Anda di halaman 1dari 86

“PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DI PT.

AGILITY
INTERNATIONAL HALIM PERDANAKUSUMA MENGGUNAKAN
METODE SHARED STORAGE”

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah Tugas Akhir
di Program Studi D3 Logistik Bisnis

Oleh :
Suci Siratriat (5.14.3.093)

PROGRAM STUDI D3 LOGISTIK BISNIS


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Suci Siratriat.

NPM : 5.14.3.093.

Program Studi : D3 Logisik Bisnis.

Judul Tugas Akhir :“Perancangan Tata Letak Gudang di PT. Agility


International Halim Perdanakusuma Menggunakan
Metode Shared Storage”

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disidangkan di Bandung pada hari Senin 21 Agustus
2016 dan dinyatakan LULUS.

Pembimbing Utama Penguji

Hilman Setiadi, S.Pd., SE., MT. Achmad Andriyanto, ST., MT.


NIK 101.66.010 NIK 116.86.204

Menyetujui :
Ketua Program Studi D3 Logistik Bisnis

Edi Supardi, SE., MM., AAAIK.


NIK 114.74.180
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suci Siratriat

NPM : 514.3.093

Jurusan : Logistik Bisnis/Administrasi Logistik

Menyatakan bahwa :

1. Laporan Tuga Akhir (TA) saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana dan gelar yang sederajat) baik di
Politeknik Pos Indonesia maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan pembimbing,
3. Dalam Laporan Tugas Akhir (TA) ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang
dan mencantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan-penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang diperoleh
dengan karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

Bandung, September 2017


Yang Membuat Pernyataan

ABSTRAK
Suci Siratriat
NPM : 514.3.093
Siratriat, Suci. 2017. Perancangan Tata Letak Gudang di PT. Agility International Halim
Perdanakusuma Menggunakan Metode Shared Storage. Tugas Akhir, Jurusan
Logistik Bisnis Politeknik Pos Indonesia Bandung. Pembimbing : Hilman Setiadi,
S.Pd., SE., MT.
Kata Kunci : Tata Letak Gudang, Shared Storage.
Untuk mencapai kepuasan pelanggan secara maksimum, PT. Agility International
Halim Perdanakusuma akan selalu memberikan pelayanan terbaik. Menrima pelanggan
harus diiringi dengan penanganan yang baik di gudang karena perusahaan ini memberikan
jasa penyewaan gudang terhadap perushaan manufaktur yang memerlukan tempat
penyimpanan barang-barang produksi. Untuk itu perushaan ini harus memberikan
pelayanan prima dengan memberikan pelayanan terhadap barang-barang tersebut mulai
dengan penerimaan barang, menyimpanan barang, hingga pengiriman kembali.
Seiring berjalannya waktu, PT. Agility International semakin maju dan semakin
banyak perusahaan manufaktur yang memakai jasanya, maka pemasukan barang yang
banyak tidak dapat dihindari akibatnya barang-barang tersebut menumpuk di lantai dan bisa
mengganggu aktivitas gudang yang lain. Maka dari itu penulis menggunakan metode
Shared Storage dalam perancangan layout gudang baru.
Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun
area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantau gudang, kemudian diurutkan area
yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O, sehingga
penempatan barang yang akan segera dikirim diletakan pada area yang paling dekat dan
begitu seterusnya.Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang
dengan menggunakan prinsip First In First Out (FIFO) dimana barang yang cepat dikirim
diletakan pada area penyimpanan yang terdekat dengan pintu masuk-keluar (I/O).Metode
ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran dimensi produk yang
sama atau tidak jauh berbeda. Karena setiap area penyimpanan bisa saja ditempati oleh
jenis produk yang berbeda-beda berdasarkan waktu produksi dan tanggal pengiriman
produk tersebut.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Tata Letak Gudang di PT. Agility
International Halim Perdanakusuma Menggunakan Metode Shared Storage”.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya hingga seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Segala hambatan dan kesulitan dalam penelitian penyusunan Tugas Akhir ini tidak
akan terlewati dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan (motivasi) dari berbagai
pihak, baik secara material maupun spiritual. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada:
1. Hilman Setiadi, S.Pd., SE., MT sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
banyak masukan dan bimbingan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
2. Aditia Sovia Pramudita, ST., MAB sebagai Pembimbing II sekaligus yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Seluruh dosen Jurusan Logistik Bisnis yang telah membimbing dan memberikan
ilmu pengetahuan yang berharga untuk penulis.
4. Ibu Evi Rosanita Tri, selaku Manager Gudang di PT. Agility Internasional Halim
dan seluruh karyawan tim pembimbing eksternal yang membimbing penulis serta
memberikan motivasi dan semangat dalam melaksanakan internship.
5. Untuk Orang tua tercinta Bapak Kasmeri Muslim dan Ibu Anita, serta kakak-kakak
yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa yang tiada hentinya, motivasi dan
dukungan kepada penulis baik dalam bentuk moral ataupun material yang telah
diberikan sehingga penulis tetap optimis dan semangat dalam menjalani hari. Tugas
Akhir ini kupersembahkan untuk kalian. Sungguh anugerah terindah dapat bersama
kalian.
6. Teman-teman, sahabat, saudara Logistik Bisnis 3D serta semua teman seangkatan
2014 yang saling mendukung dan sama-sama berjuang dalam menyelesaikan Tugas
Akhir.
7. Mahfi Fandisah yang selalu menemani dalam setiap hal, dan selalu memberi
bantuan disaat membutuhkan, selalu mensupport dalam keadaan apapun, yang
menjadi partner terbaik selama masa-masa kuliah.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan keikhlasan yang telah mereka
berikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
penyempurnaan penulisan berikutnya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis pribadi maupun pembaca khususnya mahasiswa Logistik Bisnis Politeknik Pos
Indonesia. Aamiin

Bandung, September 2017

Suci Siratriat
DAFTAR ISI

Lembar Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak................................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iv
Daftar Tabel.......................................................................................................... vii
Daftar Gambar.................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................................. Latar Belakang I-
1
1.2..................................................................................... Perumusan Masalah I-
5
1.3.................................................... Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah I-
5
1.3.1............................................................... Tujuan Pemecahan Masalah I-
5
1.3.2............................................................. Manfaat Pemecahan Masalah I-
5
1.4................................................................ Pembatasan Masalah dan Asumsi I-
6
1.4.1. Pembatasan Masalah .................................................................................. I-6
........................................................................................................1.4.2. Asumsi I-
6
1.5.......................................................................................... Lokasi Penelitian I-
6
1.6.................................................................... Sistematika Penulisan Laporan I-
7

BAB II LANDASAN TEORI


2.1......................................................................................................... Gudang
................................................................................................................II-1
2.1.1. Pengertian Gudang............................................................................. II-1
2.1.2. Fungsi Gudang................................................................................... II-1
2.1.3. Alternatif-Alternatif Penyimpanan Gudang....................................... II-1
2.1.4. Perancanaan Gudang.......................................................................... II-2
2.1.5. Biaya-Biaya Penyimpanan Barang di Gudang................................... II-3
2.1.6. Memuali OperasiGudang................................................................... II-3
2.2. Tata Letak....................................................................................................... II-5
..................................................................................2.2.1. Pengertian Tata Letak
.........................................................................................................................II-5
...............................................................2.2.2. Tujuan-Tujuan Menata Tata Letak
.........................................................................................................................II-5
.............................................................2.2.3. Tanda-Tanda Tata Letak Yang Baik
.........................................................................................................................II-5
.................................................................2.2.4. Jenis-Jenis Persoalan Tata Letak
.........................................................................................................................II-7
........................................................................2.2.5. Kriteria Penyusunan Layout
.........................................................................................................................II-8
.....................................................................2.2.6. Faktor-Faktor Penentu Layout
.........................................................................................................................II-9
................................................................................2.2.7. Macam-Macam Layout
.......................................................................................................................II-10
2.3. Material Handling.......................................................................................... II-10
2.4. Metode Shared Storage.................................................................................. II-11
......................................................................................2.4.1. Pemindahan Bahan
........................................................................................................................II13

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH


3.1......................................................................... Model Pemecahan Masalah
..............................................................................................................III-1
3.2....................................................... Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
..............................................................................................................III-4

BAB IV PEMECAHAN MASALAH


4.1........................................................................................Pengumpulan Data
..............................................................................................................IV-1
4.1.1. Dimensi Material Handling............................................................... IV-2
4.1.2. Dimensi Produk.................................................................................. IV-4
4.1.3. Layout Gudang Sebelum di Usulkan................................................. IV-5
4.2. Pengolahan Data............................................................................................. IV-6
............................................................4.2.1. Melakukan Optimalisasi di Gudang
........................................................................................................................IV-6
4.2.1.1. Jarak Area Penyimpanan ke Pintu Sebelum Merubah Layout IV-6
4.2.1.2. Menentukan Jumlah Rata-Rata Pemasukan Barang.............. IV-8
4.2.1.3. Menentukan Jumlah Rata-Rata Pengeluaran Barang............ IV-10
4.2.1.4. Kebutuhan Ruang.................................................................. IV-14
4.2.2. Keadaan layout Gudang.............................................................................. IV-16
4.2.2.1 Penentuan Allowance Ruang.................................................. IV-16
...........................................................4.2.2.2 Perhitungan Troughput
...................................................................................................IV-15
..........................................4.2.2.3 Perhitungan Assignment………...
...................................................................................................IV-18
.............4.2.2.4 Jarak Area Penyimpanan ke Pintu………………….
...................................................................................................IV-20
4.2.2.5 Penyusunan Tata Letak Menggunakan Metode Shared Storage
...................................................................................................IV-22
4.3. Analisis dan Pembahasan .............................................................................. IV-24
................................................4.3.1 Analisis Jumlah Permintaan rata-rata...........
......................................................................................................................IV-24
...........................................................................4.3.2 Analisis Kebutuhan Ruang
......................................................................................................................IV-24
............................................................................4.3.3 Analisis Allowance Ruang
......................................................................................................................IV-25
..................................................................4.3.4 Analisis Perhitungan Troughput
......................................................................................................................IV-25
.......................................................................4.3.5. Analisis Penempatan Produk
......................................................................................................................IV-26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.................................................................................................. Kesimpulan
................................................................................................................V-1
5.2............................................................................................................. Saran
................................................................................................................V-4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1. Jumlah Barang Masuk Bulan Juni 2016-Mei 2017................................................... IV-1

4.2. Jumlah Barang Keluar Bulan Juni 2016-Mei 2017................................................... IV-1

4.3. Jumlah Karyawan di Gudang................................................................................... IV-2

4.4. Hasil Perhitungan Jarak Barang ke Pintu................................................................. IV-8

4.5. Data Pemasukan Barang ke Gudang Bulan Juni 2016- Mei 2017............................ IV-11

4.6. Data Pengeluaran Barang dari Gudang Bulan Juni 2016- Mei 2017........................ IV-12

4.7. Data Perhitungan Kebutuhan Ruang........................................................................ IV-13

4.8. Data Perhitungan Troughput..................................................................................... IV-16

4.9. Tabel Perhiungan Assignment................................................................................... IV-17

4.10.Urutan Jarak Area Penyimpanan ke Pintu dari Terkecil Sampai Terbesar............... IV-20

4.11.Perbandingan Antara Jarak Barang ke Pintu Pada Gudang Awal dan Gudang Usulan
.................................................................................................................................
IV-21

4.12.Perbandingan Antara Lebar Gang pada Gudang Awal dengan Lebar Gang pada
Gudang Usulan........................................................................................................
IV-22

4.13.Hasil Perhitungan Barang........................................................................................


