Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi, persaingan industri semakin ketat. Satu hal yang


memungkinkan perusahaan industri untuk bertahan adalah menyediakan produk yang
tepat kepada konsumen pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang ekonomis. Saat
ini, konsumen menjadi semakin penting, dan mereka menuntut agar produk dikirimkan
di tempat yang tepat tepat waktu. Dengan cara ini, perusahaan yang mengharapkan
manufaktur dan jasa akan memenangkan pelanggan, sedangkan perusahaan yang tidak
mengharapkan akan kehilangan pelanggan.
Ketersediaan produk dan harga keekonomian hanya dapat terjadi jika terdapat
hubungan koordinasi yang baik antara perusahaan ritel dengan semua pihak dalam
rantai pasokan. Koordinasi antara pihak-pihak dalam rantai pasokan tidak hanya
melibatkan koordinasi pasokan, tetapi juga informasi tentang pasar, yang sangat
berguna untuk rencana perusahaan. Persediaan produk distributor yang tidak
mencukupi akan mengakibatkan hilangnya penjualan, dan kelebihan produk tertentu
akan menyebabkan penumpukan produk dan meningkatkan biaya pemeliharaan
persediaan.
Selain itu, koordinasi dengan cabang merupakan salah satu inti dari rantai
pasokan juga sangat penting, kantor pusat dapat berbagi informasi dan mengumpulkan
informasi tentang masing-masing pemasok untuk lebih melaksanakan manajemen
pasokan dan rencana penjualan produk. Pelaku industri mulai menyadari bahwa untuk
menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, pemeliharaan internal
perusahaan manufaktur saja tidak cukup. Sejak tahun 1990-an, masyarakat telah
menyadari pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk dengan harga
yang ekonomis, berkualitas tinggi, dan cepat, yang melahirkan konsep baru yaitu
supply chain management (SCM).
Makalah ini akan membahas manajemen rantai pasokan (SCM) dan hal-hal
lain yang terkait dengan rantai SCM.
B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Logistik Kesehatan dengan dosen pengampu Yul Asriati, S.Psi., MPH serta
mempelajari Supply Chain Management.

C. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat mendapatkan
pengetahuan dalam bidang Manajemen Operasi terutama dalam pengetahuan tentang
Supply Chain Management (SCM), agar dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehari
– hari dan dunia kerja.

D. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Supply Chain Management (SCM)?
2. Peran Supply Chain Management (SCM)?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Supply Chain Management

Menurut Barry Render dan Jay Heizer, Manajemen Rantai Pasokan (Supply
Chain Management) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan
(outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok
dengan distributor.
Suatu perusahaan yang menerapkan konsep Supply Chain Management yang
yang benar dan baik akan dapat memberikan dampak peningkatan keunggulan
kompetitif terhadap produk maupun pada sistem rantai pasokan yang dibangun
perusahaan tersebut. Lebih lanjut Heyzer dan Render menyatakan bahwa, perusahaan
perlu mempertimbangkan masalah rantai pasokan untuk memastikan bahwa rantai
pasokan mendukung strategi perusahaan.
Tujuan dari Supply Chain Management untuk mengkoordinasi kegiatan dalam
rantai pasokan untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan manfaat dari rantai
pasokan bagi konsumen akhir. Seperti tim kejuaraan, fitur utama dari rantai
pasokan yang sukses adalah anggota-anggota yang berperan demi kepentingan timnya
(Rantai Pasukan). Adapun gambaran Manajemen Rantai Pasokan, berikut ini :
Terdapat 3 macam hal yang harus dikelola dalam Supply Chain Management agar
produk bisa sampai ke konsumen antara lain:
a. Aliran matrial product seperti bahan baku, komponen, barang jadi.
b. Information, seperti kapasitas, status pengiriman, quotation.
c. Keuangan, seperti invoice, term pembayaran.
Adapun komponen yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan Supply
Chain Management, antara lain :
a. Aliran matrial product seperti adanya return, repair.
b. Keuangan seperti pembayaran dari konsumen.
c. Informati seperti pesanan produk atas permintaan konsumen, ramalan
produk atau penjualan, dll.

2. Pertimbangan Memilih Rantai Pasokan


Sebelum memulai mendesain rantai pasokan, perusahaan terutama manajer
operasi harus mempertimbangkan keputusan untuk “buat atau beli” dan
pengalihdayaan, sebagai berikut :
a. Keputusan Buat atau Beli
Pilihan untuk memproduksi barang atau jasa secara internal atau membelinya dari
luar, maksudnya adalah memilih barang dan jasa yang dapat menguntungkan dapat
diperoleh secara ekternal dibandingkan diproduksi secara internal dikenal dengan
keputusan buat atau beli.
b. Pengalihdayaan
Mengalihkan kegiatan perusahaan yang dilakukan secara internal ke pemasok
eksternal. Maksudnya adalah memberikan proses pembuatan ke vendor yang
menyediakan jasa tersebut.
3. Strategi Supply Chain Management
Menurut Heizer and Render, perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai
pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut
antara lain:
a. Banyak Pemasok
Pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, dengan
pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.
Perusahaan menjalin hubungan dengan banyak supplier dan memilih supplier
yang memenuhi spresifikasi.
b. Sedikit Pemasok
Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa perusahaan lebih
ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia dan menjaga
komitmen dalam memberikan produk. Strategi ini juga mendorong pemasok –
pemasok tersebut untuk memberikan inovasi desain dan keahlian teknologi.
Contohnya ford memilih pemasok sebelum komponen didisain.
c. Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau
jasa yang sebelumnya dibeli dari pemasok atau distributor. Integrasi vertikal
berbentuk:
1) Integrasi maju : produsen memproduksi sendiri komponen produk akhir/jadi.
Sebagai contoh : produsen roti tadinya memasarkan hasil produksinya dengan
menyetor ke toko – toko, akan tetapi sekarang memiliki toko sendiri untuk
memasarkan hasil produksinya.
2) Integrasi mundur : produsen memproduksi sendiri bahan yang tadinya dibeli
kepada supplier.
Sebagai contoh : produsen roti tadinya mendatangkan bahan baku seperti telur
dari pemasok. sekarang perusahaan roti juga memiliki peternakan ayam petelur
untuk memasok telurnya sebagai bahan baku rotinya.
d. Jaringan Keiretsu
Supplier merupakan bagian dari koalisi perusahaan, melalui kepemilikan perusahaan
pemasok maupun pemberi pinjaman perusahaan pemasok. Pemasok diperlakukan
sebagai partner, sehingga perusahaan memberikan keahlian teknik dan kualitas
produksi yang stabil.
e. Perusahaan Virtual
Perusahaan menjalin hubungan dengan berbagai supplier untuk memberikan
servis pada permintaan. Supplier memberikan jasa seperti penerimaan karyaan,
mendesain produk, pengujian dan pendistribusian produk. Keunggulannya adalah
keahlian manajemen terspesialisasi, investasi modal rendah, fleksibel dan cepat.

4. Membangun Basis Persediaan


Langkah – langkah dalam pemilihan pemasok sebagai empat tahapan proses, antara
lain:
a. Evaluasi pemasok
Mencakup pencarian pemasok potensial dan menentukan kecenderungan mereka
untuk menjadi pemasok yang baik. Jika pemasok yang baik tidak dipilih, semua
rantai pasokan lainya akan gagal.
b. Pengembangan pemasok
Pembeli memiliki persyaratan pemasok yang bekualitas, sprsifikasi produk, jadal,
pengiriman dan kebijakan pembelian. Pengembangan pemasok dapat mencakup
segala hal dari pelatihan, bantuan teknis dan produksi hingga prosedur untuk
transfer informasi.
c. Negosiasi
Harga final dalam transaksi berbisnis, standart kualitas ataupun kesepakatan
dalam beriklan dapat dinegosiasikan. Sehingga dalam perusahaan seorang manajer
operasi atau pihak yang terlibat perlu ketrampilan dalam bernegosiasi yang baik.
d. Membuat kontrak
Partner rantai pasokan sering membangun kontrak untuk mendorong anggota
rantai pasokan menggunakan kebijakan yang optimal. Beberapa fitur umum pada
kontrak seperti kuantitas diskon (harga lebih rendah untuk pesanan yang lebih
besar), membeli kembali, dan berbagi pendapatan.

5. Etika Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan dapat menimbulkan kesempatan dalam melakukan
penyimpangan etika menjadi signifikan, untuk itu perusahaan perlu membangun
prinsip dan standar untuk pedoman perilaku yang etis. Ada tiga aspek etika dalam
manajemen rantai pasokan, antara lain :
a. Etika Personal
Rantai pasokan sangat rentan akan penyimpangan etika secara personal, untuk itu
perusahaan membangun standar dan prinsip seperti
1) Meningkatkan dan memperkuat tanggung javab bagi karyavan, hubungan
pemasok dan pelanggan yang positif, perlindungan atas informasi yang
konfidensial dan informasi yang paten dengan adanya kesepakatan.
2) Menghindari ketidakpantasan yang dirasakan seperti konflik kepentingan,
perilaku yang negatif karena dapat mempengaruhi keputusan rantai pasokan.
b. Etika di dalam Rantai Pasokan
Banyaknya sumber daya perusahaan yang dibeli mengakibatkan tekanan yang
tinggi atas etika dalam rantai pasokan, sehingga perusahaan harus membangun
standar untuk pemasoknya juga.
c. Etika Etis Terhadap Lingkungan
Etika yang baik meluas hingga pengoperasian bisnis dengan mendukung
konservasi dan permajaan sumber daya. Hal ini perlu evaluasi terhadap dampak
lingkungan, dari mulai bahan baku, proses hingga penggunaan dan pembuangan
akhir.

6. Manajemen Logistik
Manajemen logistik adalah kegiatan pembelian dengan berbagai kegiatan
pengiriman, pergudangaan dan persediaan untuk membentuk sistem logistik.
Tujuan Manajemen Logistik yaitu memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi
seluruh kegiatan akuisisi bahan baku pemindahan dan penyimpanan.
a. Sistem pengiriman
Pengiriman barang dari dan ke menghabiskan 25% biaya produksi sehingga
perusahaan perlu mengevaluasi cara pengirimannya agar tidak memakan biaya
yang terlalu besar, misalnya dengan truk (bisa mengambil dan mengirim barang
tepat aktu), kereta api (mengangkut dengan kapasitas yang besar seperti minyak,
batubara, dll), udara (mengangkut barang yang sifatnya darurat membutuhkan
kecepatan seperti bunga, obat – obatan), air (mengangkut muatan besar dan
bernilai rendah karena lebih mementingkan biaya pengiriman yang rendah seperti
semen, minyak) dan pipa (mengangkut gas alam, bahan kimia).
b. Logistik Pihak Ketiga
Pengalihdayaan logistik pada pihak ketiga untuk menurunkan biaya investasi dan
biaya persediaan serta menaikkan keandalan dan kecepatan pengiriman. Pihak ketiga
biasanya memiliki keahlian dalam mengkoordinasikan sistem persediaan yang
didukung peralatan yang canggih dan online untuk memenuhi keinginan perusahaan.

7. Manajemen Distribusi
Manajemen rantai pasokan yang memfokuskan pada arus keluar dari produk akhir.
Mendesain jaringan distribusi untuk memenuhi harapan pelanggan menawarkan tiga
kriteria:
a. Respon cepat
b. Pilihan produk
c. layanan

8. Manfaat Supply Chain Management


a. Manfaat SCM secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan yaitu (Jebarus,
2001) antara lain :
1) Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target
utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan
perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini
tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk
menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas
dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2) Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan
menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan
perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan
‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3) Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada
konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4) Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan
semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan
teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan Supply Chain
Management.
5) Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen
yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan
laba perusahaan.
6) Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi
proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh
lebih kuat.
b. Manfaat SCM langsung bagi perusahaan adalah :
1) Supply Chain Management secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi
produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini
menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam
fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki
dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai
pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan
mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2) Supply Chain Management berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan
apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau
konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan.
Melalui pelaksanaan Supply Chain Management, pemasaran dapat
mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen.
Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk
yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang
produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan
pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga Supply Chain Management
akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Supply Chain Management merupakan integrasi aktivitas kerja sama antar perusahaan
dalam pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
2. Dengan adanya konsep SCM para pelaku bisnis lebih mudah menciptakan produk –
produk yang ekonomis, berkualitas dan cepat.
3. Proses pengolahan produk dari perencanaan, pemproduksi sampai pendistribusian
menjadi terstruktur dan terkoordinir dengan baik.
4. Penerapan konsep SCM untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan manfaat
dari rantai pasokan bagi konsumen akhir.

Anda mungkin juga menyukai