Anda di halaman 1dari 11

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

(SCM)
TIM 3 E-COMMERCE
 
Andi Fazzar Fardiansyah (20182205057)
Nurafni Hidayah (20182205063)
Hastini (20182205064)
Muh. Fadjril (20182205102)
Al Mualim (20182205113)
Paramesti Nursaid (20182205119)
A. E-Supply Chain
Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah rangkaian kegiatan
yang diperlukan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Ini
meliputi proses perolehan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk ke
konsumen akhir, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya. SCM merupakan
usaha yang luas dan kompleks yang bergantung pada setiap mitra – dari pemasok hingga
produsen dan seterusnya – supaya dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari manajemen
rantai pasokan sendiri adalah untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar.
 Kesuksesan E-Supply chain bergantung pada:
1. Kemampuan dari semua partner pada Supply Chain untuk memandang kolaborasi ini sebagai
sebuah aset strategi
2. emampuan untuk melihat informasi yang ada pada semua partner Supply Chain
3. Kecepatan, biaya, kualitas, dan layanan pelanggan
4. Pengintegrasian rantai persediaan yang lebih erat

 Tiga komponen manajemen rantai pasok

1. Upstream Supply Chain Management adalah proses dimana perusahaan mendapat pasokan dari luar
perusahaan berupa bahan baku untuk melakukan produksi.
2. Internal Supply Chain Management adalah tahap selanjutnya dimana bahan baku yang telah diterima
lalu diproses dan diproduksi menjadi bahan jadi.
3. Downstream Supply Chain Management merupakan proses pendistribusian produk yang telah jadi
kepada konsumen melalui distributor.
B. Masalah dan Solusi dalam E-Supply

1. Permasalahan dalam Supply Chain

 Supply Chain dapat menjadi sangat lama karena melibatkan partner internet dan eksternal yang
berada di banyak tempat berbeda
 Masalah kualitas material, yang bisa terjadi karena kesalahan pengiriman jenis material
 Tidak adanya infrastruktur logistik (sistem)
 Order yang tidak menentu baik dari pemasok maupun distributor

2. Solusi E-commerce untuk Supply Chain


 Order melalui internet, EDI, ekstranet secara otomatis. Contoh: pada B2B, order transmisikan secara
otomatis ke pemasok ketika level inventori sudah mencapai titik tertentu
 Memenuhi order secara langsung
 Pembayaran Elektronik dapat mempercepat pemenuhan order dan jangka waktu pembayaran
 Persediaan dapat diperkecil dengan melakukan pemesanan bila akan ada produksi dan dengan
memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada pemasok
 Kolaborasi perdagangan antara anggota Supply Chain dapat dilakukan di banyak area sehingga dapat
mengurangi keterlambatan, gangguan pada pekerjaan, biaya administrasi dan inventori
C. Kolaborasi Perdagangan

Penggunaan teknologi digital yang memungkinkan perusahaa-perusahaan untuk


secara bersama-sama merencanakan, merencang, mengatur, dan meneliti produk,
servis, dan aplikasi EC yang inovatif. Kegiatan ini dibedakan dari penjualan dan
pembelian. Contoh : Sebuah perusahaan yang berkolaborasi secara elektronik
dengan pemasoknya yang mendesain produk atau bagian-bagiannya untuk
perusahaan tersebut. Keuntungannya, pengurangan biaya, peningkatan pendapatan
hubungan yang lebih baik dengan customer.

• Kolaborasi Tradisional
• Kolaborasi Jaringan
D. Rencana dan Desain Kolaborasi
Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga
dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-
nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses,
saling memberikan manfaat, serta kejujuran.
E. Solusi Rantai Pasokan Internal
Rantai pasokan internal atau internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku, pasokan bahan
baku, serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh sistem manajemen. Pencapaian optimal secara khusus berasal dari
kebijakan internal perusahaan sendiri. Langkah pertama yang sangat penting dalam melakukan manajemen supply
chain yang baik adalah menggalang dan memperbaiki komunikasi harian di antara semua pelaku, mulai dari hilir
sampai ke hulu (retailer, distributor, manufacturer, dan supplier).
F. Integrasi Supply Chain

Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu,

• Local Optimization. Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya
yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.

• Incentives. Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini
menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif berupa insentif
penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi.

• Large lots/ Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit.
Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi
tidak merefleksikan nilai penjualan sebenarnya.
G. Alat-alat yang digunakan dalam Kolaborasi Supply Chain

Kolaborasi ini dibedakan menjadi empat yang pertama adalah transaksi kolaborasi tujuannya adalah mencapai transaksi yang
lebih efektif dan juga efisien. Untuk kolaborasi jenis ini tidak memerlukan kesepahaman dalam strategi jangka panjang. Yang
kedua adalah cooperative collaboration yang mana untuk mencapai ini diperlukan komitmen antar supply chain untuk berbagi
informasi peramalan, inventori, pengadaan barang, pengiriman barang termasuk kapasitas produksi.
 KESIMPULAN
Dengan adanya konsep Supply Chain Manajement (SCM), para pelaku-pelaku bisnis lebih mudah untuk menciptakan produk-
produk handal, berkualitas dan cepat. Proses Pengolahan produk dari awal perencanaan, pemrodukan sampai pendstribusian
menjadi semakin terstruktur dan terkoordinir dengan baik. Lebih efisien dan efektif dalam mengelola produk di sebuah
instansi perusahaan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai