Anda di halaman 1dari 4

Aries Suci Puspita / 155030200111025

Strategi Kebijakan Bisnis H

Analisis External Environment Produk Biskuit Roma Kelapa

1. Macro Environment
a. Economic Condition
Pada kondisi sekarang ini, di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dapat memberikan
peluang bagi Produk Biskuit Roma Kelapa untuk memperluas pasar di Kawasan Asia
Tenggara. Menurut Dirjen Kerja Sama ASEAN, pasar Indonesia yang mencapai 250 juta
orang, sedangkan pasar ASEAN mencapai 625 juta orang, membuat produk lokal
memiliki kesempatan untuk memasuki pasar lain yang lebih luas yaitu sebesar 275 juta.
Juga, pesatnya gerai ritel modern dapat menjadi pendorong permintaan industri makanan
dan minuman.
Selain itu, dengan tingkat perekonomian Indonesia antara tahun 2016 - 2017 yang
menunjukkan angka cukup baik, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,2 % per tahun
dan pemerintah memproyeksikan pada tahun 2018 mencapai 5,4%. Hal ini akan
berdampak positif pada tingkat penjualan Biskuit Roma Kelapa.
Namun, di tahun 2018 yang merupakan tahun politik dapat mengakibatkan kondisi
perekonomian yang kurang stabil, misalnya harga saham perusahaan menurun.
b. Political Factors
Pada bulan Oktober 2012, pemerintah Indonesia melakukan revisi UU pangan
yang juga berkaitan dengan ekspor-impor pangan untuk memberikan dukungan
lebih kepada produsen industri makanan, sehingga PT Mayora sebagai produsen
Biskuit Roma Kelapa menjalankan strategi untuk meningkatkan produksi produk-produk
yang bernilai tambah sehingga tingkat konsumsi hasil produksi pangan lokal lebih tinggi
dibandingkan konsumsi produk impor.
c. Legal/Regulatory Factors
Kebijakan dalam bentuk Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mempengaruhi
daya beli masyarakat dan besarnya biaya produksi, transportasi serta kewajiban PT
Mayora sebagai produsen Biskuit Roma Kelapa, juga dapat berdampak pada penyerapan
hasil produksi PT Mayora sebagai produsen Biskuit Roma Kelapa.
d. Environmental Forces
Bencana alam, gagal panen, terganggunya jalur transportasi dan kejadian kejadian sejenis
yang menyebabkan terganggunya pasokan bahan baku dapat menyebabkan pemanfaatan
kapasitas produksi untuk mendapatkan efisiensi maksimal tidak tercapai sehingga dapat
menurunkan kinerja operasional dan finansial Perseroan.
e. Technological
Divisi HR dari PT. Mayora Indah, Tbk sebagai produsen Biskuit Roma Kelapa
menciptakan beberapa program pengembangan di berbagai bidang, misalnya teknologi
dan menjaga kualitas produk. Teknologi pembuatan hingga pengemasan makanan dan
minuman di pabrik Mayora sebagian besar menggunakan teknologi tingkat tinggi.
Misalnya saja salah satu mesin pengemasan biskuit dari Eropa yang dimiliki Mayora,
diklaim sebagai mesin pengemas terbesar di dunia. Mesin tersebut menggunakan
teknologi robot yang mampu memindahkan ribuan biskuit dalam satu jam ke tempat
pengemasan, sementara pada pabrik serupa, masih menggunakan cara manual. Kendati
demikian, Mayora tetap menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 hingga 3.000 orang setiap
kali membangun pabrik baru. Hal ini dikarenakan PT. Mayora Indah, Tbk merupakan
industri pabrik yang padat karya sehingga tetap membutuhkan SDM baru untuk tenaga
pengemasan.
f. Socioculture
Berdasarkan data statistik Indonesia, jumlah penduduk Indonesia selama 25 tahun ke
depan diproyeksikan akan terus meningkat, hal ini juga mendorong meningkatnya gaya
konsumtif masyarakat seiring perubahan gaya hidup instan di era modern saat ini. Menurut
studi AC Nielsen, 48% dari total belanja middle class income di Indonesia adalah untuk
fast moving consumer goods (FMCG), terutama makanan dan minuman. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class income, serta
peningkatan daya beli masyarakat menjadi pendorong permintaan bagi produk Biskuit
Roma Kelapa.
Pada industri makanan dan minuman di luar Pulau Jawa, merek lokal lebih dipilih
konsumen. Nielsen memaparkan kontribusi merek lokal terhadap total penjualan di
Indonesia cukup besar.

