Anda di halaman 1dari 12

Supply Chain Management

TUJUAN
Memahami konsep e-Supply Chain
Memahami masalah dan solusi e-Supply
Memahami perencanaan dan desain kolaborasi Supply Chain
Memahami solusi Rantai pasokan Internal
Memahami Integrasi Supply Chain
Memahami alat-alat kolaborasi Supply Chain

PENDAHULUAN
▪ Agar perusahaan tetap mempunyai keunggulan bersaing, Porter berpendapat bahwa
perusahaan harus mempunyai kekuatan terhadap suplier. Menurutnya supplier
mempunyai potensi untuk menaikkan harga, menyeragamkan kualitas produk yang
menjadi kunci utama dalam kompetisi dan juga bisa mengikis keuntungan.

▪ Memang rantai nilai mencakup biaya perusahaan dari memproduksi bahan baku sampai
dengan produk jadi yang siap jual. Ini semua dilakukan untuk mengefisiensikan rantai
suplai agar tidak ada tahapan inventarisasi yang menggelembung karena
kesalahpahaman, atau tidak adanya pengetahuan tentang permintaan pelanggan.

▪ Banyak perusahaan kini menjadikan manajemen rantai pasokan (SCM) sebagi tujuan
strategis utama dan usaha awal untuk pengembangan aplikasi e-business besar. Pada
dasarnya, manajemen rantai pasok membantu perusahaan mendapatkan produk yang
tepat pada tempat yang tepat dalam waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat
serta biaya yang wajar.

▪ Tujuan dari SCM adalah


o Mengelola secara efisien proses ini dengan memperkirakan permintaan,
mengendalikan persediaan, meningkatkan jaringan hubungan bisnis perusahaan
dengan para pelanggan, pemasok, distributor dan perusahaan lain, serta menerima
respons atas status setiap hubungan dalam rantai pasok.
o Menciptakan jaringan yang cepat, efisien dan berbiaya rendah untuk membuat
produk perusahaan baranjak dari konsep menuju pasar.

▪ Manajemen rantai pasok adalah sistem antar perusahaan lintas fungsi yang
menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung serta mengelola
berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis utama perusahaan dan dengan
pemasok, pelanggan, serta para mitra bisnis.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

Definisi Supply Chain Management


▪ Menurut Turban (2010, p287), supply chain adalah aliran bahan, informasi, uang, dan
layanan dari bahan baku pemasok melalui pabrik dan gudang sampai ke pelanggan
akhir.Supply chain juga mencakup organisasi dan proses yang membuat dan
mengirimkan produk, informasi dan layanan ke pelanggan akhir
Berikut adalah beberapa pengertian SCM menurut berbagai sudut pandang:
▪ Menurut Turban (2010, p289), supply chain management (SCM ) adalah sebuah proses
rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak kegiataan sehingga pengiriman
barangdan jasa dari pemasok ke pelanggan secara langsung dilakukan dengan efisien
dan efektif dengan mempertimbangkan semua pihak

▪ Lambert (1998) menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas proses-proses bisnis
dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan
informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

▪ Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan
untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur,
pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas,
lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.
▪ Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan dalam
suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu
keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

▪ Chopra & Meindl (2001) berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas
aliranaliran di antara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan
keuntungan total.

▪ Menurut Lambert et. al dalam Croxton (2001), proses-proses bisnis dalam SCM terdiri
atas delapan bagian yang meliputi: manajemen hubungan pelanggan, manajemen
pelayanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran
manufaktur, manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk,
dan manajemen pengembalian (return management),
Bagian Utama Terkait Fungsi Supply Chain (Pujawan, 2005)

Alur Supply Chain Management (SCM)


▪ Menurut Chan Kah Sing (2004,p5), alur dalam Supply Chain Management terdiri dari :
o Aliran bahan baku/produk secara fisik yang mencakup pengelolaan dan
pemindahan barang dari supplier kepada pelanggan, kebutuhan layanan
pelanggan, dan pengembalian barang.
o Aliran informasi yang berkaitan dengan aktivitas jual-beli,yang mencakup
pengiriman pesanan, dan melacak status pengiriman.
o Aliran sumber daya keuangan/Uang sebagai bukti pembayaran yangmerupakan
pengiriman uang

Proses Supply Chain Management


▪ Supply chain memiliki 3 proses utama yang saling berhubungan (Chopra, p15, 2007),
yaitu :
1. Customer Relationship Management ( CRM ), proses ini meliputi semua proses yang
berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pelanggannya. Proses ini
bertujuan untuk menghasilkan permintaan pelanggan dan memfasilitasi peletakan
serta pelacakan pesanan.
2. Internal supply chain management , proses ini meliputi semua proses internal
perusahaan, termasuk perencanaan produksi dan kapasitas penyimpanan internal,
persiapan permintaan dan perencanaan pasokan, dan pemenuhan pesanan yangactual.

3. Supplier Relationship Management (SRM) : proses ini meliputi semua proses yang
berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pemasoknya. Proses ini
bertujuan untuk menyusun dan mengatur sumber pasokan untuk berbagai macam
produk dan jasa perusahaan

Keuntungan Supply Chain Management


▪ Dengan menerapkan sistem Rantai Pasokan yang tepat, perusahaan tentu akan
memiliki keuntungan-keuntungan yang tidak dimiliki oleh perusahaan yang tidak
menerapkan Rantai Pasokan dengan baik. Keuntungan-keuntungan menerapkan Rantai
Pasokan(Indrajit dan Djokopranoto, 2003, p4) adalah:

1. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar


antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20% - 40% dari nilai
barang yang disimpan.

2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/konsumen merupakan suatu mata
rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik.

3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang
yang harus dikelola dengan baik karena mutu barangjadi ditentukan tidak hanya oleh
proses produksi tetapi juga oleh m utu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam
pengirimannya.

Tantangan dalam Supply Chain Management


▪ Menurut Pujawan (2005, pp17-18), tantangan-tantangan dalam mengelola supply
chain
terdiri dari :
1. Kompleksitas struktur supply chain Supply chain pada umumnya bersifat kompleks,
dan melibatkan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar perusahaan, misalnya
antara supplier , perusahaan, dan konsumen. Setiap pihak memiliki kepentingan
yang berbeda, dan tidak jarang bertentangan satu sama lain. Di dalam internal
perusahaan juga terdapat perbedaan kepentingan, contohnya konflik antar bagian
produksi dan marketing mengenai kapasitas produksi dan pemenuhan pesanan
pelanggan. Kompleksitas suatu supply chain juga dipengaruhi oleh perbedaan bahasa,
zona waktu, dan budaya antara satu perusahaan dengan yang lain.

2. Ketidakpastian. Ketidakpastian merupakan faktor utama yang menjadi hambatan


dalam mengatur suatu supply chain . Ketidakpastian menimbulkan keraguan-raguan
terhadap rencana yang telah dibuat. Sehingga perusahaan seringmenciptakan
pengaman di sepanjang supply chain yang berupa persediaan pengaman ( safety
stock ), waktu ( safety time ), ataupun kapasitas produksi maupun transportasi.
Selain ituketidakpastian menyebabkan janji kepada pelanggan tidak terpenuhi.
Dengan demikian tingkat pelayanan konsumen menjadi lebih rendah di mata
konsumen pada situasi ketika tingkat ketidak pastian relative tinggi.

Ketidakpastian diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan sumbernya yaitu


ketidakpastian permintaan, ketidakpastian supplier dan ketidakpastian internal .
Ketidakpastian permintaan dari konsumen menyebabkan ketidakpastian distributor ,
sehingga semakin ke atas tingkat ketidakpastian permintaan semakin meningkat.

Peningkatan kepastian permintaan atau variasi permintaan dari hilir ke hulu dalam
supply chain disebut bullwhip effect . Ketidakpastian dari supplier merupakan
ketidakpastian pada lead-time pengiriman, harga bahan baku atau komponen,
ketidakpastian kualitas, dan jumlah bahan baku yang dikirim. Sedangkan
ketidakpastian internal disebabkan oleh kemungkinan rusaknya mesin, kinerja mesin
yang tidak bagus, ketidakhadiran tenaga kerja, serta ketidakpastian waktu dan
kualitas produksi.

Peran & Pengaruh internet dalam SCM


1. Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan intergrasi dalam praktek
dilapangan.Utamanya berpengaruh pada bagaimana perusahaan dapat memberikan
respon terhadap tantangan yang ada di internet dalam pemenuhan kebutuhan
produk/jasa melalui jaringan.
2. Dengan adanya internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta
melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. Internet digunakan sebagai
sebuah perantara untuk mengakses dan mentransmisikan informasi dalam sebuah rantai
pasokan.

3. Informasi penjualan di supermarket akan mudah bisa di bagi dengan menggunakan


internet. Serta Perencanaan dan pengambilan keputusan dengan berdasarkan
information sharing.

Pada arah downstream dari rantai pasokan, internet dapat digunakan untuk:
a. Untuk memperkenalkan events dan mendapatkan masukkan dari costumer.
b. Untuk mengkomunikasikan prosedur penanganan kepada para costumer.

Dalam proses internalnya, internet dapat digunakan untuk menyediakan information


sharing secara real-time untuk unit-unit bisnis yang berbeda dalam satu wakt u di dalam
sebuah perusahaan. Information sharing ini dapat meningkatkan respon perusahaan
terhadap setiap kejadian yang mungkin berpengaruh pada kegiatan bisnis perusahaan.

Menurut Cristina Gime´nez dan Helena R. Lourenco telah mendemonstrasikan bahwa


internet dapat memiliki pengaruh yang sangat penting dalam manajemen rantai pasokan
dan hal tersebut dapat meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan. Dengan
pengembangan dari teknologi berbasis web, SCM dapat difokuskan dalam membantu
pengambil keputusan untuk mengatur hubungan dengan konsumen, dan mengintegrasikan
proses internal secara lebih efisien dan berkolaborasi secara real time dengan partner
bisnis.

Dalam usaha memelihara hubungan antara perusahaan dengan konsumen, internet dapat
memberikan sebuah sarana komunikasi yang efisien dengan para konsumen. Di masa depan,
kita akan melihat lebih banyak perusahaan yang mengumpulkan data dari para penggunanya
dan menggunakannya untuk menavigasikan web-page mereka. Dalam hal ini, internet dapat
meng-generate sejumlah besar data, yang dapat digunakan oleh bagian
CRM jika dilakukan analisa secara mendalam. Dalam hal mengintegrasikan proses internal
dan dengan partner bisnis lainnya, kita akan melihat bagaimana internet merupakan
sebuah kunci penyedia praktek terintegrasi seperti pengaturan invetori dan CPFR
(Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment).
E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (e-SCM)

Pengertian e-SCM
▪ Electronic Supply Chain Management. E-SCM ( Electronic Supply Chain Management )
merupakan penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan operasi dari aktivitas
supply chain yang meliputi aliran bahan baku, informasi, uangdan layanan yang
dimulai dari pembelian bahan baku supplier , bahan baku tiba digudang sampai
dengan produk akhir ke konsumen. Dengan memanfaatkan e-SCM perusahaan dapat
memperoleh produk yang tepat dengan waktu yang tepat dengan biaya yang minimal.

▪ Menurut Turban (2010, p289), E-supply Chain Management (e-SCM) adalah kolaborasi
dari penggunaan teknologi untuk memperluas proses B2B dan meningkatkan kecepatan,
kelincahan, pengedalian tepat waktu, dan kepuasan pelanggan. E-SCM merupakan
kolaborasi penggunaan teknologi untuk meningkatkan kegiatan operasi supply chain dan
manajemen supply chain.

▪ Menurut Ross (2003,p18), e-SCM adalah sebuah filosofi manajemen taktis dan strategis
yang mencari jaringan dari sekumpulan kapasitas dan sumber daya produktif yang ada
dalam jaringan supply chain melalui aplikasi dari teknologi internet untuk mencari
solusi yang inovatif dan sinkronisasi kemampuan supply chain yang didedikasikan untuk
menciptakan customer value yangunik dan terpersonalisasi

▪ E-Supply Chain Management adalah suatu konsep manajemen dimanaperusahaan


berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikanseluruh mitra kerja
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistempemasok bahan baku atau
sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi(Indrajit dan Djokopranoto, 2003,
p169).

▪ Karena tujuan dari e-SCM adalah meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimasi


logistic dan distribusi, mempersingkat pemenuhan pesanan, dan secara keseluruhan
mengurangi biaya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut

▪ Merupakan penggunaan teknologi untuk meningkatkan proses B2B dan peningkatan


kecepatan, ketahanan, kontrol langsung, serta kepuasan pelanggan. Teknologi
dimanfaatkan untuk peningkatan kegiatan operasi dari rantai persediaan (Supply
Chain). Selain teknologi, juga melibatkan perubahan² pada kebijakan manajemen,
budaya organisasi, proses bisnis, dan struktur organisasi

▪ E-Supply Chain adalah bagaimana perusahaan-perusahaan dapat membentuk suatu


aliansi bisnis dengan mengkombinasikan dua alat bisnis yang serbaguna dan efektif
pada abad ini yaitu supply chain dan internet.

Karateristik e-SCM
▪ Menurut Ross( 2003,p19-p26), e-SCM memiliki 3 karakteristik yaitu:
o E-SCM memberi pandangan baru dari fungsi informasi di dalam supply chain .
Dimana atribut utama dari informasi internet adalah kecepatan, dan kecepatan
merupakan keunggulan kompetitif yang paling penting. Internet memungkinkan
pengumpulan, pencarian, dan pengendalian atas informasi secara elektronik dari
jaringan supply chain mana pun dengan tepat waktu dan secara efektif.
o E-SCM memungkinkan perusahaan untuk membentuk hubungan yang bersifat
untuk memenangkan persaingan dengan mitra bisnis dalam supply chain .
Melalui e-SCM perusahaan dapat berintegrasi dengan mitra bisnis dalam supply
chain sehingga proses operasional perusahaan menjadi lebih cepat
o E-SCM memungkinkan untuk sinkronisasi supply chain yang mengutamakan
kecepatan dan ketepatan dalam pertukaran informasi

Konsep e-Supply Chain Management yang baik, biasanya memiliki 5 (lima) buah komponen
yang saling mendukung, yaitu masing-masing:
▪ Supply Chain Replenishment – adalah proses yang berkaitan dengan bagaimana para
pemasok saling bekerja sama untuk menyediakan produk-produk atau bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga memenuhi target
permintaan dan service level yang dicanangkan.

▪ Collaborative Planning – adalah proses yang memfokuskan diri pada aktivitas


perencanaan yang berkaitan dengan operasi, produksi, inventori, dan distribusi
sehingga keseluruhan perusahaan yang bekerja-sama mengetahui obyektivitasnya
masing-masing sehingga untuk mencegah adanya konflik yang dapat bermuara pada
tidak tercapainya kebutuhan pelanggan.

▪ Collaborative Product Development – adalah proses yang berkaitan dengan aktivitas


penciptaan produk atau jasa yang membutuhkan kerja-sama antara berbagai mitra
bisnis tersebut dengan perusahaan, sehingga kualitas produk dan/atau jasa dapat
terpenuhi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati.

▪ E-Procurement – pada dasarnya adalah manifestasi baru dari proses pengadaan


konvensional, dimana dalam aktivitas ini teknologi internet dan prinsip-prinsip e-
business benar-benar diterapkan secara sungguh-sungguh.

▪ E-Logistics – sama seperti e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan
aktivitas manajemen pergudangan dan transportasi

Aktivitas/proses yang ada pada E-SCM


▪ Pengisian ulang persediaan
▪ E-procurement (pemesanan)
▪ Kolaborasi Perencanaan
▪ Kolaborasi desain dan pengembangan produk
▪ E-logistics
▪ Perdagangan dengan B2B dan Supply Web

Aplikasi internet dalam konteks supply chain


▪ Terdapat banyak model aplikasi internet dalam konteks SCM. Tetapi secara umum ada
dua model utama yaitu e-procurement dan e-fulfilment. Dibawah ini akan dibahas
mengenai kedua model tersebut (Pujawan, 2005, p20–p21) :

1. Electronic procurement (E-procurement) ,


▪ Ada beberapa model e-Procurement yang digunakan oleh berbagai perusahaan
dewasa ini. Eng, 2004(Pujawan, 2005, p20) mengklasifikasikan e-procurement
menjadi dua kelompok utama yaitu e-procurement yang mendukung jangkapanjang
(partnerships).
▪ Salah satu model pengadaan yang mendukung hubungan jangka pendek adalah e-
Auction yaitu suatu aplikasi untuk mendukung kegiatan lelang yang dilakukan secara
elektronik. Pada model ini pembeli bisa mengundang beberapa calon supplier untuk
menawarkan harga atas produk dengan spesifikasi dan jumlah tertentu dalam waktu
yang telah ditentukan. Supplier dengan harga rendah yang akan dianggap menang.
Proses lelang ini dilakukan dengan media Internet.
▪ Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll
menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk Proses pengadaan bahan baku
dan komponen, Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair,
and operations) seperti suku cadang, peralatan tulis kantor, dan sebagainya. Dapat
pula digunakan untuk mendukung hubungan jangka pendek: e-Auction dan hubungan
jangka panjang (kemitraan).
▪ Kebanyakan model eprocurement yang ada dewasa ini merupakan pendukung
transaksi jangka pendek. Namun demikian, ada beberapa aplikasi yang bisa
digunakan untuk mendukung kemitraan jangka panjang. Pada model ini pemasok
dan perusahaan pembeli bisa membagi informasi kapasitas dan rencana produksi,
informasi tentang tingkat persediaan, serta informasi-informasi lainnya.

Konseptual Sistem e-Procurement (ilmukomputer.com)

2. Electronic fulfillment (E-Fullfilment)


▪ Adalah pemenuhan pesanan pelanggan,ex: order dari pelanggan, bisa melalui email
atau web based ordering, mengelola transaksi,dll.
▪ Kata fulfillment berarti memenuhi atau merealisasikan. Dalam konteks rantai
pasokan kita sering mendengar kata order fulfillment yang artinya pemenuhan
pesanan konsumen. Berbeda dengan procurement yang berada pada sisi hulu,
proses fulfillment lebih pada proses bagian hilir rantai pasokan.

▪ Lebih pada bagian hilir supply chain. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam
proses fulfilment adalah Menerima order dari pelanggan. Pelanggan bisa memesan
produk melalui telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering, Mengelola transaksi
termasuk proses pembayaran. Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan
produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum, Manajemen transportasi
Keputusan mode dan rute transportasi termasuk di dalamnya. Komunikasi dengan
pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis, dan
sebagainya

▪ Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfillment adalah :


1. Menerima pesanan dari konsumen. Konsumen bisa memesan produk melalui
telepon, fax, datang langsung, e-mail, atau web-based ordering.
2. Mengelola transaksi. Termasuk di sini adalah proses pembayaran.
3. Manajemen gudang yang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan
administrasi gudang secara umum.
4. Manajemen transportasi. Keputusan cara dan rute transportasi termasuk di
dalamnya.
5. Komunikasi dengan konsumen untuk memberikan informasi status pesanan,
dukungan teknis, dan sebagainya.
6. Kegiatan reverse logistic(retur) yang berupa pengembalian produk ke bagian
hulu rantai pasokan akibat pengembalian dari konsumen.
Dengan demikian, e-fulfillment adalah pengelolaan proses-proses di atas dengan
media teknologi informasi dan komunikasi. Dalam pengertian lainnya, Efullfillment
merupakan aktivitas yang secara fisik mengirimkan produk dan layanan yang
ditempatkan di jaringan sistem persediaan melalui transaksi ecommerce(Ross, 2003,
p51).

Sedangkan E-procurement merupakan otomatisasi dan integrasi dari proses


pembelian dengan aplikasi dari software e-procurement dan pertumbuhan
pertukaran dagangBussiness to Bussiness(B2B)(Ross, 2003, p52).

Pentingnya E-Supply Chain untuk mendukung Performa Organisasi


▪ Menciptakan kolaborasi antara pemasok
▪ Meningkatkan proses produksi secara optimal
▪ Meningkatkan flow of material/produk disetiap rantai supply
▪ Keterbukaan informasi (flow of information) pada setiap rantai supply
▪ Prediksi (Forecasting) permintaan terhadap produk/layanan
▪ Meminimalkan biaya dalam rantai pasokan
▪ Mengoptimalkan manajemen inventory
▪ Meningkatkan proses distribusi produk untuk setiap rantai supply

Contoh Penggunaan e-SCM pada perusahaan X


Fungsi Pemasaran Kondisi saat ini (Belummenggunakan e- Kondisi yang akan berjalan
SCM) (Menggunakan e- SCM)
Pemenuhan pesanan tidak tepat waktu karena bahan Pemenuhan pesanan customer tepat waktu
Waktu baku untuk produksi tidak tersedia. karena bahan baku yang dibutuhkan untuk
produksi selalu tersedia .
Konsumen hanya dapat melakukan pemesanan lewat Pemesanan dapat dilakukan kapan saja,
Tempat telepon dan fax. lewat telpon dan fax tetap dapat dilakukan
Kualitas ditentukan sesuai dengan standar Kualitas ditentukan sesuai dengan standar
Kualitas perusahaan. perusahaan dan kepuasan konsumen.
Harga ditentukan oleh perusahaan. Harga ditentukan oleh perusahaan.
Harga
Pelayanan terbatas dimana pelayanan dalam Pelayanan tambahan dimana pelayanan
Layanan pemesanan dilakukan melalui telepon dan fax pemesanan dapat dilakukan melalui internet
Memberikan informasi tentang produk dan harga Memberikan informasi mengenai spesifikasi
Informasi produk dan harga produk secara lengkap. Selain itu,
konsumen juga dapat melihat informasi
status pemesanan.

Prinsip dasar Perencanaan e-Supply Chain Management


▪ Melihat bahwa hakekat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau
substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka
memperlakukan informasi harus sama persis dengan melakukan manajemen inventori.
Jika di dalam inventori permasalah utama yang dihadapi adalah ‘kapan pemesanan
barang harus dilakukan’ dan ‘seberapa banyak barang yang harus dilakukan’ dengan
memperhatikan unsur-unsur semacam lead time, total cost, dan service level, maka di
dalam manajemen informasi harus pula diperhatikan hal-hal terkait dengan ‘kapan
informasi relevan harus dimiliki’ dan ‘seberapa detail informasi’ yang harus
direpresentasikan. Dengan kata lain, prinsip cheaper-better-faster berlaku pula dalam
manajemen informasi.
▪ Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas), persaingan sesungguhnya
terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang mengalir dari mitra
usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa sehingga benar-benar
memberikan suatu manfaat yang signifikan terhadap proses penciptaan dan
penyebaran produk atau jasa (menciptakan value). Karena setiap pengambilan
keputusan akan berdasarkan informasi tersebut, maka keberadaannya harus tepat
waktu dan relevan dengan saat pengambilan keputusan. Dua hal yang harus
diperhatikan dalam kaitan ini, yaitu aspek on-line dan real-time. Aspek on-line
berhubungan dengan keharusan adanya koneksi komunikasi (hubungan) yang tidak
terputus selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu antar perusahaan yang bekerja
sama. Sementara aspek realtime berhubungan dengan durasi perpindahan informasi
dari satu tempat ke tempat lain yang sedemikian cepat sehingga mendekati nol detik.
Jika aspek on-line menjamin adanya hubungan terintegrasi antara semua pihak yang
terkait, aspek real-time menjamin bahwa informasi yang dipergunakan untuk
mengambil keputusan adalah yang paling mutakhir (up-to-date).

▪ Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset
stratejik perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada hal
yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu
dijaga keberadaannya. Tanpa adanya kedua unsur tersebut, mustahil kerjasama yang
dilakukan akan menghasilkan suatu kinerja yang saling menguntungkan (win-win)

▪ Sedangkan dalam merancang suatu sistem e-Supply Chain Management terdapat


beberapa segmen yang harus diperhatikan, segmen tersebut (Ross, 2003,p138) adalah:
a. Customer and Service Management
▪ Customer and service management merupakan bagian dari Customer
Relationship Management(CRM). Menurut Greenberg (Ross, 2003, p167), CRM
adalah sebuah sistem lengkap yang :
o Menyediakan alat dan metode untuk meningkatkan pengalaman
konsumen individual, sehingga menjadi konsumen setia.
o Menyediakan alat-alat fungsional dan teknologi yang bertujuan
untuk
mengidentifikasi, menangkap dan mempertahankan konsumen.
o Menyediakan pandangan yang menyeluruh mengenai konsumen.

b.Manufacturing and Supply Chain Planning


Gambaran geografi dari sistem manufaktur, peralatan komputer yang tersedia untuk
merespon kebut uhan akan operasi manufaktur yang lebih efektif dan efisien, termasuk
didalamnya untuk pengadaan barang.

c.Supplier Relationship Management (SRM)


Sesuai dengan perkembangan sebuah industri, kebanyakan alasan gagalnya perluasan
pasar berbasis elektronik adalah pemasok tidak memahami konsep emarket itu sendiri.

d. Logistic Resource Management


Electronic logistic resource management (e-LRM) adalah proses pada manufaktur, dan
pemasok yang menggerakkan produk dan layanannya kepada pelanggan dengan
menggunakan internet. e-LRM memungkinkan proses Rantai Pasokan dapat membuat
suatu keputusan yang tepat, menyeimbangkan harga dan meningkatkan efisiensi
logistik dan hubungan kolaboratif yang efektif antara semua saluran pasokan
pertukaran dengan partner.
Faktor Kesuksesan E-supply Chain
▪ Kemampuan dari semua partner pada Supply Chain untuk memandang kolaborasi ini
sebagai sebuah aset strategi
▪ Kemampuan untuk melihat informasi yang ada pada semua partner Supply Chain
▪ Kecepatan, biaya, kualitas, dan layanan pelanggan
▪ Pengintegrasian rantai persediaan yang lebih erat

Permasalahan dalam e-Supply


▪ Supply Chain dapat menjadi sangat lama karena melibatkan partner internet dan
eksternal yang berada di banyak tempat berbeda
▪ Masalah kualitas material, yang bisa terjadi karena kesalahan pengiriman jenis
material
▪ Tidak adanya infrastruktur logistik (sistem)
▪ Order yang tidak menentu baik dari pemasok maupun distributor

Solusi e-Commerce dalam Supply Chain Management


1. Order melalui internet, EDI, ekstranet secara otomatis. Misal: pada B2B, order
transmisikan secara otomatis ke pemasok ketika level inventori sudah mencapai titik
tertentu
2. Memenuhi order secara langsung
3. Pembayaran Elektronik dapat mempercepat pemenuhan order dan jangka waktu
pembayaran
4. Persediaan dapat diperkecil dengan melakukan pemesanan bila akan ada produksi dan
dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada pemasok
5. Kolaborasi perdagangan antara anggota Supply Chain dapat dilakukan di banyak area
sehingga dapat mengurangi keterlambatan, gangguan pada pekerjaan, biaya
administrasi dan inventori

Kolaborasi Perdagangan
• Penggunaan teknologi digital yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk secara
bersama-sama merencanakan, merancang, mengatur, dan meneliti produk, servis, dan
aplikasi EC yang inovatif

• Kegiatan ini dibedakan dari penjualan dan pembelian. Contoh: sebuah perusahaan yang
berkolaborasi secara elektronik dengan pemasoknya yang mendesain produk atau
bagian-bagiannya untuk perusahaan tersebut

• Keuntungan : pengurangan biaya, peningkatan pendapatan, dan hubungan yg lebih baik


dengan customer

1. Kolaborasi Tradisional
Terjadi di antara anggota-anggota Supply Chain, biasanya yang dekat satu dengan yg
lainnya seperti manufaktur dan distributornya atau distributor dan pedagang. Bahkan
bila ada lebih banyak partner yang terlibat, fokusnya adalah peningkatan informasi
dan aliran produk di antara mereka.
2. Kolaborasi Jaringan
Setiap partner dapat berinteraksi dengan semua unsur dalam Supply Chain.
Interaksinya dapat terjadi diantara beberapa manufaktur atau distributor. Kolaborasi
jaringan dapat berbeda-beda bentuk, tergantung pada industri yang dijalankan,
produk/servis, volume arus informasi, dan lainnya

Contoh e-Kolaborasi
• Berbagi informasi antara Pedagang dan Pemasok barang
• Kolaborasi Pedagang-Pemasok (mengumpulkan partner sebanyak mungkin)
• Pengurangan waktu perencanaan pemesanan bahan baku
• Pengurangan waktu untuk pengembangan produk

Anda mungkin juga menyukai