Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL AGRIBISNIS

Manajemen Rantai Pasok

Oleh :
Ahmad Yunadi ( 1710221008 )
Ahsanul Ichwan ( 1710222008 )
Priski Nanda ( 1710221011 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, karena hanya dengan karunianya makalah yang berjudul “Manajemen Rantai
Pasok” ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW utusan dan manusia pilihan-Nya yang
mengantarkan umat manusia minadzdzulumati ilan-nuur, yakni addinul Islam (dari zaman
kegelapan menuju zaman yang bercahaya, yakni agama Islam).
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan dengan senang
hati menerima kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 8 April 2019


BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang persaingan dalam industri semakin ketat. Salah satu hal
yang membuat perusahaan bidang industri bertahan adalah penyediaan produk yang tepat
bagi konsumen di waktu yang tepat dengan biaya ekonomis pula. Sekarang ini konsumen
semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu.
Sehingga menyebabkan perusahaan manufaktur maupun jasa yang antisipatif akan hal ini
akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan.
Ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis hanya dapat terjadi jika ada
koordinasi yang baik antara perusahaan retail dengan pihak-pihak dalam rantai supplynya.
Koordinasi antara pihak-pihak dalam rantai suplai tidak hanya melibatkan koordinasi
persediaan saja, tetapi juga informasi tentang pasar yang berguna bagi perencanaan
perusahaan. Kekurangan persediaan produk pada distributor akan berakibat kehilangan
penjualan, sedangkan kelebihan tertentu akan berakibat menumpuknya produk dan
meningkatnya biaya pemeliharaan persediaan.
Selain itu, koordinasi dengan toko - toko cabang sebagai salah satu inti dari rantai
pasokan adalah penting, dimana kantor pusat dapat berbagi informasi dan mengumpulkan
informasi mengenai masing-masing supplier agar pengelolaan supply dan perencanaan
penjualan produk dapat dilakukan dengan lebih baik. Pelaku industri pun mulai sadar bahwa
untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan secara internal di
sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Kesadaran akan pentingnya peran semua
pihak dalam menciptakan produk dengan harga jual yang ekonomis, berkualitas, dan cepat
inilah yang kemudian melahirkan konsep baru sejak tahun 1990-an yaitu supply chain
management (SCM).
Makalah ini akan membahas mengenai Supply Chain Management (SCM) dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan rantai SCM.

B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Operasional Agribisnis pada Semester 4 dengan dosen Ibuk Zednita Azriani.
BAB II PEMBAHASAN

A. Supply Chain Management


Menurut Barry Render dan Jay Heizer, Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh
aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing), ditambah
fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor. Suatu perusahaan
yang menerapkan konsep Supply Chain Management yang yang benar dan baik akan dapat
memberikan dampak peningkatan keunggulan kompetitif terhadap produk maupun pada
sistem rantai pasokan yang dibangun perusahaan tersebut. Lebih lanjut Heyzer dan Render
menyatakan bahwa, perusahaan perlu mempertimbangkan masalah rantai pasokan untuk
memastikan bahwa rantai pasokan mendukung strategi perusahaan. Tujuan dari Supply Chain
Management untuk mengkoordinasi kegiatan dalam rantai pasokan untuk memaksimalkan
keunggulan kompetitif dan manfaat dari rantai pasokan bagi konsumen akhir. Seperti tim
kejuaraan, fitur utama dari rantai pasokan yang sukses adalah anggota-anggota yang berperan
demi kepentingan timnya (Rantai Pasukan).
Terdapat 3 macam hal yang harus dikelola dalam Supply Chain Management agar
produk bisa sampai ke konsumen antara lain. a. Aliran matrial product seperti bahan baku,
komponen, barang jadi. b. Information, seperti kapasitas, status pengiriman, quotation. c.
Keuangan, seperti invoice, term pembayaran.
Adapun komponen yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan Supply Chain
Management, antara lain :
a. Aliran matrial product seperti adanya return, repair.
b. Keuangan seperti pembayaran dari konsumen.
c. Informati seperti pesanan produk atas permintaan konsumen, ramalan produk atau
penjualan, dll.

B. Pertimbangan Memilih Rantai Pasokan


Sebelum memulai mendesain rantai pasokan, perusahaan terutama manajer operasi
harus mempertimbangkan keputusan untuk “buat atau beli” dan pengalihdayaan, sebagai
berikut :
a. Keputusan Buat atau Beli Pilihan untuk memproduksi barang atau jasa secara internal
atau membelinya dari luar, maksudnya adalah memilih barang dan jasa yang dapat
menguntungkan dapat diperoleh secara ekternal dibandingkan diproduksi secara
internal dikenal dengan keputusan buat atau beli.
b. Pengalihdayaan Mengalihkan kegiatan perusahaan yang dilakukan secara internal ke
pemasok eksternal. Maksudnya adalah memberikan proses pembuatan ke vendor yang
menyediakan jasa tersebut.
C. Strategi Supply Chain Management
Menurut Heizer and Render, perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan
dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
a. Banyak Pemasok Pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan
penawaran, dengan pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan
penawaran rendah. Perusahaan menjalin hubungan dengan banyak supplier dan
memilih supplier yang memenuhi spresifikasi.
b. Sedikit Pemasok Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa
perusahaan lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia
dan menjaga komitmen dalam memberikan produk. Strategi ini juga mendorong
pemasok – pemasok tersebut untuk memberikan inovasi desain dan keahlian
teknologi. Contohnya ford memilih pemasok sebelum komponen didisain.
c. Integrasi Vertikal Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi
barang atau jasa yang sebelumnya dibeli dari pemasok atau distributor. Integrasi
vertikal berbentuk :
1) Integrasi maju : produsen memproduksi sendiri komponen produk akhir/jadi.
Sebagai contoh : produsen roti tadinya memasarkan hasil produksinya dengan
menyetor ke toko – toko, akan tetapi sekarang memiliki toko sendiri untuk
memasarkan hasil produksinya.
2) Integrasi mundur : produsen memproduksi sendiri bahan yang tadinya dibeli
kepada supplier.
Sebagai contoh : produsen roti tadinya mendatangkan bahan baku seperti telur dari
pemasok. sekarang perusahaan roti juga memiliki peternakan ayam petelur untuk memasok
telurnya sebagai bahan baku rotinya. d. Jaringan Keiretsu Supplier merupakan bagian dari
koalisi perusahaan, melalui kepemilikan perusahaan pemasok maupun pemberi pinjaman
perusahaan pemasok. Pemasok diperlakukan sebagai partner, sehingga perusahaan
memberikan keahlian teknik dan kualitas produksi yang stabil. e. Perusahaan Virtual
Perusahaan menjalin hubungan dengan berbagai supplier untuk memberikan servis pada
permintaan. Supplier memberikan jasa seperti penerimaan karyaan, mendesain produk,
pengujian dan pendistribusian produk. Keunggulannya adalah keahlian manajemen
terspesialisasi, investasi modal rendah, fleksibel dan cepat.

D. Membangun Basis Persediaan


Langkah – langkah dalam pemilihan pemasok sebagai empat tahapan proses, antara
lain :
a. Evaluasi pemasok Mencakup pencarian pemasok potensial dan menentukan
kecenderungan mereka untuk menjadi pemasok yang baik. Jika pemasok yang baik
tidak dipilih, semua rantai pasokan lainya akan gagal.
b. Pengembangan pemasok Pembeli memiliki persyaratan pemasok yang bekualitas,
sprsifikasi produk, jadal, pengiriman dan kebijakan pembelian. Pengembangan
pemasok dapat mencakup segala hal dari pelatihan, bantuan teknis dan produksi
hingga prosedur untuk transfer informasi.
c. Negosiasi Harga final dalam transaksi berbisnis, standart kualitas ataupun
kesepakatan dalam beriklan dapat dinegosiasikan. Sehingga dalam perusahaan
seorang manajer operasi atau pihak yang terlibat perlu ketrampilan dalam
bernegosiasi yang baik.
d. Membuat kontrak Partner rantai pasokan sering membangun kontrak untuk
mendorong anggota rantai pasokan menggunakan kebijakan yang optimal. Beberapa
fitur umum pada kontrak seperti kuantitas diskon (harga lebih rendah untuk pesanan
yang lebih besar), membeli kembali, dan berbagi pendapatan.

E. Etika Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan dapat menimbulkan kesempatan dalam melakukan
penyimpangan etika menjadi signifikan, untuk itu perusahaan perlu membangun prinsip dan
standar untuk pedoman perilaku yang etis. Ada tiga aspek etika dalam manajemen rantai
pasokan, antara lain : a. Etika Personal Rantai pasokan sangat rentan akan penyimpangan
etika secara personal, untuk itu perusahaan membangun standar dan prinsip seperti a)
Meningkatkan dan memperkuat tanggung javab bagi karyavan, hubungan pemasok dan
pelanggan yang positif, perlindungan atas informasi yang konfidensial dan informasi yang
paten dengan adanya kesepakatan. b) Menghindari ketidakpantasan yang dirasakan seperti
konflik kepentingan, perilaku yang negatif karena dapat mempengaruhi keputusan rantai
pasokan. b. Etika di dalam Rantai Pasokan Banyaknya sumber daya perusahaan yang dibeli
mengakibatkan tekanan yang tinggi atas etika dalam rantai pasokan, sehingga perusahaan
harus membangun standar untuk pemasoknya juga. c. Etika Etis Terhadap Lingkungan Etika
yang baik meluas hingga pengoperasian bisnis dengan mendukung konservasi dan permajaan
sumber daya. Hal ini perlu evaluasi terhadap dampak lingkungan, dari mulai bahan baku,
proses hingga penggunaan dan pembuangan akhir.

F. Manajemen Logistik
Manajemen logistik adalah kegiatan pembelian dengan berbagai kegiatan pengiriman,
pergudangaan dan persediaan untuk membentuk sistem logistik. Tujuan Manajemen Logistik
yaitu memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi seluruh kegiatan akuisisi bahan baku
pemindahan dan penyimpanan.
a. Sistem pengiriman Pengiriman barang dari dan ke menghabiskan 25% biaya produksi
sehingga perusahaan perlu mengevaluasi cara pengirimannya agar tidak memakan
biaya yang terlalu besar, misalnya dengan truk (bisa mengambil dan mengirim barang
tepat aktu), kereta api (mengangkut dengan kapasitas yang besar seperti minyak,
batubara, dll), udara (mengangkut barang yang sifatnya darurat membutuhkan
kecepatan seperti bunga, obat – obatan), air (mengangkut muatan besar dan bernilai
rendah karena lebih mementingkan biaya pengiriman yang rendah seperti semen,
minyak) dan pipa (mengangkut gas alam, bahan kimia).
b. Logistik Pihak Ketiga Pengalihdayaan logistik pada pihak ketiga untuk menurunkan
biaya investasi dan biaya persediaan serta menaikkan keandalan dan kecepatan
pengiriman. Pihak ketiga biasanya memiliki keahlian dalam mengkoordinasikan
sistem persediaan yang didukung peralatan yang canggih dan online untuk memenuhi
keinginan perusahaan.

G. Manajemen Distribusi
Manajemen rantai pasokan yang memfokuskan pada arus keluar dari produk akhir.
Mendesain jaringan distribusi untuk memenuhi harapan pelanggan menawarkan tiga kriteria:
1) Respon cepat
2) Pilihan produk
3) layanan

H. Manfaat Supply Chain Management


Manfaat SCM secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan yaitu (Jebarus,
2001) antara lain :
1) Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari
aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau
pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam
jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu
konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2) Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra
perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga
produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena
diminati konsumen.
3) Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen
akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4) Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga
manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana
yang dituntut dalam pelaksanaan Supply Chain Management.
5) Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan
menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6) Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses
distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Manfaat SCM langsung bagi perusahaan adalah :
1) Supply Chain Management secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi
produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan
pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini
dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses
transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen
yang dibidik.
2) Supply Chain Management berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa
yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen
akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui
pelaksanaan Supply Chain Management, pemasaran dapat mengidentifikasi produk
dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu
mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan
mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk
sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga
Supply Chain Management akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1
tersebut.
BAB III KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Supply Chain Management merupakan integrasi aktivitas kerja sama antar perusahaan
dalam pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
2. Dengan adanya konsep SCM para pelaku bisnis lebih mudah menciptakan produk – produk
yang ekonomis, berkualitas dan cepat.
3. Proses pengolahan produk dari perencanaan, pemproduksi sampai pendistribusian menjadi
terstruktur dan terkoordinir dengan baik.
4. Penerapan konsep SCM untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan manfaat dari
rantai pasokan bagi konsumen akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Heizer. J & Render, B (2015), ‘Manajemen Operasi’


http://academica.edu/30153557/Makalah_Manajemen_Operasional_Supply_Chain_Manage
ment_SCM_docx http://digilib.unila.ac.id/15748/12/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai