Anda di halaman 1dari 34

SUPPLY CHAIN

MANAGEMENT
Oleh
HORAS M M TAMBUNAN (2243700058)
SUB PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar SCM
2. Perinsip SCM
3. Tujuan SCM
4. Komponen SCM
5. Proses SCM

01
Konsep Dasar Supply Chain
 Secara umum, supply chain management adalah serangkaian kegiatan
yang meliputi perencanaan, pengelolaan, dan aktivasi produk. Dari
setiap kegiatan yang telah dijalankan tentu saja menggunakan strategi
biaya yang berbasis efisien. Terkontrol dan mampu meningkatkan
keuntungan. 

Supply Chain Management (SCM) terkait dengan seluruh aktivitas yang


terlibat dalam pengadaan dan penggunaan dari sebuah produk atau jasa

02
Konsep Dasar Supply Chain
 Supply Chain Management merupakan kegiatan berurut dari
pengadaan sumber daya (bahan baku) dari supplier (pemasok) ke
pabrik (manufaktur), selanjutnya dikirim ke konsumen akhir.
Sedangkan segmentasi supply chain merupakan kegiatan yang
melibatkan pengiriman produk jadi dari pabrik ke konsumen, proses
ini juga akrab disebut saluran distribusi atau distribution channel
dalam bahasa Inggris.
Supply chain management atau manajemen rantai pasokan dalam
bahasa Indonesia mengelola bahan baku, keuangan, informasi, yang
semuanya menjadi penopang proses interaksi dari supplier menuju
pabrik selanjutnya ke pedagang grosir (wholesaler) kemudian ke 
03 pengecer (retailer) hingga sampai ke tangan konsumen.
Konsep Dasar Supply Chain

04
Perinsip Supply Chain
1.Melihat konsumen berdasarkan kebutuhan atau permintaan.
2.Membangun relasi dengan supplier sehingga meminimalisir biaya
material.
3.Menggunakan teknologi informasi untuk menunjang rantai pasokan
mulai dari produksi, distribusi, hingga promosi produk. 
4.Mengamati target pasar untuk kemudian menjadikan sebagai
perencanaan dalam merancang produk. 
5.Mengetahui produk yang lebih cocok kepada konsumen.
6.Mengelola aliran informasi agar lebih cair dan terarah. 
7.Memanfaatkan teknologi informasi untuk mengukur kinerja rantai
pasokan sehingga memiliki bahan evaluasi. 
05
Tujuan Supply Chain
a. Mencapai biaya yang minimum dan tingkat pelayanan yang
maksimum. Manajemen rantai pasokan (supply chain
management) mempertimbangkan segala fasilitas yang
berpengaruh terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dan biaya
yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan keuntungan.
c. Bisa memenangkan persaingan pasar. Untuk bisa memenangkan
persaingan pasar maka rantai pasokan harus mampu menyediakan
barang atau jasa yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan
variatif.

06
Tujuan Supply Chain
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan semua
kegiatan yang terdapat dalam supply chain sehingga
akan tercapai pelayanan kepada customer yang
maksimal dengan biaya yang relatif rendah.
e. Memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan
untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan customer
serta meminimumkan biaya secara keseluruhan seperti
biaya pemesanan, penyimpanan, dan transportasi.

07
Komponen Supply Chain
Menurut Worthen dan Wailgum (2008), Supply Chain Management (SCM)
memiliki beberapa komponen dasar di antaranya:
a. Plan
Kesuksesan supply chain management terletak pada proses penentuan
strategi Supply Chain Management (SCM). Tujuan dari proses perumusan
strategi ialah agar tercapai efisiensi dan efektivitas biaya serta
terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
b. Source
Perusahaan harus mampu memilih supplier bahan baku yang kredibel
dan sanggup untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan.
Oleh sebab itu, manajer supply chain management harus dapat
menetapkan harga, mengelola pengiriman, pembayaran bahan baku, dan
menjaga serta meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.
08
Komponen Supply Chain
Menurut Worthen dan Wailgum (2008), Supply Chain Management (SCM) memiliki
beberapa komponen dasar di antaranya:
c. Make
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manajer Supply Chain Management (SCM)
melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji
coba produk, pengemasan, dan persiapan pengiriman produk berupa barang atau jasa.
Perusahaan juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas, output produksi, serta
produktivitas pekerja.
d. Deliver
Perusahaan memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola jaringan gudang
penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen, serta
mengatur sistem pembayaran
e. Return
Perencana supply chain management harus mampu membuat jaringan yang fleksibel
serta responsif untuk produk (barang atau jasa) cacat dari konsumen dan membentuk
layanan aduan konsumen yang memiliki masalah dengan produk yang dikirimkan.
09
Proses Supply Chain
A. Customer Relationship Management (CRM)
Langkah pertama Customer Relationship Management (CRM) adalah
mengidentifikasi konsumen yang kritis dengan misi dagang perusahaan.
Tim customer service membuat dan melaksanakan program bersama,
persetujuan barang atau jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Kemudian tim customer service bekerja sama dengan konsumen
mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas
demand. Dan terakhir, manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut
untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada
konsumen tersebut juga keuntungan yang diperoleh.

10
Proses Supply Chain
B. Customer Service Management (CSM)
Sumber tunggal informasi konsumen yang mengurus persetujuan barang atau
jasa. Customer service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal
pengiriman dan ketersediaan barang atau jasa berdasarkan informasi dari
bagian produksi dan distribusi.
Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu
pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi barang atau jasa
C. Demand Management
Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan kemampuan
supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli konsumen dan kapan.
Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point of sale (yang
telah diuraikan di manajemen logistik) dan data konsumen inti untuk
mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui supply chain.

11
Proses Supply Chain
D. Customer Demand Fulfillment
Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja, antara produk,
distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer supply chain dan
anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mengurangi total biaya kirim
konsumen.
E. Manufacturing Flow Management
Perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historis. Produk
dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi.
Sering kali barang atau jasa yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan
biaya penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan supply chain management produk
(barang atau jasa) dihasilkan berdasarkan kebutuhan konsumen.
Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Diperlukan kemampuan berubah secara
cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan khalayak.
Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus
pada biaya-biaya perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam
rancangan barang atau jasa dan perhatian pada rangkaian barang atau jasa.

12
Proses Supply Chain
F. Procurement
Berhubungan baik dalam jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-
win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan
pemasok sejak tahap rancangan barang atau jasa sehingga dapat mengurusi siklus
pengembangan produk (barang atau jasa) serta meningkatkan koordinasi antara engineering,
purchasing dan supplier pada tahap akhir rancangan.
G. Pengembangan Produk dan Komersialisasi
Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya mengkoordinasikan dengan
Customer Relationship Management (CRM) untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
konsumen yang telah tertampung maupun yang belum ditampung, memilih material dan
pemasok yang sesuai yang berhubungan dengan bagian procurement, mengembangkan teknologi
produksi dan aliran produksi untuk mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran
supply chain yang terbaik untuk penggabungan produk.
H. Retur
Proses return management yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas
kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Ketersediaan retur
(return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang diperlukan untuk mencapai
pengembalian aset (return on asset) pada status yang digunakan.
13
CARA DISTRIBUSI
OBAT YANG BAIK
(CDOB)
Oleh
HORAS M M TAMBUNAN (2243700058)
Aspek Aspek CDOB
1. Manajemen Mutu
2. Organisasi Manajemen dan Personalia
3. Bangunan dan Peralatan
4. Oprasional
5. Inspeksi Diri
6. Keluhan, Kembalian, Diduga Palsu, Recall
7. Transfortasi
8. Sarana Distributor berdasarkan kontrak
9. Dokumentasi

01
Manajemen Mutu
1. Sistem Mutu
a) Pemastian Mutu
adalah seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan dalam sistem mutu dan dilakukan
sesuai kebutuhan untuk meyakinkan bahwa suatu barang akan memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan (CPOB).
b) Kebijakan Mutu
adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu seperti
yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak. Pada umumnya kebijakan mutu konsisten dengan
kebijakan menyeluruh organisasi dan menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran
mutu (ISO 9000).
c) Struktur Organisasi
adalah pengaturan tanggung jawab, hubungan dan wewenang antar orang secara tertib. Pada
umumnya struktur organisasi dijelaskan dengan suatu bagan yang mencakup keterangan tentang jabatan,
personil dan hubungan antar jabatan.
d) Manajemen Puncak
adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat
tertinggi. Pada Fasilitas Distribusi, manajemen puncak pada umumnya adalah Pimpinan Perusahaan atau
Presiden Direktur. (ISO 9000) Penunjukan penanggung jawab oleh Manajemen Puncak dibuktikan dengan
Surat Penunjukan Penanggung Jawab

02
Manajemen Mutu
2. Pengelolaan Kegiatan Berdasarkan Kontrak
Pengendalian dan pengajian berbagai kegiatan berdasarkan kontrak perlu dilakukan untuk memastikan
bahwa sebuah pekerjaan kontrak memang perlu dilakukan, dilakukan oleh pihak yang tepat, diketahui oleh
berbagai pihak yang berkepentingan, tidak 10 bertentangan dengan kontrak lainnya, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, sudah mendapat persetujuan, dilaksanakan sesuai jangka waktu dan kriteria yang
disepakati dalam kontrak sehingga mampu mendapatkan hasil seperti yang direncanakan

3. Kajian Dan Pemantauan Manajemen


Masukan yang dibahas dalam kajian manajemen mencakup:
i. Hasil audit
ii. Umpan balik pelanggan
iii. Kinerja proses dan kesesuaian jasa
iv. Status tidakan perbaikan (korektif) dan tindakan preventif (CAPA)
v. Tindak lajut kajian manajemen yang lalu
vi. Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan
vii. Saran-saran untuk perbaikan
Adapun hasil yang diharapkan dari kajian manajemen harus mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan
dengan:
a. Perbaikan pada keefektifan sistem manajemen mutu dan proses- prosesnya.
b. Perbaikan pada jasa layanan berkaitan dengan persyaratan pelanggan
c. Sumber daya yang diperlukan
03
Manajemen Mutu
4. Manajemen Risiko Mutu

a) Proaktif berarti upaya untuk mengendalikan situasi dengan cara melakukan suatu
tindakan atau melakukan persiapan untuk mengantisipasi suatu masalah yang saat ini
belum terjadi, tetapi mungkin akan terjadi di masa datang.
b) Penilaian risiko adalah proses yang terus menerus dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Penilaian risiko yang sudah pernah dibuat harus ditinjau ulang dan
direvisi secara berkala misal 1 (satu) kali dalam setahun untuk memastikan jenis-jenis
risiko baru yang mungkin timbul dapat terdeteksi dan terantisipasi.
c) Evaluasi risiko harus dilakukan berdasarkan pengetahuan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan (misalnya dengan melihat karakteristik fisiko-kimia obat) dan
bukan hanya berdasarkan asumsi subyektif, sehingga tindakan perbaikan yang diambil
dapat dipertanggungjawabkan.
d) Harus tersedia prosedur yang mewajibkan bahwa pengadaan obat harus didapatkan dari
sumber yang sah dan dapat menjamin keaslian obat dan/atau bahan obat. Untuk obat
dan/atau bahan obat yang rawan dipalsukan, harus tersedia sampel dan/atau referensi
lain yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi obat dan/atau bahan
obat tersebut
04
Organisasi Manajemen dan Personalia
1. Organisasi Dan Manajemen

a) Setiap personil harus memiliki uraian tugas tertulis yang sudah


ditandatangani yang bersangkutan dan pihak perusahaan.
b) Setiap ada penyimpangan, kepala bagian harus bertanggung jwab untuk
mengidentifikasi sesuai POB terkait.
c) Konflik kepentingan adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
mendapatkan kepercayaan, memiliki kepentingan kerja dan
kepentingan pribadi yang bersinggungan sehingga menyulitkan orang
tersebut untuk menjalankan tugasnya secara profesional.
d) Fasilitas Distribusi harus menjaga keselamatan dan keamanan semua
aspek yang terlihat dalam proses distribusi obat dan/atau bahan obat,
termasuk personil, sarana, lingkungan dan hal-hal lainnya yang dapat
berpengaruh pada integritas obat dan/atau bahan obat.

05
Organisasi Manajemen dan Personalia
2. Penanggung Jawab
a) Penunjukan penanggung jawab mengacu pada lampiran 1.4. Contoh
surat penunjukan penanggung jawab. Dokumentasi pendelegasian
tugas pada saat Penanggung Jawab berhalangan setidaknya harus
mencakup nama, SIK, alamat penanggung jawab dan penggantinya,
alasan dan jangka waktu pendelegasian.
b) Cukup jelas, tercantum dalam uraian tugas penanggung jawab. Lihat
Lampiran 2.2 Contoh Uraian Tugas Penanggung Jawab
3. Personil Lainnya
4. Pelatihan
a) Tersedia Program Pelatihan Tertulis.
b) Evaluasi berkala dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 (enam) bulan
sekali atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing Fasilitas Distribusi.

06
Organisasi Manajemen dan Personalia
5. Higiene

a) Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara


dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Higiene
berkaitan erat dengan masalah sanitasi. Sanitasi adalah
usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kepada
kegiatan usaha kegiatan hidup manusia.
b) Direkomendasikan untuk menyediakan loker karyawan.
c) Ketentuan Alat Pelindung Diri (APD) dan pakaian kerja
yang diperlukan dapat dilihat pada Lampiran 2.4 POB
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

07
Bangunan dan Peralatan
Lokasi bangunan harus bebas banjir, dan/atau kondisi cuaca ekstrim
dan bahaya alamiah lainnya. Bangunan tempat penyimpanan dibangun
dengan:
1) Menggunakan bahan yang kuat dan mudah dibersihkan;
2) Memiliki saluran pembuangan air;
3) Lantai yang mudah dibersihkan, mempunyai permukaan yang rata,
bebas dari keretakan dan lubang yang terbuka;
4) Langit-langit selalu dalam keadaan baik: tidak bocor, berlubang dan
dalam keadaan bersih.
Yang dimaksud dengan kondisi penyimpanan yang baik meliputi:
1) Bersih, bebas dari sampah dan debu;
2) Dapat mempertahankan suhu yang sesuai dengan persyaratan
penyimpanan produk;
3) Mencegah masuknya serangga dan hama lain;
4) Kering, tidak ada rembesan.
08
Bangunan dan Peralatan
1. Suhu Dan Pengendalian Lingkungan
2. Peralatan
3. Sistem Komputer
Pengujian sistem komputer dilakukan oleh pengguna sekurang- kurangnya meliputi
komponen entry, proses yang dilakukan oleh sistem sehingga mengeluarkan keluaran
yang diharapkan, keamanan sistem. Pengujian sistem termasuk transaksi elektronik.
4. Kualifikasi Dan Validasi
Kualifikasi adalah tindakan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem
yang digunakan dalam suatu proses atau sistemakan selalu bekerja sesuai dengan
kriteria yang diinginkan dan konsisten serta menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Validasi adalah Suatu tindakan pembuktian dengan
cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan
atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa
mencapai hasil yang diinginkan.

09
Oprasional

1. Kualifikasi Pemasok
2. Kualifikasi Pelanggan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pemisahan Obat Dan/Atau Bahan Obat
6. Pemusnahan Obat Dan/Atau Bahan Obat
7. Pengambilan
8. Pengemasan
9. Pengiriman
10. Ekspor Dan Impor

10
Inspeksi Diri Pelaksanaan
• Dibentuk Tim terdokumentasi

Inspeksi Diri

Inspeksi pada
semua aspek Temuan
CDOB diidentifikasi
dan dilakukan
CAPA
Dilakukan Jangka
secara waktu yang
independen ditetapkan

10
Keluhan, Kembalian, Diduga Palsu, Recall

1. Keluhan
 Setiap keluhan dilakukan pencatatan dan kategorisasi serta dibuatkan
trend analisa. Jenis keluhan dapat dikelompokkan, misalnya:
a. Keluhan pelayanan
b. Keluhan produk (mutu produk atau produk diduga palsu)
2. Obat Dan/Atau Bahan Obat Kembalian
Proses pengembalian obat dan/atau bahan obat harus dilakukan oleh
pihak yang seharusnya sesuai prosedur dan dilakukan monitoring agar
tidak memungkinkan campur tangan oleh orang yang tidak berwenang
dan mencegah masuknya obat palsu dalamrantai distribusi.
Penilaian risiko atas penanganan obat dan/atau bahan obat dengan
penyimpanan khusus (Narkotika, Psikotropika dan obat dan/atau bahan
obat kondisi suhu tertentu)

11
Keluhan, Kembalian, Diduga Palsu, Recall

3. Obat Dan/Atau Bahan Obat Diduga Palsu


Jika terdapat keluhan/kembalian obat dari pelanggan
diduga palsu maka stok obat yang ada harus dilakukan
karantina sampai ada keputusan dari Badan POM.

4. Penarikan Kembali Obat Dan/Atau Bahan Obat


Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan No
HK.04.1.33.12.11.09938 tahun 2011 tentang Kriteria dan
Tata Cara Penarikan Obat yang Tidak Memenuhi Standar
dan/atau Persyaratan

12
Transfortasi
Dikelola dengan baik
• Aman & bebas dari akses pihak yang tidak sah
• Identitas produk tidak mudah hilang
• Dokumen pengiriman (ttd, identitas, stempel) kembali ke PBF

Kendaraan
• Sesuai persyaratan penyimpanan produk
• Label Jelas
• Pengemudi dilatih CDOB

Transportasi disub-kontakan
• Pihak ketiga memahami kodisi penyimpanan
• Kontrak mencantumkan tanggungjawab saat terjadi hal yang tidak diinginkan

13
 Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak
Sarana Distributor berdasarkan kontrak

penyedia jasa dalam hal pergudangan harus


memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Lokasi gudang harus mempunyai izin gudang dan
tercantum dalamperizinan fasilitas distribusi
pemberi kontrak;
2. Gudang harus memenuhi persyaratan CDOB;
3. Personil gudang harus mendapatkan pelatihan
tentang CDOB;

14
 Pemberi Kontrak Sarana Distributor berdasarkan kontrak

 Bertanggung jawab untuk kegiatan yang dikontrakkan


 Menilai kompetensi yang diperlukan oleh penerima kontrak
 Melakukan pengawasan terhadap penerima kontrak dalam
melaksanakan tugas yang dikontrakkan sesuai dengan prinsip dan
pedoman CDOB (audit)
 Memberikan informasi secara tertulis yang harus dilaksanakan oleh
penerima kontrak
 Penerima Kontrak
 Memiliki tempat, personil yang kompeten, peralatan, pengetahuan dan
pengalaman dalam melaksanakan tugas yang dikontrakkan
 Harus memenuhi persyaratan CDOB
 Penerima kontrak harus menghindari aktivitas lain yang dapat
mempengaruhi mutu obat dan/atau bahan obat.
 Melaporkan kejadian apapun yang dapat mempengaruhi mutu obat
kepada pemberi kontrak

15
• Prosedur Tertulis
• Oprasional dan Pengadaan (Sp, Faktur/SPB, Kartu Stok)
• Kontrak Di
Simpan
• Catatan Kegiatan (Inspeksi Diri, Recall, dll) selama
3 tahun
• Data

16
• Penanganan kehilangan/kerusakan selama pengiriman dan dalam kondisi tidak terduga
(force major)

• Kewajiban penerima kontrak untuk mengembalikan obat kepada pemberi kontrak jika terjadi
kerusakan selama pengiriman dengan menyertakan berita acara kerusakan

• Kehilangan selama pengiriman oleh penerima kontrak, penerima kontrak wajib melaporkan
kepada pihak kepolisian dan pemberi kontrak

• Pemberi kontrak berhak melakukan audit terhadap penerima kontrak setiap saat

17
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai