NIM : 312110614 Kelas : TI.21.C1 Tugas Pertemuan ke-13 Bisnis Elektronik
Soal dan Latihan
1. Sebutkan definisi dari Supply Chain Managemen (SCM)! Jawab : Supply Chain Management (SCM) adalah proses perencanaan, pengimplementasian, pengendalian, dan pengawasan aliran barang, informasi, dan jasa dari titik awal hingga titik akhir dalam suatu rantai pasokan. SCM mencakup koordinasi yang efektif antara berbagai pihak yang terlibat, termasuk pemasok, produsen, distributor, pengecer, dan pelanggan, untuk memastikan kelancaran aliran material, pengolahan informasi, dan pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan efisiensi dan efektivitas yang optimal.
2. Sebutkan proses bisnis pada Supply Chain Managemen (SCM)!
Jawab : Pada SCM, aktivitas-aktivitas dibagi menjadi beberapa proses bisnis, antara lain: 1. Customer Relationship Management (CRM) : Langkah pertama manajemen rantai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis bagi perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan pelanggan (customer service) yang membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, serta menetapkan tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 2. Customer Service Management (CSM) : CSM merupakan sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi produk. 3. Demand Management : Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok. 4. Customer Demand Fulfillment : Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja antara produk, distribusi dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan. 5. Manufacturing Flow Management : Biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk dan perhatian pada rangkaian produk. 6. Procurement : Membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk, sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir desain. 7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi : Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing. 8. Return : Proses manajemen return yang efektif memungkinkan untuk mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Ketersediaan return (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan untuk mencapai pengembalian asset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cash. 3. Apa peran internet terhadap Supply Chain Managemen (SCM)? Jawab : Internet memiliki peran yang sangat penting dalam Supply Chain Management (SCM) dan telah mengubah cara bisnis menjalankan rantai pasokan mereka. Berikut adalah beberapa peran utama internet dalam SCM: - Koneksi dan Kolaborasi: Internet memungkinkan perusahaan untuk terhubung dengan pemasok, mitra logistik, produsen, distributor, dan pelanggan di seluruh dunia secara real-time. Hal ini memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif, pertukaran informasi yang cepat, dan koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasokan. - Visibilitas Rantai Pasokan: Internet memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap aliran barang, informasi, dan jasa dalam rantai pasokan. Perusahaan dapat melacak dan memantau inventaris, pengiriman, dan status pesanan secara real-time menggunakan platform berbasis web atau aplikasi. Hal ini memungkinkan pemantauan yang akurat dan transparan terhadap seluruh rantai pasokan. - E-Commerce dan Penjualan Online: Internet telah mengubah cara perusahaan menjual produk mereka. Dengan adanya platform e-commerce dan penjualan online, perusahaan dapat menjual produk secara langsung kepada pelanggan tanpa melalui perantara tradisional. Ini membuka peluang baru dalam penjualan, memperluas jangkauan pasar, dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan. - Manajemen Persediaan dan Permintaan: Internet memungkinkan perusahaan untuk memantau permintaan pelanggan secara real-time, menganalisis tren penjualan, dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk perencanaan persediaan yang lebih akurat. Dengan menggunakan alat manajemen persediaan berbasis web, perusahaan dapat mengoptimalkan tingkat persediaan, menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan, dan meningkatkan responsivitas terhadap perubahan permintaan. - Pengelolaan Logistik dan Pelacakan Pengiriman: Internet memungkinkan pelacakan pengiriman secara real-time melalui sistem pelacakan berbasis web atau aplikasi. Perusahaan dapat melacak dan memantau lokasi dan status pengiriman, memperkirakan waktu kedatangan, dan memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan. Hal ini membantu dalam pengelolaan logistik, pengoptimalan rute pengiriman, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. - Analisis Data dan Keputusan yang Didukung oleh Data: Internet menyediakan akses terhadap jumlah besar data yang relevan untuk SCM. Dengan menggunakan alat analisis data dan kecerdasan bisnis, perusahaan dapat mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data tersebut untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mendukung strategi SCM yang efektif. Secara keseluruhan, internet telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi, ketepatan waktu, kolaborasi, dan visibilitas dalam SCM. Hal ini membantu perusahaan untuk mengoptimalkan rantai pasokan mereka, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memenangkan persaingan di pasar global.
4. Apa saja tantangan Supply Chain Managemen (SCM)?
Jawab : Mengatasi tantangan dalam SCM membutuhkan pendekatan yang holistik dan strategis. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan tersebut meliputi: a. Kolaborasi dan Komunikasi yang Efektif: Membangun hubungan yang kuat dengan pemasok, mitra bisnis, dan pelanggan sangat penting. Kolaborasi yang baik memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan akurat, serta koordinasi yang efektif dalam menghadapi perubahan permintaan, mengelola risiko, dan mencapai tujuan bersama. b. Visibilitas Rantai Pasokan: Meningkatkan visibilitas dan transparansi dalam rantai pasokan dapat membantu mengidentifikasi perubahan permintaan, memantau persediaan, mengatasi hambatan, dan meningkatkan responsivitas. Pemanfaatan teknologi informasi dan analitik data dapat membantu dalam memperoleh visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh rantai pasokan. c. Perencanaan dan Prediksi Permintaan yang Akurat: Menggunakan metode peramalan yang canggih dan mengumpulkan data yang relevan membantu dalam mengestimasi permintaan dengan lebih akurat. Menggabungkan data internal dan eksternal, melibatkan pelanggan dalam proses perencanaan, serta mengadopsi teknologi peramalan yang canggih dapat membantu dalam mengatasi ketidakpastian permintaan. d. Diversifikasi dan Pengelolaan Risiko: Diversifikasi pemasok, lokasi produksi, dan rute distribusi dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan ketidakstabilan pasokan. Menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, seperti asuransi, cadangan persediaan, dan rencana pemulihan bencana, juga penting untuk mengurangi dampak dari gangguan operasional yang tidak terduga. e. Penggunaan Teknologi dan Digitalisasi: Menerapkan teknologi informasi dan sistem manajemen rantai pasokan yang terintegrasi dapat membantu dalam mengotomatisasi proses, meningkatkan efisiensi, mempercepat aliran informasi, dan memperoleh analitik yang lebih baik. Penggunaan teknologi seperti Internet of Things (IoT), analisis Big Data, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain dapat memberikan keuntungan kompetitif dalam SCM. f. Pengembangan Keterampilan dan Pelatihan Karyawan: Melibatkan karyawan dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan terkait SCM sangat penting. Karyawan yang terampil dan berpengetahuan tentang konsep SCM dapat membantu dalam menghadapi tantangan dengan lebih baik, mengelola perubahan, dan mengoptimalkan proses operasional dalam rantai pasokan. g. Mengatasi tantangan SCM adalah suatu proses yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi pendekatan yang proaktif, beradaptasi dengan perubahan, dan menggunakan teknologi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan kinerja SCM mereka, mengurangi biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif.
Jawab : Anderson, Britt, dan Favre (1997) memberikan 7 prinsip SCM dalam merumuskan keputusan strategis, yaitu: 1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya. 2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda. 3. Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan alokasi sumber daya yang optimal. 4. Deferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat konversinya di sepanjang rantai supply. 5. Kelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material maupun jasa. 6. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung pengambilan keputusan berhierarki seta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa, maupun informasi. 7. Adopsi pengukuran kerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.