Anda di halaman 1dari 8

KEPENTINGAN STRATEGIS RANTAI PASOKAN

Manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas


pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir,
serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan
outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan
distributor.

Tujuan manajemen rantai pasokan adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Aktivitas para manajer
rantai pasokan mencakup ilmu akuntansi, keuangan, pemasaran, dan operasi.

Perusahaan yang akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu tinggi,
pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi maka harus memperhatikan rantai pasokan. Kunci
bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai mitra
dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah. Rantai pasokan didesain
untuk mendukung strategi Manajemen Operasional. Manajemen rantai pasokan harus dapat
mencapai beberapa hal yaitu :
Mendesain produk murah yang memenuhi kebutuhan fungsional
Meminimalkan persediaan
Mengurangi lead time

II. EKONOMI RANTAI PASOKAN

Rantai pasokan memperoleh perhatian yang cukup besar karena rantai pasokan merupakan
suatu bagian integral dari strategi perusahaan dan merupakan aktivitas yang paling mahal
pada hamper seluruh perusahaan. Rantai pasokan memberikan peluang besar untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.

Keputusan Buat atau Beli

adalah keputusan memilih antara memproduksi sebuah komponen atau jasa


sendiri atau membelinya dari sebuah sumber di luar perusahaan.
Outsourcing

Outsourcing memindahkan sebagian dari apa yang biasanya merupakan sumber daya dan
aktivitas internal ke penjual di luar perusahaan (pemasok eksternal), yang membuatnya
sedikit berbeda dibandingkan dengan keputusan membuat atau membeli. Dengan
outsourcing tidak ada perpindahan jabatan hanya terikat dengan kontrak tertentu. Kontrak
tersebut umumnya berupa penyediaan sumber daya yang berkaitan dengan aktivitas
tersebut.
Beberapa perusahaan outsource : Electronic Data System (EDS) menyediakan outsourcing
teknologi, Automatic Data Processing (ADP) menyediakan pelayanan pembayaran
karyawan bagi ribuan perusahaan .

III. STRATEGI RANTAI PASOKAN

Perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh
barang dan jasa dari luar. Strategi yang digunakan dalam manajemen rantai pasukan
adalah :
1. Bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok terhadap
pemasok lain. Berhubungan kepada banyak pemasok memudahkan perusahaan untuk
mendapatkan harga yang paling murah. Biasanya dipakai untuk produk komoditas.
Pendekatan ini mengutamakan tanggung jawab pemasok untuk dapat mempertahankan
teknologi, keahlian, dan kemampuan memprediksi, begirtu pula biaya, mutu, dan
kemampuan pengiriman yang diperlukan.
2. Mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan sedikit pemasok
untuk memuaskan pelanggan. Perusahaan ingin menjalin hubungan jangka panjang
denganpemasok yang setia. Kondisi ini akan menghasilkan biaya transaksi dan biaya
produksi rendah, karena pemasok banyak mempelajari produk yang suplay
3. Integrasi vertikal , dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan
intergrasi balik vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut.
Mengembangkan kemampuan untuk membuat produk yang sebelumnya dibeli atau
membeli perusahaan pemasok.
4. Kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertical yang dikenal dengan
Strategi Keiretsu. Dalam keiretsu, pemasok menjadi bagian dari kesatuan perusahaan.
5. Mengembangkan perusahaan virtual yang menggunakan para pemasok sesuai
dengan kebutuhan.Contoh bisnis pakaian jadi, para perancang pakaian jarang
memproduksi hasil rancangan mereka, namun mereka menyerahkan ke manufaktur
untuk diproduksi

IV. MENGELOLA RANTAI PASOKAN

Siklus bahan baku mulai dari pemasok, ke bagian produksi, lalu ke gudang dan
akhirnya ke pelanggan, berlangsung diantara organisasi yang terpisah dan kadang sangat
mandiri. Oleh karena itu sering terjadi masalah manajemen yang dapat menyebabkan
pemborosan yang cukup serius. Maka sukses dimulai dengan kesepakatan tujuan bersama ,
diikuti dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya organisasi yang
sejalan.

Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi

1.Optimasi lokal
Anggota rantai pasokan harus memutuskan perhatian untuk memaksimalkan
keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan
mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan dan penurunan stock selalu diantisipasi dengan
berlebihan karena perusahaan tidak ingin kekurangan stock atau kelebihan
2.Insentif
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum
terjadi harus dialami setiap pemasok. Hal ini membuat mahal harga barang pasakon.
3.Lot besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot yang besar. Jika pesanan dalam jumlah banyak
sering terdapat penyimpangan.
Peluang dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi
Data pull yang akurat, data penjualan yang akurat yang menganjurkan transaksi untuk
menarik produk melalui rantai pasokan.
Pengurangan ukuran lot, kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif, meliputi :
- membuat pengiriman yang ekonomis
- menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan total bukan pada
ukuran pengiriman individu
- mengurangi ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap
Kontrol satu tahap pengisian kembali, menetapkan tanggung jawab untuk mengawasi
dan mengelola persediaan bagi pedagang eceran. Kontrol satu tahap dapat dilakukan
oleh :
- Pedagang eceran, andal memahami pola permintaan
- Distributor, mengelola persediaan untuk area distribusi tertentu.
- Produsen, yang memiliki sebuah system distribusi yang dikelola dengan baik.
Persediian yang dikelola vendor, pemasok menjaga bahan baku bagi pembeli
Penangguhan, menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama
mungkin dalam proses produksi. Hal ini juga mengurangi resiko investasi dalam
persediaan
Perakitan Saluran, menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga
saluruan distribusi dapat merakitnya. Perakitan saluran memperlakukan distributor lebih
seperti rekanan produsen dibandingkan sebagai distributor.
Drop Shipping dan Pengemasan khusus, aktivitas dimana pemasok akan
melakukan pengiriman langsung kepada konsumen, bukan kepada penjual, sehingga
menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.
Blanket Order, sebuah kontrak untuk membeli barang tertentu dari vendor dan
bukan otorisasi untuk mengirim barang apapun. Blanket order adalah sebuah komitmen
kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pemasok untuk barang yang akan
dikirimkan berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.
Standardisasi, mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material
untuk membantu mengurangi biaya.
Pemesanan elektronik dan Pemindahan Dana, dilakukan dengan cara : 1)
pertukaran data elektronik (electronic data interchange) adalah bentuk pemindahan data
yang terstandardisir untuk komunikasi terkomputerisasi di antara organisasi. 2)
Pemberitahuan pengiriman awal (advanced shipping notice) adalah sebuah nota
pengiriman yang dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.

VII. MANAJEMEN LOGISTIK


Konteks logistik identik aliran barang atau jasa mulai dari sumber sampai tujuan. Domain
dari aktivitas logistic sendiri adalah menyediakan sistem dengan produk yang tepat, di lokasi
yang tepat, pada waktu yang tepat (right product, in the right place, at the right time) dengan
mengoptimasikan pengukuran performansi yang diberikan (contohnya meminimalisir total biaya
operasional) dan memenuhi kualifikasi yang diberikan (contohnya sesuai dengan kemampuan
dari klien dan sesuai dengan kualitas pelayanan) (Ghiani, Laporte, & Musmanno, 2004, p. 1).
Kegiatan utama logistik adalah pengadaan, penyimpanan, persediaan, pengangkutan,
pergudangan, pengemasan, keamanan, dan penanganan barang dan jasa baik dalam bentuk bahan
baku, barang antara, dan barang jadi.

Logistik menurut Council of Supply Chain Management Professionals (CLM, 2000)


adalah bagian dari manajemen rantai pasok (supply chain) dalam perencanaan,
pengimplementasian, dan pengontrolan aliran dan penyimpanan barang, informasi, dan
pelayanan yang efektif dan efisien dari titik asal ke titik tujuan sesuai dengan permintaan
konsumen.

Sistem logistik merupakan sistem yang membahas mengenai keterkaitan antara


entitas/pelaku dalam sebuah kegiatan logistic yang terintegrasi, dari pemasok hingga konsumen
dalam masing-masing jaringan distribusi untuk menggerakkan barang/jasa. Adapun yang
menjadi obyek dari sistem logistik dapat berupa barang jadi, barang jadi, maupun bahan baku.

Untuk memaksimalkan nilai sistem logistik yang diupayakan, diperlukan variasi rencana
mengenai pengambilan keputusan untuk setiap tahapan aktivitasnya. Perencanaan sistem logistic
yang mendukung juga mempengaruhi desain dan operasional sistem logistic yang akan
diberlakukan guna menciptakan efisiensi dan efektifitas produksi suatu barang dan jasa.

Elemen Sistem Logistik

Dalam pembahasan mengenai sistem logistik, perlu diketahui bahwa obyek logistik tidak
terbatas hanya pada logistik barang, melainkan termasuk logistik penumpang, logistik bencana,
dan logistik militer (pertahanan keamanan) yang dilakukan oleh setiap pelaku bisnis dan industri
baik pada sektor primer, sekunder maupun tersier dalam rangka menunjang kegiatan
operasionalnya. Lebih lanjut dalam Cetak Biru Pengembangan Sislognas diuraikan bahwa
aktivitas logistik juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang dapat
dikategorisasikan kedalam dalam lima kelompok, diantaranya:

1. Konsumen,

Pengguna logistik yang membutuhkan barang untuk penggunaan proses produksi

maupun untuk konsumsi. Konsumen berkewenangan untuk menentukan sendiri jenis dan

jumlah barang yang akan dibeli, dari siapa dan dimana barang tersebut ingin dibeli dan

kemana tujuan barang tersebut diantarkan.

2. Pelaku Logistik (PL)

Yaitu sebagai pemilik dan penyedia barang yang dibutuhkan oleh para konsumen,

dibagi menjadi dua diantaranya:a. Produsen, pelaku logistik yang bertindak sebagai

penghasil/ pembuat barangb. Penyalur (intermediare) yang bertindak sebagai perantara

perpindahan kepemilikan barang dari produsen menuju ke konsumen melalui saluran

distribusi (pedagang besar/wholesaler, grosir, distributor, agen, pasar, pengecer, warung,

dan sebagainya) dalam suatu mekanisme tata niaga.

3. Penyedia Jasa Logistik (Logistics Service Provider)

Merupakan institusi penyedia jasa yang bertugas mengirimkan barang (transporter,

freight forwarder, shipping liner, EMKL, dsb) dari lokasi asal barang (shipper), seperti

produsen, pemasok, atau penyalur; menuju tempat tujuannya (consignee), seperti

konsumen, penyalur, atau produsen; dan jasa penyimpanan barang (pergudangan,

fumigasi, dan sebagainya).

4. Pendukung Logistik,

Yaitu institusi mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan logistik, dan turut

berkontribusi dalam penyelesaian jika terjadi permasalahan selama aktivitas logistik


berlangsung. Adapun aktor-aktor yang termasuk dalam kategori ini diantaranya asosiasi,

konsultan, institusi pendidikan dan pelatihan serta lembaga penelitian.

5. Pemerintah

Adapun peran pemerintah dalam aktivitas logistik diantaranya, sebagai:

o regulator yang menyiapkan peraturan perundangan dan kebijakan,

o fasilitator yang meyediakan dan membangun infrastruktur logistik yang diperlukan untuk

terlaksananya proses logistik, dan

o integrator yang mengkoordinasikan dan mensinkronkan aktivitas logistik sesuai dengan

visi yang ingin dicapai, dan pemberdayaan baik kepada pelaku logistik, penyedia jasa

logistik maupun pendukung logistik.

VIII. BENCHMARK MANAJEMEN RANTAI PASOKAN


Pada hampIr semua perusahaan, persentase pendapatan yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja menurun, tetapi persentase yang dibelanjakan pada rantai pasokan meningkat.
Hubungan rantai pasokan yang baik membuat perusahaan dapat menentukan
benchmark kelas dunia. Perusahaan-perusahaan benchmark tidak menurunkan biaya, lead
time, keterlambatanpengiriman, dan kekosongan persediaan, kesemuannya dilakukan
sambil meningkatkan mutu. Manajemen rantai pasokan yang efektif menyediakan
keunggulan bersaing dengan membantu perusahaan menanggapi pasar global yang
memiliki tuntutan.

Anda mungkin juga menyukai