Strategy Kewirausahaan
Dosen :
DR. Imanuddin Hasbi, ST. MM.
Topik Tugas
STRATEGI WIRAUSAHA MEMASUKI PASAR GLOBAL :
(Pertanian & Peternakan Lasakhi Farm Fresh)
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan Penulisan
Bab 4 Kesimpulan.
Daftar Pustaka
Lampiran
Bab 1 Pendahuluan
Terakhir, memprediksi permintaan di masa depan merupakan hal yang kritis dalam
mengoptimalkan kapasitas produksi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Meskipun
berbagai metode dapat digunakan, termasuk penelitian pasar, analisis tren, pendapat
ahli, dan ramalan ekonomi, bisnis juga harus mempertimbangkan faktor eksternal yang
dapat memengaruhi permintaan, seperti biaya bahan baku dan fluktuasi pasar.
A. Aspek Teoritis
1. Aspek teoritis dari teks ini bertujuan untuk memperkenalkan teori-teori dan konsep-
konsep yang relevan dari bidang bisnis dan manajemen, sehingga pembaca dapat
memahami dasar teoritis yang diperlukan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi
mereka.
2. Tujuan dari aspek teoritis ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi optimasi kapasitas produksi,
seperti jaringan distribusi, strategi pemasaran, dan memprediksi permintaan di masa
depan, sehingga pembaca dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk bisnis
mereka.
B. Aspek Praktis
1. Aspek praktis dari teks ini bertujuan untuk memberikan solusi praktis yang dapat
diterapkan oleh perusahaan dalam memperbaiki jaringan distribusi, strategi
pemasaran, dan memprediksi permintaan di masa depan, sehingga perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
2. Tujuan dari aspek praktis ini adalah memberikan contoh-contoh nyata dan praktis
tentang bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan jaringan distribusi,
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dan memprediksi permintaan di
masa depan dengan menggunakan data artificial, sehingga perusahaan dapat mencapai
pertumbuhan bisnis yang lebih baik di lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini.
Bab 2
Istilah Supply Chain Management (SCM) merupakan isu baru di dalam bidang
manajemen operasi (Anatan, 2008). Istilah manajemen rantai pasok (Supply Chain
Management) merupakan istilah yang dikembangkan dari sistem logistik. Pada Supply Chain
Management (SCM) memiliki beberapa proses utama yang mempengaruhi rantai pasok itu
sendiri. Proses utama dalam Supply Chain Management adalah pemasok (supplier), pengolah
(manufacturer), pendistribusi (distributor), pengencer (retailer), dan pelanggan (customer).
Beberapa pendapat yang mendefinisakan Supply Chain Management antara lain sebagai
berikut:
1. Supply chain/rantai pasok adalah jaringan perusahaan- perusahaan yang secara bersama-
sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai
akhir. Perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko, atau ritel,
serta perusahaan- perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2010).
2. Merupakan proses yang menggerakkan informasi dan bahan baku dari dan ke proses
manufaktur dan pelayanan perusahaan. Proses-proses tersebut meliputi proses logistik
yang memindahkan produk secara fisik dan proses penggudangan serta penyimpanan yang
mengatur posisi produk supaya dapat dikirimkan kepada pelanggan dengan cepat (Jacobs,
2015).
3. Supply Chain Management merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk
mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya secara
efisien. Produk dihasilkan dapat didistribusikan dengan kuantitas, tepat, dan waktu yang
tepat untuk memperkecil biaya, serta memuaskan pelanggan. SCM bertujuan membuat
seluruh sistem menjadi efisien dan efektif, minimalisasi biaya dari transportasi, dan
distribusi sampai inventori bahan baku, bahan proses, serta barang jadi (Marimin, 2013).
4. Menurut Martin dalam Tunggal (2009), manajemen rantai pasok adalah jaringan
organisasi yang melibatkan hubungan hulu (upstream) dan hilir (downstream) dalam
proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada
pelanggan.
5. Menurut Heizer dan Render (2010), manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan barang setengah jadi dan produk akhir, serta
pengiriman kepada pelanggan.
Dari beberapa definisi yang dijelaskan di atas, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa
Supply Chain Management adalah suatu proses aktivitas yang berurutan dari penerimaan
bahan baku yang diperoleh dari pemasok, proses produksi bahan baku sampai menjadi produk
jadi, proses penyimpanan produk, proses pengiriman produk (delivery), dan produk sampai
ke tangan konsumen, serta melakukan aktivitas pengukuran kinerja rantai pasok untuk
meningkatkan performasi sistem agar menjadi efisien dan efektif. Ilustrasi konseptual rantai
pasok (supply chain) yang menjelaskan aliran yang harus dikelola oleh perusahaan dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa suatu supply chain mempunyai tiga macam aliran
yang harus dikelola. Pertama, aliran bahan yang mengalir dari hulu ke hilir. Contohnya adalah
bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah selesai diproduksi, produk dikirim
ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah
aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran
informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Infromasi tentang
persediaan produk yang masih ada dimasing-masing pasar. Informasi tentang ketersediaan
kapasitas produksi yang dimiliki supplier juga dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang
status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim ataupun
yang menerima (Pujawan, 2005 dalam Hanugrani, 2013).
SCOR (Supply Chain Operation Reference) adalah suatu model referensi proses
yang dikembangkan oleh Dewan Rantai Pasok (Supply Chain Council) sebagai alat
diagnosa supply chain management. SCOR dapat digunakan untuk mengukur performa
rantai pasok perusahaan, meningkatkan kinerja, dan mengoptimalkan kepada pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya. SCOR merupakan alat manajemen yang mencangkup mulai dari
pemasoknya pemasok, hingga ke konsumen (Marimin, 2013).
Penerapan model SCOR pada supply chain management menyediakan pengamatan dan
pengukuran supply chain secara menyeluruh. Supply Chain Operation Reference (SCOR) adalah
suatu model acuan dari operasi supply chain. SCOR mampu memetakan bagian-bagian supply
chain. Menurut Pujawan (2005), pada dasarnya SCOR merupakan model yang berdasarkan proses.
Di bawah SCOR, Supply Chain Management didefinisikan sebagai high processes yaitu
perencanaan (plan), pengadaan (source), pembuatan (make), penyampaian (deliver), dan
pengembalian (return). Proses- proses berlangsung dalam bagian-bagian rantai pasok yang
berbeda dapat dilihat pada Gambar 2.2. Penjelasan kelima elemen proses tersebut
memiliki fungsi sebagai berikut (Marimin, 2013):
1. Proses Plan (Perencanaan)
Proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan
terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi dan pengiriman. Proses ini
merupakan proses untuk merencanakan rantai pasok mulai dari mengakses sumber daya
rantai pasok, merencanakan penjualan dengan mengagregasi besarnya permintaan,
merencanakan penyimpanan, serta distribusi, merencanakan produksi, merencanakan
kebutuhanbahan baku, merencanakan pemilihan supplier, dan merencanakan saluran
penjualan.
2. Proses Source (Pengadaan)
Proses ini berkaitan dengan keperluan pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi
permintaan. Proses ini meliputi kegiatan negosiasi dengan supplier, komunikasi dengan
supplier, penerimaan barang, inspeksi, dan verifikasi barang, hingga pada pembayaran.
3. Proses Make (Membuat)
Proses ini merupakan proses yang berkaitan dengan proses produksi yang meliputi
permintaan dan menerima bahan baku, pelaksanaan produksi, pengemasan, dan
penyimpanan produk di ruang penyimpanan.
4. Proses Deliver (Mengirim)
Proses ini merupakan proses yang berkaitan dengan distribusi produk dari perusahaan
kepada pembeli, meliputi pembuatan dan pemeliharaan database pelanggan, pemeliharaan
harga produk, pemuatan produk ke dalam armada distribusi, pemeliharaan produk di
dalam kemasan, pengaturan proses transportasi, dan verifikasi kinerja distribusi.
Model SCOR menyediakan tiga level (hierarki) yang detail, yaitu level pertama (level
1), level kedua (level 2), dan level tiga (level 3). Setiap proses atau aktivitas rantai pasok yang
dilakukan oleh perusahaan dimodelkan dalam tiga level (hierarki) tersebut. Proses pemodelan
diawali dengan menentukan ruang lingkup level 1 yaitu proses Plan (P), Make (M), Source
(S), Deliver (D), dan Return (R). Kemudian dari masing-masing level 1 tersebut dijabarkan
lagi ke dalam beberapa jenis dan kategori pada level 2 yaitu reliability, responsiveness,
Agility, cost, dan assets dimana dapat mengukur kinerja perusahaan secara objektif
berdasarkan data- data yang diambil sehingga dapat dilakukan identifikasi perbaikan mana
yang perlu diperbaiki (Natalia, 2015). Adapun pengertian tiap kategori pada level 2, dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Dibawah ini adalah contoh dari masing-masing kategori terdapat matrik-matrik
pengukuran yang akan diukur. Contoh matrik tersebut adalah sebagai berikut
(Hanugrani, 2013):
1. Aspek Reliability (keandalan)
a. Delivery performance, yaitu jumlah produk yang diterima tepat waktu.
Lasakhi farm fresh (usaha pribadi) adalah usaha ritel dengan konsep minimarket semi
modern yang menjual produk sayuran, sembako, bahan-bahan olahan untuk kebutuhan
rumah tangga dan pengusaha ukm dan memiliki pelayanan secara offline dan online.
Pasar Mini Lasakhi berdiri tahun 2018 di ciluluk Kab. Bandung, saat ini sudah memiliki
cabang sebanyak 20 cabang, pada desember 2021 didirikan cabang baru di cikijing
rancaekek dengan menggunakan konsep toko modern dengan menggunakan teknologi
dan aplikasi untuk kasir sehingga bisa mencatat transaksi dan stock of name secara real
time dan otomatis. Proses bisnis order to cash Pasar Mini Lasakhi seperti dijelaskan
Digambar dibawah ini :
2.4 Data aktivitas apa saja yang ada di fungsi/bagian/divisi.
Sistem secara otomatis akan memanfaatkan konsep Just In Time (JIT) sehingga produk
khususnya adalah produk sehari-hari seperti beras, sabun, dan lain- lain. Diupayakan
untuk selalu terstok atau memiliki stok minimal. Saat barang sudah mencapai stok
minimal tersebut maka sistem akan melakukan pemesanan secara otomatis ke
Distribution Center (DC) yang akan diteruskan ke bagian distribusi untuk mengantarkan
produk tersebut ke Gerai yang bersangkutan. Kemudian DC akan mendistribusikan
barang pada gerai tertentu sesuai pesanan.Selanjutnya data transaksi penjualan akan
digunakan oleh pihak marketing untuk menentukan strategi penjualan ataupun barang
yang akan dipesan berikutnya, sehingga stok gudang di DC selalu tercukupi.
Setiap retail yang tergabung di Perseroan semuanya terintegrasi kedalam sebuah sistem
informasi yang mampu menampilkan data transaksi dan kondisi Stok barang. Proses
bisnis rantai pasok di Perseroan menggunakan proses Just In Time (JIT) di pusat
distribusi atau Distribution Center (DC) yang disebut Cross Dock dengan metode Cross
Dock tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang, karena fungsi DC
adalah untuk meredistribusi produk, bukan menyimpan produk. Sistem akan melakukan
pemesanan secara otomatis ke Distribution Center (DC), jika salah satu produk telah
mencapai stok minimal.Untuk melakukan pemesanan barang dengan seluruh pemasok,
Perseroan menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI), pemasok bisa
menerimanya melalui Web. Ada pula pemasok yang sudah mengintegrasikannya
dengan sistem ERP mereka. Selanjutnya, mereka menyampaikan order itu ke pabriknya,
lalu barang pun dikirim ke DC Perseroan. Perseroan menerapkan proses cycle count
(alias penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari). Dengan begitu, akurasi
data di DC diklaim hampir selalu 100%, walaupun mengelola puluhan ribu jenis
produk.
Model jaringan distribusi pertanian penting karena berbagai alasan, antara lain:
• Pusat produksi: Ini adalah lokasi di mana tanaman tumbuh atau ternak
dibesarkan.
• Fasilitas pengolahan: Fasilitas ini menyiapkan dan mengemas produk pertanian
untuk didistribusikan.
• Fasilitas penyimpanan: Fasilitas ini digunakan untuk menyimpan produk
pertanian hingga siap untuk didistribusikan.
• Transportasi: Ini melibatkan pergerakan produk pertanian dari pusat produksi ke
fasilitas pemrosesan, fasilitas penyimpanan, dan akhirnya ke konsumen akhir.
• Pemasaran: Ini melibatkan promosi dan penjualan produk pertanian ke
konsumen akhir.
Secara keseluruhan, model jaringan distribusi pertanian merupakan alat penting untuk
mengoptimalkan distribusi produk pertanian dan mendukung keberlanjutan sektor
pertanian.
Pada Lasakhi farm fresh design model jaringan distribusinya seperti dibawah ini :
Distribution
Centre Lasakhi
Outlet-outlet
Lasakhi
LASAKHI
LASAKHI
Contoh: strategi yang digunakan oleh perusahaan (penjualan,promosi,
distribusi dll)
Untuk penjualan dan distribusi barang yang lebih cepat dan akurat Lasakhi Farm fresh
memilik strategi dengan Mengembangkan aplikasi Untuk system informasi ERP
LASAKHI FARM FRESH dapat dijelaskan sebagai berikut(web based :
https://app.lasakhi.com/auth ; mobile : Android )
Untuk strategi penjualan dan promosi Lasakhi melakukan program-program dibawah ini
:
Menarik calon pembeli bisa menjadi tugas yang menantang, tetapi ada beberapa strategi
yang dapat digunakan bisnis LASAKHI FARM FRESH untuk meningkatkan peluang
sukses. Berikut adalah beberapa tips:
2. Kembangkan merek yang kuat: Bangun identitas merek yang kuat yang beresonansi
dengan audiens target LASAKHI FARM FRESH. Ini termasuk pesan merek yang
jelas, identitas visual yang khas, dan nada suara yang konsisten di semua saluran
pemasaran.
3. Gunakan media sosial: Media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk
menjangkau calon pembeli. Pilih platform tempat audiens target LASAKHI FARM
FRESH paling aktif, dan buat konten menarik yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan mereka.
4. Tawarkan insentif: Tawarkan promosi khusus, diskon, atau insentif lain untuk
mendorong calon pembeli melakukan pembelian. Ini bisa sangat efektif untuk
pelanggan baru yang mungkin ragu untuk mencoba produk atau layanan LASAKHI
FARM FRESH.
5. Gunakan pengoptimalan mesin telusur (SEO): Optimalkan situs web dan konten
LASAKHI FARM FRESH untuk mesin telusur guna meningkatkan visibilitas dan
menarik calon pembeli yang menelusuri produk atau layanan seperti milik
LASAKHI FARM FRESH.
6. Manfaatkan ulasan pelanggan: Ulasan pelanggan yang positif dapat menjadi alat
yang ampuh untuk menarik pembeli baru. Dorong pelanggan yang puas untuk
meninggalkan ulasan dan membagikannya di situs web dan saluran media sosial
LASAKHI FARM FRESH.
7. Hadiri acara industri: Hadiri konferensi industri, pameran dagang, dan acara lainnya
untuk berjejaring dengan calon pembeli dan memamerkan produk atau layanan
LASAKHI FARM FRESH.
Meningkatkan penjualan retail bisa menjadi tugas yang menantang, tetapi ada beberapa
strategi yang dapat digunakan bisnis untuk meningkatkan peluang keberhasilannya.
Berikut adalah beberapa strategi peningkatan penjualan LASAKHI FARM FRESH :
2. Tawarkan promosi dan diskon: Tawarkan promosi dan diskon khusus untuk
mendorong pelanggan melakukan pembelian. Ini dapat mencakup diskon untuk
produk tertentu, program loyalitas, atau hadiah gratis dengan pembelian.
3. Berikan layanan pelanggan yang sangat baik: Berikan layanan pelanggan yang luar
biasa untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang positif bagi pelanggan. Latih
staf LASAKHI FARM FRESH untuk menjadi berpengetahuan, ramah, dan
membantu, dan segera menanggapi pertanyaan dan keluhan pelanggan.
Dengan menggunakan kombinasi dari strategi ini, semoga bisnis LASAKHI FARM
FRESH dapat meningkatkan penjualan eceran dan membangun bisnis yang sukses
dan menguntungkan.
Menemukan pasar konsumen baru bisa menjadi tugas yang menantang, namun ada
beberapa strategi yang dapat digunakan bisnis untuk mengidentifikasi dan menjangkau
pasar baru. Berikut adalah beberapa tips:
1. Lakukan riset pasar: Lakukan riset pasar untuk mengidentifikasi pasar konsumen
baru. Ini dapat mencakup analisis data demografis, perilaku konsumen, dan tren di
pasar.
2. Jelajahi saluran baru: Jelajahi saluran baru untuk menjangkau konsumen, seperti
media sosial, pasar online, dan aplikasi seluler. Ini akan membantu LASAKHI
FARM FRESH menjangkau pemirsa baru yang mungkin tidak terbiasa dengan
merek LASAKHI FARM FRESH.
3. Perluas lini produk LASAKHI FARM FRESH: Perluas lini produk LASAKHI
FARM FRESH untuk menarik pasar baru. Hal ini dapat mencakup pengembangan
produk yang memenuhi kebutuhan khusus kelompok demografis yang berbeda atau
menawarkan fitur baru yang menarik bagi konsumen yang lebih luas.
6. Hadiri acara industri: Hadiri konferensi industri, pameran dagang, dan acara lainnya
untuk berjejaring dengan calon pelanggan dan mitra. Ini akan membantu LASAKHI
FARM FRESH tetap mengikuti tren terbaru dan terhubung dengan orang lain di
industri retail.
Dengan menggunakan kombinasi strategi ini, bisnis LASAKHI FARM FRESH dapat
mengidentifikasi dan menjangkau pasar konsumen baru, yang pada akhirnya
mendorong pertumbuhan dan peningkatan penjualan.
Rebranding produk bisa menjadi proses yang rumit, tetapi juga bisa menjadi cara ampuh
untuk menyegarkan merek LASAKHI FARM FRESH dan meningkatkan visibilitas
LASAKHI FARM FRESH di pasar. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda
ambil untuk berhasil mengubah citra produk :
1. Lakukan riset pasar: Lakukan riset pasar untuk memahami audiens target LASAKHI
FARM FRESH dan preferensi mereka. Ini akan membantu mengidentifikasi aspek
apa dari merek LASAKHI FARM FRESH saat ini yang bekerja dengan baik dan area
apa yang dapat ditingkatkan.
2. Tentukan pesan merek Anda: Tentukan pesan merek yang jelas yang beresonansi
dengan audiens target LASAKHI FARM FRESH. Ini harus menjadi pernyataan
singkat yang mengomunikasikan proposisi nilai unik merek LASAKHI FARM
FRESH dan membedakan LASAKHI FARM FRESH dari pesaing.
3. Kembangkan identitas visual: Kembangkan identitas visual yang mencerminkan
pesan merek LASAKHI FARM FRESH dan menarik bagi audiens target LASAKHI
FARM FRESH. Ini dapat mencakup logo baru, skema warna, tipografi, dan gambar.
4. Revisi kemasan dan pelabelan produk LASAKHI FARM FRESH: Revisi kemasan
dan pelabelan produk Anda untuk mencerminkan identitas merek baru LASAKHI
FARM FRESH. Ini dapat mencakup pembaruan desain, perpesanan, dan citra agar
konsisten dengan pesan merek dan identitas visual baru LASAKHI FARM FRESH.
6. Latih staf LASAKHI FARM FRESH: Latih staf tentang pesan merek baru dan
identitas visual untuk memastikan bahwa setiap orang selaras dan konsisten dalam
pesan mereka.
7. Pantau hasilnya: Pantau hasil rebranding untuk memastikannya mencapai hasil yang
LASAKHI FARM FRESH inginkan. Ini dapat mencakup pelacakan penjualan,
umpan balik pelanggan, dan metrik lainnya untuk menilai keberhasilan upaya
rebranding.
Selain itu juga menggunakan TOWS analisis agar strategi Laskahi sesuai dengan
perkembangan lingkungan internal/eksternal seperti dibaah ini :
Matriks Analisis TOWS
TOWS
ANALYSIS STRENGTHS WEAKNESESS
• Mendirikan • untuk
cabang-cabang di mengantisipasi
lokasi prime dan perubahan
padat penduduk sebagian perilaku
dengan trafik yang konsumen yang
OPPORTUNITIES
tinggi sehingga memilih belanja
bisa mendatangkan online maka
lebih banyak strategi omny
konsumen yang channel harus
ingin mendapatkan dijalankan dengan
sensasi belanja membangun
langsung aplikasi
• Mengembangkan android/apple base
marketplace yang untuk belanja
interaktif dan online
simple untuk (marketplace)
pelanggan yang • membuat
memilih belanja kampanye promosi
online secara teratur agar
• Membuat konsumen-
marketing konsumen baru
campaign di dapat diakuisisi
medsos untuk • mempertahan
meningkatkan strategi low cost
brand awareness generic agar harga
• Membangun trust jual tetap yang
dengan para terbaik dg kualitas
supplier dalam terbaik sehingga
menjaga rantai ketika terjadi krisis
pasok dan ekonomi tdk akan
menjamin kualitas signifikan berubah
barang mengingat barang-
• Menganalisa BIG barang yg dijual
DATA (data-data adalah mayoritas
penjualan ) secara makanan pokok
berkala agar • membangun
memahami firewall berlapis
Bab 3
Analisa dan Pembahasan
Dalam bab ini, kita akan membahas mengenai analisis dan pembahasan terkait
strategi bisnis yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Salah satu hal penting
dalam menentukan strategi bisnis adalah dengan menentukan indikator-indikator yang
dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan yang tepat. Indikator-indikator ini
dapat berupa data bisnis yang relevan, seperti data keuangan, data pasar, dan data
operasional.
Untuk membantu dalam menentukan indikator-indikator tersebut, kita dapat
menggunakan sebuah tool yang dikenal dengan Canvas Model Bisnis. Canvas Model
Bisnis adalah sebuah framework yang berguna dalam merancang strategi bisnis yang
efektif dan efisien. Dalam Canvas Model Bisnis, terdapat sembilan elemen kunci yang
perlu diperhatikan, yaitu:
A. CUSTOMER SEGMENT
Siapa yang akan membeli produk anda? Siapa yang mau membayar Anda?
1. Konsumen ibu rumah tangga yang setiap hari memasak untuk keluarganya.
2. Konsumen yang peduli thd kualitas produk
3. Konsumen yang memburu harga murah (harga pasar).
4. Konsumen wanita karir yang sibuk kerja tapi butuh sembako setiap hari.
5. Catering
6. Konsumen yang kan melaksanakan Hajat / Pesta.
7. Konsumen pedagang (UMKM) bidang makanan atau cemilan
8. Pemakai smartphone (ONLINE SHOP).
9. Warteg / rumah makan
B. VALUE PROPOSITION
Mengapa orang memilih untuk menggunakan produk/jasa Anda? Apa keunggulan
bisnis Anda dibanding kompetitor yang lain? Apa yang paling menarik dari model
bisnis Anda?
1. Produk-Produk yang dijual
lengkap sama dengan pasar dan supermarket (CLOSE to CONSUMEN)
2. Jam Buka 06.00-19.00 WIB, sehingga FLEXIBLE untuk belanja tanpa takut
kehilangan waktu dan kehabisan stok barang (FLEXIBLE TIME TO SHOP)
3. Untuk Produk sayuran, ikan dan daging harga sama untuk pembelian sedikit atau
banyak (FLEXIBLE QUANTITY TO SHOP)
4. kenyamanan belanja tanpa harus takut becek dan kotor (CONVENIENCE STORE)
5. Produk-Produk yang dijual berkualitas tinggi (QUALITY PRODUCT)
C. CHANNELS
Bagaimana cara pelanggan dapat mengetahui produk/jasa yang Anda tawarkan?
Bagaimana cara produk/jasa bisa sampai ke tangan pelanggan? Apakah cara itu
efektif?
1. Convensional Store (Primary store).
2. Satelite store (SUB STORE / CLOSER TO CONSUMEN)
3. Wa store
4. Aplikasi (Next program)
5. MarketPlace (Next Program)
D. CUSTOMER RELATIONSHIP
Bagaimana cara Anda untuk selalu connect dengan pelanggan? Bagaimana Anda
memastikan pelanggan puas setelah menggunakan produk/jasa Anda?
E. REVENUE STREAMS
Bagaimana cara bisnis Anda menghasilkan uang? Apa saja produk/jasa yang Anda
jual?
1. Pendapatan dari setiap TRANSAKSI bahan pangan/sembako
2. Discount dari supplier atas quantity tertentu
3. Bonus penjualan dari supplier dengan target penjualan tertentu
4. Profit Sharing dari satelit store
5. Profit Sharing dari Franchisor
6. Biaya awal Franchisor
F. KEY ACTIVITIES
Apa kegiatan yang Anda lakukan untuk menciptakan value proposition? Apa strategi
yang bisnis Anda lakukan sehingga target perusahaan dapat tercapai?
1. Jual sembako Ofline
2. Jual sembako Online.
3. Manajemen Data.
4. maintenance & upgrade Server, aps dan database
5. R&D
G. KEY RESOURCES
Apa sumber daya utama yang haus Anda miliki untuk menjalankan bisnis Anda?
Asset apa saja yang Anda butuhkan agar bisnis dapat bersaing dengan bisnis serupa?
1. SDM
2. Aplikasi, server dan database
3. Strategi Branding baik online (medsos) atau offline (mulut ke mulut) sehinga sales
improve
4. Kantor perwakilan.
5. Dana Investor
H. KEY PARTNERSHIPS
Siapa yang dapat mengerjakan hal-hal kebutuhan perusahaan diluar key activities-nya?
Siapa pihak supplier/vendor yang paling menentukan kesuksesan perusahaan Anda?
1. Angel Investor
2. Perusahaan Investor
3. Mitra Supplier
4. Bank
5. Asuransi
6. Koperasi
7. Property Agent (beli dan sewa toko)
8. Event untuk Promo
9. Kontraktor (rehab toko sesuai standar)
I. COST STRUCTURES
Pengeluaran apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan model bisnis ini?
Komponen biaya apa yang dibutuhkan pada setiap elemen key acivities, key resources,
dan channel?
1. Gaji pegawai
2. Biaya Operasional Kantor dan Toko
3. Biaya maintenance Sistem
4. Biaya DistribusI
5. Biaya Promo dan R&D
Untuk menghitung indikator pencapaian dalam aktivitas jaringan rantai pasok, kita perlu
mengidentifikasi indikator kinerja utama (KPI) yang relevan dengan aktivitas tersebut.
Beberapa KPI umum untuk manajemen rantai pasokan (SCM) meliputi:
Setelah kami mengidentifikasi KPI yang relevan, kami dapat menghitung indikator
pencapaian untuk setiap aktivitas dalam jaringan rantai pasok dengan membandingkan
kinerja aktual dengan kinerja target. Aktivitas dengan indikator pencapaian tertinggi
akan menjadi aktivitas yang paling berpengaruh terhadap SCM perusahaan.
Misalnya, jika kami menemukan bahwa waktu siklus pemenuhan pesanan untuk
aktivitas pergudangan secara signifikan lebih lama dari waktu yang ditargetkan,
aktivitas ini mungkin berdampak negatif pada SCM perusahaan. Di sisi lain, jika kami
menemukan bahwa tingkat pengiriman tepat waktu untuk aktivitas transportasi tinggi
secara konsisten, aktivitas ini dapat menjadi pendorong utama keberhasilan SCM
perusahaan.
Singkatnya, indikator pencapaian untuk setiap aktivitas dalam jaringan rantai pasok
bergantung pada KPI yang relevan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
aktivitas yang paling berpengaruh terhadap SCM perusahaan.
Dalam kasus Lasakhi farm fresh maka indicator KPI SCM nya dapat dijelaskan dibawah
ini :
Aggregate planning termasuk salah satu aspek yang menentukan kinerja SCM di
Lasakhi Farm fresh. Dengan aggregate planning yang baik maka diketahui kemampuan
kapasitas SCM Lasakhi fram fresh. Untuk menyusun rencana kebutuhan kapasitas untuk
memenuhi permintaan di Pasar Mini Lasakhi maka kami menyusun Aggregate Planning
dalam Rantai Pasok Pasar Mini Lasakhi yang terdiri dari :
demand forecast dalam suatu rentang waktu, tentukan tingkat produksi, inventory, dan
kapasitas setiap periode dalam rentang tersebut sehingga tercapai profit maksimal
Tetapkan rentang waktu perencanaan (umumnya 3-18 bulan)
Tetapkan durasi setiap periode
Tetapkan informasi kunci yang dibutuhkan untuk menyusun sebuah aggregate plan
Pasar Mini Lasakhi menyadari Rencana agregat yang buruk dapat mengakibatkan
hilangnya penjualan, hilangnya laba, kelebihan persediaan, atau kelebihan kapasitas.
Untuk lebih jelasnya Aggregate Planning Lasakhi (terbatas pada produk daging sapi
saja) seperti dijelaskan dibawah ini :
Kesimpulannya dari aggregate planning yang diolah menggunakan solver excel diatas
kita dapat mendapatkan kapasitas maksimal rantai pasok di Pasar Mini lasakhi (terbatas
produk daging sapi) sehingga menjamin ketersediaan produk dan menjamin kepuasan
pelanggan dan yang paling penting untuk mendapatkan profit yang maksimal.
Berdasarkan penjelasan diatas maka didapat KPI umum untuk manajemen rantai
pasokan (SCM) di lasakhi farm fresh aktivitas-aktivitas yang paling berpengaruh adalah
pemanfaatan kapasitas (aggregate planning), penghitungan biaya pokok produksi (HPP)
dan pengembalian investasi (ROI) yang dihasilkan oleh SCM lasakhi farm fresh.
Pada level 1: Top Level, SCOR Model digunakan untuk memahami tujuan dan
strategi bisnis Lasakhi Farm Fresh serta posisi perusahaan dalam industri pertanian
dan perkebunan. Pada level ini, perusahaan melakukan analisis terhadap faktor-faktor
eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti pasar,
persaingan, regulasi, dan sumber daya.
Tujuan dan strategi bisnis Lasakhi Farm Fresh harus diidentifikasi dengan jelas pada
level ini. Tujuan dan strategi bisnis harus mencakup aspek-aspek seperti pertumbuhan
bisnis, keuntungan, efisiensi operasional, dan kepuasan pelanggan. SCOR Model
dapat membantu perusahaan untuk memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan strategi bisnis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada level 2: Configuration Level adalah sebagai
berikut:
Pada level ini, perusahaan melakukan pemetaan terhadap sumber daya yang tersedia
untuk mengelola supply chain, seperti sumber daya manusia, peralatan, dan
infrastruktur. SCOR Model dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sumber daya dan mengembangkan strategi yang tepat untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.
2. Pemetaan Proses
3. Pemetaan Teknologi
Pada level ini, perusahaan melakukan pemetaan terhadap teknologi yang digunakan
dalam mengelola rantai pasok, seperti sistem manajemen persediaan, sistem
pengendalian kualitas, dan sistem manajemen produksi. SCOR Model dapat
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi teknologi yang perlu ditingkatkan atau
diganti dan mengembangkan strategi yang tepat untuk memaksimalkan penggunaan
teknologi yang tersedia.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada level 3: Process Element Level adalah
sebagai berikut:
Pada level ini, perusahaan melakukan pemetaan terhadap proses produksi, seperti
proses pembibitan, penanaman, perawatan, panen, dan pengemasan. SCOR Model
dapat membantu perusahaan untuk mengukur kinerja proses produksi dengan
menggunakan metrik yang tepat, seperti tingkat produktivitas dan kualitas produk.
Pada level ini, perusahaan melakukan pemetaan terhadap proses pengadaan, seperti
proses pemesanan, pengiriman, dan penerimaan barang. SCOR Model dapat
membantu perusahaan untuk mengukur kinerja proses pengadaan dengan
menggunakan metrik yang tepat, seperti tingkat ketepatan waktu dan biaya pengadaan.
Pada level ini, perusahaan melakukan pemetaan terhadap proses distribusi, seperti
proses pengiriman, pengelolaan gudang, dan penjualan. SCOR Model dapat
membantu perusahaan untuk mengukur kinerja proses distribusi dengan menggunakan
metrik yang tepat, seperti tingkat ketepatan waktu pengiriman dan biaya distribusi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada level 4: Implementation Level adalah
sebagai berikut:
1. Implementasi Strategi
Pada level ini, perusahaan melakukan implementasi strategi yang telah dikembangkan
pada level sebelumnya. Implementasi strategi mencakup tindakan konkret untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi bisnis, seperti mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pada level ini, perusahaan memperhatikan penggunaan sumber daya yang tersedia
dalam melakukan implementasi strategi. Hal ini mencakup penggunaan sumber daya
manusia, peralatan, dan infrastruktur dalam mengelola supply chain. SCOR Model
dapat membantu perusahaan untuk memonitor penggunaan sumber daya dan
mengembangkan tindakan perbaikan jika diperlukan.
3. Penggunaan Teknologi
Key Performance Indicator (KPI) SCOR model Lsakhi dimana terdapat 5 KPI pada
elemen rencana, 3 KPI pada elemen sumber, 7 KPI pada elemen make dan 2 KPI pada
setiap elemen pengiriman dan pengembalian. Kinerja kinerja rantai pasok gula aren
disajikan pada Gambar dibawah ini :
KPI 1
KPI 2
KPI 4
KPI 5
Keandalan KPI 6
Sumber KPI 7
Tanggung Jawab
KPI 8
KPI 9
KPI 10
Kinerja
KPI 12
Rantai
Pasok
Membuat KPI 13
Lasakhi
Farm Fresh
KPI 14
Tanggung Jawab
Flexibilitas KPI 15
KPI 16
Pengantaran Tanggung Jawab
KPI 17
KPI 18
Pengembalian Tanggung Jawab
KPI 19
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 yang bertujuan
untuk mengetahui koefisien korelasi (rxy) dengan r tabel. Jumlah sampel (N) adalah 10
responden atau 5% dari total karyawan. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item
dikatakan valid sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r table maka item dikatakan tidak
valid.
Kode (df=n-2,=5%)
0,599 0.444
1 Memprediksi keakuratan bahan baku KPI 1 Valid
2 Rentang Waktu yang diperlukan antara pemesanan dan KPI 2 0,726 0,444 Valid
waktu kedatangan bahan baku ke distribution centre
Tabel 1 menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi dari semua pertanyaan yang terdiri
dari 5 pertanyaan untuk variabel plan dapat dilihat, dapat dilihat bahwa KPI untuk variabel
plan semuanya valid yang artinya semua pertanyaan dapat menjelaskan supply chain kondisi
dalam rencana variabel. Uji validitas sumber disajikan pada tabel 2.
r r
No Indikator KPI Count Table Validitas
Kode (df=n-2,=5%)
1 Tanggung jawab pemasok bahan baku untuk KPI 4 0,532 0,444 Valid
memenuhi permintaan bahan baku
2 Tanggung jawab pemasok bahan baku untuk KPI 5 0,855 0,444 Valid
memenuhi permintaan bahan baku
3 Pemasok tepat waktu untuk mengirim bahan baku KPI 6 0,529 0,444 Valid
Tabel 2 menunjukkan bahwa KPI untuk variabel sumber ada 3 yang valid dan 1 yang tidak
valid yaitu pertanyaan terkait kualitas bahan baku. Hal ini dikarenakan pemahaman kualitas
bahan baku yang tidak baku. Jika bahan baku yang dipasok kurang baik, maka akan
mempengaruhi kualitas barang yang dihasilkan. Uji validitas kategori make disajikan pada
tabel 3.
Tabel 3 Uji Validitas Make
r r
No Indikator KPI Count Table Validitas
Kode (df=n-2,=5%)
0,599 0.444
1 Keandalan pekerja dalam menangani bahan baku KPI 8 Valid
yang digunakan
0,719 0,444
2 Keandalan pekerja dalam mengolah bahan baku KPI 9 Valid
0,669
3 Proses produksi berjalan dengan baik dan memenuhi KPI Valid
0,444
standar kualitas 10
Efisiensi peralatan penanganan material dalam bahan 0,544 0,444
4 KPI Valid
baku
11
0,593 0,444
5 Efisiensi peralatan yang digunakan dalam menangani KPI Valid
produk jadi 12
0,374 0,444
6 Tambahan biaya produksi sewaktu-waktu jika ada - Invalid
kendala dalam produksi
0,291 0,444
7 Perubahan biaya penanganan proses produksi saat - Invalid
penyimpanan
0,454 0,444
8 Tingkat penolakan bahan baku yang tidak sesuai KPI Valid
13
0,408 0,444
9 Keandalan pekerja dalam produksi bahan baku KPI Invalid
14
0,544 0,444
10 Fleksibilitas pekerja dalam memenuhi pesanan yang - Valid
masuk
0,144 0,444
11 Proses pengemasan produk KPI Invalid
15
r r
No Indikator KPI Count Table Validitas
Kode (df=n-2,=5%)
Kode (df=n-2,=5%)
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 4 soal yang akan dikembalikan, terdapat 2 item yang
valid dan 2 item yang tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid terdapat pada pertanyaan
mengenai Respon pabrikan dalam mengganti produk yang rusak dan kecepatan waktu
yang diperlukan untuk mengganti produk yang cacat tersebut. Hal ini dikarenakan ada
sebagian supplier yang tidak mau menjawab terkait keadaan sebenarnya mengenai
produk cacat atau tidak sesuai permintaan
nilai r tabel (0,444). Artinya hasil jawaban kuesioner konsisten jika pengukuran dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.
Dengan demikian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik sehingga dapat digunakan
untuk mengukur data penelitian. Nilai bobot untuk setiap level disajikan pada tabel 6 dan tabel 7.
Sumber 0.369 Keandalan 0.666 Tanggung jawab pemasok bahan baku untuk memenuhi
Keandalan 0.537 Proses produksi berjalan dengan baik dan memenuhi 0.239
standar kualitas
Efisiensi peralatan penanganan material dalam bahan baku 0.179
Membuat 0.231 Efisiensi peralatan yang digunakan dalam menangani produk jadi 0.183
Kecepatan 0.268 Tingkat penolakan bahan baku yang tidak sesuai 0.071
Flexibilitas 0.194 Flexibilitas pekerja dalam memenuhi pesanan yang masuk 0.055
Kecepatan 0.667 Pengaduan dari konsumen terkait dengan kualitas produk dan waktu 0.750
Pengembalian 0.085
Flexibilitas 0.333 Kondisi produk yang tidak sesuai standar reimbursement saat ini. 0.250
Perhitungan nilai akhir kinerja aliran rantai pasok dilakukan dengan mengalikan setiap skor normalisasi dengan bobot pada setiap
KPI, dimensi dan proses. Perhitungan nilai akhir KPI, dimensi nilai akhir dan nilai total kinerja rantai pasok pada bisnis gula aren
disajikan pada tabel 8, 9 dan tabel 10.
Total
Score
Proses. Bobot Dimensi Bobot. Key Performance Indicator Score. Bobot. Score Kinerja.
Rencana. 0.131 Keandalan - Tingkat persediaan bahan baku. 66 0.204 13.464 74.297
Membuat. 0.231. keandalan 0.537 Efesiensi matrial utk bahan baku. 64.
77 0,183 14.091
Efesiensi alat utk bahan baku 71.361
Kecepatan 0.268. level penolakan barang yg tdk bgs. 70. 0.071 4.97
Proses Bobot Dimensi Bobot Key Performance Score Bobot Score Total score
Indicator kinerja
Pengiriman 0.182 Kecepatan - Produk sampe DC on 76 0.251 19.076
time
31.16
Kualitas pengiriman 76 0.159 12.084
produk
Keluhan dari DC
terhadap kualitas dan
Pengembalia 0.085 Kecepatan 0.067 waktu 84 0.750 63
n
Flexibilitas 0.333 Kondisi produk yang
84.5
tidak sesuai standar
reimbursement saat ini 86 0.250 21.5
TOTAL 46
Kinerja rantai pasok usaha Lasakhi farm fresh berada pada kategori Sedang dengan skor 46.
Bobot variabel inti berdasarkan urutan prioritas adalah sumber 17,97, rencana 9.733,
pembuatan 8.264, pengiriman 5.671 dan pengembalian bobot terendah 4.180. Prioritas
perbaikan kinerja rantai pasok pada bisnis lasakhi farm frash adalah dengan meningkatkan
kinerja proses pengembalian
kita akan membahas analisis dan pembahasan terkait dengan Lasakhi Farm Fresh,
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan. Untuk memudahkan
pembahasan, kita akan menggunakan angka dummy atau artificial data yang
merepresentasikan data asli dari perusahaan tersebut. Data dummy ini akan digunakan untuk
menghitung capaian indikator dalam aktivitas jaringan supply chain, sehingga dapat
diidentifikasi aktivitas yang paling berpengaruh dalam SCM perusahaan. Dengan demikian,
kita dapat mengembangkan strategi SCM yang efektif dan adaptif untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas SCM perusahaan. Berikut table data di bawah :
Kesimpulan
Dalam makalah ini disajikan hasil penerapan model SCOR dengan AHP untuk
menganalisis strategi rantai pasok bisnis retail lasakhi farm fresh sehingga bisa ekspani
memasuki pasar global. Hasil penelitian menunjukkan kinerja aliran rantai pasok pada usaha
lasakhi farm freash sebesar 46 yang berarti kinerja rantai pasok pada usaha ini berada pada
indikator kinerja marginal atau sedang. Nilai akhir menunjukkan bahwa kinerja tertinggi pada
proses sumber dan kinerja terendah pada proses pengembalian. Artinya proses pengembalian
memerlukan perbaikan prioritas dalam usaha retail ini. Untuk memasuki pasar global maka
kinerja rantai pasok nya harus harus ditingkatkan sehingga kinerjanya tinggi agar dapat
bersaing dengan pemain global lainnya di sector yang sama sehingga dapat exist dan sukses.
Daftar Pustaka
Anatan, L., dan L. Ellitan. 2008. Supply Chain Management Teori dan Aplikasi.
Alfabeta, cv. Bandung.
SCC. (2012). Supply Chain Operation Reference Model Version 11. Pittsburgh, PA:
Suppy Chain Council Inc.
Hanugrani, N., N.W. Setyanto, dan R.Y. Efanto. 2013. Pengukuran Performansi Supply
Chain Dengan Menggunakan Supply Chain Operation Reference
Natalia, R.A.Christine. 2015. Penerapan Model Green SCOR untuk Pengukuran Kinerja
Green Supply Chain. Jurnal Metris, XVI(12), pp. 97-106.
Lampiran
Daftar data Dummy Lasakhi farm fresh Daging Sapi dari bulan September 2022-Februari
2023