Anda di halaman 1dari 15

Distribution and Supply Chain Management

Implikasi e-Supply Chain Management


MAGISTER MANAJEMEN 43 WEEKEND

Erwin Puji Fibrianto

disusun oleh:
041414353032

1. Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara perusahaan
dengan supplier, dan antara perusahaan dengan konsumen yang dapat
mempermudah dalam hal pemesanan barang dari supplier ke perusahaan

maupun pemesanan barang dari perusahaan ke konsumen, selain itu


pengiriman barang yang dipesan dapat sampai sesuai dengan tepat waktu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data melalui studi pustaka dan survei, sedangkan metode
perancangan yang digunakan berorientasi objek yang mencakup activity
diagram.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dihasilkan suatu sistem E-SCM yang
berbasis web yang dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam
pemesanan barang. Dengan E-SCM yang dirancang, masalah- masalah yang
dihadapi perusahaan dapat diminimalkan. Diharapkan dengan adanya E-SCM
yang berbasis web dapat memudahkan pemesanan barang dari pihak
perusahaan ke supplier, ataupun konsumen ke perusahaan dengan
meminimalkan kesalahan - kesalahan dan meningkatkan performance
perusahaan.
2. Latar Belakang
Pada masa sekarang seluruh perusahaan di dunia, tidak terkecuali
Indonesia memasuki sebuah persaingan global. Perusahaan-perusahaan yang
ada saling berlomba untuk dapat memenangkan persaingan ini dengan
menggunakan berbagai strategi yang ada untuk dapat memenuhi permintaan
konsumen yang semakin kompleks secara cepat. Dengan adanya dinamika
permintaan

konsumen,

pembaharuan

menuntut

pengelolaan

sistem

perusahaan
usaha

untuk

industri

dapat

dan

melakukan

bisnis

dengan

menggunakan berbagai pendekatan yang dapat meningkatkan efesiensi dan


efektivitas pelayanan konsumen, mempercepat pemenuhan barang dan jasa
kepada konsumen secara tepat waktu, serta mampu meminimalisasi biayabiaya.
Untuk dapat memenuhi berbagai dinamika permintaan serta meningkatkan
efektifitas dan efesiensi pelayanan dan meningkatkan kecepatan pemenuhan
pemenuhan barang dan jasa kepada konsumen , maka perusahaan dapat
menerapkan

metode

yaitu

Supply

Chain

Management.

Supply

Chain

Management merupakan suatu metode untuk dapat mengefesiensikan integrasi


supplier, manufaktur, gudang, dan penyimpanan sehingga barang diproduksi
dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang
tepat, yang dapat meminimalisasi berbagai biaya dan memberikan kepuasan
pelayanan terhadap konsumen.
Sebuah solusi manajemen rantai pasok yang berbasis web/internet (e SCM) merupakan inti dari keseluruhan bisnis secara digital. Konsep e - SCM
yang efektif dapat menghemat biaya hingga jutaan dolar bagi perusahaan. E SCM merupakan sebuah konsep kombinasi optimal antara teknologi dan proses

bisnis yang mengoptimalkan distribusi barang, jasa dan informasi dari pemasok
kepada konsumen secara terorganisir dan efisien. Dalam situasi ekonomi digital,
konsep tradisional SCM tidak lagi relevan digunakan. E - SCM berkonsentrasi
pada globalisasi dan saranan manajemen informasi, yang mengintegrasikan
pengadaan, operasional dan logistik dari bahan baku untuk memuaskan
konsumen. Dengan implementasi dan penerimaan secara luas konsep e-bisnis,
metode tradisional saat ini lebih berkembang untuk meningkatkan profitabilitas
dan pemenuhan kebutuhan pasar. E - SCM dapat menggunakan konsep ebisnis dan teknologi berbasis web untuk mengelola persediaan dan informasi
dalam organisasi perusahaan.
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Konsep Dasar Supply Chain Management (SCM)
Supply Chain Management merupakan pengembangan lebih lanjut dari
manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini
menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk
dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas
antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat
pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen
tersebut berlangsung secara transparan.
SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk
yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal.
(Jebarus ,2001).
Manajemen Rantai Pasokan (Supply chain management) adalah sebuah
proses di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut
struktural. Sebuah supply chain (rantai pasokan) merujuk kepada jaringan yang
rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya
untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen.
(Kalakota, 2000).
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001).
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus utama
dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply
chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang
ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus
bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan
pelayanan dengan harga murah, berkualitas dan tepat pengirimannya. Rantai

pasokan yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan


oleh rantai pasokan tersebut.
Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu :
1. Supplies
2. Manufactures
3. Distribution
4. Retail Outlet
5. Customers
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :
a) Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim
dari ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer,
kemudian ke pemakai akhir.
b) Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
c) Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau
sebaliknya.
3.2. Pengembangan e-SCM
Richardus Eko Indrajit (Indrajit,2006) menyebutkan electronic Supply
Chain Management (E-SCM) merupakan suatu proses yang melibatkan
teknologi elektronik dan digital dalam rantai proses pengadaan, penciptaan, dan
pendistribusian produk ataupun jasa, dimana dari penerapan teknologi tersebut
secara langsung maupun tidak langsung mendatangkan berbagai pergeseran
paradigma atau prinsip-prinsip manajemen.
Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto ada 5 komponen
yang terdapat dalam E-SCM antara lain:
a) Supply Chain Replenishment .
b) Collaborative Planning.
c) Collaborative Product Development.
d) E-Procurementt dan prinsip-prinsip e-business .
e) E-Logistics e-Procurement.
3.3. Konsep e-Business
E - Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas
yang berkaitan dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan
memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi, dan salah
satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis, melingkupi sistem,

pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Pada masa sekarang, hal


ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan
jasa internet.
E - business bisa terjadi dalam berbagai bentuk tahapan tergantung dari
tingkat pemanfaatan jaringan komputer dan internet, dengan kata lain seberapa
digital perusahaan tersebut. Kita dapat melihat dua sisi ekstrim, sisi pertama
adalah perusahaan tradisional. Sisi kedua adalah perusahaan e - business
murni di mana segalanya berbentuk elektronis, dari produk atau jasa yang
ditawarkan, prosesnya sampai dengan pengirimannya. Adapun contoh dari e business murni adalah kalau kita memesan buku di www.Amazon.com. Proses
pemesanan buku sampai pembayaran ditangani secara elektronis yang
kemudian dikirimkan ke alamat pemesan lewat kurir.
E - business bukan hanya pemasaran, pembelian dan penjualan melalui
internet, tetapi juga meningkatkan kinerja bisnis melalui konektivitas untuk
meningkat kan pelayanan dan mengurangi biaya, serta membuka jalur baru dan
mentransformasi

persaingan

baru.

Dengan

business

kita

dapat

menghilangkan perbedaan waktu global dan wilayah geografis serta hemat.


Selain itu peningkatan kinerja perusahaan dapat lebih baik.
3.4. Bentuk Hubungan e-business
Ketika melakukan bisnis di Internet, ada lima kemungkinan bentuk
hubungan bisnis berdasarkan transaksinya, yaitu:
a) Business to business (B2B).
Kebanyakan model ini merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis
atau transaksi secara elektronik antar perusahaan yang dilakukan secara rutin
dan dalam kapasitas produk yang besar. Biasanya menjual produk atau
menyediakan layanan untuk bisnis lain. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil
membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela,
dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi
yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C)
b) Business to consumer (B2C).
Pada bisnis ini transaksi yang terjadi adalah antara perusahaan dengan
konsumen atau pelanggan perorangan, juga menjual produk atau menyediakan
layanan untuk pengguna terkahir. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari
pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu
pembelian kulit, tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke
pengecer akan dianggap transaksi B2C.
c) Consumer to consumer (C2C).

Pada kelompok ini, konsumen langsung menjual produk ke konsumen yang lain
atau Pengguna menjual langsung kepada pengguna lain. Contohnya adalah
individu yang melakukan penjualan melalui pemasangan iklan ke internet.
d) Consumer to business (C2B).
Kategori ini termasuk perorangan yang menjual produk atau jasa langsung ke
organiasasi atau perusahaan. Contoh ialah Priceline (www.priceline.com),
dimana konsumen menawarkan harga tertentu di mana ia menginginkan
membeli berbagai barang dan jasa, termasuk tiket pesawat terbang dan hotel.
e) Intrabusiness e - business.
Dalam kategori ini termasuk segala aktivitas organisasi yang kebanyakan
dilakukan dalam lingkup internet perusahaan yang melibatkan pertukaran
barang, jasa dan informasi.

3.5. Pembagian E-Business


E-business dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok :
1.

Customer Relationship Management (CRM)

Strategi bisnis dari layanan dan sofware yang didesain untuk meningkatkan
keuntungan , pendapatan dan kepuasan pelanggan. Sistem kustomisasi real time
ini yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis
berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan antara perusahaan
dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data penjualan dan
pelayanan, anggapan dari konsumen.
2.

Enterprise Resource Planning (ERP)

Strategi bisnis dari sistem informasi perusahaan yang digunakan untuk


koordinasi Sumber daya, informasi yang digunakan untuk proses bisnis. Sistem
informasi pendukung e-business ini juga menyediakan berbagai macam
kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse,
shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis atau
menyangkut hubungan dalam-internal perusahaan tersebut, yang meliputi :
Production planning, integrated logistics, Accounting and Finance, Human
Resource, Sales and distribution, order management.
3.

Enterprise Application Programs (EAI)

Merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis yang memungkinkan antar


perusahaan saling bertukar data berbasis message. EAI berfungsi sebagai
penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.
4.

Supply Chain Management (SCM)

Strategi Manajemen rantai suplai yang secara otomatis terkomputerisasi. SCM


menyangkut hubungan antara perusahaan dengan supplier.

3.6. Penelitian Sebelumnya


3.6.1.

Internet-based supply chain management: using the

internet to revolutionize your business (Zillur Rahman, 2003)


Berlatar belakang pertumbuhan web yang sangat fenomenal
yang kemudian berkorelasi dengan banyaknya platform e-commerce
memunculkan sebuah konsep supply chain yang berbeda. SCM
tradisional yang menekankan pada aktivitas per bagian dalam proses
perusahaan dituntut untuk terintegrasi dengan tujuan memotong
waktu dan rentang proses serta menghadirkan nilai tambah yang lebih
banyak kepada konsumen.
Penelitian ini menguji penggunaan internet dalam proses SCM
perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni
dengan membagikan kuesioner kepada 1000 perusahaan sample
secara online. Hasil kuesioner kemudian diuji menggunakan T-test,
multiple response,

serta cross tab analysis. Hasil kuesioner

menunjukkan dimana 80% responden mengindikasikan penggunaan


internet dalam beberapa bagian dari SCM mereka terutama dalam hal
sistem transportasi atau distribusi produk. Setelah transportasi berada
di urutan kedua proses

purchasing/procurement juga banyak

menggunakan bantuan internet.


Hasil

lain

dengan

penerapan

internet

dalam

proses

perusahaan juga menjadikan proses pengambilan keputusan yang


lebih cepat oleh pihak manajemen. Ketersedian data yang begitu
cepat dan akurat membuat manajemen tidak sulit dalam mengkaji
kondisi di lapangan serta mencari jalan keluar atas masalah yang
timbul.
3.6.2.

Making

sense

of

e-supply

chain

landscape:

an

implementation framework (Pant et al, 2003)


Ketika masing masing perusahaan menghadapi permintaan
konsumen yang sangat beragam dan begitu cepat berubah maka
perusahaan dituntut untuk lebih kompetitif dalam hal proses
produksinya. Maka proses dari bahan baku hingga hasil purna jual
produk perlu dipertimbangkan oleh perusahaan secara efektif. Peneliti
melihat dalam prosesnya banyak perusahaan mengalami gap yang
cukup lebar dalam prosesnya, dan internet dianggap sebagai jawaban
yang tepat.
7

Penelitian ini berbentuk kajian literature dan penyusunan


konsep dasar e-SCM. Adapun proses yang perlu dimasukkan adalah
hubungan dasar antara perusahaan dan supplier serta perusahaan dan
konsumen seperti diagram di bawah ini.

Penelitian ini bertujuan menghadirkan konsep dasar dan kajian


lebih spesifik untuk dipertimbangkan pihak manajemen yakni pada level
apa dan bagian mana dari proses yang perlu diintegrasikan.
Perusahaan harus melihat aktivitas kunci dan aktivitas pendukung yang
memakan waktu panjang serta mempengaruhi paling besar pada
bagian lain.
3.6.3.

Strategic

Internet

Application

trends

in

supply

chain

management (Lancioni et al, 2003)


Operasi bisnis di Amerika serikat mulai bergeser orientasinya
menjadi online sejak kemunculan internet. Dan di luar dugaan
pergerakan permintaan begitu cepat dan tinggi. Selain dalam hal
marketing ternyata internet juga berdampak secara multidimensional
termasuk di dalamnya mempengaruhi proses produksi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan menguji dampak integrasi internet dalam supply
chain management serta jaringan supply chain di Amerika Serikat.
Metode

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

yakni

menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 1000 anggota Council

of Logistic Management (CLM) dimana jangka waktu yang ada tahun


1999 hingga 2001. Hasil kuesioner kemudian diuji menggunakan T-test,
multiple response, serta cross tab analysis.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya
penurunan penggunaan internet dalam SCM dalam rentang penelitian
Tahun 1999 hingga 2001 dari 90,1% menjadi 77,8%. Penurunan ini
bukan disebebkan oleh tidak digunakannya lagi internet melainkan
sejak Tahun 2001 internet sudah terintegrasi secara penuh dalam
system operasi sehingga muncul bias dalam penelitian dimana masing
masing responden hanya focus pada bagian kerja dimana mereka
bertanggung jawab. Namun hasil lain juga menyebutkan bahwa internet
menciptakan penurunan biaya serta efisiensi produksi dimana hal ini
dikarenakan integrasi dari sisi customer service, purchasing, inventory
management, distribution, dan lainnya. Atau lebih detail penelitian ini
menyebutkan kesimpulan sebagai berikut :
the Internet has provided managers with the ability to be agile in
managing their supply network. This includes the ability to:
1. Quickly adjust inventory levels,
2. Add or reduce carriers when needed,
3. Increase the speed in reacting to customer service problems,
4. More effectively manage distant facilities,
5. Reduce the level of paperwork in a supply chain system,
6. Adjust material throughput when necessary,
7. Track shipments more accurately,
8. Develop cost effective purchasing strategies,
9. Improve production scheduling and
10. Reduce operational redundancy in supply chain systems.
4. Pembahasan dan Implikasi Kasus
Dalam mengatur aliran barang dalam supply chain, setiap perusahaan
harus selalu mempertimbangkan persoalan bagaimana memproses informasi.
Proses informasi adalah salah satu fungsi utama pada SCM dalam dekade saat
ini. Inovasi dalam teknologi informasi telah memberikan kesempatan untuk
menaikkan kapabilitas proses informasi. Oleh karena itu untuk meningkatkan
informasi performa SCM, teknologi informasi memberikan dua kontribusi dalam
SCM :
1. Perbaikan dan berbagai informasi diantara perusahaan,
2. Identifikasi permasalahan yang tepat dan optimasi.
Seperti yang dikatakan oleh Pant, et al (2003) dimana dalam proses Supply
Chain Management perusahaan masih muncul gap antar bagian di dalamnya.

Informasi yang dihasilkan tidak terdistribusi secara lengkap dan tepat ke semua
bagian yang membutuhkan. Hal ini akan menciptakan bias dalam proses
pengambilan keputusan dan keputusan yang ada menjadi tidak runtut.
Sebagai contoh penerapan e-SCM ini dapat dilihat melalui penggunaan
Teknologi Informasi pada PT. Mitra Citra Mandari. Konsekuensi adanya internet
dan IT pendukung dalam dunia bisnis yakni salah satunya memperpendek proses
penyampaian

informasi

antar

bagian

dalam

perusahaan.

Supply

Chain

Management merupakan suatu metode untuk dapat mengefesiensikan integrasi


supplier, manufaktur, gudang, dan penyimpanan sehingga barang diproduksi dan
didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, yang
dapat meminimalisasi berbagai biaya dan memberikan kepuasan pelayanan
terhadap konsumen.
Dengan adanya berbagai analisa dari berbagai permasalahan yang dihadapi
PT. Mitra Citra Mandari, dengan pemetaan fitur-fitur pada Web E- SCM
diharapkan dapat membantu dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Pemetaan fitur ini terdiri dari
1. Aktifitas
Masalah

: Pemesanan bahan baku atau produk dari supplier.


: a. kesalahan pencatatan barang yang dipesan.
b.Jumlah barang yang dipesan kadang tidak tepat.

Solusi

: Memberikan suatu form

pemesanan khusus

antara

perusahaan dengan supplier yang dapat meminimalkan


kesalahan.
Manfaat

: a. Mengurangi kesalahan baik dalam pengiriman barang.


b.Mampu meningkatkan kinerja produksi perusahaan dalam
menghasilkan barang.

2. Aktifitas
Masalah

: Pengiriman produk kepada Konsumen.


: Keterlambatan pengiriman produk karena tidak adanya
dateline dari konsumen, selain itu pengirinman barang juga
dilakukan secara perlokasi.

Solusi

: Keterlambatan pengiriman produk karena tidak adanya


dateline dari konsumen, selain itu pengirinman barang juga
dilakukan secara perlokasi.

Manfaat

: Meningkatkan kinerja perusahaan di mata konsumen, dan


juga mampu meningkatkan kinerja konsumen di mata publik.

3. Aktifitas
Masalah

: Penanganan keluhan dari konsumen.


: Keluhan dari konsumen yang dianggap konsumen tidak
ditanggapi baik oleh perusahaan, sehingga kinerja
10

perusahaan dianggap menurun, selain itu keluhan yang masuk


juga harus diselesaikan oleh direktur langsung.
Solusi

: Memberikan suatu form khusus dimana konsumen dapat


memberikan keluhan-keluhan ataupun saran kepada
perusahaan atas jasa yang telah diberikan.

Manfaat

: a.Menjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen dari


perusahaan.
b.Dari keluhan yang diberikan memungkinkan perusahaan
dapat meningkatkan kualitas di mata konsumen

Kemudian dikembangkan sebuah web yang mengintegrasikan semua


masalah tersebut. Melalui web yang dibangun customer bisa langsung berinteraksi
dengan beberapa bagian dalam perusahaan. Adapun bagan yang bisa dihasilkan
atas integrasi melalui web tersebut seperti di bawah ini.

11

12

Dengan adanya web ini masing masing bagian mampu mengambil data
yang dibutuhkan. Selain itu juga hubungan dengan customer menjadi lebih dekat,
semua hal yang berkenaan dengan kritik dan saran menjadi bahan konstruktif demi
kelancaran penjualan perusahaan ke depan. Total lead time yang dibutuhkan juga
berkurang dikarenakan internet melalui web mampu menjembatani gap antar bagian
yang muncul, rekasi atas masalah konsumen lebih cepat direspon, membangun
efisiensi biaya serta strategi pembelian lebih tepat.
5. Kesimpulan
Berdasarkan review serta dari hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa, peranan e-Business Supply Chain Management sangat besar, selain
untuk mengatur rantai pasokan, juga untuk bersaing dengan kompetitor yang
pada akhirnya akan meningkatkan penjualan dan pendapatan perusahaan
tersebut. e-Business Supply Chain Management yang handal sangat dibutuhkan
oleh perusahaan yang mempunyai jangkauan pasar yang sangat luas untuk itu
dibutuhkan sumber daya dan infrastruktur yang handal.
Berdasarkan hasil dari penelitian analisis dan perancangan sistem yang telah
dilakukan pada PT. Mitra Citra Mandari, dapat diambil beberapa kesimpulan
setelah penerapan E-SCM :

13

1. PT. Mitra Citra Mandari, dapat memudahkan berbagai proses bisnis


perusahaan baik antara supplier dengan perusahaan maupun dengan
konsumen. ,dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik dalam proses
pemesanan raw material, proses produksi, serta proses pengiriman
barang kepada konsumen, selain itu juga memungkinkan terjalinnya
hubungan yang lebih baik dengan para supplier dan konsumen.
2. PT. Mitra Citra Mandari membantu perusahaan juga dalam melakukan
pengontrolan terhadap pengiriman barang baik antar perusahaan dengan
konsumen maupun antar supplier dengan perusahaan.
3. Meningkatkan hubungan yang lebih baik lagi antar perusahaan dengan
supplier, maupun antar perusahaan dengan konsumen karena arus
informasi antar ketiga berlangsung lancar.

6. Daftar Pustaka
Chopra, S. dan Meindl, P. 2001. Supply Chain Management: Strategy, Planning and
Operation. Prentice-Hall, US.
Indrajit, Richardus Eko, Djokopranoto, Richardus. (2006). Konsep Manajemen
Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyedia Barang.
Grasindo, Jakarta.
Jebarus, Felix. 2001.Supply Chain Management. Usahawan no: 02 Th XXX Februari.
Kalakota, Ravi & Maria Robinson. 2000. e-Business 7.0 : A Roadmap to Success
--------------------------------------------. 2001. E-Business 2.0 : Roadmap for Success.
Addison Wesley, Longman Inc., USA.
Lancioni, Richard A., Smith, Michael F., dan Schau, Hope Jensen. 2003. Strategic
Internet application trends in supply chain management. Industrial
Marketing Management 32. P 211-217.
Simchi-Levi, David., Kaminsky, Philip., dan Simchi-Levi, Edith. 2009. Designing and
Managing the Supply Chain: Cioncepts, Strategies, and Case Studies. Third
Edition. Mc Graw Hill.
Pant, Somendra., Sethi, Rajesh., dan Bhandari, Madan. 2003. Making sense of the
e-supply chain landscape: an implementation framework. International
14

Journal of Information Management 23. P201-221.


Rahman, Zillur. 2003. Internet-based supply chain management: using the internet to
revolutionize your business. International Journal of Information
Management 23. p493-505.

15

Anda mungkin juga menyukai