2. Industry and Competitive Environment


a. New Entrants
Dengan adanya pendatang baru di dunia bisnis, maka hal ini juga menjadi salah satu
ancaman bagi perusahaan manapun khususnya PT. Mayora Indah, Tbk sebagai produsen
Biskuit Roma Kelapa dan merupakan perusahaan lama dalam menguasai pasar yang
cukup lama pula karena datangnya pendatang baru/perusahaan baru ke dalam suatu
industry akan membawa kapasitas baru, seperti adanya pendatang baru yakni PT.
Magfood Inovasi Pangan yang berdiri tahun 2001 lalu ini masih cenderung menguasai
segmen pasar yang ada dalam jumlah kecil. Maka dapat diketahui bahwa dalam hal
ancaman pendatang baru, masih cenderung kecil bagi PT. Mayora Indah, Tbk sebagai
satu ancaman yang serius di dunia bisnis yang dikelolanya. Hal ini mungkin disebabkan
karena kekuatan pendatang baru biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke
dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain: besarnya
biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses terhadap
saluran distribusi, ekuitas merek yang dikenal masih kecil. Bisa juga karena waktu dan
biaya yang diperlukan untuk memasuki dunia industri tersebut cenderung tinggi,
membutuhkan pengetahuan spesialis menegnai produk-produk makanan yang diproduksi,
dan proteksi terhadap teknologi yang kurang baik. Biasanya semakin tinggi hambatan
masuk, semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
b. Suppliers
PT. Mayora Indah, Tbk hanya memiliki satu-satunya pemasok yakni PT. Inbisco Niaga
yang dianggap memiliki kualitas bahan baku yang sangat baik, memiliki kantor cabang di
Jakarta maupun Medan. PT. Inbisco Niaga bertugas untuk menyediakan bahan baku yang
akan digunakan perusahaan untuk melakukan proses produksi dan menghasilkan produk
yang akan dijual kepada konsumen dan juga dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan laba dengan cara terus menjaga dan meningkatkan mutu bahan baku dan
memenuhi pemesanan perusahaan dengan tepat waktu. PT. Mayora Indah, Tbk selama ini
tidak mempunyai kendala terhadap minimnya pasokan atau hal yang berhubungan dengan
pemasok disebabkan pemasok tidak cenderung menaikkan harga ataupun menurunkan
kualitas produk yang dijual. Walaupun perusahaan didominasi oleh hanya satu pemasok,
tetapi PT. Inbisco Niaga mampu memfragmentasikan para pembeli sehingga bisa saja
mampu mempengaruhi harga, kualitas serta syarat-syarat penjualan yang ketat. Melihat
kepada betapa mudahnya perusahaan menguasai harga kepada pemasok mempengaruhi
pula kepada kekuatan dan kontrol yang diperlukan, switching cost dari satu pemasok ke
pemasok lain dan sebagainya.
c. Rival Firms
Bukan hanya PT. Mayora Indah, Tbk yang memproduksi makanan ringan, salah satunya
biskuit, kepada pelanggan di Indonesia tentunya banyak sekali kompetitor lainnya seperti
PT. Indofood, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT. Danone Biscuits Indonesia, PT. Ultra
Prima Abadi, PT. Nabisco Foods, PT. Arnott’s Indonesia, PT. General Food Industries,
dan PT. Monde Mahkota Biscuit yang juga bergerak di bidang yang sama.
Hal ini menjadi suatu ancaman besar terhadap segmen pasar mereka. Beberapa strategi
yang hendaknya dilakukan perusahaan tersebut untuk memenangi persaingan dan dapat
bertahan adalah menetapkan cara meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan
pelayanan terhadap konsumen dengan baik yang dimana berani untuk mencoba cara-cara
baru dan inovasi produk yang semakin baru lagi untuk menarik pelanggan, selain itu juga
dengan menekan harga produk sehingga dapat mendapatkan konsumen sebanyak-
banyaknya di pasar juga bisa menjadi salah satu strategi yang baik.
d. Buyers
Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat
posisi pembeli semakin kuat. Pembeli atau pelanggan telah dianggap menjadi salah satu
factor yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan juga dengan
mendapatkan pembeli atau pelanggan dalam jumlah yang besar, yang dapat diartikan
bahwa perusahaan memenangkan persaingan dalam suatu industri dengan perusahaan
lainnya. PT. Mayora Indah, Tbk sebagai produsen Biskuit Roma Kelapa memiliki
beberapa pembeli seperti PT. Hero Supermarket Tbk, Carrefour, Ranch Market, dan lain-
lain. Memang diakui bahwa kekuatan tawar pembeli disini cenderung stabil dikarenakan
jumlah pembeli masih dapat dikendalikan dan mengingat betapa pentingnya setiap
individu berperan dalam bisnis perusahaan. Tanpa adanya kesetiaan dari pelanggan maka
akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan dalam dunia industri.
e. Subsitute Products
PT. Mayora Indah, Tbk yang mampu memproduksi makanan, seperti biskuit disamping
produk substitusinya antara lain jelly drink, roti, susu, dan mi instan. Untuk produk Biskuit
Roma Kelapa memiliki cukup banyak barang subsitusi diantaranya Biskuit Kelapa Ijo dan
Biskuit Kelapa dari PT. Nissin Biscuit Indonesia, Wonderland Biskuit Kelapa dari PT.
Indofood, Growie dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Biskuat Energi dari PT. Danone
Biscuits Indonesia, dan sebagainya.
Produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sebanding dengan kualitas produk PT.
Mayora Indah dan juga produk tersebut memiliki harga yang cukup bersaing dengan PT.
Mayora Indah. Hal ini dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian untuk
produk yang sama persis dengan harga yang lebih murah pula.

Anda mungkin juga menyukai