Anda di halaman 1dari 13

Topik

DASAR-DASAR SUPPLY
1 CHAIN MANAGEMENT

 Objektif :

Setelah topik ini selesai mahasiswa :


 Mampu mengerti dan menjelaskan konsep dasar pada Supply Chain
Management.
 Mampu memahami bagaimana mencapai optimalisasi Suplyy Chain
 Mampu membedakan klasifikasi persediaan
 Mampu memahami area cakupan Supply Chain Management.

1.1.PENDAHULUAN

Proses logistic berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari baik


secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai pihak konsumen kita baru
merasakan bila ada masalah dalam hal terjadinya keterlambatan dalam
mengirim kado ulang tahun yang kita pesan untuk teman/ saudara kita,
menerima barang yang salah, atau malah ketika melihat koran pagi ada iklan
produk terbaru ternyata tidak tersedia di pasaran ketika hendak membelinya,
bahan pangan untuk para korban bencana alam yang tidak sampai tepat
waktu karena keterbatasan alat transportasi dan fasilitas gudang dan
sebagainya yang sering muncul dan merugikan kita misalnya tambahan biaya
atau malah merasa tidak puas dengan pelayanannya.
Untuk menghindari hal-hal di atas diperlukan suatu pendekatan manajemen
logistik yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen ke konsumen
sehingga pelayanan yang diberikan ke pelanggan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dan pelanggan merasa puas.
1.2.KONSEP SUPPLY CHAIN

Persaingan antar perusahaan saat ini makin ketat seiring dengan


perkembangan perubahan ekonomi dunia. Perusahaan-perusahaan berupaya
untuk melakukan langkah-langkah perbaikan secara terus menerus, bahkan
banyak yang menempuh business process reengineering (BPR) agar tetap
hidup dan bertahan untuk mempertahankan pangsa pasar (market share)
Manfaat yang dapat diperoleh melalui supply chain management adalah
sebagai berikut :
1. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara.
- inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang
berkisar antara 30%-40%.
- Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying
cost) berkisar 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.
- Perlu dilakukan efisiensi untuk menekan penimbunan barang
di dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi seminimal mungkin.
2. Menjamin kelancaran persediaan barang
- Kelancaran barang yang perlu dijamin, mulai dari barang
asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan itu sendiri, wholesaler,
retailer, sampai pada final customer.
- Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai pada barang
jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata
rantai yang panjang (chain) yang harus dikelola dengan baik.
3. Menjamin mutu
- Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya
oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan
mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.
- Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai
panjang yang harus dikelola dengan baik.
Untuk itu diperlukan suatu sistim atau konsep yang disebut dengan konsep
supply chain (supply chain concept atau supply chain management) yang
benar-benar efektif bagi suatu perusahaan.
Untuk mendapatkan pengertian yang benar terlebih dahulu kita perlu
membedakan supply chain dengan supply chain management.

2
Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistim dimana perusahaan
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggan. Rantai ini
merupakan jaringan yang terdiri dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.
Supply chain adalah jaringan perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan
pemakaian akhir.
Dengan kata lain supply chain adalah jaringan fisiknya, jakni perusahaan
perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang,
maupun mengirimkannya ke pemakai akhir
Contoh : Pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng yaitu:
1. Penghasil gandum
2. Penghasil tebu
3. Penghasil garam
4. Penghasil aluminium
5. Pabrik tepung terigu
6. Pabrik gula
7. Distributor garam
8. pabrik kaleng
9. Pabrik biscuit
10. Distributor biscuit
11. Supermarket
12. Perusahaan transport dan pergudangan
Sedangkan supply chain management (SCM) merupakan metode atau
pendekatan integrative untuk mengelola aliran produk/material, informasi,
uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir
yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik.
SCM adalah koordinasi dari material, informasi dan arus uang antara
perusahaan yang berartisipasi.
- Arus material melibatkan arus produksi fisik dari pemasok sampai ke
konsumen, sama baiknya dengan arus balik dari return produk, layanan,
daur ulang
- Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan
laporan status pesanan.

3
- arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran dalam penetapan kepemilikan dan pengiriman
Supply Chain Management adalah sebuah proses “ payung” dimana produk
diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari structural. Supply chain
merujuk pada jaringan yang rumit dari hubungan dimana organisasi
mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapakan sumber
produksi dalam penyampaian kepada konsumen (Kalakota,2000, hlm 197)
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap supply chain yang terintegrasi adalah
memaksimalkan / meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh supply
chain tersebut,
Jadi SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan,
melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan
perusahaan-perusahaan patner. Oleh Karena itu perusahaan yang berada
pada suatu supply chain diperlukan koordinasi dan kolaborasi antar
perusahaan dengan bekerjasama dalam membuat produk yang murah,
mengirimkannya tepat waktu,dan dengan kualitas bagus agar tujuan ingin
memuaskan konsumen akhir tercapai.
Pelaksanaan supply chain management meliputi pengenalan anggota supply
chain dengan siapa dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan
dengan setiap anggota inti dan jenis penggabungan apa yang diterapkan
pada tiap proses hubungan tersebut. Tujuannya adalah memaksimalkan
persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan seluruh anggotanya,
termasuk pelanggan akhir.
Supply Chain Manajement terdiri dari 3 elemen yang saling terikat satu sama
lainnya :
1. Struktur jaringan supply chain.
Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain
lainnya. Dimana anggota supply chain meliputi semua perusahaan dan
organisasi yang berhubungan dengan perusahaan focal baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui supplier atau pelanggannya
dari point of origin hingga point of custumption.
2. Proses bisnis supply chain.
Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi
pelanggan. Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-
aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun bersama

4
diantara keduanya. Contoh: aktivitas internal perusahaan dihubungkan
dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, dan sebaliknya juga
dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya , aktivitas internal
retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir.
Dengan demikian keberhasilan SCM memerlukan perusahaan dari
fungsi individual untuk menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses inti
supply chain dan mengkoordinasikannya. Berikut ini akan diuraikan
proses-proses bisnis inti Supply Chain Manajement:
- Customer Relationship Management (CRM)
Mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis
dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis adalah titik awal
identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (customer Service) membuat
dan mellaksanakan pprogram bersama, persetujan produk dan jasa
ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
- Customer Service Management (CSM)
Customer Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai
informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk
melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi.
- Demand Management
Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelangan dengan
kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli
pelanggan dan kapan.
- Customer Pesanan Fulfillment
Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan
integrasi rencana kerja antara produksi, distribusi dan transportasi.
Hubungan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.
- Manufacturing Flow Management
Dengan SCM produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar.
Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan waktu
minimum maka manajer harus berfokus pada biaya-biaya
perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses,

5
perubahan dalam desain produk dan perhatian pada rangkaian
produk.
- Procurement
Membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok supplier
dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem
beli tradisional. Melibatkan supplier sejak tahap desain produk akan
mengurangi siklus pengembangan produk dan juga koordinasi
antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir
desain.
- Pengembangan Produk dan Komersialisasi
Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar.
Pelanggan dan supplier seharusnya dimasukkan kedalam proses
pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka
produk yang tepat harus dikembangkan dan dilauncing pada waktu
singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing.
- Retur
Proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita
mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan
menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing.
3. Komponen manajemen supply chain.
Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan
disusun sepanjang supply chain. Tingkat integrasi dan manajemen
sebuah jaringan proses bisnis merupakan fungsi dari angka dan tingkat
yang disusun dari yang rendah sampai yang tinggi dari komponen
yang ditambahkan kejaringan. Penambahan komponen manajemen
atau peningkatan tingkat tiap komponen dapat meningkatkan tingkat
integrasi dari jaringan proses bisnis tersebut.
Tiap komponen dapat memiliki beberapa subkomponen dimana
kepentingannya dapat berubah-ubah sesuai dengan proses yang
sedang disusun. Komponen utamanya adalah:
- Metode perencanaan dan pengendalian
- Struktur aliran kerja/ aktivitas kerja
- Struktur organisasi
- Struktur fasilitas aliran komunikasi dan informasi
- Struktur fasilitas aliran produk

6
- Metode manajemen
- Struktur wewenang dan kemimpinan
- Struktur resiko dan reward
- Budaya dan sikap.
Berdasarkan itu maka prinsip dasar supply chain management seharusnya
meliputi 5 hal yaitu:
1. Prinsip integrasi: semua elemen yang terlibat dalam rangkaian
SCM berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari
adanya saling ketergantungan
2. Prinsip jejaring: semua elemen berada dalam hubungan kerja yang
selaras.
3. Prinsip ujung ke ujung: proses operasinya mencakup elemen
pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir
4. Prinsip saling tergantung: setiap elemen dalam SCM menyadari
manfaat bersaing diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan
5. Prinsip komunikasi: keakurat data menjadi darah dalam jaringan
untuk menjalin ketepatan informasi dan material.
Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa supply chain adalah merupakan
logistics network.
Dalam jaringan ini terdapat beberapa komponen (pelaku) yang terlibat yaitu :
1. Supplier
2. Manufacturers
3. Distribution
4. Retail outlet
5. Customer
Gambar 1.1: Model konfigurasi supply chain biscuit kaleng

1 5 11

10
2 6 11
9

3 7 11
10

4 8 11

7
Hubungan antar jaringan dalam supply chain sebagai berikut :

Chain 1 : Supplier
Jaringan supply dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan
bahan pertama, dimana rantai penyaluran barang dimulai. Bahan pertama ini
bisa dalam bentuk : bahan baku, bahan mentah, bahan pembantu, bahan
dagangan, sub-assemblies, suku cadang dan lain sebagainya. Sumber
pertama ini disebut supplier.
Chain 1-2 : Supplier → Manufacturer
Jaringan terjadi dimana, rantai pertama di hubungkan dengan rantai kedua,
yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator yang
melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengassembling, merakit,
mengkoversikan atau menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan mata rantai pertama dan kedua ini mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah
jadi dan bahan jadi yang ada di pihak supplier dan manufacturer dan tempat
transit merupakan target untuk penghemantan dalam supply chain
management.

Chain 1 – 2 – 3 : Suppier → manufacturer → Distribution


Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk
penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distrubutor dan
ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik
melalui gudang dissalurkan ke gudang distributor atau wholesaler dalam
jumlah yang besar dan pada waktunya nanti pedagang besar (wholesaler)
menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Supplier → Manufacturer → Distribution →
Retail Outlet
Pedagang besar biasdanya mempunyai fasilitas gudang. Gudang ini
digunakan untuk menimbun barang sebeslum disalurkan kepada pengecer.
Disinipun bisa terjadi penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan
biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman
barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Supplier → Manufacturer → Distribution →
8
Retail Outlet → Customers.
Dari rak-rak para pengecer ini, menawarkan barang langsung kepada para
pelanggan. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toserba, pasar
swalayan, mal dan lain sebagainya. Walaupun secara fisik ini dapat
dikatakan sebagai mata rantai akhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai
lagi yaitu pembeli. Jadi mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah
barang yang bersangkutan tiba di pemakai langsung.

1.3.OPTIMALISASI SUPPLY CHAIN


Supply chain management saat ini telah mengalami perubahan yang besar.
Dahulu, produk yang mempunyai brand seakan-akan mendikte pasaran, dan
pelanggan akan tergantung dan cenderung mencari produk tersebut.
Saat ini keadaan sudah lain, pelanggan makin mempunyai pilihan yang
banyak dan berada pada posisi untuk menentukan sendiri brand pilihannya.
Perkembangan tersebut mempengaruhi pula bagaimana cara
mengoptimalkan supply chain sedemikian rupa sehingga mencapai manfaat
yang optimal.
Menurut Gartner ada lima faktor kunci kemampuan yang perlu oleh suatu
supply chain agar dapat menghasilkan yang optimal
1. Business process management
Mendesain business yang baik dari supplier sampai ke customer dengan
tujuan produk bisa dikirim ke pelanggan dengan efisien
2. Visibility
Kemampuan untuk mendapatkan informasi dari supply chain partner kita,
baik supplier maupun distributor
3. Business activity monitoring
Kemampuan untuk memonitor performance dari supply chain
4. Analitic
Proses pengolahan data sehingga output dari data tersebut dapat menjadi
informasi yang bisa digunakan untuk membantu mengambil keputusan
5. Optimization
Kemampuan dalam menggunakan dan menganalisis data secara
matematis untuk menghasilkan suatu hasil yang optimum
Selain itu ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
mengoptimalisasi supply chain, yaitu :

9
1. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang
2. Kekuasaan retailer yang makin besar
3. Dilema dalam pencapaian optimalisasi
4. Kendala dalam membangun kepercayaan
5. Kemitraan sebagai suatu solusi
6. Teknologi informasi sebagai katalisator.
Prinsip penting dalam Supply chain management adalah transparansi
informasi dan kolaborasi baik antar fungsi di internal perusahaan maupun
dengan pihak-pihak di luar perusahaan disepanjang supply chain

1.4. Area Cakupan Supply Chain Management

Secara umum kegiatan Supplly Chain Management terkait dengan aliran


material, uang dan informasi. Dimana kegiatan mengelola aliran material dan
informasi merupakan kegiatan-kegiatan inti SCM. Pembagian tersebut sering
dinamakan funcional devision karena dikelompokkan sesuai dengan
fungsinya. Apabila kita mengacu pada sebuah manufaktur, kegiatan utama
yang masuk klasifikasi SCM adalah:

Tabel 1.1. Empat bagian utama dalam sebuah perusahaan manufaktur


yang terkait dengan fungsi-fungsi utama supply chain

Bagian Cakupan kegiatan antara lain

Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan


produk supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan
pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply
risk, membina dan memelihara hubungan dengan suppier
Perencanaan & Demand Planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian kapasitaas, perencanaan produksi dan persediaan
Operasi / Peoduksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,
Distribusi mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan
jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat
distribusi

Secara singkat kegiatan yang dilakukan masing-masing bagian adalah


sebagai berikut:
1. Pengembangan Produk (Product Development)
Bagi perusahaan yang dikelompokkan pada industri inovatif ( garmen,
komputer, elektronik) dimana jumlah produk baru yang diluncurkan tiap
10
tahun bisa cukup banyak dan siklus hidup produk sangat pendek.
Untuk menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu
lama dan biaya yang besar. Padahal perusahaan industri inovatif
dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan yang cepat dan biaya
yang lebih murah. Salah satu ukuran bagi perusahaan inovatif adalah
Time to market ( waktu antara rancangan mulai dibuat sampai produk
siap diluncurkan ke pasar)
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan produk
yaitu:
 Rancangan harus mencerminkan aspirasi atau keinginan
pelanggan.
 Rancangan harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan
baku artinya melibatan supplier dalam proses perancangan produk
baru.
 Rancangan harus bisa diproduksi secara ekonomis dengan fasilitas
produksi yang dimiliki atau yang akan dibangun.
 Produk harus dirancang sehingga mudah pengirimannya dan tidak
menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang
supply chain.
2. Bagian Pembelian ( procurement )
Perannya bukan hanya dalam mendapatkan bahan baku yang murah
tetapi juga dalam upaya meningkatkan time to market ( dalam
perancangan produk baru), meningkatkan kualitas produk ( dengan
bekerjasama dengan supplier untuk menjalankan program kualitas)
dan meningkatkan responsiveness ( dengan memilih supplier yang
bukan hanya murah tetapi juga responsif ). Untuk bisa berperan
strategis dituntut memiliki keahlian bernegosiasi, memiliki kemampuan
menerjemahkan tujuan strategis perusahaan kedalam sistem pemilihan
dan evaluasi suppliier dan bisa menciptakan kolaborasi jangka
panjang dengan suplier-suplier yang relevan, melibatkan mereka
dalam perancangan baru). Disamping tugas rutinnya (Pembelian
bahan baku, komponen, jasa dan sebagainya.
3. Perencanaan dan Pengendalian
Bagian ini bertugas untuk menciptakan koordinasi taktis maupun
operasional sehingga kegiatan produksi, pengadaan material, maupun

11
pengiriman produk bisa dlakukan dengan efisien dan tepat waktu.
Dewasa ini, kegiatan perencaaan juga harus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan pihak-pihak lain pada supply chain misalnya:
 Menentukan berapa banyak suatu produk akan diproduksi
 Informasi tentang data penjualan terakhir ditingkat ritel
 Berapa banyak stok produk yang masih mereka miliki
 Merencanakan/ merancang program promosi bersama distributor,
ritel bahkan menginformasikan ke pabrik.
 Menentukan rencana produksi jangka menegah maupun jangka
pendek.
4. Operasi/ Produksi
Bagian ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan
baku, setengah jadi, atau komponen menjadi produk jadi. Dewasa ini
semakin banyak perusahaan yang melakukan outsourcing, jakni
memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor karena
perusahaan berkonsentrasi untuk melakukan kegiatan yang menjadi
core competency mereka. Dalam kegiatan produksi dua hal yang harus
diperhatikan yaitu:
 Konsep lean manufacturing yang mementingkan efisiensi
 Konsep agile manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas
dan ketangkasan merespon perubahan.
Oleh karena itu perusahaan yang bersaing di pasar atas dasar harga
dan memproduksi produk dengan volume yang besar biasanya akan
memilih efisiensi di atas fleksibilitas.
5. Pengiriman / Distribusi
Kegiatan supply chain dalam mengirim produk sampai ditangan
pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat tentunya melibatkan
transportasi. Aktivitas pengiriman bisa dilakukan sendiri atau
menyerahkan keperusahaan jasa transportasi. Perusahaan yang
menyediakan transportasi, pergudangan dan sebagainya disebut 3 PL
( third parti logistic service providers)
Dalam cakupan kegiatan distribusi, perusahaan harus bisa merancang
jaringan distribusi yang tepat dengan mempertimbangkan tradeoff
antara aspek biaya aspek flesibilitas dan aspek kecepatan merespon
terhadap pelanggan.

12
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa fungsi Supply chain management
tidak hanya terbatas pada kegiatan fisik ( memproduksi dan mengangkut
barang dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga kegiatan non fisik
( membuat perencanaan, melakukan riset dll).
Menurut Marshal Fisher mengklasifikasi kegiatan pada supply chain menjadi
dua yaitu:
 Kegiatan mediasi pasar.
Tujuannya untuk mencari titik temu antara apa yang diinginkan oleh
konsumen atau pelanggan dengan apa yang dibuat dan dikirim oleh
supply chain, hal ini dilakukan dengan servey pasar, meramalkan tingkat
permintaan,pelayanan purna jual
 Kegiatan pasar
Kegiatan mendapatkan bahan baku, mengkonversi bahan baku dan
komponen menjadi produk jadi,menyimpan dan mengirimkannya sampai
ketangan pelanggan
Dalam mengolah supply chain seharusnya kegiatan mediasi pasar dan
kegiatan fisik harus berjalan secara sinergis. Kesalahan dalam kegiatan
mediasi pasar bisa berakibat pada meningkatnya ongkos-ongkos fisik pada
supply chain. Misalnya, rancangan produk yang salah menyebabkan
persediaan produk jadi berlebihan yang akhirnya membuat pekerjaan
tambahan bagi pegawai gudang.

13

Anda mungkin juga menyukai