TUJUAN
Memahami konsep e-Supply Chain
Memahami masalah dan solusi e-Supply
Memahami perencanaan dan desain kolaborasi Supply Chain
Memahami solusi Rantai pasokan Internal
Memahami Integrasi Supply Chain
Memahami alat-alat kolaborasi Supply Chain
PENDAHULUAN
▪ Agar perusahaan tetap mempunyai keunggulan bersaing, Porter berpendapat bahwa
perusahaan harus mempunyai kekuatan terhadap suplier. Menurutnya supplier
mempunyai potensi untuk menaikkan harga, menyeragamkan kualitas produk yang
menjadi kunci utama dalam kompetisi dan juga bisa mengikis keuntungan.
▪ Memang rantai nilai mencakup biaya perusahaan dari memproduksi bahan baku sampai
dengan produk jadi yang siap jual. Ini semua dilakukan untuk mengefisiensikan rantai
suplai agar tidak ada tahapan inventarisasi yang menggelembung karena
kesalahpahaman, atau tidak adanya pengetahuan tentang permintaan pelanggan.
▪ Banyak perusahaan kini menjadikan manajemen rantai pasokan (SCM) sebagi tujuan
strategis utama dan usaha awal untuk pengembangan aplikasi e-business besar. Pada
dasarnya, manajemen rantai pasok membantu perusahaan mendapatkan produk yang
tepat pada tempat yang tepat dalam waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat
serta biaya yang wajar.
▪ Manajemen rantai pasok adalah sistem antar perusahaan lintas fungsi yang
menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung serta mengelola
berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis utama perusahaan dan dengan
pemasok, pelanggan, serta para mitra bisnis.
▪ Lambert (1998) menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas proses-proses bisnis
dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan
informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
▪ Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan
untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur,
pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas,
lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.
▪ Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan dalam
suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu
keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
▪ Chopra & Meindl (2001) berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas
aliranaliran di antara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan
keuntungan total.
▪ Menurut Lambert et. al dalam Croxton (2001), proses-proses bisnis dalam SCM terdiri
atas delapan bagian yang meliputi: manajemen hubungan pelanggan, manajemen
pelayanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran
manufaktur, manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk,
dan manajemen pengembalian (return management),
Bagian Utama Terkait Fungsi Supply Chain (Pujawan, 2005)
3. Supplier Relationship Management (SRM) : proses ini meliputi semua proses yang
berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pemasoknya. Proses ini
bertujuan untuk menyusun dan mengatur sumber pasokan untuk berbagai macam
produk dan jasa perusahaan
2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/konsumen merupakan suatu mata
rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik.
3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang
yang harus dikelola dengan baik karena mutu barangjadi ditentukan tidak hanya oleh
proses produksi tetapi juga oleh m utu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam
pengirimannya.
Peningkatan kepastian permintaan atau variasi permintaan dari hilir ke hulu dalam
supply chain disebut bullwhip effect . Ketidakpastian dari supplier merupakan
ketidakpastian pada lead-time pengiriman, harga bahan baku atau komponen,
ketidakpastian kualitas, dan jumlah bahan baku yang dikirim. Sedangkan
ketidakpastian internal disebabkan oleh kemungkinan rusaknya mesin, kinerja mesin
yang tidak bagus, ketidakhadiran tenaga kerja, serta ketidakpastian waktu dan
kualitas produksi.
Pada arah downstream dari rantai pasokan, internet dapat digunakan untuk:
a. Untuk memperkenalkan events dan mendapatkan masukkan dari costumer.
b. Untuk mengkomunikasikan prosedur penanganan kepada para costumer.
Dalam usaha memelihara hubungan antara perusahaan dengan konsumen, internet dapat
memberikan sebuah sarana komunikasi yang efisien dengan para konsumen. Di masa depan,
kita akan melihat lebih banyak perusahaan yang mengumpulkan data dari para penggunanya
dan menggunakannya untuk menavigasikan web-page mereka. Dalam hal ini, internet dapat
meng-generate sejumlah besar data, yang dapat digunakan oleh bagian
CRM jika dilakukan analisa secara mendalam. Dalam hal mengintegrasikan proses internal
dan dengan partner bisnis lainnya, kita akan melihat bagaimana internet merupakan
sebuah kunci penyedia praktek terintegrasi seperti pengaturan invetori dan CPFR
(Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment).
E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (e-SCM)
Pengertian e-SCM
▪ Electronic Supply Chain Management. E-SCM ( Electronic Supply Chain Management )
merupakan penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan operasi dari aktivitas
supply chain yang meliputi aliran bahan baku, informasi, uangdan layanan yang
dimulai dari pembelian bahan baku supplier , bahan baku tiba digudang sampai
dengan produk akhir ke konsumen. Dengan memanfaatkan e-SCM perusahaan dapat
memperoleh produk yang tepat dengan waktu yang tepat dengan biaya yang minimal.
▪ Menurut Turban (2010, p289), E-supply Chain Management (e-SCM) adalah kolaborasi
dari penggunaan teknologi untuk memperluas proses B2B dan meningkatkan kecepatan,
kelincahan, pengedalian tepat waktu, dan kepuasan pelanggan. E-SCM merupakan
kolaborasi penggunaan teknologi untuk meningkatkan kegiatan operasi supply chain dan
manajemen supply chain.
▪ Menurut Ross (2003,p18), e-SCM adalah sebuah filosofi manajemen taktis dan strategis
yang mencari jaringan dari sekumpulan kapasitas dan sumber daya produktif yang ada
dalam jaringan supply chain melalui aplikasi dari teknologi internet untuk mencari
solusi yang inovatif dan sinkronisasi kemampuan supply chain yang didedikasikan untuk
menciptakan customer value yangunik dan terpersonalisasi
Karateristik e-SCM
▪ Menurut Ross( 2003,p19-p26), e-SCM memiliki 3 karakteristik yaitu:
o E-SCM memberi pandangan baru dari fungsi informasi di dalam supply chain .
Dimana atribut utama dari informasi internet adalah kecepatan, dan kecepatan
merupakan keunggulan kompetitif yang paling penting. Internet memungkinkan
pengumpulan, pencarian, dan pengendalian atas informasi secara elektronik dari
jaringan supply chain mana pun dengan tepat waktu dan secara efektif.
o E-SCM memungkinkan perusahaan untuk membentuk hubungan yang bersifat
untuk memenangkan persaingan dengan mitra bisnis dalam supply chain .
Melalui e-SCM perusahaan dapat berintegrasi dengan mitra bisnis dalam supply
chain sehingga proses operasional perusahaan menjadi lebih cepat
o E-SCM memungkinkan untuk sinkronisasi supply chain yang mengutamakan
kecepatan dan ketepatan dalam pertukaran informasi
Konsep e-Supply Chain Management yang baik, biasanya memiliki 5 (lima) buah komponen
yang saling mendukung, yaitu masing-masing:
▪ Supply Chain Replenishment – adalah proses yang berkaitan dengan bagaimana para
pemasok saling bekerja sama untuk menyediakan produk-produk atau bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga memenuhi target
permintaan dan service level yang dicanangkan.
▪ E-Logistics – sama seperti e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan
aktivitas manajemen pergudangan dan transportasi
▪ Lebih pada bagian hilir supply chain. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam
proses fulfilment adalah Menerima order dari pelanggan. Pelanggan bisa memesan
produk melalui telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering, Mengelola transaksi
termasuk proses pembayaran. Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan
produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum, Manajemen transportasi
Keputusan mode dan rute transportasi termasuk di dalamnya. Komunikasi dengan
pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis, dan
sebagainya
▪ Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset
stratejik perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada hal
yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu
dijaga keberadaannya. Tanpa adanya kedua unsur tersebut, mustahil kerjasama yang
dilakukan akan menghasilkan suatu kinerja yang saling menguntungkan (win-win)
Kolaborasi Perdagangan
• Penggunaan teknologi digital yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk secara
bersama-sama merencanakan, merancang, mengatur, dan meneliti produk, servis, dan
aplikasi EC yang inovatif
• Kegiatan ini dibedakan dari penjualan dan pembelian. Contoh: sebuah perusahaan yang
berkolaborasi secara elektronik dengan pemasoknya yang mendesain produk atau
bagian-bagiannya untuk perusahaan tersebut
1. Kolaborasi Tradisional
Terjadi di antara anggota-anggota Supply Chain, biasanya yang dekat satu dengan yg
lainnya seperti manufaktur dan distributornya atau distributor dan pedagang. Bahkan
bila ada lebih banyak partner yang terlibat, fokusnya adalah peningkatan informasi
dan aliran produk di antara mereka.
2. Kolaborasi Jaringan
Setiap partner dapat berinteraksi dengan semua unsur dalam Supply Chain.
Interaksinya dapat terjadi diantara beberapa manufaktur atau distributor. Kolaborasi
jaringan dapat berbeda-beda bentuk, tergantung pada industri yang dijalankan,
produk/servis, volume arus informasi, dan lainnya
Contoh e-Kolaborasi
• Berbagi informasi antara Pedagang dan Pemasok barang
• Kolaborasi Pedagang-Pemasok (mengumpulkan partner sebanyak mungkin)
• Pengurangan waktu perencanaan pemesanan bahan baku
• Pengurangan waktu untuk pengembangan produk