Anda di halaman 1dari 27

LINA SAPTARIA, S.Pd, MM.

Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk


menyediakan produk yang sesuai dengan
harapan pelanggan, dibutuhkan adanya
semangat kolaborasi dan koordinasi antara
pihak internal dan eksternal perusahaan
sebagai upaya perusahaan dalam
meningkatkan inovasi dan mengurangi biaya
operasional.
Keunggulan kompetitif perusahaan akan
meningkat ketika manajer perusahaan
mampu mengelola kerjasama yang baik antar
partner perusahaan (steakholder) seperti
pemegang saham, pemasok, dan pelanggan.
Upaya meningkatkan daya saing seluruh
partner perusahaan dibangun dengan
perspektif rantai nilai atau rantai pasok.
Rantai pasok (supply chain) adalah jaringan
perusahaan-perusahaan yang secara
bersama-sama bekerja untuk menciptakan
dan menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan
tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik,
distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-
perusahaan pendukung seperti perusahaan
jasa logistik (Pujawan, 2010:5).
Supply chain (rantai pasokan) merupakan
suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya.
Rantai ini juga merupakan jejaring dari
berbagai organisasi yang saling berhubungan
dengan tujuan yang sama,
yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan
pengadaan atau penyaluran barang tersebut.
Supply chain juga dapat dikatakan sebagai
logistics network, dengan pemain utama
adalah :
1. suppliers.
2. manufacturer
3. distribution
4. retail outlets
5. customers
Chain 1 :
Suppliers
Awal mula jaringan, yang merupakan
sumber penyedia bahan pertama. Bisa
berbentuk : bahan baku, bahan
mentah, bahan penolong, bahan dagangan,
subassemblies, suku cadang, dll. Sumber
pertama disebut dengan
suppliers, termasuk di dalamnya : suppliers
suppliers atau sub-suppliers yang biasanya
jumlahnya banyak.
Chain 1 2 :
Suppliers manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai
ke dua yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau
fabricator atau bentuk lain yang melakukan
pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit,
mengkonversikan
atau menyelesaikan barang (finishing).
Chain 1 2 3 :
Suppliers Manufacturer Distribution
Barang yang sudah jadi mulai disalurkan
oleh manufacturer ke pelanggan. Barang dari
pabrik disalurkan
melalui gudang ke gudang distributor atau
wholesaler atau pedagang besar dalam
jumlah besar.
Chain 1 2 3 4 :
Suppliers Manufacturer Distribution Retail
Outlets
Pedagang besar buasanya mempunyai gudang
sendiri atau menyewa gudang dari pihak lain.
Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum
disalurkan ke pihak pengecer. Disini dapat dilakukan
penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan
biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola pengiriman barang baik dari
manufacturer maupun ke pengecer.
Chain 1 2 3 4 5 :
Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets
Customers
Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung
ke pelanggan atau pengguna barang tersebut. Yang
termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli akhir
melakukan pembelian. Walaupun secara kasat mata ini
merupakan rantai terakhir, tetapi sebetulnya masih ada satu
mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi
retail outlet tadi ke real customers atau real user. Mata rantai
benar-benar berhenti jika barang telah sampai
ke pemakai yang sebenarnya.
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut
Supply Chain Management merupakan
pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai
bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan
operasional di perusahaan, berlanjut ke
distribusi sampai kepada konsumen.
Merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan -
kegiatan dalam rangka memperoleh bahan
mentah, mentransformasikan bahan mentah
tersebut menjadi barang dalam proses dan
barang jadi, dan mengirimkan produk
tersebut ke konsumen melalui sistem
distribusi.
Supply chain merupakan jaringan fisiknya,
yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam memasok bahan baku, memproduksi
barang, maupun mengirimkannya ke
pemakai akhir, sedangkan SCM adalah
metode, alat, atau pendekatan
pengelolaannya.
MRP berkaitan dengan siklus lengkap bahan
baku dari pemasok ke produksi, ke gudang,
ke distribusi sampai ke konsumen.
Perusahaan meningkatkan kemampuan
bersaing melalui penyesuaian produk,
kualitan yang tinggi, pengurangan biaya dan
kecepatan mencapai pasar.
Banyak peluang tersedia dalam MRP untuk
meningkatkan nilai produk dengan biaya
rendah.
Dengan bantuan pemasok, suatu perusahaan
manufaktur dapat mempertahanakan
karakteristik generik dari
produknya selama mungkin. Teknik ini
dikenal dengan postphonement = menunda
modifikasi atau penyesuaian
terhadap produk selama mungkin.
Di sisi distribusi sering digunakan suatu
teknik yang disebut : drop ship = pemasok
akan langsung mengirimkan ke konsumen
pemakai dan juga kepada penjual, agar
menghemat waktu dan biaya pengangkutan
ulang. Ukuran lain yang biasa digunakan
namun menghemat biaya mencakup :
pengunaan kemasan khusus, label khusus
dan lokasi tertentu dari label atau kode
barang (bar code).
Tujuan penerapan SCM dalam bisnis adalah untuk
meningkatkan efisiensi proses logistik dan
meminimalisir biaya total sepanjang rantai pasok
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Selain itu
tujuan SCM adalah untuk membangun sebuah
rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk
memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi
manajemen rantai pasokan yang efektif adalah
menjadikan para pemasok sebagai mitra dalam
strategi perusahaan untuk memenui pasar yang
selalu berubah (Heizer and Render, 2005:4).
Pengurangan kesia-siaan dan
memaksimalkan nilai pada rantai pasokan.
Orientasi kepada pelanggan dalam hal :
mutu, harga dan layanan.
Pembentukan lini kredit bagi pemasok
Penurunan float bank ( waktu ketika uangnya
sedang dalam transit).
Pengkoordinasian produksi dan jadwal
pengiriman dengan pemasok dan distributor
Pemanfaatan yang
optimal atas ruangan gudang penyimpanan.
Pengangkutan.
pembayaran secara tunai atau kredit (proses
transfer)
supplier
distributor dan pihak yang membantu
transaksi seperti Bank
Hutang maupun piutang
Pergudangan
Pemenuhan pesanan
Informasi mengenai ramalan permintaan,
produksi maupun pengendalian persediaan.
Penyeimbangan arus produksi dengan
permintaan konsumen yang selalu berubah-
ubah.
1. Mengurangi inventory barang dengan
berbagai cara.
Inventory merupakan bagian paling besar
dari aset perusahaan yang berkisar : 30 40
%. Biaya penyimpanan barang ( inventory
carrying cost) : 20 40 % dari nilai barang
yang disimpan. Perlu usaha dan cara
mengurangi biaya penimbunan barang di
gudang.
2. Menjamin kelancaran penyediaan
barang.
Kelancaran mulai pabrik pembuat, supplier,
perusahaan sendiri, wholesaler, retailer,
sampai final customers. Perlu dikelola dengan
baik rantai yang panjang (chain) aliran bahan
baku sampai barang jadi dan diterima
pelanggan.
3. Menjamin mutu.
Mutu barang jadi (finished product)
ditentukan tidak hanya oleh proses produksi
barang tersebut, tetapi
oleh mutu barang mentah dan mutu
keamanan dalam pengiriman.
Jaminan mutu ini juga merupakan rangkaian
mata rantai panjang yang harus dikelola
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai