Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

Supply Chain Strategy


“Strategi Rantai Pemasok”

Disusun Oleh

Ismarni
MM 222210014

Sebagai syarat untuk mengikuti Mata Kuliah

Manajemen Operasional Strategik


Dosen Pengampu :
Dr. Husein Hj. Moh. Saleh, SE., MS
Dr. Syamsuddin, SE., M.Si

PROGRAM MAJISTER MANAJEMEN


PASCASARJANA STIE- PANCA BHAKTI PALU
TAHUN 2022
MATERI
STRATEGI RANTAI PASOKAN

Terdapat Inna strategi yang dapat dipilih pernsahaan untuk melakukan pembelian

kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut :

1. Banyak Pemasok (Many Supplier)

Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok

yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan

pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak

pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan

jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung

jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi,

keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.

2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)

Dalam strategi ini, pernsahaan mengadakan hubungan jangka panjang

dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok

cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan

konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan

nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai ska.la ekonomis dan kurva

belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih

rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar,

sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan

yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko
yang dihadapi pembeli sehingga pembeli hams memperhatikan

rahasia• rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.

3. Vertical Integration

Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa

yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau

distributor. Integrasi vertical dapat berupa:

• Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan


kepada sumber daya, misalnya Pernsahaan Mobil mengakuisisi Pabrik
Baja.

• Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada

konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang

semula sebagai distributomya.

4. Kairetsu Network

Kebanyakan pernsahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara

membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan eara misalnya

mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman.

Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi pernsahaan yang lebih

dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang

oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan

keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan

manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai subkontraktor

rantai dari pemasok yang lebih kecil.


5. Perusahaan Maya (Virtual Company)

Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk

memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Pernsahaan maya mempunyai

batasan organisasi yang tidak tetap clan bergerak sehingga memungkinkan

terciptanya pernsahaan yang unik agar dapat memenuhi pennintaan pasar

yang cendernng bernbah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan

pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan

karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau

subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan

kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh

diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi

modal yang renadh, fleksibilitas clan kecepatan. Hasil yang diharapkan

adalah efisiensi.

TUJUAN STRATEGIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena

menghubungkan pemasok, produsen, clan pelanggan akhir di jaringan yang sangat

penting untuk penciptaan clan pengiriman barang clan jasa. Dalam mengelola rantai

pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, clan

pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah


dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien

mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan

(Stevenson, 2009):

• Menentukan tingkat outsourcing yang tepat

• Mengelola pembelian I pengadaan suatu barang

• Mengelola pemasok

• Mengelola hubungan terhadap pelanggan

• Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat

• Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis

yang perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan

dalam persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain

hams bisa menyediakan produk yang,

■ Murah

■ Berkualitas

■ Tepat waki.u

■ Bervariasi
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh

perusahaan ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan meneapai daya saing

strategisnya dan menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai

ketika sebuah perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi

penciptaan nilai. Ketika perusahaan mengimplementasikan suatu strategi yang tidak

dapat ditiru oleh pernsahaan lain atau terlalu mahal untuk menirunya, perusahaan

ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat bertahan

(sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai

keunggulan persaingan). Setelah pernsahaan mendapatkan daya saing strategis

dan sukses mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu pernsahaan

mampu mencapa1 tujuan utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu

kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi.

DECOUPLING POINT

Keputusan sampai di mana aktivitas produksi bisa dilakukan tanpa menunggu

pennintaan definitif dari pelanggan mernpakan keputusan yang sangat penting bagi

suatu supply chain dan akan secara langsung berpengaruh terhadap kemampuannya

untuk menciptakan efisiensi fisik maupun kecepatannya untuk merespon pasar. Titik

temu di mana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar ramalan dan dari mana

kegiatan hams ditunda sampai ada pennintaan yang pasti dinamakan decoupling

point.

Biasanya proses produksi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat


bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi, perakitan, dan pengiriman. Sistem

produksi yang dikenal dalam keempat bagian tersebut adalah:

a. Make to Stock (MTS)


Pada MTS, produk akhir dibuat berdasarkan ramalanMTS akan

cocok dengan produk-produk fungsional yang variasinya sedikit dan

ketidakpastian permintaannya relatif rendah.

b. Assembly to Order (ATO)


ATO adalah sistem di mana hanya kegiatan perakitan yang

menunggu pesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan lainnya

dilakukan berdasarkan ramalan. ATO cocok pada sistem yang

memproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan komponen

antarproduk yang eukup tinggi.

c. Make to Order (MTO)


Pada sistem MTO, kegiatan fabrikasi komponen tidak bisa

dikerjakan tanpa menunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan

mungkin membutuhkan jenis komponen yang berbeda-beda.

d. Engineer to Order (ETO)


Pada sistem ETO, produk barn dirancang setelah ada pesanan

dari pelanggan. Model 1111 pada umumnya digunakan jika pelanggan

membutuhkan produk dengan rancangan yang spesifik. Rancangan

yang spesifik ini bisa berimplikasi pada kebutuhan material dan

urutan proses yang berbeda untuk setiap produk.


St:rategi supply chain adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di

sepanjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang

dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada

supply chain tersebut.

Kriteria Produk yang Memenangkan Persaingan Pasar


1. Murah

2. Berkualitas

3. Tepat waktu

4. Bervariasi
Kriteria Supply Chain yang Memenangkan Persaingan Pasar

1. Beroperasi secara efisien

2. Menciptakan kualitas

3. Cepat

4. Fleksibel

5. Inovatif
Karakteristik Produk Fungsional

1. Siklus hidup panjang

2. Variasi sedikit

3. Volume per SKU tinggi

4. Peramalan permintaan relatif mudah (akurasi tinggi)

5. Stockout rate rendah

6. Kelebihan di akhir musim jual sangat jarang terjadi

7. Biaya penunman hargajual rnendekati 0%

8. Marjin keuntungan per unit yang terjual relatif renda

Karakteristik Produk Inovatif

1. Siklus hidup pendek

2. Variasi produk banyak

3. Volume per SKU rendah

4. Peramalan permintaan sangat sulit dilakukan

5. Stockout rate bisa sampai 10-40%

6. Kelebihan di akhir musim jual sering terjadi


7. Biaya penurnnan hargajual berkisar 10-25 %

8. Marjin keuntungan per unit yang terjual tinggi

KARATERISTIK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) SEBELUM

DECOMPLING POIN

Karaktersistem SCM Menurut Marshal Fisher, terdapat 2 karakteristik produk,


yaitu:

a) Produk Fungsional

Produk dengan konfigurasi standar, siklus hidup panjang, memiliki

sedikit variasi kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu relative tidak

berubah.

b) Produk lnovatif

Setiap kelompok produk inovatif mempunyai variasi sampai ratusan

atau ribuan, bertahan sebentar di pasar dan akan digantikan oleh variasi baru

yang dikembangkan.
KARA TERISTIK SUPPLY CHAI N MA NAGEMENT ( SCM )

SESUDAH DECOMP LING POIN

a) Biasanya Biasanya proses produksi produksi secara umum diklasifikasikan

diklasifikasikan menjadi menjadi empat bagian utama yaitu perancangan

produk, fabrikasi komponen, perakitan menj produk akhir, dan pengiriman.

b) DP/OPP bisa diposisikan di salah satu dari empat proses umum tersebut.

c) Dalam penggunaannya penggunaannya di empat bagian utama tersebut

tersebut dikenal dikenal system produksi berikut Make To Stock (MTS),

Assembly To Order (ATO), Make To Order (MTO), dan Engineer To Order

(ETO)
LITERATUR

http://niecfrostcaster.blogspot.coid/2013/01karateristik-supply-chain•

management.html http://dhayarasj.blogspot.co

id/201205/decoupling-point.html

ww .google.com (lupa mengambil link yang lain)

Anda mungkin juga menyukai