Anda di halaman 1dari 6

Assignment

Individual
Teresa

SUPPLY CHAIN MODELING

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Tugas Perorangan 1
Apa yang dimaksud dengan Supply Chain Transformation? Jelaskan
berbagai isu yang dihadapi oleh perusahaan dalam melakukan
transformasi rantai pasok ini (mininal 10 isu)!

Jawab:
Transformasi rantai pasokan (supply chain transformation) adalah penambahan dan integrasi
teknologi baru untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan. Hal ini melibatkan peninjauan proses
yang ada dan penerapan sistem untuk mengelola permintaan rantai pasokan guna menyelaraskan
rantai pasokan perusahaan dengan tujuan bisnisnya. Hal ini mencakup perencanaan,
implementasi, digitalisasi, dan analisis.Bisnis saat ini menghadapi persaingan global yang
meningkat pesat dan gangguan yang sering terjadi pada model operasi yang ada. Untuk
menghadapi tantangan ini, mereka harus meningkatkan kinerja fungsi rantai pasokan mereka
dengan membuat peta jalan yang terencana dengan baik dan menerapkan inovasi teknologi yang
relevan.Mengubah dan memperbarui rantai pasokan membutuhkan tinjauan terhadap proses
rantai pasokan dan model bisnis yang ada serta penggunaan teknologi baru. Sebuah organisasi
pada akhirnya harus menyelaraskan fungsi rantai pasokannya dengan tujuan dan sasaran
perusahaan secara keseluruhan. Hal ini memastikan bahwa rantai pasokan bisnis melayani
kebutuhan bisnisnya, mendorong pertumbuhan dan kesuksesan bisnis, serta memitigasi
gangguan dan risiko.

Isu yang dihadapi:


1. Kualitas Customer Service Setiap konsumen itu unik, mereka mempunyai preferensi
yang berbeda akan setiap produk. Poin ini mengacu tentang bagaimana perusahaan
memberikan kuantitas dan kualitas produk yang tepat dengan harga yang sepadan.
Solusi: Karena keberagaman preferensi konsumen, maka perusahaan harus mampu
memberikan solusi dan dengan kebutuhan konsumen.

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


2. Biaya Adanya faktor eksternal seperti kendala ekonomi menyebabkan biaya bahan baku,
energi dan tenaga kerja meningkat. Untuk menghasilkan produk berkualitas dengan harga
terjangkau, maka diperlukan penyesuaian agar operasional tetap berjalan
Solusi: Solusi terbaik dengan meningkatkan pengendalian biaya dengan mengelola
rencana dan pemantauan terus menerus melalui warehouse efficiency yang dibantu
dengan manufacturing data platform

3. Manajemen Risiko Faktor eksternal perusahaan yang tidak bisa dikendalikan seperti
perubahan pasar yang konstan karena kondisi politik dan permintaan konsumen akan
menyebabkan masalah pada operasional perusahaan.
Solusi: Siapkan rencana manajemen risiko tentang bagaimana perusahaan dapat
mengatasi segala gangguan selama operasi.

4. Hubungan dengan Pemasok Produk berkualitas salah satunya bergantung dari bahan baku
yang dipakai. Sehingga perusahaan perlu menciptakan hubungan yang sehat dengan
seluruh mitra terkait.
Solusi: Ciptakan hubungan kerja yang kuat, jika kedua belah pihak senang dalam
melakukan pekerjaannya maka proses kerja akan lebih efisien dan memberikan hasil
yang terbaik.

5. Staf yang berkualitas SDM berperan sangat penting untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab berdasar jobdesknya.
Solusi: Untuk menemukan personel yang berdedikasi dan loyal semakin sulit ditemukan,
maka salah satu opsinya yakni dengan mempromosikan staf internal dan diberikan
pelatihan.

6. Keterlambatan yang tidak terduga Proses pengadaan material dan produk memang
mudah, namun masalah logistik tidak selalu tepat waktu karena berbagai faktor.
Solusi: Selalu sediakan buffer stock. Dengan pengelolaan gudang yang efisien, akan
mengetahui kapan waktu yang tepat untuk pengiriman produk dan membuat bantalan
waktu agar semuanya berjalan lancar.
7. Pasar yang berubah cepat Kemajuan teknologi turut mengubah pasar dan cukup sulit
untuk terus beradaptasi, sehingga perusahaan harus lebih fleksibel untuk mengikutinya.
Solusi: Hal yang bisa kita lakukan yakni dengan mengubah sesuatu yang dikelola,
misalnya dari input data konvensional menjadi digital, report bulanan menjadi report real
time melalui manufacturing data platform, dengan ini dapat dengan mudah mengetahui
tren pasar dan mempercepat proses pengambilan keputusan.

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


8. Tuntutan masyarakatn yang terus berkembang
Bagi para konsumen, ini merupakan keuntungan besar karena mereka mendapatkan harga
yang lebih kompetitif, mutu barang yang lebih baik, pilihan brand yang lebih banyak,
penyediaan yang lebih cepat, hingga layanan lainnya yang menjadi lebih efisien dan
optimal.Oleh karena itu, supply chain yang tadinya lebih terfokus pada satu sisi, yaitu
hubungan antar supplier dan manufacturer, kini harus melibatkan manufacturer,
wholesalers, retailer dan konsumen.
Inilah manifestasi dari strategi yang fokus pada konsumen disebut dengan consumer-
orienteddalam manajemen supply chain. Tuntutan para pelanggan tidak boleh diabaikan
dan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Para pelanggan (konsumen) biasanya
akan menghindari penjual yang pernah mengecewakannya dan ingin memiliki
pengalaman proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan. Dengan
berkembangnya konsumen-konsumen dengan waktu yang semakin terbatas, mereka akan
lebih menghendaki adanya pilihan barang yang lebih banyak dan terjangkau, tapi dapat
diakses di satu tempat. Karena tuntutan pelanggan harus benar-benar diperhatikan, maka
bisa disimpulkan bahwa pengendali utama dari manajemen supply chain adalah para
konsumen.

9. Kekuasaan retailer yang semakin membesar


Pihak yang berhubungan langsung dengan konsumen adalah para retailer atau retail
outlets. Pihak ini cenderung akan menanggapi kehendak dan tuntutan konsumen yang
makin meningkat. Retail outlet harus memiliki kemampuan yang baik dalam
memperhatikan kenyamanan pelanggan, entah dari segi fasilitas outlet, pengadaan
barang, dekorasi outlet, pelayanan, serta keramahan pegawai outletnya. Meskipun
keputusan akhir dalam memilih barang ada pada konsumen, tetapi sampai batas
tertentu retailer dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ini dengan berbagai cara.
Misalnya dengan membuat display yang menarik untuk produk tertentu, memberikan
diskon berkala, menawarkan promo pembelian, memberi bonus menarik sebagai hadiah,
serta menawarkan produk kepada pelanggan secara aktif.Perusahaan harus sadar bahwa
melalui campur tangan retailer inilah produk akan sampai kepada konsumen akhir.
Permasalahan dari retailer ini bisa diatasi dengan menentukan perjanjian yang jelas dalam
hal pengaturan harga, produk, promosi, hingga layanan. Dengan begitu, retailer akan
melakukan penjualan yang lebih optimal sesuai dengan target perusahaan yang ingin
dicapai.

10. Dilema dalam pencapaian optimal


Pencapaian optimal secara khusus berasal dari kebijakan internal perusahaan sendiri.
Langkah pertama yang sangat penting dalam melakukan manajemen supply chain yang
baik adalah menggalang dan memperbaiki komunikasi harian di antara semua pelaku,
mulai dari hilir sampai ke hulu (retailer, distributor,
manufacturer, dan supplier). Komunikasi yang baik ini dapat mencegah keterlambatan

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


dalam pengadaan barang maupun penumpukan barang di gudang yang berlebihan.
Sayangnya, dalam prakteknya, seringkali dijumpai pihak yang mengabaikan pentingnya
komunikasi ini. Realitanya adalah masih banyak pihak yang menganggap komunikasi
sebagai sesuatu yang bersifat rahasia atau sering dikenal sebagai “silo”
(tertutup). Kendala ini tidak hanya dijumpai dalam hubungan atau komunikasi antar
perusahaan, tetapi juga dalam satu internal perusahaan, misalnya antara bagian logistik
(penyedia barang) dan bagian teknik atau pabrik (pengguna barang). Oleh karena itu,
dalam hal ini semua pihak perlu diyakinkan terlebih dahulu tentang perlunya membangun
informasi yang terbuka, cepat, dan akurat mengenai hal-hal yang menyangkut penyediaan
barang, agar semua pihak dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

11. Kendala dalm membangu kepercayaan


Beberapa hal yang melatarbelakangi kendala dalam membangun kepercayaan antara lain:
 Masih banyaknya anggapan bahwa supplier adalah lawan atau bahkan musuh dalam
berbisnis dan bukan mitra.
 Masih banyaknya anggapan bahwa antara supplier dan perusahaan pada hakikatnya
mempunyai tujuan yang berlainan, bahkan saling bertentangan. Padahal sebetulnya
tujuan akhir mereka sama, yaitu sama-sama perlu perusahaan mereka
untuk survive dan growth.
 Dalam tahapan negosiasi, masih banyak pihak yang mengharapkan hasil win/ lose dan
masih banyak yang belum mengenal konsep win-win negotiation (dimana semua pihak
mendapatkan keuntungan).
 Banyak yang masih fokus dalam membangun hubungan jangka pendek dan kurang
melihat hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Jika ditinjau dari beberapa latar belakang tersebut, Maka, konsep-konsep baru
seperti win-win negotiation maupun supplier partnering, perlu dikembangkan dalam
manajemen supply chain internal perusahaan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
kepercayaan yang diperlukan dalam mengoptimalkan manajemen supply chain ini.

12. Kendala partnering


Optimalisasi manajemen supply chain memerlukan aliran informasi yang lancar,
transparan, dan akurat, serta memerlukan kepercayaan antar mata rantai pengadaan
barang dan jasa. Hal ini hanya mungkin dilakukan melalui proses yang panjang dan antar
pihak yang saling mengenal. Satu-satunya cara adalah
melakukan partnering. Optimalisasi tidak mungkin dicapai apabila dilakukan
oleh supplier yang berbeda-beda dan sering berganti. Oleh karena itu, bisa dikatakan
bahwa partnering adalah salah satu solusi yang terbaik dalam melakukan optimalisasi
manajemen supply chain.Perlu disampaikan juga bahwa ada beberapa
prinsip partnering yang perlu dipegang teguh dan dikembangkan terus-menerus, yaitu:
 Memiliki tujuan yang sama (common goal).

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


 Saling menguntungkan (mutual benefit).
 Saling percaya (mutual trust).
 Bersikap terbuka (transparent).
 Menjalin hubungan jangka panjang (long-term relationship).
 Terus-menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa.

13. Teknologi komunukasi dan informasi kurang dimaksimalkan


Teknologi informasi dan komunikasi merupakan catalyst untuk supply chain, yaitu dapat
mempercepat proses dan mempermudah manajemen supply chain secara efektif dan
efisien. Keberhasilan manajemen supply chain tidak mungkin dapat dicapai tanpa
menggunakan teknologi informasi. Teknologi tersebut bisa
berupa hardware dan software yang terintegrasi dengan beberapa divisi perusahaan, dan
dapat mengintegrasikan real-time Point of Sales (POS) information, customer
information, network dan pada akhirnya menghasilkan high-level effectiveness and
efficiency.Maka itu, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi harus
diusahakan dengan pengadaan inventory system yang akurat dan mempercepat delivery
time pembelian barang melalui software terpercaya
14.

ISYE8020 – Supply Chain Modeling

Anda mungkin juga menyukai