Anda di halaman 1dari 15

Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi

Terhadap Kinerja Karyawan


(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
PENGARUH PELATIHAN, MOTIVASI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
(1)
Hendaris Adriyanto , Agung Gita Subakti(2)
(1) Room Division Program, Jakarta International Hotel School of Hospitality
(2) Hotel Management Department, Faculty of Economics and Communications, Bina
Nusantara University

ABSTRAK
Keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia sangat ditentukan oleh berbagai aspek dalam
organisasi seperti kepemimpinan, pelatihan, motivasi, dan kompetensi kerja. Hotel yang
sukses adalah hotel yang mampu mengelola sumber daya manusia menjadi kekuatan yang
dapat bersatu memiliki komitmen dan motivasi kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan, motivasi, dan kompetensi terhadap
kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif dengan sistem cross-sectional. Teknik sampling
yang dipilih dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh dan didapatkan sampel sebanyak 124
orang karyawan. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukan
bahwa hasil uji hipotesis secara parsial yakni variabel pelatihan, motivasi, dan kompetensi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji hipotesis
secara simultan, menunjukan bahwa variabel pelatihan, motivasi, dan kompetensi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.

Kata kunci: Kinerja Karyawan, Pelatihan, Motivasi, Kompetensi.

ABSTRACT
The success of human resource management is very much determined by various aspects in as
leadership organization , training , motivation , and competence of work .The successful
Hotel is the hotel that capable of managing human resources who has high commitment and
high motivation. This research aims to understand how big the influence of training ,
motivation , and competence on the performance of employees in Sahid Jaya Lippo Cikarang
Hotel. The associative research with cross sectional system is used in this research. Sampling
technique used is saturated sampling with total of 125 employees as respondents. The results
of this research with the use of double regression analysis show that the results of the
hypotheses test in partial namely training , motivation , and competency variables having
significant influence on the performance of the employee .Based on the results of the test
hypotheses simultaneously , show that the variable of training , motivation , and competency
are having significant influence on the performance of employees in Sahid Jaya Lippo
Cikarang Hotel.

Keywords: Employee Performance, Training, Motivation, Competency.

55
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

PENDAHULUAN Sedangkan menurut Sedarmayanti (2013)


Hotel merupakan salah satu bidang usaha motivasi merupakan kesediaan
yang termasuk dalam kategori Hospitality mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah
Service Industry, yaitu bidang usaha yang tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
bertujuan menyediakan fasilitas penginapan kemampuan upaya itu untuk memenuhi
atau kamar, pelayanan makanan dan kebutuhan individual. Hal lain yang dapat
minuman maupun sebagai tempat untuk menimbulkan rasa percaya diri sumber daya
menyelenggarakan suatau event tertentu bagi manusia adalah kompetensi kerja yang baik.
masyarakat. Trip Advisor Index yang McClelland dalam Gaol (2014)
merupakan survai mengenai perhotelan mendefinisikan kompetensi sebagai
terbesar, menempatkan industri hotel di karakteristik yang mendasar yang dimiliki
Indonesia pada posisi pertama dunia untuk seseorang yang berpengaruh langsung
hotel-hotel yang memiliki prospek bisnis terhadap, atau dapat memprediksikan,
terbaik dan sangat menguntungkan pada kinerja yang sangat baik. Sementara Sutrisno
2012 (jktproperty.com). Oleh karena itu, (2009) menjelaskan kompetensi adalah suatu
hotel sebagai bagian penting dari industri kemampuan yang dilandasi oleh
pariwisata, terutama bila dikaji dari aspek keterampilan dan pengetahuan yang
ekonomi memerlukan sumber daya manusia didukung oleh sikap kerja serta
dalam jumlah besar. Apabila sumber daya penerapannya dalam melaksanakan tugas
tersebut diperhatikan secara tepat dengan dan pekerjaan di tempat kerja yang mengacu
menghargai bakat dan keahlian mereka dan pada persyaratan kerja yang ditetapkan.
mendayagunakan secara tepat, maka Apabila sumber daya manusia sudah
organisasi akan dapat bergerak secara memiliki kompetensi kerja yang baik
dinamis dan berkembang dengan pesat. Agar dikarenakan sesuainya pelatihan yang
hal tersebut dapat dicapai, maka hotel diberikan. Maka sumber daya manusia dapat
melakukan beberapa langkah untuk termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik
meningkatkan kualitas Sumber daya atau memberikan kinerja yang baik sesuai
manusia. Salah satu bentuknya adalah dengan harapan Hotel.
melalui pelatihan, Suwarto (2014) Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.
menjelaskan bahwa pelatihan adalah sebuah Diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal
proses kolaborasi yang terus berlangsung, di 6 Desember 1995 yang merupakan hotel
mana manajer berinteraksi dengan para berbintang 5 pertama di kawasan Lippo
karyawannya, memegang peran aktif dan Cikarang. Dengan konsep resort. Memiliki 2
penuh perhatian pada kinerja mereka tipe kamar, high rise dan cottage. Terletak di
Pelatihan sumber daya manusia akan area residential Lippo Cikarang. Di dalam
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, area ini sendiri terdiri dari commercial
dan kemampuan atas pekerjaan yang mereka building seperti mall, restoran, driving
kerjakan (Bangun.2012). Pelatihan range, rumah sakit dan beberapa apartemen.
diperlukan karena adanya kesenjangan Hotel ini merupakan usaha bersama antara
antara keterampilan pekerja sekarang dengan grup Sahid dan grup Lippo. Owning
keterampilan yang dibutuhkan untuk company memercayakan pengelolaan Hotel
menempati posisi baru (Wibowo, 2013) Sahid Jaya Lippo Cikarang kepada Sahid
dengan pelatihan yang baik maka sumber sebagai operator. Hotel Sahid Jaya Lippo
daya manusia akan termotivasi dalam Cikarang telah beroperasi selama 22 tahun.
bekerja. Rivai dalam Kadarisman (2013) Hotel ini tidak terlepas dari berbagai
mengatakan bahwa motivasi adalah masalah khususnya pada bidang
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang penempatan, pelatihan dan kompetensi
memengaruhi individu untuk mencapai hal karyawan. Berdasarkan pengamatan awal
yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. melalui observasi dan wawancara dengan

56
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
Bapak Sucipto selaku manajer HRD dan Ibu ditentukan oleh perusahaan yang secara
Camelia, staf HRD diperoleh informasi periodik tertera didalam laporan kinerja.
bahwa penilaian kinerja karyawan Hotel Namun kinerja karyawan di Hotel SAHID
SAHID JAYA LIPPO CIKARANG kurang JAYA LIPPO CIKARANG cenderung tidak
memuaskan. Informasi yang di dapat bahwa stabil dan mengalami penurunan. Data dapat
penilaian kinerja didasarkan pada kriteria dilihat pada gambar berikut :
dan kategori peringkat kinerja yang

Gambar 1. Kinerja Karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang


Sumber: Data Internal Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang (Mei, 2017)
Berdasarkan Gambar 1. di atas, dapat faktor eksternal Peluang dan Ancaman
diketahui bahwa hasil kinerja karyawan dari dengan faktor internal Kekuatan dan
tahun 2014 hingga tahun 2015 menunjukkan Kelemahan (Rangkuti, 2005). Berikut adalah
peningkatan pada beberapa departemen. bentuk analisis SWOT:
Sedangkan pada tahun 2015 hingga tahun Tabel 1. Analisa SWOT
2016, kinerja karyawan tidak menunjukkan Variabel Indikator
peningkatan yang signifikan dan terjadi X1. Internal 1. Mayoritas memiliki sertifikat
penurunan kinerja hampir pada semua kompetensi
departemen. Dari sisi kompetensi kerja, Kekuatan 2. Kemauan kerja ada
(Strength) 3. Loyalitas tinggi
informasi yang penulis peroleh menyebutkan
4. Karyawan umumnya penurut, tidak
109 karyawan telah memiliki sertifikat aneh-aneh dan menuntut macam-
kompetensi kerja. penulis memasukkan data macam
SWOT yang dibuat oleh pihak HR untuk 5. Dispilin dalam hal absensi kerja
memberikan gambaran yang lebih jelas Kelemahan 1. Kurang pelatihan
mengenai kondisi Karyawan di Hotel Sahid (Weakness) 2. Recruitment kurang tepat
3. Latar belakang pendidikan tidak
Jaya Lippo Cikarang. Analisis SWOT adalah seragam
identifikasi berbagai faktor secara sistematis 4. Karir yang kurang jelas
untuk merumuskan strategi perusahaan. 5. Kurang koordinasi
Analisis ini didasarkan pada logika yang 6. Penempatan pada jabatan tertentu
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) kurang sesuai
X2. External 1. Potensi bisnis perhotelan di Cikarang
dan peluang (Opportunities), namun secara sangat bagus
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Peluang 2. Pembangunan kota baru Meikarta
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses (Opportunity) 3. Head of Department banyak diisi
pengambilan keputusan strategis selalu figur yang masih muda
berkaitan dengan pengembangan misi, 4. Kemauan untuk maju ada
5. Butuh pimpiman yang mau
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. mengawasi dan memberi bimbingan
Analisis SWOT membandingkan antara
57
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

Variabel Indikator keterampilan, dan kemampuan atas


Ancaman 1. Kurang motivasi dari pimpinan pekerjaan yang mereka kerjakan
(Threats) 2. Banyak hotel baru yang tentunya (Bangun.2012).
lebih menarik bagi karyawan kontrak
lama untuk pindah karena tawaran Motivasi
gaji yang lebih baik Rivai dalam Kadarisman (2013)
3. Jenjang karir di hotel lain lebih mengatakan bahwa motivasi adalah
menjanjikan
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
Sumber: Data Internal Sahid Jaya Lippo
memengaruhi individu untuk mencapai hal
Cikarang (Mei, 2017)
yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Dari fenomena-fenomena terkait pelatihan, Sedangkan menurut Sedarmayanti (2013)
motivasi dan kompetensi tersebut yang motivasi merupakan kesediaan
mungkin menyebabkan menurunnya kinerja mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah
karyawan, maka diperlukan penelitian untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
mengetahui penyebab pasti menurunnya kemampuan upaya itu untuk memenuhi
kinerja dan mencari solusi terbaik untuk kebutuhan individual.
perusahaan. Maka dari itu, diperlukan Kompetensi
penelitian terhadap masalah yang terjadi di McClelland dalam Gaol (2014)
hotel dengan judul “Pengaruh Pelatihan, mendefinisikan kompetensi sebagai
Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja karakteristik yang mendasar yang dimiliki
Karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo seseorang yang berpengaruh langsung
Cikarang”. terhadap, atau dapat memprediksikan,
Perumusan Masalah kinerja yang sangat baik. Sementara Sutrisno
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, (2009) menjelaskan kompetensi adalah suatu
maka dapat dibuat identifikasi masalah kemampuan yang dilandasi oleh
sebagai berikut: keterampilan dan pengetahuan yang
1. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap didukung oleh sikap kerja serta
kinerja karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo penerapannya dalam melaksanakan tugas
Cikarang? dan pekerjaan di tempat kerja yang mengacu
2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap pada persyaratan kerja yang ditetapkan.
kinerja karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo
Cikarang? METODE
3. Bagaimana pengaruh kompetensi Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid penelitian ini adalah jenis penelitian
Jaya Lippo Cikarang? asosiatif. Menurut Sugiyono (2013)
4. Bagaimana pelatihan, motivasi dan penelitian asosiatif adalah jenis penelitian
kompetensi secara simultan berpengaruh yang bersifat menanyakan hubungan antara
terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid dua variabel atau lebih. Unit analisis dalam
Jaya Lippo Cikarang? penelitian ini adalah individu yang
merupakan karyawan dari Hotel Sahid Jaya
LANDASAN TEORI Lippo Cikarang. Penelitian ini menggunakan
Pelatihan sistem Cross-Sectional atau one shoot.
Suwarto (2014) menjelaskan bahwa Menurut Sekaran (2006) cross-sectional
pelatihan adalah sebuah proses kolaborasi adalah suatu proses pengumpulan data yang
yang terus berlangsung, di mana manajer dikumpulkan sekali selama periode harian,
berinteraksi dengan para karyawannya, mingguan, atau bulanan dalam rangka
memegang peran aktif dan penuh perhatian menjawab pertanyaan penelitian (hanya satu
pada kinerja mereka Pelatihan sumber daya kali datang). Untuk lebih jelasnya, desain
manusia akan meningkatkan pengetahuan, dari penelitian ini dijabarkan pada tabel 2.

58
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
Tabel 2. Desain Penelitian
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian Metode Penelitian UnitAnalisis Time Horizon
T-1 Asosiatif Survai Individu-karyawan Crosssectional
T-2 Asosiatif Survai Individu-karyawan CrossSectional
T-3 Asosiatif Survai Individu-karyawan CrossSectional
T-4 Asosiatif Survai Individu-karyawan CrossSectional
Sumber: Penulis (2017)
Keterangan: T-4: Untuk mengetahui seberapa besar
T-1: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan, motivasi dan
pengaruh pelatihan terhadap kinerja kompetensi secara simultan terhadap
karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo kinerja karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo
Cikarang. Cikarang.
T-2: Untuk mengetahui seberapa besar Dalam penelitian ini ada 4 variabel yang
pengaruh motivasi terhadap kinerja akan diteliti, yaitu:
karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo 1. Variabel bebas : Pelatihan (X1)
Cikarang. Motivasi (X2)
T-3: Untuk mengetahui seberapa besar Kompetensi (X3)
pengaruh kompetensi terhadap kinerja 2. Variabel terikat : Kinerja Karyawan (Y)
karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Hubungan antar variabel dalam penelitian
Cikarang. ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Pelatihan ( X1)
Dimensi : (H1)
1. Efektifitas biaya
2. Materi
3. H1 pembelajaran
Prinsip
4. Ketepatan dan kesesuaian Fasilitas
5. Kemampuan Peserta Uji t
6. Instruktur
Kinerja Karyawan (Y)
Motivasi ( X2 ) (H2) Dimensi:
Dimensi: 1. Jumlah pekerjaan
1. Kebutuhan fisiologis 2. Kualitas pekerjaan
2. Kebutuhan rasa aman
3. Ketepatan waktu
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan pengakuan Uji t 4. Kehadiran
5. Kebutuhan aktualisasi diri 5. Kemampuan
kerjasama
Kompetensi (X3) (H3)
Dimensi:
1. Motives
2. Traits Uji t
3. Self-concept
4. Knowledge
5. Skill (H4)

Uji t
Gambar 2. Variabel Penelitian
Sumber: Rivai dan Sagala (2009), Maslow dalam Sutrisno (2009), Spencer dalam Sutrisno (2009),
dan Bangun (2012)

59
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Persentase


Karakteristik Responden
Lokasi penelitian ini adalah Hotel Orang (%)
Sahid Jaya Lippo Cikarang, Kabupaten 36 - 50
3 12
tahun
Bekasi, Jawa Barat. Populasi dalam
> 50 tahun
penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Pendidikan: SMU 104 83,20
Sahid Jaya Lippo Cikarang yang berjumlah Diploma 11 8,80
125 orang. Dalam penelitian ini peneliti S1 10 8,00
menyebarkan kuesioner pada 125 orang Lama kerja: Kurang dari
14 11,20
karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang. 1 tahun
Dari 125 eksemplar yang disebarkan 2-5 tahun 40 32,00
seluruhnya kembali. Seluruh kuesioner yang 6-10 tahun 33 26,40
kembali, dijadikan sampel dalam penelitian Lebih dari
38 30,40
ini. 10 tahun
Sumber: data primer yang diolah, 2017
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian berdasarkan jenis 2. Uji Validitas
kelamin menunjukan bahwa karyawan Hotel Validitas adalah suatu ukuran yang
Sahid Jaya Lippo Cikarang yang paling menunjukkan tingkat kevaliditan dan
banyak berjenis kelamin pria sebanyak 105 kesahihan suatu instrumen. Sebuah
orang atau 84,00% dan berjenis kelamin instrumen dikatakan valid apabila mampu
wanita sebanyak 20 orang atau 16,00%. mengukur apa yang diukur atau dapat
berusia antara 26-35 tahun sebanyak 60 mengungkapkan data dari variabel yang
orang atau 48%, berusia kurang dari 25 diteliti secara tepat. Tingkat validitas
tahun sebanyak 29 orang atau 23,20%, instrumen menunjukkan sejauh mana data
antara 36-50 tahun sebanyak 35 orang atau yang terkumpul tidak menyimpang dari
28%, dan yang paling sedikit berusia lebih gambaran tentang variabel yang dimaksud.
dari 50 tahun sebanyak 1 orang atau 0,80%. Instrumen dapat dianggap valid jika lebih
Memiliki pendidikan SMU sebanyak 104 besar dari 0,5 atau 5% atau dengan
orang atau 83,20%, lalu pendidikan diploma membandingkannya dengan r tabel. Jika r
sebanyak 11 orang atau 8,80%, dan yang hitung > r tabel maka dapat dikatakan valid.
paling sedikit memiliki pendidikan S1 Berikut ini adalah hasil uji validitas setiap
sebanyak 10 orang atau 8,00%. Sedangkan indikator pernyataan dalam tiap-tiap
tidak ada karyawan yang memiliki variabel:
pendidikan SD maupun SMP. paling banyak Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pelatihan (X1)
memiliki masa kerja selama 2-5 tahun Item Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
sebanyak 40 orang atau 32%, masa kerja X1.1 0,783 0,176 Valid
selama kurang dari 1 tahun sebanyak 14 X1.2 0,734 0,176 Valid
orang atau 11,20%, lalu masa kerja selama X1.3 0,718 0,176 Valid
6-10 tahun sebanyak 33 orang atau 26,40%, X1.4 0,779 0,176 Valid
X1.5 0,818 0,176 Valid
dan yang memiliki masa kerja selama lebih
X1.6 0,784 0,176 Valid
dari 10 tahun sebanyak 38 orang atau
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017
30,40%.
Tabel 3. Karakteristik Responden Tabel 5. Hasil Uji Validitas Motivasi (X2)
Jumlah Persentase Item Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Karakteristik Responden X2.1 0,820 0,176 Valid
Orang (%)
Jenis Laki Laki 105 84 X2.2 0,839 0,176 Valid
Kelamin : Wanita 20 16 X2.3 0,853 0,176 Valid
Umur: <25 tahun 3 12 X2.4 0,806 0,176 Valid
26 – 35 X2.5 0,822 0,176 Valid
19 76 X2.6 0,824 0,176 Valid
tahun
X2.7 0,830 0,176 Valid

60
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
Item Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan Berdasarkan pada tabel 8 di atas dapat
X2.8 0,813 0,176 Valid dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha untuk
X2.9 0,811 0,176 Valid setiap variabel memiliki nilai lebih besar
X2.10 0,761 0,176 Valid dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017 bahwa semua variabel dalam penelitian ini
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kompetensi adalah reliabel dan dengan seluruh variabel
(X3) dianggap baik, karena memiliki nilai
Item Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan Cronbach Alpha > 0,60, yaitu pelatihan,
X3.1 0,799 0,176 Valid motivasi, kompetensi, dan kinerja karyawan
X3.2 0,754 0,176 Valid dengan masing–masing nilai Croanbach
X3.3 0,805 0,176 Valid Alpha sebesar 0,857, 0,945, 0,937, dan
X3.4 0,819 0,176 Valid 0,904.
X3.5 0,838 0,176 Valid
X3.6 0,876 0,176 Valid 4. Analisis Regresi Berganda
X3.7 0,790 0,176 Valid Dalam penelitian ini, metode analisis
X3.8 0,791 0,176 Valid yang digunakan untuk menguji hipotesis
X3.9 0,769 0,176 Valid adalah metode regresi berganda. Metode
X3.10 0,749 0,176 Valid regresi berganda yaitu satu metode statistik
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017 untuk menguji hubungan antara beberapa
variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Kinerja
Model yang digunakan dalam regresi
Karyawan (Y)
Item Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan berganda untuk melihat pengaruh pelatihan,
Y1 0,794 0,176 Valid motivasi, dan kompetensi terhadap kinerja
Y2 0,726 0,176 Valid karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.
Y3 0,749 0,176 Valid Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Berganda
Y4 0,832 0,176 Valid Variabel *) Koefisien Regresi Signifikansi
Y5 0,759 0,176 Valid Konstanta -6,903 0,012
Y6 0,748 0,176 Valid Pelatihan 0,220 0,035
Y7 0,883 0,176 Valid Motivasi 0,306 0,014
Y8 0,826 0,176 Valid Kompetensi 0,489 0,000
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017 Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017
Berdasarkan pada tabel di atas dapat Model persamaan regresi tersebut sebagai
dilihat bahwa nilai r hitung > r tabel yaitu berikut :
semua data yang terdapat di tabel 10 > 0,176 Y = -6,903 + 0,220 Pelatihan + 0,306
untuk setiap item pernyataan pada setiap Motivasi + 0,489 Kompetensi
variabel pelatihan, motivasi, kompetensi, Dari persamaan model regresi maka
dan kinerja sehingga dapat disimpulkan dapat dilihat variabel bebas memiliki nilai
bahwa seluruh item pernyataan pada koefisien positif, artinya ketika terjadi
keseluruhanvariabel dinyatakan valid. peningkatan terhadap variabel bebas maka
3. Uji Reabilitas nilai variabel terikatnya akan ikut meningkat
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas sebesar nilai koefisiennya. Persamaan
Item Cronbach regresi merupakan ilustrasi model hubungan
Variabel Kesimpulan
Pernyataan Alpha antara kedua variabel yang berfungsi untuk
Pelatihan 6 Item 0,857 Reliabel mengetahui arah hubungan kedua variabel
Motivasi 10 Item 0,945 Reliabel dan untuk memprediksi nilai variabel
Kompetensi 10 Item 0,937 Reliabel
dependen. Apabila variabel independen
Kinerja
8 Item 0.904 Reliabel mengalami kenaikan atau penurunan.
Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017 Interprestasi model regresi tersebut adalah:
a. Konstanta sebesar -6,903 menyatakan
bahwa jika variabel independen yaitu
61
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

pelatihan, motivasi, dan kompetensi Berdasarkan tabel di atas menunjukkan


dianggap sama dengan nol, maka dapat bahwa nilai koefisien korelasi R antara
menurunkan kinerja karyawan sebesar - variabel pelatihan dengan kinerja karyawan
6,903. sebesar 0,446 yang artinya berkorelasi
b. Koefisien untuk regresi variabel pelatihan sedang dan positif (searah), untuk variabel
adalah 0,220 berarti apabila pelatihan motivasi dengan kinerja karyawan sebesar
mengalami kenaikan 1 satuan sedangkan 0,817 yang artinya berkorelasi sangat kuat
variabel lain dianggap konstan, maka dan positif (searah), dan variabel kompetensi
kinerja karyawan akan mengalami dengan kinerja karyawan sebesar 0,826 yang
kenaikan sebesar 0,220. artinya berkorelasi sangat kuat dan positif
c. Koefisien untuk regresi variabel motivasi (searah).
adalah 0,306 berarti apabila pelatihan 6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
motivasi kenaikan 1 satuan sedangkan Uji R atau uji determinasi merupakan
variabel lain dianggap konstan, maka suatu ukuran yang penting dalam regresi,
kinerja karyawan akan mengalami karena dapat menginformasikan baik atau
kenaikan sebesar 0,306. tidaknya model regresi yang terestimasi atau
d. Koefisien untuk regresi variabel dapat mengukur seberapa dekatkah garis
kompetensi adalah 0,489 berarti apabila regresi yang terestimasi dengan data
kompetensi mengalami kenaikan 1 satuan sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi
sedangkan variabel lain dianggap adalah diantara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil
konstan, maka kinerja karyawan akan berarti kemampuan variabel independen
mengalami kenaikan sebesar 0,489. dalam menjelaskan variasi variabel
5. Uji Koefisien Korelasi (R) dependen terbatas. Nilai yang mendekati
Pengujian koefisien korelasi (R) satu berarti variabel–variabel independen
digunakan untuk mengetahui seberapa besar memberikan hampir semua informasi yang
hubungan yang terjadi antara variabel dibutuhkan untuk memprediksi variabel
independen secara serentak terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi dapat
variabel independen. Dalam memberikan kita lihat dari nilai adjusted R2 pada model
interpretasi koefisien korelasi dapat summary pada hasil analisis regresi linier
menggunakan pedoman di bawah ini: berganda karena jumlah variabel
a. 0,000 sampai 0,199 berarti korelasi independennya lebih dari satu variabel.
sangat rendah. Tabel 11. Hasil Koefisien Determinasi
b. 0,200 sampai 0,399 berarti korelasi (R2)
rendah. Model Summaryb
c. 0,400 sampai 0,599 berarti korelasi Adjusted R Std. Error of
sedang. Model R R Square Square the Estimate
d. 0,600 sampai 0,799 berarti korelasi kuat. 1 .845a .713 .706 3.128
e. 0,800 sampai 1,000 berarti korelasi a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Pelatihan,
sangat kuat. Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Adapun hasil pengujian koefisien korelasi
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Koefisien Korelasi (R) Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
Kinerja Karyawan Adjusted R2 atau koefisien determinasi
Pelatihan 0,446 sebesar 0,706 yang artinya bahwa variabel
independen yaitu pelatihan, motivasi, dan
Motivasi 0,817
kompetensi memiliki pengaruh kontribusi
Kompetensi 0,826
sebesar 70,6% terhadap variabel dependen
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017 yaitu kinerja karyawan Hotel Sahid Jaya
Lippo Cikarang dan sisanya sebesar 29,4%

62
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar untuk melihat signifikansi pengaruh variabel
variabel independen. independen terhadap dependen.
7. Uji Simultan (Uji F) Pengambilan keputusan pada pengujian
Uji simultan (Uji F) dilakukan untuk simultan ini adalah sebagai berikut:
mengetahui apakah variabel pelatihan, a. Apabila F hitung < F tabel atau nilai
motivasi, dan kompetensi secara bersama- signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
sama berpengaruh secara signifikan terhadap b. Apabila F hitung > F tabel atau nilai
variabel kinerja karyawan. Pengujian secara signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
simultan ini dilakukan dengan cara Hasil perhitungan uji F (simultan) pada
membandingkan F hitung dengan nilai F penelitian ini dapat dilihat pada tabel
tabel pada tingkat kepercayaan tertentu berikut:
Tabel 12. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2947.154 3 982.385 100.374 .000b
Residual 1184.254 121 9.787
Total 4131.408 124
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Pelatihan, Motivasi
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
diketahui bahwa nilai F hitung sebesar simultan antara variabel pelatihan, motivasi,
100,374. Selanjutnya untuk mengetahui nilai dan kompetensi terhadap variabel kinerja
F tabel digunakan tabel statistik dengan nilai karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.
signifikan 5% atau 0,05. Dengan 8. Uji Parsial (Uji t)
memasukkan rumus df 1 dan df 2, maka Uji parsial dilakukan untuk
perhitungan untuk F tabel adalah sebagai mengetahui apakah variabel pelatihan,
berikut: motivasi, dan kompetensi secara parsial
F tabel = α ; df 1 ; df 2 (sendiri-sendiri) berpengaruh secara
= 0,05 ; 3; 121 signifikan terhadap variabel kinerja
= 2,68 karyawan. Pengambilan keputusan pada uji
Dengan hasil perhitungan di atas, apabila ini adalah sebagai berikut:
dilihat pada tabel distribusi F diketahui a. Apabila t hitung < t tabel atau nilai
bahwa nilai F tabel adalah sebesar 2,68. Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima.
dibandingkan dengan nilai F hitung yang b. Apabila t hitung > t tabel atau nilai
telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar signifikan < 0,05 maka H0 ditolak.
100,374 maka akan terlihat bahwa F hitung Pengaruh parsial dari keempat variabel
lebih besar dari nilai F tabel dan nilai independen terhadap variabel dependen
signifikan diperoleh sebesar 0,000 lebih ditunjukkan pada tabel berikut:
kecil dari 0,05. Dari hal tersebut dapat
Tabel 13. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6.903 2.700 -2.557 .012
Pelatihan .220 .103 .115 2.136 .035
Motivasi .306 .123 .320 2.492 .014
Kompetensi .489 .128 .485 3.826 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017

63
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai t c. Pada variabel kompetensi, diperoleh nilai
hitung dari masing-masing variabel. t hitung sebesar 3,826 yang lebih besar
Selanjutnya, untuk mencari nilai t tabel, dari t tabel sebesar 1,979 dan nilai
digunakan rumus sebagai berikut: signifikan 0,000 yang lebih kecil dari
t tabel = α/2 ; df 0,05. Dari hasil tersebut dapat diketahui
= 0,05/2 ; 125-4 bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
= 0,25 ; 121 signifikan antara variabel kompetensi
= 1,979 terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid
Jika dilihat pada tabel distribusi t dengan Jaya Lippo Cikarang.
hasil perhitungan di atas, diketahui nilai t 9. Matriks Korelasi antar Dimensi
tabel adalah 1,979. Nilai ini yang kemudian Matriks koefisien korelasi (R)
akan dibandingkan dengan t hitung yang digunakan untuk mengetahui dimensi
telah diperoleh sebelumnya. Pembahasan uji independen yang berpengaruh paling
t untuk setiap variabel adalah sebagai dominan terhadap dimensi dependen.
berikut: Semakin besar nilai pearson correlation
a. Pada variabel pelatihan, diperoleh nilai t maka semakin kuat hubungannya dan
hitung sebesar 2,136 yang lebih besar dari pengaruhnya besar terhadap peningkatan
t tabel sebesar 1,979 dan nilai signifikan dimensi dari variabel dependennya. Sebagai
0,035 yang lebih kecil dari 0,05. Dari bahan acuan untuk mengetahui tingkat
hasil tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antar dimensi digunakan tabel
terdapat pengaruh yang positif dan tingkat hubungan berdasarkan pedoman di
signifikan antara variabel pelatihan bawah ini:
terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid a. 0,000 sampai 0,199 berarti korelasi
Jaya Lippo Cikarang. sangat rendah.
b. Pada variabel motivasi, diperoleh nilai t b. 0,200 sampai 0,399 berarti korelasi
hitung sebesar 2,492 yang lebih besar dari rendah.
t tabel sebesar 1,979 dan nilai signifikan c. 0,400 sampai 0,599 berarti korelasi
0,014 yang lebih kecil dari 0,05. Dari sedang.
hasil tersebut dapat diketahui bahwa d. 0,600 sampai 0,799 berarti korelasi kuat.
terdapat pengaruh yang positif dan e. 0,800 sampai 1,000 berarti korelasi
signifikan antara variabel motivasi sangat kuat.
terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid Adapun hasil pengujian koefisien korelasi
Jaya Lippo Cikarang. pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Matriks Korelasi Antar Variabel
Variabel Variabel Dependen
Independen Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
X1.1 0,311 0,228 0,160 0,170 0,288 0,352 0,250 0,352
X1.2 0,248 0,079 0,161 0,197 0,283 0,281 0,188 0,318
X1.3 0,270 0,175 0,167 0,144 0,325 0,132 0,131 0,215
X1.4 0,191 0,185 0,129 0,167 0,304 0,264 0,215 0,272
X1.5 0,352 0,289 0,277 0,316 0,360 0,387 0,367 0,408
X1.6 0,366 0,296 0,237 0,312 0,378 0,443 0,419 0,436
X2.1 0,559 0,402 0,529 0,612 0,481 0,596 0,577 0,581
X2.2 0,538 0,442 0,438 0,528 0,55 0,653 0,555 0,536
X2.3 0,586 0,590 0,449 0,583 0,513 0,556 0,610 0,484
X2.4 0,498 0,501 0,506 0,617 0,568 0,636 0,587 0,524
X2.5 0,492 0,518 0,443 0,559 0,548 0,598 0,548 0,499

64
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
Variabel Variabel Dependen
Independen Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
X2.6 0,456 0,518 0,389 0,518 0,478 0,612 0,528 0,459
X2.7 0,555 0,543 0,361 0,572 0,483 0,574 0,577 0,524
X2.8 0,543 0,562 0,479 0,634 0,490 0,560 0,620 0,506
X2.9 0,474 0,533 0,432 0,537 0,392 0,634 0,623 0,588
X2.10 0,497 0,552 0,469 0,536 0,416 0,511 0,570 0,487
X3.1 0,415 0,530 0,348 0,444 0,360 0,376 0,461 0,312
X3.2 0,421 0,698 0,286 0,448 0,429 0,440 0,482 0,354
X3.3 0,461 0,449 0,420 0,546 0,518 0,516 0,496 0,466
X3.4 0,450 0,473 0,524 0,651 0,525 0,584 0,480 0,466
X3.5 0,523 0,569 0,380 0,519 0,508 0,455 0,567 0,443
X3.6 0,592 0,632 0,433 0,579 0,538 0,484 0,657 0,497
X3.7 0,599 0,430 0,543 0,631 0,566 0,613 0,656 0,631
X3.8 0,604 0,452 0,561 0,666 0,578 0,693 0,668 0,643
X3.9 0,597 0,413 0,586 0,603 0,440 0,565 0,542 0,623
X3.10 0,566 0,401 0,594 0,695 0,384 0,673 0,635 0,710
Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2017
Pada Tabel di atas diketahui bahwa korelasi mempunyai pengaruh positif dan
dimensi variabel independen yang paling signifikan terhadap kinerja karyawan.
kuat/dominan terhadap dimensi variabel Pelatihan kerja merupakan proses
dependen ditunjukkan oleh dimensi memberikan suatu ilmu kepada karyawan
kemampuan berkomunikasi (0,710) terhadap baru atau yang masih bekerja. Ilmu yang
dimensi bekerjasama antar karyawan. diberikan kepada karyawan biasanya
Sedangkan korelasi dimensi variabel berupa keterampilan dasar yang
independen yang paling lemah terhadap dibutuhkan untuk menjalankan setiap
dimensi variabel dependen ditunjukan oleh pekerjaan yang dilakukan. Dengan
dimensi kelengkapan materi pelatihan adanya keterampilan yang cukup maka
(0,079) terhadap dimensi proses pekerjaan. kinerja yang dihasilkan oleh karyawan
Korelasi ini memberikan implikasi terhadap akan lebih baik sehingga akan berdampak
pihak manajemen Hotel Sahid Jaya Lippo positif bagi perkembangan dan kemajuan
Cikarang agar dapat memprioritaskan upaya perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini
pengembangan dan perbaikan terhadap mendukung penelitian yang dilakukan
dimensi pada variabel independen yang oleh Sultana et.al (2012) yang
lebih kuat pengaruhnya terhadap dimensi menyatakan bahwa pelatihan kerja
pada variabel dependen agar meningkatkan merupakan salah satu solusi untuk
kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya Lippo menangani penurunan kinerja karyawan
Cikarang. di tempat kerja. Adanya pelatihan akan
10. Pembahasan meningkatkan keterampilan, kompetensi
a. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja dan kemampuan karyawan yang akhirnya
Karyawan akan meningkatkan produksi perusahaan
Berdasarkan hasil perhitungan tempat bekerja. Oleh sebab itu, pelatihan
tersebut diperoleh t hitung untuk variabel kerja sangat perlu dilaksanakan karena
pelatihan sebesar 2,136 dan nilai elemen penting dalam meningkatkan
signifikan sebesar 0,035 < 0,05, kinerja karyawan.
menunjukan bahwa variabel pelatihan b. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
Karyawan
65
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

Berdasarkan hasil perhitungan kemauan dan kemampuan kerja ketika


tersebut diperoleh t hitung untuk variabel menghadapi suatu situasi di tempat kerja.
motivasi sebesar 2,492 dan nilai Hal ini akan memberikan dorongan
signifikan sebesar 0,014 < 0,05, kepada karyawan untuk mengerjakan
menunjukan bahwa variabel motivasi tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
mempunyai pengaruh positif dan dengan efesien dan efektif sehingga pada
signifikan terhadap kinerja karyawan. akhirnya akan meningkatkan kinerja
Motivasi merupakan suatu kondisi karyawan baik yang berhubungan dengan
ataupun tindakan yang mendorong faktor pekerjaan maupun karakteristik
seseorang untuk melakukan suatu personal. Hasil penelitian ini mendukung
pekerjaan atau kegiatan semaksimal penelitian yang dilakukan oleh Winanti
mungkin. Biasanya penurunan semangat (2011) dan Zaim, et.al. (2013) yang
kerja karyawan dapat terjadi karena menyatakan bahwa semakin tinggi
kurang disiplin yang disebabkan oleh kompetensi yang dimiliki oleh karyawan
turunnya motivasi karyawan tersebut dan dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan
untuk mengatasi permasalahan ini, maka kinerja karyawan akan semakin
pimpinan perusahaan harus dapat meningkat karena karyawan yang
memberikan suatu motivasi kepada kompeten biasanya memiliki kemampuan
karyawannya sekaligus memberikan dan kemauan yang cepat untuk mengatasi
kepuasaan kerja terhadap karyawan permasalahan kerja yang dihadapi,
sehingga dapat memberikan gairah kerja melakukan pekerjaan dengan tenang dan
dalam meningkatkan kinerja karyawan. penuh dengan rasa percaya diri,
Hasil penelitian ini mendukung penelitian memandang pekerjaan sebagai suatu
yang dilakukan oleh Zameer et.al (2014) kewajiban yang harus dilakukan secara
yang menyatakan bahwa banyak cara ikhlas, dan secara terbuka meningkatkan
yang bisa dilakukan perusahaan dalam kualitas diri melalui proses pembelajaran.
memotivasi karyawan, salah satunya
dengan memberikan gaji sesuai apa yang KESIMPULAN
telah dilakukan dan insentif tambahan 1. Hasil uji F pada variabel pelatihan,
sehingga kinerja karyawan meningkat motivasi, dan kompetensi terhadap
secara otomatis dan produktivitas kinerja karyawan didapat nilai F hitung
perusahaan akan meningkat juga. sebesar 100,374 dan nilai signifikan
c. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja sebesar 0,000 < 0,05, menunjukan bahwa
Karyawan variabel pelatihan, motivasi, dan
Berdasarkan hasil perhitungan kompetensi mempunyai pengaruh yang
tersebut diperoleh t hitung untuk variabel signifikan secara simultan terhadap
kompetensi sebesar 3,826 dan nilai kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya
signifikan sebesar 0,000 < 0,05, Lippo Cikarang.
menunjukan bahwa variabel kompetensi 2. Hasil uji t pada variabel pelatihan
mempunyai pengaruh positif dan terhadap kinerja karyawan didapat nilai t
signifikan terhadap kinerja karyawan. hitung sebesar 2,136 dan nilai signifikan
Kompetensi merupakan factor yang sebesar 0,035 < 0,05, menunjukan bahwa
mempengaruhi kinerja karyawan. variabel pelatihan mempunyai pengaruh
Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki yang signifikan secara parsial terhadap
oleh karyawan dan sesuai dengan kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya
tuntutan peran pekerjaan maka kinerja Lippo Cikarang. Selain itu, didapatkan
karyawan akan semakin meningkat. nilai koefisien korelasi R antara variabel
Karyawan yang kompeten biasanya pelatihan dengan kinerja karyawan
memiliki karakter sikap dan perilaku atau sebesar 0,446 yang artinya berkorelasi

66
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
sedang dan positif (searah). Hal ini paling rendah antara dimensi materi
dikarenakan tidak tersedia instruktur pelatihan terhadap proses pekerjaan.
dalam memberikan pelatihan, materi Untuk itu perlu upaya memperbaiki
pelatihan yang tidak bisa mengakomodir pelaksanaan pelatihan untuk
kebutuhan karyawan. Dan juga ketidak meningkatkan kinerja karyawan agar
konsistenan dalam penyusunan jadwal karyawan lebih maksimal dalam melayani
pelatihan. Kemudian juga karyawan tidak tamu yang akan berdampak positif
dapat mengikuti pelatihan dikarenakan terhadap kepuasan tamu yang akhirnya
pekerjaan rutin yang menyita waktu akan meningkatkan tingkat hunian kamar.
mereka. Memberikan materi sesuai dengan apa
3. Hasil uji t pada variabel motivasi yang dibutuhkan dalam proses pekerjaan.
terhadap kinerja karyawan didapat nilai t Memperbanyak pelatihan-pelatihan
hitung sebesar 2,492 dan nilai signifikan terkait dengan pelayanan tamu misalnya
sebesar 0,014 < 0,05, menunjukan bahwa dengan mengundang nara sumber lain di
variabel motivasi mempunyai pengaruh luar hotel. Setiap departemen head
yang signifikan secara parsial terhadap harus merancang program pelatihan yang
kinerja karyawan di Hotel Sahid Jaya sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Lippo Cikarang. Selain itu, didapatkan departemennya. Dibuat analisa training
nilai koefisien korelasi R antara variabel need analysis sebelum merancang
motivasi dengan kinerja karyawan program pelatihan. Membuat matriks
sebesar 0,817 yang artinya berkorelasi evaluasi pencapaian jam training dari
sangat kuat dan positif (searah). Hal ini masing-masing karyawan dan dibuat
tercermin dari setiap pernyataan yang perbandingan dari kinerjanya setelah
diberikan oleh responden memberikan mengikuti pelatihan. Setiap bulan
tanggapan positif. Hal menjelaskan dimonitor secara ketat oleh general
bahwa motivasi karyawan Hotel Sahid manager. Tetapkan seseorang HRD yang
Jaya Lippo Cikarang berdasarkan kompeten sesuai bidang fungsi dan tugas
piramida Maslow secara umum sudah pokoknya.
tercukupi. 2. Untuk variabel motivasi hasil penelitian
4. Hasil uji t pada variabel kompetensi diketahui bahwa motivasi karyawan Hotel
terhadap kinerja karyawan didapat nilai t Sahid Jaya Lippo Cikarang dalam bekerja
hitung sebesar 3,826 dan nilai signifikan cukup tinggi. Motivasi dalam bekerja ini
sebesar 0,000 < 0,05, menunjukan bahwa harus dapat dipertahankan bahkan bila
variabel kompetensi mempunyai memungkinkan untuk ditingkatkan
pengaruh yang signifikan secara parsial dengan cara evaluasi remunerasi yang
terhadap kinerja karyawan di Hotel Sahid baik yang berbasiskan kinerja. Tidak
Jaya Lippo Cikarang. Selain itu, terlalu kaku hanya menetapkan
didapatkan nilai koefisien korelasi R remunerasi berdasarkan penetapan upah
antara variabel kompetensi dengan minimum provinsi.
kinerja karyawan sebesar 0,826 yang 3. Untuk variabel kompetensi, hasil
artinya berkorelasi sangat kuat dan positif penelitian menunjukkan bahwa
(searah). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan matriks korelasi dimensi
kompetensi karyawan Hotel Sahid Jaya menujukan korelasi dimensi variabel
Lippo Cikarang sudah sesuai dengan independen yang paling kuat/dominan
bidangnya masing-masing. terhadap dimensi variabel dependen
Adapun implikasi manajerial yang dapat ditunjukkan oleh dimensi kemampuan
diberikan kepada pihak perusahaan adalah: berkomunikasi terhadap dimensi
1. Untuk variabel pelatihan. Berdasarkan bekerjasama antar karyawan. Oleh karena
matrik korelasi dimensi didapatkan nilai itu, diharapkan manajemen Hotel Sahid

67
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

Jaya Lippo Cikarang terus dapat menjaga SDM atau Karyawan Hotel Sahid Jaya
kemampuan berkomunikasi setiap Lippo Cikarang.
karyawan melalui kerjasama antar
karyawan, sehingga terjalin keakraban DAFTAR PUSTAKA
antar karyawan yang akhirnya akan Bangun, Wilson. (2012) Manajemen Sumber
meningkatkan kinerja karyawan. Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
Misalnya rutin mengadakan program Gaol, Jimmy L. (2014). A to Z Human
team building, kegiatan/lomba olah raga Capital: Konsep. Teori, dan
antar departemen. Kompetensi karyawan pengembangan dalam Konteks
Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang Organisasi Publik dan Bisnis. Jakarta:
dipersepsikan tinggi oleh karyawannya Grasindo
masing-masing. Mereka dapat melayani Kadarisman. (2013). Manajemen
tamu dengan baik. Namun yang perlu Pengembangan Sumber Daya
mendapat perhatian adalah karyawan Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.
yang belum mendapatkan sertifikat Pakpahan, D. H. (2018). Prospek Bisnis
kompetensi untuk segera dapat Perhotelan di Indonesia Tetap
disertifikasi sehingga dengan memiliki Cemerlang di 2013. [Online] Tersedia
sertifikat kompetensi karyawan mendapat di: http://jktproperty.com/prospek-
keyakinan diri bahwa dirinya kompeten bisnis-perhotelan-di-indonesia-tetap-
bekerja. cemerlang-di-2013-2/ [Diakses 20-9-
4. Dari hasil penelitian yang ada bahwa 2018].
pelatihan, motivasi dan kompetensi Rangkuti, Freddy. (2005). Analisis SWOT :
memiliki pengaruh secara signifikan Teknik Membedah Kasus Bisnis.
terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid Jakarta P: T. Gramedia
Jaya Lippo Cikarang. Maka manajemen Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
tetap harus melakukan peningkatan (2009). Manajemen Sumber Daya
program pelatihan-pelatihan secara Manusia untuk Perusahaan dari Teori
inovatif. Meningkatkan motivasi ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
karyawan untuk menciptakan kepuasan Sedarmayanti, (2013). Manajemen Sumber
bekerja secara maksimal dengan cara Daya Manusia. Bandung: Refika
memberikan reward bagi karyawan yang Aditama
berprestasi dan meningkatkan kompetensi Sekaran, Uma. (2006). Metodologi
seluruh karyawan yang ada dengan uji Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku
kompetensi yang difasilitasi manajemen 1. Jakarta: Salemba Empat.
untuk karyawan mendapatkan sertifikasi Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.
kompetensi. Bandung: CV Alfabeta
5. Dari ketiga variabel di atas (pelatihan, Sultana, et. al. (2012). Impact of Training
motivasi, dan kompetensi) yang On Employee Performance : A study
mempengaruhi kinerja secara umum of Telecommunication Sector In
dapat dikatakan bahwa hasil yang didapat Pakistan. Interdisciplinary Journal of
adalah baik. Karyawan Hotel Sahid Jaya Contemporary Ressearch in Business,
Lippo Cikarang memiliki nilai yang baik 4( 6), pp. 646- 661.
dalam kegiatan pelatihan, termotivasi Sutrisno, Edi. (2009). Manajemen Sumber
dikarenakan gaji yang didapat diatas rata Daya Manusia Edisi pertama.
rata UMR dan secara kompetensi sudah Jakarta: Kencana Prenada Media
sesuai dengan bidangnya masing masing. Group
Sehingga perlu ditindaklanjuti hal hal Suwarto, F.x. (2014). Manajemen Kinerja
lain yang tidak berhubungan dengan edisi kelima. Yogyakarta: Cahaya
Atma Pustaka.

68
Hendaris Adriyanto dan Agung Gita Subakti: Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang)
Wibowo. (2013). Perilaku Dalam Journal of Global Strategic
Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Management, 1(14), pp. 67-77.
Persada. Zameer, et. al. (2014). The Impact of the
Winanti, B Marliana. (2011). Pengaruh Motivation on the Employee’s
Kompetensi Terhadap Kinerja Performance in Beverage Industry of
Karyawan (Survei Pada PT. Frisian Pakistan. International Journal of
Flag Indonesia Wilayah Jawa Barat). Academic Research in Accounting,
Jurnal Majalah Ilmiah UNIKOM, Finance and Management Sciences,
Vol.7, No.2. 4(1), pp. 293-298.
Zaim, H., et.al. 2013. “Analyzing the Effects
of Individual Competencies On
Performance: A Field Study In
Services Industries In Turkey”.

69

Anda mungkin juga menyukai