantor dan

jawatan jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan
STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain lain (Subagyo, 2006).
Penentu antrian lainnya yang penting adalah adalah disiplin antri. Disiplin
antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut
siagian (2006), ada bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
(1). FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO). Artinya lebih
dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar), Misalnya antrian pada loket
karcis kereta api. (2). LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO).
Artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam
elevator pada lantai yang sama. (3). Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada peluang secara random, bukan masalah siapa yang
terlebih dahulu tiba. (4). Priority Service (PS) Artinya, prioritas pelayanan kepada
pelanggan yang mempunyai proritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan
yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan
sudah terlebih dahulu dalam garis tunggu. (5). RR (Round Robin) Artinya,
pelayanan diberikan pada jangka waktu tertentu saja. Contoh sistem parallel jobs
pada sistem komputer.
Dalam setiap aktivitas, tidak jarang ditemukan masalah garis tunggu atau
lebih kita kenal dengan masalah antrian (Queus), garis tunggu dimana seseorang
harus mengantri dan menunggu untuk dilayani. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya konsumen yang menggunakan sistem jasa tersebut, namun terbatasnya
sumber daya dalam sistem jasa tersebut menyebabkan konsumen untuk menunggu
giliran (Diwangkara, 2005).
Sistem antrian ini dapat dirancang lebih efisien dengan menggunakan
Teori Antrian. Sistem Antrian sangat penting untuk dilaksanakan terutama bagi
suatu perusahaan jasa demi untuk menciptakan kedisiplinan waktu dan juga
kontinuitas perusahaan tersebut. Teori antrian memegang peranan penting dalam
industri manufaktur maupun jasa. Model antrian digunakan untuk mengetahui
kinerja antrian yang diwakili oleh rata-rata panjang antrian, rata-rata waktu
menunggu dalam antrian, dan rata-rata utilitas server. Antrian timbul disebabkan

oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau


fasilitas pelayanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera
mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.
Antrian dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya dapat dilihat dalam
aktivitas misalnya; mengantri pada saat membeli tiket bus way, bayar tiket tol,
loket bank, kasir supermarket, loket tempat hiburan, loket stasiun kereta api, dan
masih banyak contoh antrian yang sering kita jumpai (Diwangkara, 2005).
II. 2 Model
Model adalah tiruan sebuah sistem yang disusun untuk mempelajari
karakteristik sistem nyatanya. Oleh karena tiruan, maka karakteristik sistem yang
digambarkan dalam model biasanya tidak menyeluruh, melainkan disesuaikan
dengan kebutuhan tujuan studi. Dengan demikian, model memiliki sejumlah
asumsi yang berkaitan dengan proses atau struktur sistem maupun input/output
dalam sistem (Anggara. 2005)
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat
atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sebenarnya, dalam
gambaran yang lebih sederhana serta mmempunyai tingkat persentase yang
bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya
memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehodupan sebenarnya. Model
adalah representasi dari suatu sistem yang dikembangkan untuk tujuan pemecahan
permasalahan dari sistem yang ada.
Singh (2009) mengemukakan bahwa model dapat dikelompokkan dalam
beberapa jenis sebagai berikut. (1). Model matematik merupakan imitasi sistem
nyata dalam bentuk simbol-simbol matematik. Model matematik statik tidak
mempertimbangkan waktu dalam pengolahan datanya sehingga sistem tidak
berubah oleh waktu, sedangkan model matemtik dinamik adalah sebaliknya.
Contoh model matematik adalah model inventori (persediaan). Model persediaan
ini ada yang statik yaitu yang data permintaan, data lead time diasumsikan
berfsifat statik (deterministik), ada pula model persediaan dinamik dimana data
permintaan, dan lead time bersifat probabilistik. (2). Model fisik statik adalah
model bangunan yang dirancang oleh para arsitektur maupun teknik sipil. Model
tersebut dapat berupa gambar maupun maket bangunan. Contoh model fisik

dinamik adalah model pesawat (berukuran kecil) yang sedang dalam pengujian di
ruang pengujian angin. Ruang pengujian tersebut berupaya mencontoh kondisi
udara, kecepatan dan lain sebagainya dengan berbagai kondisi ukuran untuk
menguji model pesawat yang akan dibangun. Contoh lain model fisik dinamik
adalah model bangunan anti erosi yang akan dibangun di pantai. model bangunan
ini sebelum dipasang di pantai memerlukan pembangunan dalam skala kecil
(model) yang diuji dalam laboratorium dengan berbagai kondisi gelombang
selama beberapa waktu. (3). Model komputer menurut Singh (2009) merupakan
perkembangan lanjut dalam pemodelan karena seluruh model matematik baik
statik maupun dinamik dapat dimodelkan secara lebih baik melalui komputer.
Model komputer dinamik dapat kita lihat secara sederhana pada model permainan
(game) yang meniru dunia nyata.
Berbeda dengan singh (2009), Banks et al (2001) hanya mengelompokkan
model dalam dua jenis yaitu model fisik dan model matematik. Model matematik
ini dapat dinyatakan dalam bentuk notasi simbol atau persamaan matematik, dan
bisa juga disajikan dalam bentuk model simulasi. Model simulasi ini kemudian
lebih jauh dapat diklasifikasin sebagai model simulasi statik atau dinamik, model
simulasi deterministik atau stokastik, dan model simulasi diskrit atau kontinu.
Model simulasi statik dikenal juga dengan nama Simulasi Monte Carlo
yang merepresentasikan sebuah sistem pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh,
ingin dismulasikan jumlah pelanggan yang membeli suatu produk di sebuah toko
berdasarkan data historis yang berdistribusi eksponensial. Kemudian dibangkitkan
bilangan random untuk menunjukkan jumlah pelanggan yang dibangkitkan sesuai
posisi interval distribusinya.
Model simulasi dinamik merepresentasikan sistem dari waktu ke waktu,
misal, simulasi sebuah bank dalam rentang jam kerja tertentu. Namun harus
diperhatikan bahwa model simulasi dinamis dalam pengertian ini berbeda dengan
model simulasi sistem dinamis (dynamic system). Simulasi sistem dinamis akan
dijelaskan dalam tulisan lainnya.
Model simulasi deterministik adalah model simulasi yang tidak memiliki
variable random dalam inputnya. Sebagai contoh, simulasi kedatangan pasien
seorang dokter praktek yang telah diatur jadwal pelayanannya. Model simulasi

stokastik adalah model simulasi yang memiliki satu atau beberapa variabel
random dalam inputnya. Random input ini akan menghasilkan output yang
random pula. Simulasi layanan teller bank adalah salah satu contoh model
simulasi stokastik.
Model simulasi diskrit adalah model simulasi yang status variabelnya
berubah secara diskrit pada satu waktu tertentu. Contohnya, simulasi layanan
teller bank, dimana jumlah pelanggan yang menunggu/antri berubah secara diskrit
dari waktu ke waktu.
Model simulasi kontinu adalah model simulasi yang status variabel
berubah secara kontinu dari waktu ke waktu. Simulasi permukaan air bendungan
adalah contoh simulasi kontinu.
II. 3 Simulasi
Simulasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mempelajari karakter dan perilaku suatu sistem melalui pendekatan pemodelan
sistem. Simulasi merupakan metode yang menggunakan persamaan matematika
dan logika matematika untuk menyusun karakteristik dan perilaku dari setiap
entitas dan event yang terjadi pada sistem (Djati, 2007). Model simulasi sistem
dikelompokkan ke dalam 3 dimensi berikut:
(1). Statik dan Dinamik. Pada model statik, waktu tidak memiliki peranan
terhadap
karakteristik sistem, tetapi pada model dinamik, waktu memiliki peranan yang
penting. Sebagian besar model operasional merupakan model dinamik. (2).
Kontinyu dan Diskrit. Model simulasi kontinyu membahas pemodelan sistem
sebagai representasi dimana variabel kondisi mengalami perubahan secara terusmenerus seiring berjalannya waktu. Secara umum, model simulasi kontinyu
melibatkan persamaan diferensial (turunan) yang menyatakan bentuk laju
perubahan variabel kondisi terhadap waktu. Model simulasi diskrit membahas
pemodelan sistem sebagai representasi dimana variabel kondisiberubah secara
tiba-tiba pada waktu tertentu, dimana terjadi peristiwa (event) yang mengubah
kondisi sistem. Secara konsep, model simulasi diskrit dapat dikerjakan dengan
perhitungan manual, jika hanya melibatkan sedikit kumpulan data yang diolah.

(3). Deterministik dan Stokastik. Model simulasi deterministik merupakan model


simulasi yang tidak memiliki komponen input yang bersifat probabilistic
(random).
Pada model simulasi ini, output (hasil) ditentukan oleh sekumpulan (set) kuantitas
input dan hubungan dalam model yang telah ditentukan. Model simulasi stokastik
merupakan model simulasi yang memiliki komponen input yang bersifat
probabilistic (random). Pada model simulasi ini, output (hasil) yang diperoleh
bersifat random, dan harus diperlakukan sebagai estimasi karakteristik model
yang benar. Inilah kekurangan dari model simulasi . (4). Model Simulasi
Heuristik. Model yang heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara coba
coba, kalau
dilandasi suatu teori masih bersifat ringan, langkah perubahannya dilakukan
berulang-ulang dan pemilihan langkahnya bebas, sampai diperoleh hasil yang
lebih baik, tetapi belum tentu optimal. Model stokhastik adalah kebalikan dari
model deterministik, dan model statik kebalikan dari model dinamik.
Simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang
sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan
mengevaluasi hasil percobaan tersebut. Jadi simulasi merupakan metode
penelitian yang eksperimental. Beberapa tujuan simulasi adalah untuk memahami
perilaku sistem nyata dan untuk memprediksi sistem yang akan datang.

BAB III
PEMBAHASAN
Permodelan

dibuat

atau

dilakukan

untuk

membantu

mengatasi

permasalahan nyata sehingga dapat disajikan dalam model matematik yang


merupakan model pendekatan dengan menyebutkan fungsi tujuan dan konstrain,
selain itu untuk mengatasi permasalahan nyata yang banyak menggunakan nilainilai ketidakpastian dalam setiap kejadian yang muncul (proses stokastik).
Simulasi merupakan proses mendesain model dari suatu sistem nyata dan
melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk memahami perilaku sistem
itu atau mengevaluasi berbagai strategi operasi dari sistem. Simulasi dapat
diartikan sebagai meniru suatu sistem nyata yang kompleks yang penuh dengan
sifat probabilistik, tanpa harus mengalami keadaan yang sesungguhnya. Hal ini
dapat dilakukan denganmembuat sebuah miniature yang representative dan valid
denagn tujuan sampling dan survei statistik pada sistem nyata dapat dilakukan
pada tiruan ini. Adapun keberadaan kedudukan masalah dengan simulasi adalah
proses simulasi juga berhubungan dengan penyusunan tiruan sistem denagn

menggunakan interaksi antar bilangan ramdom yang menuruti distribusi dari pola
data tertentu.
Simulasi merupakan satu bahasan dengan cakupan sangat luas dan
bersinggungan dengan berbagai bidang ilmu. Pada umumnya digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang : (1). Sulit diselesaikan dengan cara analisis,
seperti program dinamis dan rangkaian listrik kompleks, dan sebagainya. (2).
Memiliki ukuran data dan kompleksitas yang tinggi: penjadwalan, masalah daftar
perjalanan dan sebagainya. (3). Sangat sulit diimplementasikan secara langsung,
karena biaya yang sangat tinggi. (4). Ketika hubungan antar variable tidak linier.
(5). Ketika model memiliki variable acak.
Hasil model yang telah ditentukan akan digunakan untuk menjadi simulasi
pada sistem antrian sehingga dapat membantu mengatasi suatu permasalahan
dalam antrian dengan menirukan perilaku sistem nyata atau memanipulasi sebuah
model dengan sedemikian rupa sehingga model tersebut bekerja mengoptimalkan
batasan antrian yang ada.
Simulasi digunakan ketika suatu pemodelan telah dilakukan dan simulasi
dihentikan ketika hasil simulasi terdapat kesalahan. Pada model stokastik
mencakup distribusi kemungkinan untuk input & memberikan serangkaian nilai
dari sekurang-kurangnya 1 variabel output dgn probabilitas yang berkaitan pada
tiap nilai, sedangkan model deterministik adalah model yang dipergunakan untuk
memecahkan suatu persoalan dalam situsai yang pasti.
Pada sistem antrian dapat digunakan beberapa model seperti model
simulasi statik atau dinamik, model simulasi deterministik atau stokastik, dan
model simulasi diskrit atau kontinu, sesuai dengan data atau kejadian berdasarkan
variabelnya dan kejadian waktu.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Model dilakukan untuk tiruan sebuah sistem yang disusun untuk
mempelajari karakteristik sistem nyatanya.
2. Simulasi diperlukan untuk menjadi metode yang dapat digunakan untuk
mempelajari karakter dan perilaku suatu sistem melalui pendekatan
pemodelan sistem, dengan meniru suatu sistem nyata yang kompleks yang
penuh dengan sifat probabilistik, tanpa harus mengalami keadaan yang
sesungguhnya.
3. Simulasi digunakan ketika suatu pemodelan telah dilakukan dan simulasi
dihentikan ketika hasil simulasi terdapat kesalahan.
4. Metode heuristik merupakan suatu alternatif untuk menyelesaikan
permasalahan dengan memanfaatkan kejadian acak.
5. Salah satu tujuan dilakukan simulasi adalah ketika ada hubungan antar
variable tidak linier.

6. Pada sistem antrian dapat digunakan beberapa model seperti model


simulasi statik atau dinamik, model simulasi deterministik atau stokastik,
dan model simulasi diskrit atau kontinu.
IV.2 Saran
Untuk melakukan permodelan dan simulasi sebaiknya dilakukan terlebih
dahulu pendekatan data atau kejadian (permasalahan yang ada) sehingga dapat
dipilih model yang lebi tepat untuk kejadian atau data tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad. A. 2008. Modul Teknik Simulasi dan Pemodelan. Program Studi
Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.
UNHAS.
Anggara. 2005. Model dan Simulasi. Journal The Winners. Karawang.
Aji, dan Bodroastuti, T. 2013. Penerapan Model Simulasi Antrian Multi Channel
Single Phase Pada Antrian Di Apotek Purnama. Jurnal Kajian Akuntansi
Dan Bisnis. Semarang.
Diwangkara. 2005. Model Antrian MH/G/1. Bandung: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan.
Djati, B.S.L, 2007 Simulasi, Teori dan Aplikasinya Ed.I ANDI, Yogyakarta.
Hadianti, R. 2006. Kapita Selekta Terapan I (Teori Antrian). Bandung: ITB.

Hillier, F.S, & Lieberman, G. J. (2005). Introduction to Operations Research. New


York: McGraw-Hill.
Singh. 2009. Model dan simulasi. Erlangga. Jakarta.
Subagyo. 2006. Teori antrian. Kanisius : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai