Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Rantai Pasok PT Unilever Indonesia Tbk

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Manajemen Operasional II
Dosen Pengampu : Danarti Hariani, S.P, MM

Disusun oleh :

1. Cahyaningrum 3012191099
2. Deastalia Pratiwi 3013202001
3. Ela Widya Ningrum 3012191060
4. Fitri Eka Puspita Sari 3012191065
5. Fauziah Dwi Lestari 3012191013
6. Intan Maharani 3012191066
7. Rohman 3012191083

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas MH Thamrin Jakarta
2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Profil perusahaan

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai


Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris
di Batavia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari
1998. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik.

1.2. Produk Unilever

PT Unilever membuat dan menjual lebih


dari 400 brand di seluruh dunia dengan dua milyar
orang menggunakan produknya. Produk pada PT
Unilever terbagi menjadi tiga jenis, yakni food
and drink, home care, dan personal care. Produk
yang dijual oleh PT Unilever masuk ke dalam
produk
fungsional. Hal ini disebabkan, siklus hidup dari produk panjang, dengan sedikit variasi pada
kategori, dan biaya penurunan harga yang mendekati 0%. Berikut merupakan daftar dari produk
PT Unilever yang dipasarkan di Indonesia. Keunggulan ini disebabkan oleh banyak faktor
pendukung, terutama adalah strategi yang digunakan sehingga mampu memenangi pasar.

1
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Analisis Laporan Keuangan Unilever tahun 2017-2018

Di tahun 2018, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp9,1 triliun atau meningkat 30,1%
dibanding periode yang sama tahun lalu. Margin laba Perseroan tercatat naik 480 basis poin
dibandingkan dengan tahun 2017 menjadi 21,8% dari total penjualan. Hal tersebut terutama
disebabkan oleh kenaikan penjualan, optimalisasi biaya yang dilakukan Perseroan dan keuntungan dari
penjualan aset kategori Spreads.

2.2 Strategi Suppply Chain existing PT Unilever Indonesia


Proses Supply Chain PT Unilever memanfaatkan delapan disiplin ilmu: teknik, manufaktur,
pengadaan (procurement), logistik, layanan pelanggan (customer service), perencanaan, kualitas dan
keamanan. Pabrik-Pabrik Unilever selalu dikelola sebagai lingkungan yang aman dan nyaman untuk
bekerja dan berinovasi, karena karyawan adalah aset yang penting bagi perusahaan.

 Planning: Memprediksi tren konsumen dalam membeli produk pada saat ini dan di masa depan.
Prediksi ini akan menjadi dasar yang menghubungkan antara pabrik-pabrik yang akan melakukan
produksi, pemasok yang akan menyediakan bahan baku dan kemasan.
 Procurement: Membangun keputusan-keputusan strategis dalam mencari bahan baku dan
pengemasan, Indirect dan membangun relasi yang kuat dengan pemasok-pemasok utama.
 Manufacturing: Mengerti bagaimana menghadapi peningkatan dan penurunan permintaan, secara
berkelanjutan berfokus pada efisiensi dan mengoptimalkan hasil produksi yang tepat dengan biaya
yang benar sekaligus mengelola standar kualitas kelas dunia.
 Logistic & customer service: Memastikan pengiriman barang yang sudah diproduksi tepat waktu
dan tetap berkualitas untuk setiap brand yang berjumlah lebih dari 400 secara global.
2.3 Analisis Supply Chain Mapping Eksisting

Gambar dibawah ini hanya menekankan pada pendistribusian produk pada Unilever, bukan
pada pembuatan produknya. Mengenai pembuatan produknya, hanya dijelaskan menurut garis
besarnya saja darimana Unilever mendapatkan produknya untuk didistribusikan dimana dari
gambar ini dapat teridentidikasikan dan dapat merepresentasikan mapping supply chain dari
PT Unilever.

Dalam pembuatan produk, Unilever


mempunyai banyak perusahaan manufaktur
untuk membuat produk-produknya.
Perusahaan manufaktur tersebut mendapatkan
bahan baku untuk membuat produk dari
supplier bahan baku yang dibutuhkan. Dalam
pendistribusian produknya, produk-produk
Unilever telah jadi dan siap untuk dipasarkan namun sebelum itu produk disimpan digudang
untuk merencanakan penjadwalan produk yang akan didistribusikan oleh distributor agar
produk dapat sampai ke konsumen akhir. Distributor bisa melakukan pendistribusian produk
tersebut ke retailer seperti Carefour, Giant, Hypermart dan sebagainya. Selain itu distributor
juga bisa mendistribusikannya melalui Grosir atau Agen Toko Konsumen.

2.4 Masalah Demand & Supply


Beberapa bahan baku mengalami shortage atau stock-out, artinya kondisi inventory saat ini
tidak efisien karena perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan namun
kekurangan persediaan untuk bahan baku tertentu tetap terjadi. Hal ini menjadi alasan mengapa
perlu dilakukan perbaikan efisiensi inventory. Pengendalian inventory menjadi aktivitas yang
sangat penting pada sebuah perusahaan karena biaya inventory dapat mencapai sekitar 20%
hingga 40% dari total nilai tahunan. Persediaan merupakan modal atau aset perusahaan berupa
raw materials, work in process, dan finished product. Saat ini, nilai inventory di PT Unilever
Indonesia sudah melebihi target maksimum perusahaan.
2.5 Usulan Perbaikan

a. Analisis Implementasi Strategi Fit Unilever


Strategi fit merupakan pertemuan antara strategi perusahaan dan staregi supply chain.
Perusahaan Unilever menjawabarkan Implementasi strategi perusahaan menjadi seperti berikut:

1. Wawasan Konsumen : Masyarakat bersifat dinamis, maka PT Unilever tidak hanya


membutuhkan wawasan mengenai tren, tetapi juga kemampuan untuk memperkirakannya
agar dapat mempertahankan keuntungan kompetitif.
2. Kolaborasi : PT Unilever bekerja sama dengan pemerintah, NGO dan pemangku
kepentingan lain untuk mendorong perubahan yang baik untuk masyarakat serta bisnis, dan
bekerjasama dengan mitra dalam rantai pasokan untuk menciptakan inovasi dalam produk
dan kemasan.
3. Inovasi : Misi R&D adalah untuk membangun merek melalui inovasi berdasarkan manfaat
yang dibuka oleh sains dan teknologi.
4. Sumberdaya : PT Unilever memiliki banyak program pangadaan tahunan termasuk bahan
baku pertanian. 60% nya adalah sumberdaya berkelanjutan.
5. Produksi : PT Unilever memiliki rantai pasokan FMCG No. 1 di dunia menurut Gartner. PT
Unilever mengoprasikan 300 pabrik dan telah berinvestasi sangat banyak dalam efisiensi dan
eko-produksi.
6. Logistik : PT Unilever memusatkan oprasi kami dengan jaringan Menara kontol ultra
logistic global untuk meningkatkan layanan pelanggan mengurangi biaya dan emisi CO2. PT
Unilever juga semakin banyak mengggunakan kendaraan hibrida dan rel daripada jalan.
7. Pemasaran : PT Unilever menggunakan berbagai platfrom untuk dapat menembus media
yang sangat beragam. Efektif pemasaran digital penting dan mempengaruhi belanja pada
semua tahap proses pengambilan keputusan dan melalui semua saluran.
8. Penjualan : PT Unilever bekerja bahu-membahu dengan pengecer agar menang dipasar,
memastikan bahwa merek kami selalu tersedia dan terpajang dengan baik, dalam semua
saluran dari supermarket hingga niaga elektronik.

Kunci untuk dapat mencapai strategik fit adalah kemampuan perusahaan untuk menemukan
keseimbangan antara kemampuan merespon dan efisiensi yang mempertemukan kebutuhan dari
target pelanggan. Keputusan ini seharusnya dialokasikan dalam responsiveness spectrum dimana
perusahaan dihadapkan dengan banyak hambatan.
b. Analisis Perbaikan Pada Logistical Driver and Cross-Functional Driver
Dalam memahami bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan
dalam kemampuan merespon dan efisiensi, maka harus menguji pemicu dari rantai pasokan.
Berikut merupakan analisa pada logistical driver and cross-functional driver dari PT Unilever
supply chain:

1. Fasilitas (facilities)

Pemicu ini merupakan lokasi fisik aktual dalam jaringan rantai pasokan dimana produk
disimpan, diolah, dan dibuat. Dua tipe utama: tempat produksi dan tempat penyimpanan.
Perdebatan mengenai peran, lokasi, kapasitas dan fleksibitas dari fasilitas memiliki dampak yang
signifikan pada kinerja rantai pasokan.

Lokasi Fasilitas dari PT Unilever terletak pada beberapa kota. Lokasi dari head office
terletak di Jakarta. Penentuan Head Office disebabkan karena Jakarta merupakan Ibukota negara
Indonesia. Kemudian, untuk lokasi-lokasi lain dibagi berdasarkan jenis dari produk. Produksi
dari bahan soya dan sauce pada pabrik Subang. Sedangkan Industri Skin Care, Ice Cream, NGD,
HPC Liquid dan SCC&C dilakukan pada pabrik Cikarang. Terakhir, lokasi fasilitas yang dipilih
adalah pada Industri Rungkut. Kendala utama dari PT Unilever adalah biaya pengiriman logistik
ke daerah Timur Indonesia

2. Persediaan

Mengubah kebijakan persediaan, dapat mengubah efisiensi dan kemampuan berekasi


perusahaan. Persediaan yang dilakukan PT Unilever perlu untuk diminimasi dengan cara setelah
proses produksi, produk diantar kepada inventory untuk selanjutnya didistribusikan hingga
akhirnya sampai kepada customer. Minimasi persediaan dilakukan dengan pendistribusian
kepada warehouse yang selanjutnya dialirkan kepada distributor, distributor kepada toko,
supermarket, minimarket dan agen-agen penjualan.

3. Transportasi

Pemicu ini diperlukan untuk memindahkan persediaan dari satu titik ke titik yang lain
dalam rantai pasokan. Transportasi dapat berupa berbagai kombinasi cara dan jalur dengan
masing-masing karakteristik. Manajemen Supply Chain Unilever harus mengelola Brand produk
yang sangat bervariasi yaitu sebanyak 900 SKU (Stock Keeping Unit) dan jumlahnya mencapai
jutaan item dengan sebaran seluruh Indonesia yang bergerak dari Supplier – Manufacture – CDC
- Retailers – Consumer. Unilever mengoutsourcekan ke Perusahaan Besar (MNC) yaitu: Linfox
dan DHL serta beberapa 3rd PL Lokal lainnya yang memiliki dukungan jaringan Transportasi
dan Teknologi Informasi yang sangat kuat.

4. Informasi

Pemicu ini terdiri dari data dan analisis mengenai fasilitas, persediaan, transportasi, biaya,
harga, dan pelanggan, dalam rantai pasokan. Informasi berkemampuan paling besar dalam
kinerja rantai pasokan karena berdampak langsung pada masing-masing pemicu dan juga
membantu manajemen dalam meningkatkan kesempatan rantai pasokan sehingga lebih efisien.
Dukungan Tekonologi Informasi sangat menentukan, oleh karena itu sejak Januari 2009 Unilever
yang sebelumnya menggunakan sistem BPCS (Business Process and Controlle System)
menggantikan nya dengan Sistem SAP.

5. Sumberdaya

Pemicu ini merupakan pilihan dari siapa/bagian dari aktivitas rantai pasokan yang akan
menggunakan seperti produksi, penyimpanan, transportasi, atau manajemen informasi. Dalam
tingkat strategik, keputusan ini memutuskan apakah kinerja perusahaan atau fungsi apakah yang
di-outsourcing-kan oleh perusahaan.

6. Penetapan harga (pricing)

Pemicu ini menentukan seberapa banyak perusahaan akan mengeluarkan harga untuk
barang dan jasa yang terdapat pada rantai pasokan. Dari tiap-tiap pemicu rantai pasokan tersebut,
saling berinteraksi dengan pemicu rantai pasokan yang lain untuk menentukan tingkat
kemampuan merespon dan efisiensi perusahaan. Sebagai hasilnya, struktur pemicu ini
menentukan jika dan bagaimana dampak pada kinerja rantai pasokan.
c. Usulan Jaringan Distribusi Berdasarkan Usulan Strategi Fit & Perbaikan Logistic
Driver
Alur promosi produk dalam konteks saluran distribusi produk, meliputi kegiatan
promosi dari supplier ke manufaktur, dari manufaktur ke dealer, dealer ke retailer, dan
retailer ke konsumen, dan agensi advertising umumnya digunakan dalam kegiatan promosi
produk. Solusi SCM dalam pengelolaan saluran distribusi memungkinkan perusahaan dapat
mengintegrasikan perencaan permintaan produk dari pelanggan, pengelolaan inventory,
proses produksi, dan mengintegrasikan pasokan material dari pemasok, untuk menjamin
pemenuhan order penjualan secara tepat waktu dan ketersediaan produk atau stok barang di
setiap saluran distribusi secara optimal.

Usulan jaringan distribusi yang


diberikan adalah distibusi storage
with carrier delivery karena
inventori dari produk PT Unilever
tidak dipegang oleh manufaktur atau
pabrik sendiri, melainkan dipegang
oleh distributor atau retailer.
Jaringan distribusi ini membutuhkan
tingkatan level inventory yang
cukup tinggi, dikarenakan demand fluktuatif dimana tidak dapat diprediksi.
Keuntungan dari type distribusi ini adalah dibandingakn dengan manufacturer
storage untuk biaya transportasi lebih murah, tingkat responsive terhadap
konsumen lebih tinggi dibandingkan dengan manufacturer storage.

3. Analisis Risiko yang dihadapi Unilever Indonesia dan rantai pasokannya dalam
menghadapi wabah Covid-19

Pemerintah mengeluarkan beberapa stimulus baik fiskal maupun moneter. Termasuk


kebijakan yang berkaitan dengan antisipasi dampak penularan COVID-19 pada ekonomi
domestik (Stimulus Ekonomi I, II dan III) patut. Khususnya kebutuhan sehari-hari. Petani
harus bisa tetap kerja dan PT Unilever dibatasi dalam pergerakannya. Hal tersebut tentu
akan menggangu jaringan rantai pasok PT Unilever.

7
Sementara, untuk melindungi seluruh karyawan beserta keluarganya, Unilever
secara global telah melakukan langkah-langkah preventif yang lebih tegas. Pemberlakuan
kebijakan Work-from-Home (kerja di rumah) bagi para karyawan yang bekerja di kantor.
Bagi karyawan pabrik dan lapangan yang masih bekerja, perusahaan menerapkan standar
keamanan yang lebih tinggi, dengan begitu konsumen bisa tetap menjangkau produk-
produk Unilever. Pada situasi pandemi seperti ini, kolaborasi semua pihak dalam rantai
pasok sangat diperlukan. Perubahan atau tindakan yang diambil oleh salah satu anggota
rantai pasok akan berdampak pada anggota rantai pasok yang lain.

4. Analisa Strategi CSR (Corporate Social Responsibility)

PT Unilever menerapkan beberapa strategi untuk dapat mendekatkan diri terhadap pasar,
salah satunya adalah dengan menggunakan strategi CSR. Beberapa strategi tersebut antara
lain:
1. Unilever Sustainable Living Plan
Unilever Sustainable Living Plan merupakan pedoman untuk mewujudkan visi secara
global, yakni menumbuhkan bisnis seraya mengurangi jejak lingkungan serta
meningkatkan dampak sosial terhadap masyarakat yang positif. Berikut merupakan
uraian tujuan dan fokus utama dari program tersebut:

Tabel Unilever Sustainable Living Plan


Sasaran Fokus
Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan untuk Kesehatan dan Kebersihan
lebih dari 1 milyar orang Meningkatkan Nutrisi
Mengurangi dampak terhadap lingkungan hingga 1/2 Gas Rumah kaca
Air
Limbah dan Kemasan
Pasokan bahan baku dari sumber berkelanjutan
Meningkatkan penghidupan untuk jutaan orang Keadilan di tempat kerja
Kesempatan bagi perempuan Bisnis
Inklusif
(Sumber: https://www.unilever.co.id/sustainable-living)
2. Bisnis Berkelanjutan

Bisnis berkelanjutan dilakukan dengan fokus brand dan produk dari PT Unilever, perilaku PT Unilever
dan Hubungan kerja sama dengan perusahaan lain. Penjelasan dari bisnis berkelanjutan adalah sebagai
berikut:
a. Brand dan Produk
PT Unilever menciptakan brand yang menawarkan gizi seimbang, kebersihan yang baik, dan
memberikan kepercayaan diri pada masyarakat. PT Unilever menjadikan produk-produknya bisa
diakses dan terjangkau bagi konsumen di mana pun mereka tinggal, dan berinovasi untuk
menghasilkan produk-produk baru yang menjadikan hidup lebih baik.

b. Perilaku
PT Unilever membeli bahan baku produk secara cermat guna melindungi sumber daya alam. PT
Unilever memperlakukan orang dengan adil dan menghormati hak-hak mereka, sehingga semua
karyawan, pemasok, dan masyarakat mendapatkan manfaat dengan bekerja dengan perusahaan.

c. Bekerjasama dengan Pihak lain


Kami bekerja sama dengan pihak lain untuk menciptakan perubahan transformasional di luar bisnis
kami, sementara kampanye brightFuture memotivasi jutaan orang untuk mengambil langkah kecil
setiap hari yang bersama-sama membuat perubahan besar.

d. Unilever Foundation

9
III. KESIMPULAN

PT. Unilever Indonesia, Tbk. menunjukkan posisi keuangan yang stabil, positif dan
cenderung menaik tiap tahunnya. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
rangka melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang sahamnya. Praktek bisnis yang
dijalankan PT. Unilever Indonesia, Tbk. diarahkan untuk memberikan nilai tambah secara umum
kepada masyarakat dan pemerintah.

Kebijakan-kebijakan yang menyangkut baik internal maupun eksternal selalu


dipertimbangkan secara matematis analitis logis atas kesemua faktor-faktor terkait, sehingga
tidak ada salah satu pihak yang berpotensi merasa dirugikan. Terdapat pula praktik atau
kebijakan yang diambil oleh PT Unilever yang disepakati sebagai strategi dan usaha dalam
menghadapi pandemic virus corona. Identifikasi dan persiapan dilakukan pada proses
operasional perusahaan untuk meminimalisasi dampak Virus Corona adalah memastikan
ketersediaan dukungan keberlangsungan proses bisnis atau layanan yang berkaitan dengan
ketersediaan dukungan dari pemasok.
IV. REFERENSI

[1] Chopra, Sunil, Meindl, Peter. (2016). Supply chain Management : Strategy, Planning, and
Operations, 6nd edition, Prentice-Hall, New Jersey.

[2] Unilever, “Laporan Keuangan”, Website Unilever Indonesia,


https://www.unilever.co.id/investor-relations/publikasi-perusahaan/laporan-keuangan.html
(accessed on 26 April 2020)

[3] Unilever, “Laporan Tahunan”, Website Unilever Indonesia,


https://www.unilever.co.id/investor-relations/publikasi-perusahaan/laporan-tahunan.html
(accessed on 30 April 2020)

[4] Unilever, “Model Bisnis”, Website Unilever Indonesia,


https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-strategy/
(accessed on 30 April 2020)

[5] Dr. Zaroni, CISCP., CFMP. “Mengelola Distribusi dan Logistik”, Website Supply
chain Indonesia, https://supplychainindonesia.com/mengelola-distribusi-dan-logistik/
(accessed on 30 April 2020)

[6] supply chain. “Mitigasi Planning”. Website Supply Chain Indonesia.


https://supplychainindonesia.com/dampak-wabah-virus-corona-mitigation-plan-di-area-logistik-
pabrik-dan-operasional/ (accessed on 1 Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai