Anda di halaman 1dari 19

Chapter 11

Supply Chain Management

The Supply Chain’s Strategic Importance

Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management) yaitu


mengintegrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke
pelanggan. Seperti yang ditunjukkan pada Figur 11.1, manajemen rantai
pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan :1) Penyedia transportasi
2) Transfer uang secara kredit dan tunai 3) Para pemasok 4) Distributor 5)
Utang dan piutang usaha 6) Pergudangan dan persediaan 7) Pemenuhan
pesanan dan 8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi dan produksi

Figur 11.1 A Supply Chain for Beer

1
Supply Chain Costs

Contoh 1 : Supply Chain vs. Sales Strategy


Hau Lee Furniture menghabiskan 60% dari $ penjualannya
dalam rantai pasokan dan memiliki Laba kotor saat ini = $
10.000. Hau ingin meningkatkan keuntungan hingga $ 15.000
(50%). Dia ingin membandingkan dua strategi: mengurangi
biaya material vs meningkatkan penjualan. Kita bisa
menggunakan table seperti dibawah untuk menganalisis mana
yang terbaik.

Seperti yang diketahui biaya material saat ini dan produksi masing-
masingnya adalah 60% dan 20% dari hasil penjualannya, dengan
biaya tetap $ 10.000 secara konstan. Pada analisis ini menunjukan
bahwa peningkatan dalam rantai pasokan yang akan mengurangi
biaya material sebesar 8.3% ($5.000//$60.000) akan menghasilkan
keuntungan laba bersih untuk Hau sebesar 50% sedangkan
peningkatan penjualan 25% jauh lebih besar ($25.000/$100.000)
yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang sama
Sourcing Issues: Make-or-Buy vs. Outsourcing

 Make-or-Buy Decisions
Sebuah pilihan antara memproduksi sendiri sebuah komponen produk
atau jasa, atau membelinya dari sumber luar. Misalnya ketika
kompetensi perusahaan dianggap HIGH untuk produksi sendiri maka
pertimbangan lebih jauh perlu dilakukan. Putusan untuk make or buy
perlu melihat lagi apakah proses ini kritikal dan bernilai tinggi untuk
perusahaan? Apakah resiko yang dihadapi ketika diputuskan untuk
buy? Apabila ternyata proses ini tidak terlalu membawa dampak kritis
terahdap perusahaan maka pertimbangan financial yang bisa dipakai
untuk membantu menjatuhkan putusan. Pertimbangan investasi dan
lower cost yang biasa dipakai untuk memutuskan make or buy. Mana
yang lebih menguntungkan bagi perusahaan secara financial yang
akan diberlakukan
 Outsourcing
Memindahkan aktivitas internal yang biasanya dilakukan ke pemasok
di luar perusahaan. Maksudnya jika Perusahaan merasa tidak memiliki
kompetensi yang cukup akan tetapi proses yang dilakukan memiliki
posisi strategis dan bernilai cukup tinggi bagi perusahaan. Maka dalam
kondisi ini sangat mengkawatirkan apabila diserahkan kepada vendor
yang memiliki keterikatan/hubungan yang sangat rendah dengan
perusahaan. Nama baik dan kelancaran operasional perusahaan
terlampau mahal untuk dipertaruhkan. Dikarenakan kompetensi
terbatas dan pada satu sisi perusahaan berkepentingan untuk
memastikan bahwa sebuah proses berjalan dengan baik dan sesuai
standard yang diinginkan maka putusan partnership outsourcing
merupakan pilihan yang tepat.
Six Sourcing Strategies
Seorang manajer operasi harus memilih strategi yang baik untuk
memperoleh barang dan jasa dari luar.

1) Many Suppliers
 Umumnya digunakan untuk produk komoditas
 Pembelian biasanya didasarkan pada harga
 Pemasok bersaing satu sama lain
 Pemasok bertanggung jawab untuk teknologi , keahlian ,
peramalan , biaya, kualitas , dan pengiriman

2) Few Suppliers
 Pembeli membentuk hubungan jangka panjang dengan
pemasok yang lebih sedikit
 Menciptakan nilai melalui skala ekonomi dan belajar
memperbaiki kurva
 Pemasok lebih bersedia untuk berpartisipasi dalam program JIT
dan berkontribusi dalam desain serta keahlian teknologi
 Biaya pemasok berubah sangat besar
 Rahasia dagang dan aliansi lainnya

3) Vertical Integration
 Mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang atau
jasa yang dibeli sebelumnya
 Integrasi mungkin ke depan , ke arah pelanggan , atau mundur ,
ke arah pemasok
 Dapat meningkatkan biaya, kualitas dan persediaan tetapi
membutuhkan modal , keterampilan manajerial dan permintaan
 Resiko dalam industri dengan perubahan teknologi yang cepat

Figure 11.2 Vertical Integration

4) Joint Venture
 Kolaborasi formal
 Meningkatkan keterampilan
 Pasokan aman
 Mengurangi biaya
 Kerjasama tanpa adanya penipisan merek atau kebobolan
keunggulan kompetitif

5) Keiretsu Networks
 Sebuah jalan tengah antara beberapa pemasok dan integrasi
vertikal
 Pemasok menjadi bagian dari koalisi perusahaan
 Sering memberikan dukungan keuangan untuk pemasok melalui
kepemilikan atau pinjaman
 Anggota mengharapkan hubungan jangka panjang dan
memberikan keahlian teknis dan pengiriman stabil
 Dapat diperpanjang melalui beberapa tingkatan rantai pasokan

6) Virtual Companies
 Mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk
menyediakan layanan on demand
 Batas-batas organisasi memungkinkan penciptaan usaha unik
untuk memenuhi perubahan kebutuhan pasar
 Hubungan mungkin jangka pendek atau jangka panjang
 Kinerja sangat ramping , investasi modal yang rendah ,
fleksibilitas dan kecepatan

Supply Chain Risk

Memiliki banyak pemasok membuat ketergantungan baik dengan


pemasok maupun konsumen dan adanya resiko dari kedua belah pihak.
Resiko ini adalah gabungan dari globalisasi dan kompleksitas logistik.

1) Risks and Mitigation Tactics


 Meneliti dan menilai risiko yang mungkin terjadi
 Perencanaan inovatif
 Mengurangi gangguan potensial
 Siapkan tanggapan untuk peristiwa negatif
 Fleksibel , rantai pasokan aman
 Basis pemasok diversifikasi

Risk and Mitigation Tactics


2) Security and JIT
 Rute pengiriman yang salah, dicuri, rusak atau penundaan yang
lama
 Inovasi teknologi yang meningkatkan keamanan dan
manajemen persediaan seperti lokasi , sensor gerak , segel
rusak dan suhu
 Tracking dapat membantu mempercepat pengiriman

Managing the Integrated Supply Chain

Issues in Managing the Integrated Supply Chain

1) Local Optimization
Optimasi lokal dapat memperbesar fluktuasi
2) Incentives (Sales Incentives, Quantity Discounts, Quotas and
Promotions)
Insentif mendorong barang dagangan ke dalam rantai pasokan untuk
penjualan yang belum terjadi
3) Large Lots
Mengurangi biaya pengiriman tetapi meningkatkan penyimpanan
barang dan tidak mencerminkan penjualan aktual

Bullwhip effect terjadi ketika perintah ini diteruskan melalui rantai


pasokan dengan peningkatan fluktuasi dalam setiap langkahnya.
Fluktuasi bullwhip dalam rantai pasokan meningkatkan biaya yang
berkaitan dengan persediaan , transportasi, pengiriman dan
penerimaan, namun menurunkan keuntungan dan pelayanan bagi
pelanggan.

Opportunities in Managing the Integrated Supply Chain

 Accurate “Pull” Data


Data penjualan akurat yang memicu transaksi untuk
“menarik” produk melalui rantai pasokan
 Lot Size Reduction
Kurangi ukuran lot (bidang) dengan manajemen agresif
meliputi pengiriman ekonomis yang kurang dari lot muatan truk,
menyediakan potongan harga berdasarkan volume tahunan
total dan mengurangi ongkos pemesanan melalui pesanan tetap
(standing order)
 Single-Stage Control of Replenishment
Menetapkan tanggung jawab mengaasi dan mengelola
persediaan bagi pedagang eceran
 Vendor-Managed Inventory
Sebuah sistem dimana pemasok mempertahankan bahan
untuk pembeli yang kerap mengirimkan langsung ke bagian
penggunaan pembeli
 Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment (CPFR)
Sistem dimana setiap member dalam rantai pasokan berbagi
informasi untuk mengupayakan pengurangan biaya dalam rantai
pasokan
 Blanket Orders
Suatu komitmen pembelian jangka panjang untuk barang-
barang yang akan dikirim berlawanan dengan pelepasan jangka
pendek untuk dikirimkan.
 Standardization
Departemen pembelian harus melakukan upaya khusus
untuk menaikkan tingkat standarisasi (standardization).
 Postponements
Penundaan modifikasi atau penyesuaian apa pun pada
produk selama mungkin dalam proses produksi. Konsepnya
adalah meminimalkan variasi internal dan memaksimalkan
variasi eksternal.
 Electronic Ordering and Funds Transfer
Merupakan pendekatan yang biasanya dilakukan untuk
mempercepat proses transaksi
 Drop Shipping and Special Packaging
Pengiriman langsung dari pemasok kepada konsumen, alih-
alih kepada penjual, sehingga menghemat waktu dan biaya
pengiriman ulang
Building the Supply Base

Untuk pembelian produk barang dan jasa melalui supplier yang dikenal
dengan istilah vendor harus terseleksi dan dikelola dengan baik. Terdapat
empat langkah dalam proses seleksi vendor yaitu :

1) Supplier Evaluation
Mencakup proses menemukan vendor yang potensial dan
menentukan kemungkinan bahwa mereka akan menjadi pemasok yang
baik.

Supplier certification

 Qualification
 Education
 Certification

2) Supplier Development
Langkah kedua adalah pengembangan vendor, dengan
mengasumsikan bahwa suatu perusahaan ingin berhubungan dengan
vendor tertentu. Pengembangan vendor dapat mencakup segalanya,
mulai dari pelatihan, bantuan teknis dan produksi, hingga prosedur
perpindahan informasi.

3) Negotiations
Pendekatan yang dilakukan oleh petugas rantai pasokan untuk
mengembangkan hubungan kontrak dengan pemasok. Terdapat tiga
jenis negosiasi :
 Cost-Based Price Model
Pemasok membuka buku (catatan-catatan keuangannya kepada
pembeli.
 Market-Based Price Model
Berdasarkan pasar, harga didasarkan pada harga yang diumumkan
, lelang atau harga indeks
 Competitive Bidding
Kebijakan umum bagi banyak pembelian dan umumnya tidak
membina hubungan jangka panjang

4) Contracting
Kontrak diciptakan untuk berbagi resiko , manfaat dan
menciptakan insentif untuk mendorong anggota dalam rantai pasokan
menyetujui ketentuan yang memberi hasil optimal bagi keseluruhan
rantai.

Centralized Purchasing

 Mengungkit volume
 Mengembangkan staf khusus
 Mengembangkan hubungan pemasok
 Mempertahankan kontrol profesional
 Mencurahkan sumber daya untuk seleksi dan negosiasi
 Mengurangi duplikasi tugas
 Mempromosikan standarisasi E-

Procurement

Menggunakan fasilitas internet dalam melakukan pembelian.

 Online Catalogs and Exchange


Item standar atau situs web industri yang spesifik, menyajikan
informasi mengenai produk dalam bentuk elektronik.
 Online Auctions
 Rendah hambatan masuk
 Lelang terbalik untuk pembeli
 Harga tidak selalu faktor yang paling penting

Logistics Management

 Tujuannya adalah untuk mendapatkan operasi yang efisien melalui


integrasi semua akuisisi , kegiatan gerakan , dan penyimpanan bahan
 Memungkinkan keunggulan kompetitif yang bisa diperoleh melalui
pengurangan biaya dan meningkatkan layanan pelanggan

Shipping Systems

 Trucking
 Railroads
 Airfreight
 Waterways
 Pipelines
 Multimodal
 Pengiriman cepat umumnya lebih mahal daripada pengiriman lebih
lambat
 Metode yang lebih cepat cenderung melibatkan ukuran pengiriman
yang lebih kecil sementara metode lambat melibatkan ukuran
pengiriman sangat besar

Warehousing

 Mungkin mahal , tetapi banyak alternatif


 Tujuan mendasar adalah untuk penjualan barang
 Dapat memberikan fungsi lainnya yaitu :
 Konsolidasi
 Break-bulk
 Cross- docking
 Channel assembly

Third Party Logistics (3PL)

 Outsourcing logistik dapat mengurangi persediaan, biaya, dan


meningkatkan kehandalan pengiriman dan kecepatan
 Mengkoordinasikan pemasok persediaan dengan jasa pengiriman
 Dapat memberikan pergudangan (warehouse) , perakitan , pengujian ,
pengiriman dan bea cukai
Distribution Management

 Aliran keluar produk


 Respon cepat
 Pilihan produk
 Layanan
 Meningkatkan jumlah fasilitas umum, meningkatkan waktu respon dan
kepuasan pelanggan
 Total biaya yang penting

Figure 11.3 Number of Facilities in a Distribution Network

Ethics and Sustainable Supply Chain Management

Supply Chain Management Ethics

 Personal ethics
 Penting bagi keberhasilan jangka panjang organisasi
 Rantai pasokan sangat rentan terhadap etika pribadi

Institute for Supply Management Principles and Standards


1. Mempromosikan dan menjunjung tinggi tanggung jawab kepada
seseorang ; pemasok dan pelanggan hubungan yang positif ;
keberlanjutan dan tanggung jawab sosial ; perlindungan informasi
rahasia dan kepemilikan ; hukum yang berlaku , peraturan , dan
perjanjian perdagangan ; dan pengembangan kompetensi
profesional
2. Hindari ketidakpantasan yang dirasakan ; konflik kepentingan ;
perilaku yang negatif mempengaruhi keputusan rantai pasokan ;
dan perjanjian timbal balik yang tidak tepat

 Ethics within the supply chain


 Ethical behavior regarding the environment

ISM Ethical Standards


1. PERCEIVED IMPROPRIETY. Prevent the intent and appearance of
unethical or compromising conduct in relationships, actions and
communications
2. CONFLICTS OF INTEREST. Ensure that any personal, business or
other activity do not conflict with the lawful interests of your
employer
3. ISSUES OF INFLUENCE. Avoid behaviors or actions that may
negatively influence, or appear to influence, supply management
decisions
4. RESPONSIBILITIES TO YOUR EMPLOYER. Uphold fiduciary and
other responsibilities using reasonable care and granted authority to
deliver value to your employer
5. SUPPLIER AND CUSTOMER RELATIONSHIPS. Promote positive
supplier and customer relationships
6. SUSTAINABILITY AND SOCIAL RESPONSIBILITY. Champion
social responsibility and sustainability practices in supply
management
7. CONFIDENTIAL AND PROPRIETARY INFORMATION. Protect
confidential and proprietary information
8. RECIPROCITY. Avoid improper reciprocal agreements
9. APPLICABLE LAWS, REGULATIONS AND TRADE
AGREEMENTS. Know and obey the letter and spirit of laws,
regulations and trade agreements applicable to supply
management
10. PROFESSIONAL COMPETENCE. Develop skills, expand
knowledge and conduct business that demonstrates competence
and promotes the supply management profession

Establishing Sustainability in Supply Chains

 Reverse logistics

Mengirim produk yang dikembalikan rantai pasokan untuk dijual kembali


, perbaikan , digunakan kembali , produksi ulang , daur ulang , atau
pembuangan

 Closed-loop supply chain


 Desain proaktif dari rantai pasokan yang mencoba untuk
mengoptimalkan semua arus maju dan mundur
 Mempersiapkan kembali sebelum pengenalan produk

Measuring Supply Chain Performance

Assets Committed to Inventory


Benchmarking The Supply Chain

The SCOR Model

Satu set proses, metrics, dan percobaan yang dibangun oleh


Supply Chain Council (SCC). Perusahaan menggunakan SCOR model
untuk mengidentifikasi, mengukur,mengatur dan mengembangkan proses
rantai pasokan. SCOR model mendefinisikan lebih dari 200 elemen
proses, 550 pengukuran metrics dan 500 percobaan terbaik.
Figure 11.4 The Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model

Anda mungkin juga menyukai