Anda di halaman 1dari 4

Diaz Erlangga Ari Wicaksono

1E / 224
Pengantar Teknik Industri

1. Definisi, konsep, dan contoh dari open systems, sistem boundary, lingkungan
Sistem dapat didefinisikan melalui dua pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedur
dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada prosedur mendefinisikan sistemsebagai berikut.
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang salingberhubungan,
berkumpul bersama –sama untuk melakukan suatu kegiatandan untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. Prosedur adalah rangkaian operasi klerikal (tulis-menulis), yang melibatkan
beberapa orang di dalam satu/lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan
yang seragam dari transaksitransaksi bisnis yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu
kegiatan tertentu. Urutan kegiatan digunakan untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan,
siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Penekanan
pada elemen/komponennya : “Sistem adalah kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu”.
Kedua definisi tersebut benar dan tidak saling bertentangan, yang berbeda adalah cara
pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen, komponen,
subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena
kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian.
Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya dimana sistem ini
menerima masukan dari lingkungannya dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar
atau sistem lainnya., Karena system sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luanya,
maka suatu system harus mempunyai suatu system pengendalian yang baik. Sistem yang baik
harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relative tertutup karena system tertutup
akan bekerja secara otomatis dna terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja. Sistem ini
cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga
dapat meneruskan eksistensinya.
Contoh : Sistem keorganisasian memiliki kemampuan adaptasi.(Bisnis dalam menghadapi
persaingan dari pasar yang berubah. Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan
tersingkir).
Sytem Boundary

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa
adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan
memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem
2. Definisi, komponen, aktivitas dalam manajemen rantai posok (supply chain)

Supply chain management adalah pengembangan lebih lanjut dari manajemen


distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Supply Chain Managemen
juga merupakan pendekatan terintegrasi antar fungsi maupun lintas organisasi dalam
memproduksi dan menghantarkan produk ke pelanggan. Terdapat tiga aspek yang
perlu diperhatikan dalam supply chain management, antara lain:
a. Supply chain management adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufaktur, distributor,
retailer, dan customer.
Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara keseluruhan
yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan.
b. Supply chain management mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
c. Supply chain management mempunyai peran penting dalam meningkatkan
kualitas pelayanan perusahaan ke konsumen. Supply chain management
melibatkan berbagai pihak di dalamnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam usaha untuk memenuhi permintaan konsumen.
d. Supply chain tidak hanya melibatkan manufaktur dan supplier, tetapi juga
melibatkan banyak pihak yaitu konsumen, retailer, wholesaler, produsen hingga
transporter produk.
Komponen supply chain
 Plan
Kesuksesan supply chain management terletak pada proses penentuan strategi
Supply Chain Management (SCM). Tujuan dari proses perumusan strategi ialah
agar tercapai efisiensi dan efektivitas biaya serta terjaminnya kualitas produk yang
dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
 Source
Perusahaan harus mampu memilih supplier bahan baku yang kredibel dan sanggup
untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, manajer
supply chain management harus dapat menetapkan harga, mengelola pengiriman,
pembayaran bahan baku, dan menjaga serta meningkatkan hubungan bisnis
terhadap supplier.
 Make
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manajer Supply Chain Management
(SCM) melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses
produksi, uji coba produk, pengemasan, dan persiapan pengiriman produk berupa
barang atau jasa. Perusahaan juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas,
output produksi, serta produktivitas pekerja.
 Deliver
Perusahaan memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola jaringan
gudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke
konsumen, serta mengatur sistem pembayaran.
 Return
Perencana supply chain management harus mampu membuat jaringan yang
fleksibel serta responsif untuk produk (barang atau jasa) cacat dari konsumen dan
membentuk layanan aduan konsumen yang memiliki masalah dengan produk yang
dikirimkan.
Aktivitas Manajemen Rantai Pasokan :
a. Meramalkan permintaan pelanggan
b. Membuat jadwal produksi
c. Menyiapkan jaringan transportasi
d. Memesan persediaan pengganti dari para
pemasok
e. Mengelola persediaan: bahan mentah, barang
dalam proses dan barang jadi
f. Menjalankan produksi
g. Menjamin kelancaran transportasi sumber daya
kepada pelanggan
h. Melacak aliran sumber daya material, jasa,
informasi, dan keuangan dari pemasok, di dalam
perusahaan, dan kepada pelanggan.

3. Karakteristik rantai posok (supply chain) berbasis open system dan contohnya

Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat


pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya
distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk
tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan
aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama
dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir
produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai
pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai
pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok
melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan
proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam

4. Sistem informasi yang mendukung manajemen rantai posok

Informasi merupakan penggerak utama yang sangat mempengaruhi ketiga penggerak


lainnya.
Dengan adanya teknologi informasi, mempunyai peran terdukungnya kolaborasi dan
koordinasi supply chaindimana selisih biaya transaksi yang dihasilkan antar partner
supply chaindan biaya dalam mendapatkan aliran informasi tersebut akan berkurang.
Teknologi informasi pada supply chainjuga akan membantu dalam pemilihan
keputusan yang lebih tepat karena kekuatan analitis pada komputer akan menunjang
pengambilan keputusan ini. Di dalam perusahaan teknologi informasi juga akan
menunjang kinerja perusahaan karena perencanaan strategi perusahaan menjadi lebih
terpusat.
Teknologi informasi di dalam Supply Chain Management (SCM) / Manajemen Rantai
Pasokan dapat dilihat dari dua perspektif yaitu Perspektif Teknis dan Perspektif
Manajerial. Pada Perspektif Teknis terdapat dua fungsi yang harus dipenuhi yaitu
fungsi penciptaan dan fungsi penyebaran. Sedangkan pada Perspektif Manajerial
terdapat beberapa hal yang diharapkan perusahaan dari implementasi teknologi
informasi yang ada yaitu minimize risk, reduce cost, menciptakan value. Informasi
juga akan menjadi faktor yang sangat penting dalam menunjang kinerja supply chain/
rantai pasok karena dapat menjadi dasar agar proses dari rantai pasok dapat berjalan
dan juga pengambilan dan pembuatan keputusan akan menjadi lebih baik. Tanpa
adanya informasi suatu perusahaan / manajer tersebut tidak akan mengetahui material
yang tersedia, jumlah dan jenis produk yang akan diproduksi, permintaan dari
pelanggan, dll.
Lalu, teknologi informasi juga akan memungkinkan pengiriman data permintaan dan
penawaran di dalam suatu persahaan menjadi lebih cepat. Informasi yang dibagi di
seluruh SCM ke konsumen akhir dapat dibuat sebuah rantai permintaan yang
diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuan dari hal ini ialah
mengintegrasikan data permintaan dan supply yang ada sehingga gambaran yang
akurasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan
juga konsumen akhir. Integrasi ini memungkinkan peningkatan keunggulan
kompetitif sehingga integrasi ini di dalam Supply Chain Management (SCM) /
Manajemen Rantai Pasokan akan meningkatkan ketergantungan dan inventori
minimum.

Anda mungkin juga menyukai