Supply Chain tidak selalu merupakan rantai lurus. Sebuah industri manufaktur bisa
memiliki ratusan bahan ribuan pemasok. Produk- produk yang dihasilkan oleh sebuah
industri mungkin didistribusikan oleh beberapa pusat distribusi yang melayani ratusan
bahkan ribuan grosir dan retailer, pedagang kecil dan sebagainya. Setiap saluran dalam
Supply Chain akan memiliki aktivitas-aktivitas yang saling mendukung. Secara
keseluruhan aktivitas- aktivitas tersebut meliputi perancangan produk, peramalan
kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, distribusi,
penyimpanan, dukungan pelayanan kepada pelanggan, proses pembayaran dan
sebagainya. Pada tingkatan yang lebih strategis ada aktivitas-aktivitas seperti pemilihan
pemasok, penentuan lokasi pabrik, gudang, pusat distribusi. Secara tradisional, semua
aktivitas- aktivitas tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit koordinasi. Istilah tim
lintas fungsi misalnya, tidak banyak diaplikasikan dalam manajemen Supply Chain
tradisional. Tiap bagian berusaha membuat ukuran-ukuran tersendiri dalam
menentukan kesuksesan pekerjaannya. Demikian juga hubungan antar saluran dalam
Supply Chain. Hubungan antara pemasok dengan perusahaan yang disuplainya juga
hanya terbatas pada transaksi jual beli. Pola-pola negoisasi benar-benar mementingkan
pihak-pihak secara individual, dan bukan mengacu pada kinerja keseluruhan pihak yang
menjadi pembentuk sebuah Supply Chain secara utuh.
Pemasok berkeinginan untuk memindahkan atau menjual produknya secepat dan
sebanyak mungkin dengan harga yang tinggi, sementara perusahaan yang disuplainya
menginginkan harga yang murah dan pengiriman yang cepat.
2. Perubahan Lingkungan Bisnis
. Lingkungan bisnis senantiasa berubah dan perubahan tersebut semakin lama semakin
cepat. Akselerasi perubahan ini disebabkan berkembangnya secara cepat faktor-faktor
penting antara lain :
a. Konsumen yang semakin kritis, membutuhkan produk atau jasa yang semakin
berkualitas dengan harga murah dan bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi dan perbankan yang semakin
canggih sehingga memungkinkan berkembangnya model- model baru dalam
manajemen aliran material produk. Munculnya internet misalnya, memungkinkan
terjadinya transaksi-transaksi
Ketiga faktor di atas, ditambah dengan adanya globalisasi dan perubahan peta
ekonomi dunia ke arah meningkatnya kemampuan ekonomi negara-negara dunia ketiga,
telah menciptakan banyak paradigma baru dalam dunia bisnis. Salah satu paradigma penting
adalah meningkatnya persaingan antar produk maupun jasa di pasaran. Hanya produk atau
jasa yang aspiratif terhadap kepentingan konsumen yang pada akhirnya akan bisa bertahan.
Dengan praktek tradisional bisnis yang tidak cocok lagi dan persaingan yang semakin ketat
akibat perubahan-perubahan lingkungan bisnis, memaksa pelaku-pelaku, baik sektor
industri maupun jasa untuk memikirkan cara- cara baru dalam memenangkan persaingan.
Supply Chain Management muncul sebagai jawaban atas kebutuhan pelayanan yang cepat,
berkualitas dan murah.
strategi ialah agar tercapai efisiensi dan efektivitas biaya serta terjaminnya
kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
2. Source (Sumber)
Perusahaan harus mampu memilih supplier bahan baku yang kredibel dan
sanggup untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh
sebab itu, manajer supply chain management harus dapat menetapkan
harga, mengelola pengiriman, pembayaran bahan baku, dan menjaga serta
meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.
3. Make (Produksi)
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manajer Supply Chain
Management (SCM) melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang
dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk, pengemasan, dan
persiapan pengiriman produk berupa barang atau jasa. Perusahaan juga
harus mampu melakukan pengukuran kualitas, output produksi, serta
produktivitas pekerja.
4. Deliver (Pengiriman)
Perusahaan memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola
jaringan gudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan
produk ke konsumen, serta mengatur sistem pembayaran.
5. Return (Pengembalian)
Perencana supply chain management harus mampu membuat jaringan
yang fleksibel serta responsif untuk produk (barang atau jasa) cacat dari
konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang memiliki
masalah dengan produk yang dikirimkan.