IV-23
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1. Kondisi Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma............................ I-3

3.1. Rectilinear Distance................................................................................................. III-2

3.2. Euclidean Distance.................................................................................................. III-3

3.3. Flowchart Langkah-Langkah Pemecahan Masalah.................................................. III-4

4.1. Hand Pallet.............................................................................................................. IV-3

4.2. Trolley...................................................................................................................... IV-3

4.3. Forklift..................................................................................................................... IV-3

4.4. VNA......................................................................................................................... IV-4

4.5. Layout Gudang Awal................................................................................................ IV-5

4.6. Layout Gudang Baru Berdasarkan Perhitungan........................................................ IV-18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang semakin maju pada saat ini, banyak perusahaan-perusahaan
modern yang semakin maju usahanya. Tidak hanya itu, banyak di luar sana yang telah
mendirikan perusahaan baru dan telah mengalami kemajuan pesat. Misalnya
perusahaan yang memiliki jasa penyewaan gudang kepada perusahaan-perusahaan
manufaktur yang tidak memiliki tempat penyimpanan barang-barang mereka, baik itu
penyimpanan bahan jadi maupun bahan baku. Gudang tidak hanya sebagai tempat
penyimpanan barang, tetapi banyak keuntungan yang bisa diambil dari gudang itu
sendiri, karena gudang memiliki peran penting dalam hal manajemen dan juga bisnis.

Meningkatkan profit dari perusahaan dan meminimalisir kesalahan dapat


meningkatkan kwalitas pelayanan prima kepada customer-nya, caranya ialah dengan
bagaimana agar handling barang digudang dapat mencapai target yang telah disepakati
dan mengefisiensikan waktu kerja sehingga dapat menambah keuntungan bagi
perusahaan. Banyak orang menilai bahwa memiliki usaha gudang tidak akan
menghasilkan keuntungan yang maksimum karena dengan membangun sebuah gudang
beserta perlengkapan di dalamnya akan memakan waktu yang lama dan mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu membuka usaha jasa pergudangan sebenarnya
memiliki keuntungan yang sangat besar karena memiliki customer yang banyak tetapi
memiliki pesaing yang sedikit.

PT. Agility International ini telah melihat peluang tersebut dari tahun-tahun
sebelumnya sehingga sekarang telah memiliki banyak cabang di kota-kota besar di
Indonesia. Salah satunya yang berpusat di Halim Perdanakusuna, Jakarta Timur. PT.
Agility International ini adalah salah satu perusahaan Three Party Logistics(3PL) yang
bergerak dalam bidang penyewaan gudang dan juga menyediakan jasa transportasi
pengiriman baik untuk dalam negri maupun untuk luar negri. Three Party Logistics
(3PL) logistik merupakan aktivitas yang memanfaatkan sumberdaya dari luar yang
berhubungan dengan aktivitas logistik dan distribusi termasuk juga memberikan
kontribusi dalam perencana suatu bisnis proses sebuah perusahaan.
PT. Agility International Warehose Halim Perdanakusuma ini memberikan
pelayanan prima terhadap customer dengan memberikan rework kepada produk-produk
dari customer yang membutuhkannya sesuai dengan kesepakatan yang ada. Tidak
hanya itu, perusahaan ini juga memberikan jasa mulai dari proses penerimaan barang,
pengecekan barang, penyimpanan barang, pengambilan barang, hingga proses memuat
barang ke dalam mobil lalu mengirimnya kepada customer ataupun kepada ritel yang
telah bekerjasana dengan customer dari PT. Agility International. Untuk itu perusahaan
ini akan memberikan pelayanan prima kepada seluruh customers agar mereka merasa
puas dan tetap bekerja sama dengan perusahaan ini dengan mengefisiensikan waktu
handling barangnya sehingga akan memberi rasa puas terhadap customer.

Perusahaan ini memiliki gudang cold strorage yang berada di dalam gudang
intinya. Gudang ini berfungsi untuk menyimpan barang-barang dari customer yang
memili ketahanan yang tidak baik jika diletakkan pada suhu panas, dan itu dibuat atas
permintaan dari customer itu sendiri. Tidak hanya tempat penyimpanannya saja tetapi
dalam hal penanganannya juga berbeda dengan barang-barang yang biasa diletakkan
diluar ruangan tersebut yaitu dengan menggunakan sarung tangan dan kacamata karena
sifat dari barang tersebut adalah dangerous good. Barang-barang tersebut juga ada
yang diletakkan diluar dan tidak terlalu menggunakan penanganan khusus dalam
mengelola barangnya.

Warehouse PT. Agility International yang berada di Halim ini memiliki beberapa
customer yang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan baik yang sudah lama
terjalin maupun yang baru saja menjalin hubungan kerjasama. Customer tersebut
antara lain PT. Brother International Sales Indonesia, Forever 21, PT. Sysmex
Indonesia, Dorma, Young Living, Sogen, Six Trading, PT. Huntsman Indonesia,
Easecox, Pretzellindo. Setiap harinya gudang ini telah memiliki aktivitas masing-
masing baik untuk bagian inbound, bagian picking, bagian outbound, bagian Value
Added Service (VAS), dan bagian adminnya
Dalam sebuah kegiatan kita sangat membutuhkan sesuatu yang terencana, baik itu
dalam segi waktu, kegiatan agar dapat terlaksana dengan baik dan rapi. Begitu juga
dalam hal manajemen gudang kita juga memerlukan sesuatu yang telah terencana
dengan baik agar dapat mencapai target yang telah disepakati dan terciptanya suatu
efisiensi dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Dalam aktivitas kegiatan penulis di PT. Agility International warehouse Halim


menemukan masalah yaitu menumpuknya barang-barang di dalam gudang yang
disebabkan karena barang yang masuk lebih banyak dari barang keluar, customer yang
semakin banyak menyimpan barangnya, proses kerja yang memakan waktu karena
keterbatasan alat yang hanya bias digunakan pada satu lintasan saja. Hal-hal
tersebutlah membuat kegiatan di dalam gudang menjadi kurang maksimal karena
terbatasnya ruang gerak di dalam gudang PT. Agility International Halim ini. Dapat
dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kondisi Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma


Sumber : PT. Agility International, 2017

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa menumpuknya barang pada loading area
sehingga akan menghambat pekerjaan-pekerjaan lain. Hal ini terlihat pada saat
melakukan put away, picking, dan checking untuk mengetahui stok barang sebagai
berikut :
1. Put Away
Dalam proses ini sering mengalami kesulitan dalam penyimpanan barang ke
atas rak karena membutuhkan alat bantu seperti very narrow aisle (VNA)
dimana alat ini hanya bias diginakan pada rel-rel tertentu yang bias
dioberasikan pada gang sempit, sementara pada gang-gang telah terisi dengan
barang-barang yang seharusnya telah disimpan.
2. Picking
Pada proses ini sama halnya dengan proses penyimpanan barang karena juga
membutuhkan alat dalam pengambilan barang-barang yang ada di rak karena
sifat barangnya berat dan disimpan di rak-rak yang tinggi. Dan jika masih bias
dijangkau oleh men powernya tetap saja akan mengalami kesulitan karena
pada gang-gang tersebut telah ditumpuk dengan barang-barang lain.
3. Checking
Pada proses pengecekan stock barang, seringkali staff gudang dalam
melakukan pengecekan stok barang ini memerlukan waktu yang lama karena
untuk produk-produk tertentu seperti misalnya pada kasus ini produk SOGEN.
Produk ini memiliki karton yang kecil sehingga akan sulit dalam
menghitungnya dan juga setiap karton nya memiliki id karton yang berbeda-
beda tetapi memiliki bentuk dan warna yang sama. Ini akan menyulitkan dalam
proses pengambilan barang untuk dikirim.

Permasalahan di atas dapat mempengaruhi efektivitas kinerja staff gudang dalam


melakukan proses penyimpanan barang, pengambilan barang, dan proses pengecekan
barang akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang seharusnya.Hal ini dapat
membuat proses kerja digudang dapat memakan waktu yang lebih lama sehingga akan
mengeluarkan biaya tambahan jika ingin pekerjaan dapat selesai dengan tepat waktu.

Melihat adanya permasalahan yang terjadi di dalam PT. Agility International


warehouse halim ini penulis tertarik membahas lebih lanjut yang dibuat dalam bentuk
Tugas akhir dengan judul “Perancangan Tata Letak Gudang di PT. Agility
International Halim Perdanakusuma Menggunakan Metode Shared Storage”.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan hasil uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara melakukan optimalisasi kerja di gudang PT. Agility International
Halim Perdanakusuma dengan menggunakan metode Shared Storage?
2. Bagaimana keadaan layout gudang di PT. Agility International Halim
Perdanakusuma setelah dilakukan proses perancangan dengan menggunakan metode
Shared Storage?

1.3. Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah


1.3.1. Tujuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan pemecahan
masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara melakukan optimalisasi kerja di layout gudang di PT.
Agility International Halim Perdanakusuma dengan menggunakan metode
Shared Storage.
2. Untuk mengetahui layout gudang di PT. Agility International Halim
Perdanakusuma setelah dilakukan proses perancangan dengan menggunakan
metode Shared Storage.

1.3.2. Manfaat Pemecahan masalah


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemecahan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa
a) Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang layout gudang
b) Untuk mengetahui cara perancangan gudang menggunakan metode
Shared Storage.
c) Mendapat informasi tentang perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
a) Sebagai saran terhadap perusahaan agar menyempurnakan system
di dalam gudang agar mendapatkan produktifitas lebih baik.
b) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan yang
positif bagi perusahaan agar dapat lebih baik lagi.

1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi


1.4.1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas , maka
diperlukan adanya suatu pembatasan masalah agar pembahasan lebih tepat
sasaran. Adapun pembatasan masalah tersebut seperti :
1. Penelitian hanya dilakukan di gudang PT. Agility International
Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
2. Model yang digunakan untuk menentukan rancangan layout
gudang adalah metode Shared Storage
3. Tidak menghitung biaya perencanaan biaya tata letak gudang
yang baru

1.4.2. Asumsi
Asumsi yang digunakan didalam penelitian ini adalah :
1. Luas gudang yang digunakan adalah tetap sesuai dengan luas gudang
pada saat ini.
2. Tidak ada perubahan atau penambahan ukuran dan jenis barang pada
saat ini.

1.5. Lokasi
Lokasi PT. Agility International Halim Perdana Kusuma :
Nama Perusahaan : PT. Agility International Halim Perdanakusuma
Alamat Perusahaan : Secure Building Unit #C, Jalan Raya Protokol Halim
Perdanakusuma, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, 13610, Indonesia.
No telepon : +62 21 28529000
Fax : (021) 28529003
Website : www.agility.com
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan, maka sdibuatlah
suatu sistematika penulisan yang memberikan informasi mengenai materi dan hal-hal
yang akan dibahas dalam setiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini
adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran-gambaran secara umum mengenai
permasalahan yang ada diperusahan yang akan dibahas yang terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat pemecahan masalah,
pembatasan masalah, asumsi dan lokasi serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Pada bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam
memahami permasalahan tersebut. Untuk mengemukakan teori-teori tersebut
Penulis menggunakan beberapa sumber-sumber buku dan rujukan dari internet
sebagai acuan untuk menjelaskan teori tersebut.

BAB III : USULAN PEMECAHAN MASALAH


Pada bab ini menjelaskan tentang metode pemecahan masalah yang penulis
gunakan dalam membuat laporan tugas akhir. Serta langkah-langkah yang
digunakan untuk memecahkan masalah serta diagram alur (flowchart)
pemecahan masalah.

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH


Pada bab ini berisi penjelasan tentang pengumpulan dan pengolahan data yang
ditujukan untuk memecahkan masalah yang diambil dalam laporan tugas akhir
ini serta analisis dan pembahasan yang bertujuan untuk menjawab masalah
yang akan diajukan, memaparkan temuan-temuan yang berada dilapangan,
mengintergrasikan semua temuan-temuan dan menjelaskan implikasi dari
hasil pengamatan di lapangan.

BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh analisis dan
juga saran-saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada perusahaan serta
peneliti yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Gudang
2.1.1. Pengertian Gudang
Menurut Apple (Nugraha, 2016) gudang adalah tempat yang dibebani tugas
untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai
barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi.

2.1.2. Fungsi Gudang


Menurut Bowersox (2006 : 296) fungsi-fungsi yang dilaksanakan gudang
dapat dikelompokkan ke dalam kategori penggerakan dan penyimpanan.
Penggerakan (movement) lebih dipentingkan daripada penyimpanan. Dalam dua
(2) kategori luas ini, penggerakan dapat dibagi ke dalam empat (4) sub fungsi,
sedangkan penyimpanan ke dalam dua (2) sub fungsi.
1. Fungsi Penggerakkan
a) Penerimaan
b) Pemindahan (transfer)
c) Seleksi
d) Pengiriman
2. Fungsi Penyimpanan
a) Penyimpanan Sementara
b) Penyimpanan Permanen
c) Produksi musiman
d) Permintaan yang tak menentu
e) Pemeraman (conditioning)
f) Spekulasi
g) Realisasi potongan Khusus
2.1.3. Alternatif – Alternatif Penyimpanan Gudang
Menurut Bowersox (2006 : 299) ada tiga pengaturan dalam
mempertimbangkan alternatife – alternatif gudang, yaitu diantaranya :

1. Gudang Umum

Gudang umum dioperasikan sebagai suatu bisnis pelayanan dan


menawarkan berbagai pelayanan berdasarkan upah (fee). Gudang umum
dapat diklarifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu gudang barang
dagang umum, gudang berpendingin (refrigerated), gudang komoditi
khusus, gudang terikat (banded), gudang barang-barang dan perabot
rumah tangga, dan gudang lapangan. Kemudian untuk pelaksanaannya
gudang umum melaksanakan enam service khusus diantaranya,
penentuan tempat persediaan (stock spotting), sortasi distribusi,
pemecahan-besaran (break-bulk), pencampuran dalam perjalanan (in-
transit-mixing), konsolidasi, dan pengolahan (processing).

2. Gudang Swasta

Gudang swasta adalah gudang yang dioperasikan dan dikelola oleh


perusahaan yang memiliki barang dagang yang diolah dan disimpan di
gudang itu. Gudang swasta mungkin milik sendiri ataupun gudang yang
dikontrak atau disewa.

2.1.4. Perancanaan Gudang

Menurut Apple (Nugraha, 2016) setelah mengenali beberapa jenis masalah


penyimpanan yang potensial dalam perusahaan, kemudian perlu
dipertimbangkan prosedur perencanaan tata letak yang dibutuhkan. Tujuan
umum dari metode penyimpanan barang adalah :

1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum

2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan gudang yang sengkil.

3. Kemudahan pencapaian bahan

4. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah

5. Identifikasi barang yang baik

6. Pemelliharaan barang yang maksimum

7. Penampilan barang yang rapi


2.1.5. Biaya–Biaya Penyimpanan Barang di Gudang

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003 : 127) biaya-biaya penyimpanan


barang tersebut meliputi seluruh biaya yang menyangkut penyimpanan barang
di tempat penyimpanan barang di tempat pennyimpanan akhir di tempat
pembeli, maupun ditempat penyimpanan transit di perjalanan yaitu :

1. Sewa gudang (kalau bukan milik sendiri)

2. Penyusutan gudang (kalau bukan milik sendiri)

3. Sewa gudang dipelabuhan tujuan

4. Biaya bunga investasi

5. Biaya pemeliharaan barang

6. Biaya alat angkut dan angkat

7. Biaya fasilitas gudang

8. Risiko persediaan mati, kerusakan, kehilangan

9. Biaya bongkar di gudang pembeli

10. Biaya penerimaan dan pengeluaran barang

11. Biaya lain-lain.

2.1.6. Memulai Operasi Gudang

Bowersox (2006 : 316) untuk memulai operasi gudang, ada beebrapa hal
yang harus dilakukan , diantaranya yaitu :
1. Mengisi Gudang

Prosedur yang ideal untuk mengisi gudang adalah mendapatkan


inventarisasi lengkap sebelum memulai operasi-operasi. Masing-masing
produk yang akan didistribusikan melalui gudang itu dan jumlahnya
masing-masing dalam persediaan dasar hendaklahditentukan dalam
waktu perencanaan gudang tersebut. Masalah pengisian persediaan
adalah menjadwalkan kedatangan barang ini untuk tercapainya arus
barang masuk yang teratur. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
sebuah gudang sesungguhnya bergantung pada jumlah dan kuantitas dari
produk yang akan ditangani tersebut.

2. Latihan Pegawai

Memperkerjakan dan melatih pegawai yang cakap (qualified) untuk


mengoperasikan sebuah gudang merupakan suatu masalah yang serius.
Bagaimanapun efisiensinya sistem yang diusulkan itu secara teoritis,
namun dalam prakteknya sistem itu sebaik pegawai yang
mengoperasikannya. Latihan pegawai yang tepat adalah perlu untuk
menjamin berhasilnya system itu. Latihan itu tidaklah sulit jika
dilaksanakan dengan tepat. Seluruh tenaga kerja hendaklah memulai
pekerjaannya sebelum barang tiba. Pegawai yang diperkerjakan untuk
tugas tertentu, diindoktrinasi sepenuhnya tentang pekerjaan dan
peraannya dalam keseluruhan sistem itu.

3. Mengembangkan Prosedur Kerja

Pengembangan prosedur kerja itu berjalan seiring dengan latihan


pegawai gudang. Desain suatu sistem penanganan material itu pada
umumnya meliputi pula prosedur kerja. Manajemenlah yang
bertanggung jawab untuk mengawasi bahwa seluruh pegawai telah
memahami danmenggunakan prosedur ini.
4. Sistem Pengamanan

Dalam arti luaspengamanan gudang itu mencakup penjagaan


terhadap pencurian barang dan kerusakan barang. Masing-masing bentuk
pengamanan ini perlu mendapat perhatian manajemen.

5. Proteksi Terhadap Pencurian

Perlindungan terhadap pencurian barang telah menjadi factor utama


dalam operasi gudang. Proteksi dibutuhkan dalam hal para pegawai dan
sebagai akibat dari meningkatnya kerawanan perusahaan terhadap
kerusuhan (huru hara dan gangguan-gangguan sipil). Seluruh penjagaan
yang biasanya digunakan di seluruh perusahaan hendaklah dijalankan
dengan ketat pada masing-masing gudang. Pengamanan itu dimulai dari
pagar.

2.2. Tata Letak

2.2.1. Pengertian Tata Letak

Apple (Nugraha, 2016) menata tata letak merupakan kegiatan yang


berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu
berhubungan erat dengan industry manufaktur, yang penggambaran hasil
rancangannya dikenal sebagai tata letak dan tata letak yang baik selalu
melibatkan tata cara pemindahan bahan.

2.2.2. Tujuan-Tujuan menata Tata Letak

Adapun beberapa tujuan dari menata tata letak menurut Apple (Nugraha,
2016) yaitu:
1. Memudahkan proses manufaktur

2. Meminimumkan pemindahan barang

3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

5. Menekan modal tertanam pada peralatan

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja

8. Memberikan kemudahan, keselamatan bagi pegawai, kenyamanan dalam


melaksanakan pekerjaan.

2.2.3. Tanda-Tanda Tata Letak yang Baik

Tanda-tanda tata letak yang baik menurut Apple (Nugraha, 2016) :

1. Keterkaitan kegiatan yang terencana

2. Direncanakan untuk perluasan terencana

3. Pola aliran barang terencana

4. Barang setengah jadi minimum

5. Aliran yang lurus

6. Sesedikit mungkin bahan yang tengah diproses

7. Langkah balik (kembali ketempat yang telah dilalui) yang minimum

8. Pemakaian seluruh lantai pabrik yang maksimum


9. Jalur aliran tambahan

10. Ruang penyimpanan yang cukup

11. Gang yang lurus

12. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan

13. Pemindahan antar operasi minimum

14. Bangunan didirikan di sekeliling tata letak

15. Metode pemindahan yang terencana

16. Barang diantar kepekerja dan diambil dari tempat kerja

17. Jarak pemindahan minimum

18. Penempatan yang tepat untuk fasilitas pelayanan produksi dan pekerja

19. Pemrosesan digabung dengan pemindahan bahan

20. Alat pemindahan mekanis dipasnag pada tempat yang sesuai

21. Pemindahan bergerak dari penerima menuju pengiriman

22. Fungsi pelayanan kerja yang cukup

23. Operasi pertama dekat dengan penerimaan

24. Waktu pemrosesan bagi waktu produksi total maksimum

25. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman

26. Pemindahan barang oleh buruh langsung sesedikit mungkin

27. Penyimpanan pada tempat pemakaian jika mungkin

28. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin


29. Tata letak yang dapat disesuaikan dengann perubahan

30. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman

31. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembaban, dan


sebagainya yang cukup

32. Pemmindahan ulang minimum

33. Sesedikit mungkin pemindahan barang sesuai

34. Pemisah tidak mengganggu aliran barang

35. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi

Menurut Apple (Nugraha, 2016) langkah awal perencanaan rak


perkakasbaru untuk tata letak yang baik adalah :

1. Tata letak sebaiknya memanfaatkan sebanyak mungkin semua ruang


lantai yang tersedia sekaligus memungkinkan penggunaan petugas rak
sesedikit mungkin

2. Harus dapat memungkinkan perluasan kesamping atau tegak

3. Harus tersedia ruang bebas untuk persediaan cadanngan

4. Semua laci, rak, kotak harus dapat dicapai tanpa bangku dan tangga
(ergonomis)

5. Sisakan gang yang cukup lebar antara lemari untuk truk jika diperlukan

6. Hilangkan ujung buntu untuk menghemat langkah dan waktu

7. Gunakan lantai dengan kapasitas cukup untuk menahan beban


8. Tempatkan loket perkakas dekat petugas rak dan pegawai bengkel

9. Berikan tempat kerja untuk pelayan rak-satu untuk pencatatan dan


penyusunan, satu lagi untuk penerimaan

2.2.4. Jenis-Jenis Persoalan Tata Letak

Menurut Apple (Nugraha, 2016) meskipun pembicaraan saat ini memberi


gambaran bahwa semua proyek tata letak digunakan untuk fasilitas baru,
tidaklah seluruhnya demikian. Seringkali masalah yang dihadapi melibatkan
penataletakan ulang dari suatu proses yang telah ada atau perubahan
beberapa bagian dari susunan peralatan tertentu. Masalah tata letak jenisnya
beragam, diantaranya:

1. Perubahan rancangan, yang menuntut perubahan proses atau operasi


yang diperlukan

2. Perluasan apartemen, jika karena suatu alasan diperlukan menambah


produksi suatu komponen produk tertentu, mungkin saja diperlukan
perubahan pada tata letak

3. Pengurangan departemen, jika jumlah produksi berkurang secara drastic


dan menetap, perubahan seperti ini mungkin menuntut disingkirkannya
peralatan yang telah adasekarang dan merencanakan pemasangan jenis
peralatan lain

4. Penambahan produk baru, jika produk baru berbeda denga yang sedang
diproduksi, peralatan, mesin, bangunan maupun tata letak secara
otomatis perlu dirubah

5. Memindahkan suatu departemen dapat menimbulkan masalah suatu tata


letak, hal ini dapat berubah kearah penataletakan ulang pada wilayah
yang baru
6. Penambahan departemen baru, ini hamper sama kasusnya dengan
pemindahan yang memindahkan satu departemen, namun sebaliknya

7. Peremajaan peralatan yang rusak, persoalan ini mungkin menuntut


pemindahan peralatan yang berdekatan untuk mendapatkan tambahan
ruang

8. Perubahan metode produksi, hal ini akan menuntut metode peninjaun


kembali atas wilayang yang terlihat

9. Penurunan biaya, hal ini merupakan akibat dari setiap keadaan diatas

10. Perencanaan fasilitas baru, persoalan ini merupakan persoalan tata letak
terbesar, kerena harus merubah semuanya

2.2.5. Kriteria Penyusunan Layout

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000 : 128) untuk memperoleh


layout yang efisien ada kriteria pengukurannya. Kriteria ini merupakan tujuan
yang harus dicapai di dalam menyusun layout. Kriteria tersebut adalah :

1. Jasa angkut yang minimum

Jarak angkut bahan dasar, bahan setengah jadi dan barang jadi yang
harus dipindah dari tempat penerimaan melewati tempat-tempat produksi
serta tempat penyimpanan dan akhirnya ketempat pengangkutan, harus
diusahakan sependek-pendeknyasehingga biayanya pun menjadi
semakin kecil.

2. Aliran material yang baik


Aliran material tersebut diusahakan agar tidak mengganggu proses
produksi yang sedang berjalan dan tidak dapat berjalan dengan cepat.

3. Penggunaan ruang yang efektif

Pemboroan ruangan berarti pemborosan uang pula sehingga harus


diusahakan ruangan-ruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
sempit.

4. Luwes

Apabila perusahaan memprooduksi berbagai macam produk dan


diperlukan kombinasi produk yang berubah-ubah atau terdapat
perubahan permintaan secara terus menerus maka diperlukan adanya
layout yang luwes yang dapat menumpang perubahan kombinasi produk
tersebut.

5. Keselamatan barang diangkut

6. Kemungkinan-kemungkinan perluasan dimasa depan

7. Biaya efektivitas yang maksimum.

Factor-faktor diatas perlu diusahakan dengan biaya yang rendah.

2.2.6. Faktor-Faktor Penentu Layout

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000 : 129) jenis layout yang


dipilih biasanya tergantung pada :

1. Jenis produk. Apakah produk tersebut barang atau jasa, design an


kualitasnya bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk
persediaan atau pesanan
2. Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis teknologi yang
dipakai, jenis bahan yang diangkut/dibawa, dan/ataualat penyedia
layanan.

3. Volume produksi. Volume mempengaruhi design fasilitas sekarang dan


pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan ekspansi dan
perubahan.

2.2.7. Macam-Macam Layout

Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000 : 129) dalam hal ini terdapat tiga
macam layout yaitu :

1. Layout proses atau fungsional (process/functional layout)

2. Layout produk atau garis (product/line layout)

3. Layout kelompok (Group layout)

2.3. Material Handling

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000 : 145) material handling


adalah suatu seni dan ilmu untuk memindahkan, membungkus, dan menyimpan
bahan-bahan dalam segala bentuk. Tujuan dari pemindahan bahan ini adalah
mencapai pemindahan bahan-bahan yang tertib teratur dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa tujuan tersebut dapat dicapai dengan biaya yang rendah. Penurunan
biaya material handling dapat diusahakan dnegan cara :

1. Pengurangan jumlah dan jarak pengangkutan

Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan perubahan terhadap


layout.
2. Pengurangan waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan

Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan sama


sekali waktu-waktu menunggu (waiting time). Dihematnya waktu ini
akan terdapat penghematan berbagai macam biaya dan disampping itu
jadwal waktupun dapat dipercepat. Penghematan waktu berarti
pemanfaatan alat-alat material handling secara lebih efektif.

3. Pemilihan alat pengangkutan bahan yang tepat

Alat-alat pengangkutan bahan harus dipilih agar biaya operasional


dan biaya modalnya minimum, terdapat keluwesan yang tinggi di dalam
pengangkutan bahan-bahan, memilikin tingkat keselamatan yang tinggi
dan sebagainya.

Alat-alat material handling ada beberapa macam diantaranya :

a. Bagi pabrik yang masih memiliki ruangan-ruangan yang cukup lebar


maka dipergunakan :

1. Prahoto

2. Traktor

3. Lori-lori kecil

4. Truk pengangkut (forklift) dan sebagainya

b. Bagi pabrik yang memiliki ruangan-ruangan yang terbatas dapat


menggunakan :

1. Ban berjalan (conveyor)

2. Elevator (lift)

3. Derek (cranes) dan lain-lain


2.4. Metode Shared Storage

Menurut Francis, et all (Hafidhuddin, 2016) dalam suatu usaha untuk


mengurangi persyaratan ruang simpan pada dedicated storage, beberapa manajer
gudang menggunakann suatu variasi dari dedicated storage dimana penempatan
produk akhir diatur secara lebih hati-hati. Secara khusus dari waktu ke waktu, hasil-
hasil yang berbeda menggunakan slot ruang simpan yang sama, sekalipun produk
akhir itu hanya menduduki slot itu sekali saja.

Untuk mendukung pertimbangan atas shared storage, jika kedatangan dari 100
palet dengan jumlah besar “perpindahan yang cepat” dari produk untuk disimpan di
slot penyimpanan. Palet dengan jumlah besar tersebut akan digunakan kembali dan
akan dikirimkan sebanyak 5 palet per hari dalam rentangn waktu 20 hari, dengan
randomized storage, 100 slot ruang simpan yang kosong terpilih “secara acak” untuk
produk; tidak ada kepastian bahwa hasil itu adalah suatu perpindahan yang cepat.

Dengan dedicated storage, sebaliknya, sedikitnya 100 slot yang kosong harus
tersedia di antara lokasi-lokasi utama yang terpilih agar terjadi perpindahan yang
cepat. Jika randomized storage yang digunakan, setiap kali suatu beban palet
dipindahkan dari ruang simpan, slot tersedia untuk digunakan oleh produk yang
memerlukan ruang simpan berikutnya. Namun dengan dedicated storage, masing-
masing kepindahan dari suatu palet dari ruang simpan membuat satu slot yang kosong
yang tidak akan mungkin diisi paling awal sampai kedatangan dari pengiriman yang
berikutnya dari produk yang sama.

Shared storage bisa dianggap perpindahan barang yang cepat terhadap suatu
produk, jik masing-masing palet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu
ke waktu. Tergantumh dari jumlah produk di dalam gudang pada waktu pengiriman
tiba, akan mungkin bahwa 5 palet yang terisi akann berada di ruang simpan hanya 1
hari. Sedangkan 5 palet yang lain di dalam pengiriman yang sama akan berada di
gudang untuk 20 hari. Dari perspektif terhadap posisi ruang simpan di dalam gudang,
5 palet akan bersifat sangat cepat berpindah; palet sisa dipandang menjadi lebih
lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat mengambil
keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang tidak bias dipisahkan yaitu lamanya
waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang. Variable shared
storage yang harus diketahui adalah :

1. Lama waktu work in process

2. Waktu pengiriman masing-masing produk

3. Jumlah produk tiap pemesanan

4. Frekuensi pemesanan tiap periode waktu

5. Jarak tiap-tiap area penyimpanan terhadap pintu keluar-masuk

6. Kebutuhan ruang

Berdasarkan langkah-langkah pengaturan produk dan variable dari metode


shared storage, maka dalam proses penyusunan tata letak gudang berdasarkan shared
storage ada beberapa tahapan yaitu :

1. Perhitungan kapasitas penyimpanan area digudang (Lama waktu work in


process, waktu pengiriman, dan jumlah produk)

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan customer

3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item

4. Penentuan urutan moving untuk masing-maisng area (pengurutan area


berdasarkan jarak ke pintu keluar masuk I/O)

5. Penentuan tata letak


Kebutuhan ruang simpan untuk shared storage mencakup dari yang diperlukan
untuk randomized storage dan yang diperlukan untuk dedicated storage, tergantung
banyaknya informasi yang tersedia mengenai tingkat persediaan dari waktu-ke waktu
untuk masing-masing produk. Sebagai catatan di atas pembedaan antara randomized
storage dengan shared storage adalah perencana melibatkan spesifikasi total
mengenai lokasi-lokasi ruang simpan untuk produk, sedangkan dengan yang
belakangan, lokasi-lokasi tergantung semata-mata pada tumbuh dari slot-slot yang
kosong di dalam gudang. Shared storage dan dedicated storage berbeda karena
pembedaan yang dibuat oleh perancang mengenai waktu dari masing-maisng jumlah
suatu produk memenuhi tempat di dalam ruang simpan; dedicated storage digunakan
untuk pengisian kembali total kelompok suatu produk terhadap sejumlah ruang
simpan yang didasarkan pada rata-rata waktu lamanya di dalam ruang simpan untuk
melakukan pengisian kembali.

Suatu situasi yang mendasar tentu saja meyarankan pemakaian shared storage
adalah untuk lini produksi yang digunakan untuk menghasilkan beberapa jenis
produk, karena produk yang dihasilkan secara berurutan dibanding secara serentak,
pengisian kembali inventori dibagi-bagiakn dari waktu-ke waktu.

Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan


menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian
diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk
I/O sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang
paling dekat dan begitu seterusnya.

2.4.1. Pemindahan Bahan

Menurut Francis, et all (Hafidhuddin, 2016) material dapat dipindahkan


secara manual maupun dengan menggunakan metode otomatis, material dapat
dipindahkan satu kali ataupun beribu kali, material dapat dialokasikan pada
lokasi yang tetap maupun secara acak, atau material dapat ditempatkan pada
lantai maupun diatas. Apabila terdapat dua buah stasiun kerja/ perushaan i dan j
yang koordinatnya ditunjukan sebagai (x,y) dan (a,b), maka untuk menghitung
jarak antar dua titik tengah dij dapat dilakukan beberapa metode, yaitu :

1. Rectilinear Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus


(orthogonal) satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material
yang berpindah sepanjang gang (aisle) rectilinear.

dij = |X – a| + |Y – b|.............................................................................(II.1)

2. Euclidean Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak
Euclidean dapat diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua
buah stasiun kerja.

dij = √[(X – a)2 + (Y – b)2]...................................................................(II.2)

3. Squared euclidean distance

Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang meliintas antara dua buah
titik. Sebagai contoh, sebuah sistem kendaraan terkendali (guided vehicle
system), kendaraan dalam perjalanannya harus mengikuti arah-arah yang
sudah ditentukan pada jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu jarak
lintasan aliran bias lebih panjang dibandingkan dengan rectilinear atau
Euclidean.
dij = (X – a)2 + (Y – b)2......................................................................... (II.3)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

a = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

b = nilai jarak terhadap sumbu Y


BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Model Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini diperlukannya model pemecahan masalah
atau metode yang digunakan untuk menyelesaikannya. Dalam kasus ini model atau
metode yang digunakan ialah metode Shared Storage untuk menentukan tata ruang
gudang yang baik dengan melihat dari ketersediaan ruang yang kosong agar dapat
lebih dimanfaatkan. Dengan data-data yang didapatkan dari gudang PT. Agility
International Halim Perdanakusuma ini yang selanjutnya akan dilakukan
perhitungannya. Disana akan terlihat apakah rancangan layout gudang baru telah
lebih baik dari layout gudang lama. Alat (tools) yang digunakan penulis sebagai
usulan untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Rectilinear Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus


(orthogonal) satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang
berpindah sepanjang gang (aisle) rectilinear.

dij = |X – a| + |Y – b|....................................................................................(III.1)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

a = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

b = nilai jarak terhadap sumbu Y


Tujuan dari Rectilinear Distance untuk mengukur jarak dari suatu
perusahaan ke perusahaan kerja lainnya.

Gambar 3.1 Rectilinear Distance


Sumber : Hafidhuddin, 2016

2. Euclidean Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak
Euclidean dapat diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua
buah stasiun kerja.

dij = √[(X – a)2 + (Y – b)2]..........................................................................(III.2)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

a = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

b = nilai jarak terhadap sumbu Y


Tujuan dari Euclidean Distance adalah untuk mengukur jarak dari dua buah
atau lebih perusahaan yang berguna untuk menghitung jarak singkat antara dua
buah titik.

Gambar 3.2 Euclidean Distance


Sumber : Hafidhuddin, 2016

3. Squared euclidean distance

Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang meliintas antara dua buah
titik. Sebagai contoh, sebuah sistem kendaraan terkendali (guided vehicle
system), kendaraan dalam perjalanannya harus mengikuti arah-arah yang sudah
ditentukan pada jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu jarak lintasan
aliran bias lebih panjang dibandingkan dengan rectilinear atau Euclidean.

dij = (X – a)2 + (Y – b)2................................................................................(III.3)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

a = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y
b = nilai jarak terhadap sumbu Y

Tujuan dari Squared Euclidean Distanceuntuk mengatur jarang dari satu


perusahaan kerja ke perusahaan kerja yang lain dengan melihat jalur yang
sudah ditentukan oleh jalur gudang.

b. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Didalam melakukan langkah-langkah perumusan masalah, Penulis dapat


menggambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.3 Flowchart Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Berdasarkan flowchart langkah-langkah pemecahan masalah di atas, dapat


dijelaskan mengenai langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan

Pada langkah pertama, penulis melakukan sebuah penelitian pada objek dan
melihat kejadian yang terjadi saat penelitian untuk dijadikan sebuah latar
belakang, dan selanjutnya objek tersebut merupakan objek yang menarik
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Studi pendahuluan dalam
penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan, pengukuran, melihat
data yang diperlukan dan wawancara dengan pihak perusahaan.

Hal yang harus diketahui dalam melakukan studi pendahuluan adalah


penulis harus lebih dahulu mengetahui gambaran umum perusahaan tempat
penelitian dilakukan, sistem kerja perusahan tersebut, dan segala hal yang
berkaitan dengan perusahaan.

2. Studi Pustaka

Studi Lapangan adalah kegiatan dimana penulis bekerja langsung untuk


melakukan penelitian, mengetahui permasalahan yang ada di perusahaan
tersebut, dan mencari data-data yang terkait dengan objek penelitian. Studi
Pustaka Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data-data mendasar yang
mendukung dalam proses penyelesaian penilitian, studi pustaka ini dilakukan
sebagai referensi dalam mencari teori-teori yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti oleh penulis.

Studi pustaka yang dilakukan mengenai teknik tata letak gudang untuk
mengurangi jarak tempuh material dan mempermudah proses bongkar muat
pada gudang dan kerapian gudang.

3. Perumusan Masalah

Pada tahap perumusan masalah ini penulis mengidentifikasi masalah yang


terjadi pada perusahaan. Adapun rumusan masalah didalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Bagaimana cara melakukan optimalisasi kerja di layout gudang di PT.
Agility International Halim Perdanakusuma dengan menggunakan metode
Shared Storage?

4. Bagaimana layout gudang di PT. Agility International Halim


Perdanakusuma setelah dilakukan proses perancangan dengan
menggunakan metode Shared Storage?

4. Tujuan Penelitian

Setelah penelitian selesai merumuskan masalah, maka langkah selanjutnya


adalah menentukan sebuah tujuan penelitian. Salah satu tujuan Penulis dalam
melakukan sebuah penelitian ini adalah untuk mengetahui layout gudang
setelah di lakukan perancangan agar dapat melakukan optimalisasi kerja di
gudang.

5. Penentuan Metode

Penulis akan menjelaskan metode yang akan digunakan untuk


menyelesaikan permasalahan yang ada berdasarkan sumber atau pustaka.
Adapun metode yang tepat yang diambil oleh penulis adalah metode shared
storage. Metode ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Permasalahan ini antara lain adalah tata letak gudang yang kurang mendukung
untuk kegiatan pergudangan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Metode ini
menggambarkan bagaimana seharusnya tata letak gudang yang benar agar dapat
mendukung terlaksananya proses gudang yang berjalan dengan lancar.

6. Pengumpulan Data

Tahap selanjutnya ialah pengumpulan data. Setelah penulis mengetahui apa


yang akan di bahas dalam laporan penelitian, penullis akan mengumpulkan
data-data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Data
yang akan dikumpulkan diantaranya :

a. Gambar layout gudang


b. Barang-barang yang terdapat di gudang
c. Ukuran gudang
d. Material handling yang terdapat di gudang
e. Safty di gudang
f. Tata letak barang-barang di gudang

7. Pengolahan Data

Pada bagian ini penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan


metode shared storage sehingga dapat menganalisa dan memperoleh hasil yang
mampu memecahkan permasalahan di dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan penyelesaian masalah dengan metode yang tepat
yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah rata-rata barang material keluar gudang per bulan dalam
waktu 1 tahun

Penulis menggunakan metode ini untuk memecahkan masalah dengan


alasan bahwa untuk mengetahui rata-rata barang keluar per hari, hal ini
digunakan untuk mengukur rata-rata jumlah barang yang keluar agar dapat
diketahui barang yang sering keluar.

Pengeluaran barang per bulan =

Σ Pengeluaranbarang bulan ke 1,2, … ,12


........................................(III.4)
12

2. Menentukan jumlah rata-rata barang masuk ke gudang per bulan

Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui jumlah barang yang


masuk ke gudang setiap harinya dan mengetahui rata-rata barang yang
sering masuk ke gudang.
Σ Pemasukanbarang bulan ke 1,2, … ,12
Pemasukan barang per bulan=
12
.................................................................................................................(III.5)

3. Kebutuhan ruang

Kebutuhan dalam penempatan barang dalam ruang bertujuan untuk


menentuka seberapa besar atau banyak area untuk material agar bias
ditampung oleh gudang.

Rata−rata pennyimpanan
Kebutuhan ruang = ................................(III.6)
Barang yang ditampung

4. Penentuan Allowance ruang

Allowance dimanfaatkan sebagai gang atau jalur pergerakan barang, adapun


alat yang digunakan adalah forklift. Jadi allowance yang dibutuhkan
berdasarkan kebutuhan untuk jalur sesuai dengan ukuran dimensi forklift.
Dengan mengetahui allowance ini kita dapat mengukur lebar gang/jalur
yang akan dilalui oleh forklift.

Diagonal = √(Panjang)2 +(Lebar )2 .................................................(III.7)

5. Perhitungan troughput
Troughput (T) adalah penguluran aktivitas atau penyimpanan yang sifatnya
dinamis, aktivitas ini menunjukan banyaknya pergerakan barang atau
material baik itu keluar maupun ke dalam.

Rata−ratabarang masuk Rata−ratabarang keluar


T= + .(III.8)
jumlah kemasan dalam 1 palet jumlah kemasan dalam 1 palet

6. Penempatan Produk (assignment)

Penempatan produk dilakukan agar kita dapat mengetahui prioritas


penempatan barang sesuai dengan area, dilihat dari banyaknya aktivitas yang
ada dan dibandingkan dengan kebutuhan ruang.

T
Assignment = .................................................................................(III.9)
S

Keterangan :

T= Troughput

S= Space Requirment

7. Jarak dari Area gudang ke pintu

Jarak tempuh antara material adalah mulai dari pintu (I/O) menuju ke area
penyimpanan. Perhitungan jarak dilakukan menggunakan metode yaitu :

Rectilinear Distance
Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus
(orthogonal) satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang
berpindah sepanjang gang (aisle) rectilinear.

dij = |X – a| + |Y – b|.............................................................................(III.10)

8. Analisis dan Pembahasan

Langkah ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan analisis dari hasil


penelitian,pengolahan data, sehingga dapat diketahui hasil penyelesiaannya.
Sehingga Penulis dapat memberikan rerensi ke perusahaan dalam melakukan
perbaikan sistem pengendalian persediaanya.

9. Kesimpulan dan Saran

Pada kesimpulan dan saran Penulis dapat menarik kesimpulan yang


merupakan hasil jawaban dari perumusan dan tujuan masalah. Dalam hal ini
Penulis juga dapat memberikan saran yang ditujukan kepada perusahaan
tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai referensi bagi
perusahan agar melakukan perbaikan sistem pengendalian persediaan yang
sudah ada pada perusahaan.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1. Pengumpulan Data
Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma terdapat tujuah
jenis barang. Barang-barang itu setiap harinya akan melaui proses inbound gudang.
Adapun barang masuk pada Bulan Juni 2016-Mei 2017 dapat diliat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Jumlah Barang Masuk bulan Juni 2016 – Mei 2017
Jumlah Barang
No Nama Barang
(carton)
1 Sogen 17.194
2 Sysmex 84.404
3 Merck 215.495
4 Brother 758.173
5 Dorma 1.894
6 Pretzelindo 24.660
7 F21 9.802
Sumber: Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma

Selain ada barang masuk, disini juga terdapat tujuah jenis barang keluar
yang melalui proses outbound. Adapun jumlah barang keluar pada Bulan Juni 2016-
Mei 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Barang Keluar bulan Juni 2016 – Mei 2017

Jumlah Barang
No Nama Barang
(carton)
1 Sogen 15.476
2 Sysmex 81.882
3 Merck 143.592
4 Brother 89.580
5 Dorma 1.520
6 Pretzelindo 22.260
7 F21 9.802
Sumber: Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma

4.1.1. Dimensi Material Handling


Material handling yang digunakan oleh PT. Agility International
Halim Perdanakusuma adalah sebagai berikut :
1. Men Power
Men Power atau tenaga manusia yang digunakan untuk
mengangkut barang di gudang ini terbilang masih kurang tetapi
dapat diatasi dengan rolling bagian divisi yang sedang tidak terlalu
sibuk ke bagian yang sibuk pada saat itu. Divisi dan jumlah
karyawan dapat dilihat pada Table 4.3.

Tabel 4.3 Jumlah Karyawan di Gudang

No Divisi Jumlah
1 Warehouse Manager 1
2 Supervisor 2
3 Admin 5
4 Inbound 3
5 Picking 2
6 Outbound 2

Tabel 4.3 Jumlah Karyawan di Gudang (Lanjutan)

No Divisi Jumlah
7 Sysmex 3
8 F21 7
9 MHE 3
Sumber: Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma

2. Hand Pallet
Hand pallet yang ada di gudang PT. Agility International
Halim ini memiliki kapasitas atau daya tamping 2000 kg atau 2 ton.
Sebanyak 9 buah hand pallet yang ada di gudang ini akan
membantu meringankan pekerjaan karyawan gudang pada saat akan
mengangkut barang-barang yang berat beserta dengan paletnya.

Gambar 4.1 Hand Pallet


Sumber : PT. Agility International Halim, 2017
3. Trolley
Trolley yang ada di PT. Agility International Halim ini ada
sebanyak 5 buah. Trolley ini juga berfungsi mengangkut barang
tetapi dengan kapasitas sedikit dan hanya bisa membawa barangnya
saja tidak dengan palletnya.

Gambar 4.2 Trolley


Sumber : PT. Agility International Halim, 2017
4. Forklift
PT. Agility International Halim mempunyai satu forklift untuk
membantu pekerjaan para karyawan, terutama barang-barang yang
sifatnya berat dan jangkauan yang jauh sehingga akan memakan
waktu jika menggunakan hand pallet.
Gambar 4.3 Forklift
Sumber : PT. Agility International Halim, 2017
5. VNA
Vna yang ada di gudang PT. Agility International Halim
hanya satu karena akan susah jika memiliki banyak alat di area
yang sempit dan tempat banyak orang yang beraktifitas yang akan
beresiko pada kecelakaan kerja.

Gambar 4.4 VNA


Sumber : PT. Agility International Halim, 2017

4.1.2. Dimensi Produk


Barang-barang yang ada di dalam gudang ini diletakkan ke atas palet
dan disusun sesuai dengan ukuran dari masing-masing barang karena di
dalam gudang ini terdapat ukuran dan jenis barang yang berbeda-beda.
Ukuran palet yang ada di gudang memiliki panjang 1,5 m dan lebar 1 m.
rincian dari dimensi barang/produk adalah sebagai berikut :
1. Untuk produk Sogen : produk ini mempunyai 5 rak.1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet dapat menampung 96 karton.
2. Untuk produk Sysmex : produk ini mempunyai 8 rak. 1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet dapat menampung 27 karton.
3. Produk Merck : produk ini mempunyai 5 rak. 1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet dapat menampung 30 karton.
4. Untuk produk brother : produk ini mempunyai 11 rak. 1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet bisa menampung 28 kartoon
5. Untuk produk dorma : produk ini mempunyai 1 rak. 1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet berisi 12 karton.
6. Pretzelindo : produk ini mempunyai 1 rak. 1 rak menampung 90
palet. 1 palet dapat menampung 60 karton.
7. F21 : untuk produk ini mempunyai 2 rak. 1 rak dapat
menampung 90 palet. 1 palet dapat menampung 20 karton.

4.1.3. Layout Gudang Sebelum di Usulkan


Layout gudang sebelum diusulkan dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Layout gudang awal


Sumber : PT. Agility International,2017

Keterangan :
A = Untuk Produk Sogen
B = Untuk Produk Sysmex
C = Untuk Produk Merck
D = Untuk Produk Brother
E = Untuk Produk Dorma
F = Untuk produk Pretzelindo
G = Untuk Produk F21

4.2. Pengolahan Data


4.2.1. Melakukan Optimalisasi Aktivitas di Gudang
4.2.1.1. Jarak Area Penyimpanan ke Pintu Sebelum Merubah Layout
Pergerakan barang yang dilakukan di dalam gudang dihitung dari
area penyimpanan ke pintu. Pintu disini sebagai tempat
masuknyanya barang dimana tempat memasukkan barang ke dalam
gudang yang selanjutnya akan disimpan. Perhitungan jarak dilakukan
dengan rumus rectilinear distance. Jarak diukur dari satu area
penyimpanan material ke pintu masuk .
Rumus yang digunakan :

dij = |X – a| + |Y – b|....................................................................(IV.1)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

A = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

B = nilai jarak terhadap sumbu Y


Perhitungan area penyimpanan ke pintu dari seluruh barang adalah sebagai
berikut :

1. Sogen

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 12,5|

dij = 22,5 m

2. Sysmex

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 3,4|

dij = 13,4 m

3. Merck

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 1,5|

dij = 11,5

4. Brother

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 45| + |Y – 1|

dij = 46 m
5. Dorma

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 1,5|

dij = 11,5 m

6. Pretzelindo

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 45| + |Y – 18,5|

dij = 63,9 m

7. F21

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 45| + |Y – 3,8|

dij = 48,8 m

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Jarak Barang ke Pintu

No Nama Barang Jarak Barang (m)


1 Sogen 22,5
2 Sysmex 13,4
3 Merck 11,5
4 Brother 46
5 Dorma 11,5
6 Pretzelindo 63,9
7 F21 48,8

4.2.1.2. Menentukan Jumlah Rata-Rata Pemasukan Barang


Untuk memperoleh jumlah pemasukan rata-rata material perbulan
adalah dengan rumus :

Σ Pengeluaran barang bulan1,2, … , 12


Pemasukan barang per bulan =
12
.................................................................................................................(IV.2)

Perhitungan setiap barangnya adalah sebagai berikut :


1. Sogen
17194
Pemasukan barang perbulan = =1432,82 dibulatkan menjadi
12
1433 karton.

2. Sysmex
84404
Pemasukan barang perbulan = =7033,67 dibulatkan menjadi
12
7034 karton.

3. Merck
215495
Pemasukan barang perbulan = =17957,92 dibulatkan
12
menjadi 17958 karton.

4. Brother
758137
Pemasukan barang perbulan = =63181,08 dibulatkan
12
menjadi 63181 karton.

5. Dorma
1894
Pemasukan barang perbulan = =157,83 dibulatkan menjadi 158
12
karton.

6. Pretzelindo
24660
Pemasukan barang perbulan = =2055,00 dibulatkan menjadi
12
2055 karton.

7. F21
9802
Pemasukan barang perbulan = =816,83 dibulatkan menjadi 817
12
karton.

Rincian hasil perhitungan barang yang masuk ke gudang setiap bulan


dapat diliat pada Tabel 4.5.

4.2.1.3. Menentukan Jumlah Rata-Rata Pengeluaran Barang


Untuk memperoleh jumlah pemasukan rata-rata material
perbulan adalah dengan rumus :

Σ Pengeluaran barang bulan1,2, … , 12


Pengeluaran barang per bulan =
12
.................................................................................................................(IV.3)

Perhitungan setiap barangnya adalah sebagai berikut :

1. Sogen
15476
Pengeluaran barang per bulan = =1289,67 dibulatkan menjadi
12
1290 karton.
2. Sysmex
81882
Pengeluaran barang per bulan = =6823,50 dibulatkan menjadi
12
6824 karton.

3. Merck
143592
Pengeluaran barang per bulan = =11966,00 dibulatkan
12
menjadi 11966 karton.

4. Brother
89580
Pengeluaran barang per bulan = =7465,00 dibulatkan menjadi
12
7456 karton.
5. Dorma
1520
Pengeluaran barang per bulan = =126,67 dibulatkan menjadi
12
127 karton.

6. Pretzelindo
22260
Pengeluaran barang per bulan = =1855,00 dibulatkan menjadi
12
1855 karton.
7. F21
9802
Pengeluaran barang per bulan = =816,83 dibulatkan menjadi
12
817 karton.

Rincian hasil perhitungan barang yang masuk ke gudang setiap bulan


dapat diliat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Data Pemasukan Barang ke Gudang bulan Juni 2016- Mei 2017

Rata-
N Nama Jumlah barang masuk ke gudang bulan Juni 2016 - Mei 2017 Jumlah
Rata
o Barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sogen 1213 1376 1248 1425 1500 1515 1620 1396 1439 1374 1415 1673 17.194 1.433
2 Sysmex 7149 7314 6987 7093 7431 6513 6579 7019 6871 6714 7191 7543 84.404 7.034
215.49
3 Merck 17175 16968 18935 18592 17229 17632 18025 18185 17653 17890 18345 18866
5 17.958
758.17
4 Brother 62675 62649 63954 63856 62460 63578 62895 62864 62853 63439 63997
62953 3 63.181
5 Dorma 134 175 123 196 154 197 187 143 123 153 145 164 1.894 158
Pretzelind
6 1980 2100 1920 1980 2040 2160 2040 2100 1980 2160 2040 2160
o 24.660 2.055
7 F21 748 647 1120 893 637 666 654 754 843 1115 945 780 9.802 817
Sumber: Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma

Selain data pemasukan barang di atas, dapat dilihat pula data pengeluaran barang di gudang pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Data Pengeluaran Barang ke Gudang bulan Juni 2016- Mei 2017

Rata-
N Nama Jumlah barang keluar dari gudang bulan Juni 2016 - Mei 2017 Jumlah
Rata
o Barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sogen 1195 1170 1090 1250 1370 1478 1525 1208 1196 1274 1216 1504 15.476 1.290
2 Sysmex 6980 7014 6879 6872 6978 6329 6278 6894 6758 6646 7016 7238 81.882 6.824
143.59
3 Merck 12780 11786 12760 12480 11204 11962 10988 11896 10986 12768 11896 12086
2 11.966
4 Brother 7428 7368 7368 7490 7458 7492 7486 7450 7470 7486 7512 7572 89.580 7.465
5 Dorma 112 158 98 156 128 172 128 92 108 124 116 128 1.520 127
Pretzelind
6 1860 1860 1800 1740 1860 1920 1800 1860 1740 1980 1860 1980
o 22.260 1.855
7 F21 748 647 1120 893 637 666 654 754 843 1115 945 780 9.802 817
Sumber: Gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma
4.2.1.4. Kebutuhan Ruang

Untuk kebutuhan ruang, perlu diketahui 1 area atau ruang


atau 1 rak bisa menampung hingga 90 palet dan isi dari 1 palet itu
beragam tergantung jenis dan ukuran barang. Satu palet bisa
menampung 96 karton untuk produk Sogen, 27 karton untuk
produk Sysmex, 30 karton untuk produk Merck, 28 karton untuk
produk Brother, 12 karton untuk produk Dorma, 60 karton untuk
Pretzalindo, dan 20 karton untuk produk F21. Jadi daya tampung
untuk setiap barang itu berbeda-beda. Setelah mengetahui hal
tersebut, maka kita dapat menghitung untuk mencari nilai dari
kebutuhan ruang.

Rata−rata pennyimpanan
Kebutuhan Ruang =
Barang yang ditampung
............................................................................................................
(IV.4)

Adapun perhitungan kebutuhan ruang untuk setiap produk adalah


sebagai berikut :
1. Sogen
1433
Kebutuhan ruang = =14,93 dibulatkan menjadi 15
96
palet. Sehingga hanya membutuhkan 1 ruang.

2. Sysmex
7034
Kebutuhan ruang = =260,52 dibulatkan menjadi 261
27
palet. Sehingga membutuhkan 3 ruang.

3. Merck
17958
Kebutuhan ruang = =598,60 dibulatkan menjadi 599
30
palet. Sehingga membutuhkan 7 ruang.

4. Brother
63181
Kebutuhan ruang = =2256,46 dibulatkan menjadi
28
2257 palet. Sehingga membutuhkan 25 ruang.
5. Dorma
158
Kebutuhan ruang = =13,17 dibulatkan menjadi 13 palet.
12
Sehingga membutuhkan 1 ruang.

6. Pretzelindo
2055
Kebutuhan ruang = =34,25 dibulatkan menjadi 34
60
palet. Sehingga membutuhkan 1 ruang.

7. F21
817
Kebutuhan ruang = =40,85 dibulatkan menjadi 41 palet.
20
Sehingga membutuhkan 1 ruang.

Rincian hasil perhitungan kebutuhan ruang untuk setiap produk


dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data Perhitungan Kebutuhan Ruang

No Nama Rata-rata kebutuhan kebutuhan


1 Barang
Sogen Penyimpanan
1.433 Palet
15 Ruang
1
2 Sysmex 7.034 261 3
3 Merck 17.958 599 7
4 Brother 63.181 2.256 25
5 Dorma 158 13 1
6 Pretzelindo 2.055 34 1
7 F21 817 41 1

4.2.2. Keadaan Layout Gudang


4.2.2.1. Penentuan Allowance Ruang
Allowance dimanfaatkan sebagai gang atau jalur untuk
pergerakan material handling. Adapun material handling yang
digunakan ialah forklift dan VNA. Jadi allowance yang dibutuhkan
berdasarkan kebutuhan untuk jalur sesuai ukuran dimensi forklift
dan VNA. Penentuan luas gang yang diperlukan adalah
berdasarkan dimensi terpanjang yaitu diagonal yang ada pada
forklift dan vna saat membawa material.

Diagonal = √ p 2+l2
............................................................................................................
(IV.5)

= √ 1,52+12
= 1,8 m

Dengan mengetahui allowance yang dipergunakan maka


dapat ditentukan lebar gang adalah 1,8 m.

4.2.2.2. Perhitungan Troughput


Troughput (T) adalah pengukuran aktivitas atau
penyimpanan yang sifatnya dinamis, aktivitas ini menunukan
banyaknya pergerakan barang atau material baik barang itu keluar
ataupun barang itu masuk.

T=

Rata−ratabarang masuk Rata−ratabarang keluar


+
jumlah kemasan dalam 1 palet jumlah kemasan dalam 1 palet
............................................................................................................
(IV.6)

Adapun perhitungan troughput untuk setiap produk adalah sebagai


berikut :
1. Sogen
1433 1290
T= + =28,36 dibulatkan menjadi 3
96 96

2. Sysmex
7034 6824
T= + =513,26 dibulatkan menjadi 5
27 27

3. Merck
17958 11966
T= + =997,47 dibulatkan menjadi 9
30 30
4. Brother
63181 7465
T= + =2523,07 dibulatkan menjadi 3
28 28

5. Dorma
158 127
T= + =23,75 dibulatkan menjadi 2
30 30

6. Pretzalindo
2055 1855
T= + =65,17 dibulatkan menjadi 7
60 60

7. F21
817 817
T= + =81,70 dibulatkan menjadi 8
20 20

Rincian hasil perhitungan troughput untuk setiap produk


dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Data Perhitungan Troughput

No Nama Rata-rata Rata-rata Troughput Pembulatan


1 Barang
Sogen Pemasukan
1.433 Pengeluaran
1.290 28,36 Troughput
3
2 Sysmex 7.034 6.824 513,26 5
3 Merck 17.958 11.966 99747 9
4 Brother 63.181 7.465 2523,07 3
5 Dorma 158 127 23,75 2
6 Pretzelindo 2.055 1.855 65,17 7
7 F21 817 817 81,70 8

4.2.2.3. Perhitungan Assignment (Penempatan Produk)


Penempatan Produk dilakukan agar kita dapat mengetahui
perioritas penempatan barang sesuai dengan area, dilihat dari
banyaknya aktivitas yang ada dan kebutuhan ruang. Untuk
menentukan assignment bisandilakukan dengan cara berikut ini :

T
Assignment =
S
............................................................................................................
(IV.7)

Keterangan :
T = Troughput
S = Kebutuhan Ruang
Adapun rincian perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Assignment

No Nama Nilai Kebutuhan Assignment


Barang Trougput Ruang 3
1 Sogen 3 1

2 Sysmex 5 3 2

3 Merck 9 7 1

4 Brother 3 25 1

5 Dorma 2 1 2

6 Pretzelindo 7 1 7

7 F21 8 1 8

Dari data di atas, maka kita dapat menentukan tata letak area gudang baru
berdasarkan dari hasil perhitungan. Dapat dilihat layout gudang baru pada
Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Layout Gudang Baru Berdasarkan Perhitungan

Keterangan :
A = Untuk Produk Sogen
B = Untuk Produk Sysmex
C = Untuk Produk Merck
D = Untuk Produk Brother
E = Untuk Produk Dorma
F = Untuk produk Pretzelindo
G = Untuk Produk F21

4.2.2.4. Jarak Area Penyimpanan ke Pintu Setelah Diusulkan


Pergerakan barang yang dilakukan di dalam gudang
dihitung dari area penyimpanan ke pintu. Pintu disini sebagai
tempat masuknyanya barang dimana tempat memasukkan barang
ke dalam gudang yang selanjutnya akan disimpan. Perhitungan
jarak dilakukan dengan rumus rectilinear distance. Jarak diukur
dari satu area penyimpanan material ke pintu masuk .
Rumus yang digunakan :

dij = |X – a| + |Y – b|
...............................................................................................................
(IV.8)

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

A = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

B = nilai jarak terhadap sumbu Y

Perhitungan area penyimpanan ke pintu dari seluruh barang adalah


sebagai berikut :

1. Sogen

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 2,7|

dij = 12,7 m

2. Sysmex

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 4,5|


dij = 14,5 m

3. Merck

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 45| + |Y – 10,2|

dij = 55,2 m

4. Brother

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 45| + |Y – 0|

dij = 45 m

5. Dorma

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 3,6|

dij = 13,6 m

6. Pretzelindo

dij = |X – a| + |Y – b|
dij = |X – 10| + |Y – 1,8|

dij = 11,8 m

7. F21

dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 0|

dij = 10 m

Tabel 4.10 Urutan Jarak Area Penyimpanan ke Pintu dari Terkecil Sampai
Terbesar

No Nama Barang Jarak Barang (m)


1 F21 10
2 Pretzelindo 11,8
3 Sogen 12,7
4 Dorma 13,6
5 Sysmex 14,5
6 Brother 45
7 Merck 55,2

4.2.2.5. Penyusunan Tata Letak Gudang Dengan


Menggunakan Metode Shared Storage
Untuk mengetahui tata letak gudang menggunakan metode
shared storage, kita perlu melakukan perbandingan
perhitungan antara jarak barang kepintu pada gudang awal
dengan jarak barang ke pintu pada gudang usulan,
perbandingan lebar gang pada gudang awal dengan lebar
gang pada gudang usulan, dan posisi penenpatannya
dengan jarak barang, dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perbandingan Antara Jarak Barang ke Pintu Pada
Gudang Awal dan Gudang Usulan

No Nama Jarak Barang ke Jarak Barang ke


Barang Pintu (Gudang Awal) Pintu (Gudang
Usulan)
1 Sogen 22,5 12,7
2 Sysmex 13,4 14,5
3 Merck 11,5 55,2
4 Brother 46 45
5 Dorma 11,5 13,6
6 Pretzelindo 63,9 11,8
7 F21 48,8 10

Jika dilihat dari Tabel 4.11 maka dapat diketahui perbedaan jarak
barang ke pintu antara gudang awal dengan gudang usulan. Misalnya saja
seperti produk F21,awalnya memiliki jarak 48,8 m dan setelah melakukan
perhitungan maka di dapatkan hasil 10 m. Hal tu di sebabkan karena produk
F21 ini bersifat fast moving yang seharusnya diletakkan di dekat pintu.
Sedangkan untuk produk Merck, yang awalnya memiliki jarak 11,5 m dan
setelah diusulkan memiliki jarak 13,6 m karena barang ini bersifat slow
moving yang seharusnya diletakkan di belakang agar tidak mengganggu
aktivitas kerja gudang di bagian lainnya.

Perbandingan Lebar gang gudang awal dengan gudang usulan


dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Perbandingan Antara Lebar Gang pada Gudang Awal dengan
Lebar Gang pada Gudang Usulan
Lebar Gang pada Gudang Lebar Gang pada Gudang
Awal (m) Usulan (m)
Perhitungan
1 1,8
Allowance Ruang

Jika dilihat dari Tabel 4.12 perbandingan lebar gang semakin


bertambah karena dari hasil perhitungan tersebut akan memudahkan semua
alat yang ada di gudang dapat berjalan dengan bebas tanpa harus melaluinya
secara bergantian.

Posisi penempatan barangnya juga sudang berubah, dapat


dibandingkan dengan melihat Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Pada produk
F21 jika dilihat pada Gambar 4.5 barang tersebut berada di belakang,
sedangkan pada Gambar 4.6 barang tersebut telah berada di dekat pintu.
Begitu juga untuk produk-produk yang lainnya.

Setelah melakukan semua perhitungan maka dapat dilihat semua


hasil dengan rincian pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Barang

jarak
Nama Pengeluaran Pemasukan Nilai kebutuhan Assignmen
No Barang
Barang perbulan perbulan Troughput Ruang t
(m)
1 Sogen 15476 17194 3 1 3 12,7
2 Sysmex 81882 84404 5 3 2 14,5
3 Merck 143592 215495 9 7 1 55,2
4 Brother 89580 758173 3 25 1 45
5 Dorma 1520 1894 2 1 2 13,6
6 Pretzelindo 22260 24660 7 1 7 11,8
7 F21 9802 9802 8 1 8 10

4.3. Analisis dan Pembahasan


Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data, maka langkah
selanjutnya melakukan analisis dan pembahasan. Analisis bertujuan untuk
melakukan hal apa saja yang seharusnya diperbaiki agar lebih baik dari
sebelumnya, melihat kondisi gudang PT. Agility International Halim
Perdanakusuma yang kurang baik karena banyaknya barang-barang yang
menumpuk di gang-gang perlintasan sehingga akan menyulitkan dalam
proses aktivitas di dalam gudang, akan tetapi setelah dilakukan perbaikan
tata letak gudang menggunakan metode shared storage maka gudang dapat
terlihat lebih luas dan mengurangi penumpukan barang di area yang menjadi
tempat aktivitas gudang.

4.3.1. Analisis Jumlah Permintaan Rata-Rata dari Barang Keluar


dan Masuk
Pada perhitungan untuk menentukan jumlah rata-rata dari barang
keluar dan rata-rata dari barang masuk, maka dapat mengetahui
jumlah rata-rata dari setiap barang masuk dan barang keluar dari
gudang, contohnya dengan produk Sogen memiliki rata-rata barang
masuk 17194 karton dan rata-rata barang keluar 15476 karton. Dari
hasil tersebut bisa dilihat perbedaan antara barang keluar dan
barang masuknya, dan dari hasil tersebut dapat dilanjutkan dengan
perhitungan kebutuhan ruang.

4.3.2. Analisis Kebutuhan Ruang


Pada perhitungan ini kita bisa mendapatkan hasil untuk mengetahui
kebutuhan area untuk bisa menampung seluruh barang di dalam
gudang. Contoh perhitungan dapat kita ambil satu jenis barang
yaitu Sogen.

Rata−rata pennyimpanan
Kebutuhan Ruang =
Barang yang ditampung
............................................................................................................
(IV.9)

Sogen
1433
Kebutuhan ruang = =14,93 dibulatkan menjadi 15 palet.
96
Sehingga hanya membutuhkan 1 ruang.

Jadi untuk menampung seluruh produk Sogen


membutuhkan 1 buah ruang atau 1 buah rak.
4.3.3. Analisis Allowance Ruang
Perhitungan dari Allowance ruang digunakan untuk mengetahui
jarak lebar gang, hal ini bertujuan untuk menyesuaikan tata letak
gudang dengan lebih lebar dari forklift. Pergerakan dan forklift
dapat mempengaruhi waktu kerja di dalam gudang karena tidak
semuanya dapat dikerjakan oleh tenaga manusia. Ukuran forklift di
gudang ini yaitu memiliki panjang 1,5 m dan 1 m dengan hasil
allowance ruangnya 1,8 m. ukuran ini telah lebih besar dari ukuran
gudang awal yaitu hanya sebesar 1m saja. Itu sedikit menyulitkan
untuk forklift dapat bergerak dengan cepat pada gang-gang antar
raknya.

4.3.4. Analisis Perhitungan Troughput


Pengukuran aktivitas yang ada di dalam gudang dari barang keluar
maupun barang masuk ke dalam gudang. Aktivitas ini menujukan
banyaknya pergerakan produk, baik produk itu keluar maupun
masuk ke dalam gudang.
Perhitungan dapat dilihat dengan rumus :

T=

Rata−ra tabarang masuk Rata−ratabarang keluar


+
jumlah kemasan dalam 1 palet jumlah kemasan dalam 1 palet
............................................................................................................
(IV.10)

Dari rumus tersebut dapat dihitung seberapa besar aktivitas produk


di dalam gudang, sebagai contoh perhitungan seperti produk Sogen.

Sogen

1433 1290
T= + =28,36 dibulatkan menjadi 3
96 96

4.3.5. Analisis Penempatan Produk (Assignment)


Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui prioritas penempatan
barang, sesuai dengan area, dilihat dari banyaknya aktivitas yang
ada dan dibandingkan dengan kebutuhan ruang. Dan dari
permasalahan ini maka analisis yang di dapat adalah barang yang
sifatnya slow movng berada di depan, sedangkan barang yang
sifatnya fast moving di letakkan di depan. Selain itu, barang dengan
nilai assignment kecil maka penempatan di gudangnya ialah di
depan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas gudang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari permasalahan yang telah diteliti dan dihitung
mengenai layout gudang yang belum optimal dan keadaan layout gudang
setelah dilakukan perancangan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Optimalisasi layout gudang dapat dilakukan menggunakan metode
shared storage karena metode ini akan memberikan ruang baru
terhadap barang-barang yang banyak menumpuk di dalam gudang.
Seperti barang Brother yang memiliki nilai kebutuhan ruang paling
banyak diantara lain, maka dia dapat di tempatkan jauh dari pintu
keluar masuk karena akan meminimalisir keadaan gudang dimana
barang tersebut yang menumpuk di area outbound yang akan
menimbulkan masalah baru untuk proses gudang itu sendiri. Contoh
lainnya ialah barang F21 yang tidak banyak membutuhkan ruang dan
tidak mengalami penumpukan barang, maka barang ini bisa diletakkan
di bagian depan karena tidak akan mengganggu aktivitas gudang
karena sifat barang ini fast moving yang tidak perlu memindah-
mindahkan barang yang ada karena tempat yang telah tersedia.
2. Layout gudang di PT. Agility International Halim Perdanakusuma
setelah dilakukan proses perancangan gudang menggunakan metode
shared storage akan lebih membantu dalam kegiatan gudang,
misalnya seperti jarak antar rak lebih besar yang bisa dilewati oleh
forklift. Meskipun sebelum di lakukan proses perancangan layout,
forklift juga sudah dapat melewatinya tetapi hanya bisa dilalui secara
bergantian, akibatnya pekerjaan akan menjadi lama dan tidak akan
mencapai target. Hal tersebut bisa berimbas pada penambahan waktu
kerja atau diadakannya overtime, maka ini akan menambah
pengeluaran yang seharusnya tidak perlu untuk dikeluarkan. Oleh
karena itu, layout gudang setelah di rancang ini telah memiliki jarak
yang cukup luas untuk tempat lalu lintas alat maupun tenaga kerjanya
dan juga bisa menghemat waktu.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari pengolahan,
perhitungan dan analisis data perusahaan, maka ada beberapa saran yang
ingin penulis sampaikan untuk pertimbangan bagi perusahaan antara lain :
1. Perusahaan dapat merubah desain tata letak gudang sesuai dengan
usulan tata letak gudang yang telah penulis buat, yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja pada gudang. Tata letak gudang
dihitung berdasarkan proses kerja di gudang, jadi penempatannya
sudah diatur dalam satu gudang PT. Agility International Halim
Perdanakusuma untuk mempermudah proses penyimpanan dan
pengambilan barang di gudang.
2. Perusahaan dapat merubah penyimpanan setiap barang di gudang
mendekati pintu keluar/masuk ataupun menjauhi pintu
keluar/masuk sesuai dengan yang telah dibuat oleh penulis yang
bertujuan mempercepat proses di dalam gudang dan dapat
mencapai target perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Bandung:
ITB.

Bowersox, Donald J. 2006. Manajemen Logistik. Jilid 1. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Francis, Richard L., Mc Ginnis Jr. Leon F and White, Jjhon A. 1992. Facility Layout and
Location: An AnalyticalApproach. Edisi Kedua. Prantice Hall, New Jersey.

Indrajit, Richardus E., dan Richardus Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply
Chain. Jakarta: Grasindo

Reksohadiprodjo, Sukanto., dan Indriyo Gitosudarmo. 2000. Manajemen Produksi.


Yogyakarta:BPFE

Jurnal

Hafidhuddin, Muhammad Irfan. 2016. ”Analisis perbaikan Tata Letak Gudang PT. PLN
(Persero) APJ Bandung dengan Menggunakan Metode Shared
Storage”.Bandung:Politeknik Pos Indonesia

Nugraha, Imanuel Ferdian. 2016. “Pengaruh Layout Gudang Spare Part Terhadap Efisiensi
Waktu Kerja di Regional Part Depo Bandung PT. Astra International Tbk-Toyota
(Auto 2000)". Bandung: Politeknik Pos Indonesia
PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DI PT. AGILITY
INTERNATIONAL HALIM PERDANAKUSUMA MENGGUNAKAN
METODE SHARED STORAGE

SUCI SIRATRIAT

Program Studi Diploma III Logistik Bisnis Politeknik Pos Indonesia


Jl. Sariasih No.54 Sarijadi Bandung 41353
Email : Mahfifandisah@gmail.com

ABSTRAK

Untuk mencapai kepuasan pelanggan secara maksimum, PT. Agility International Halim
Perdanakusuma akan selalu memberikan pelayanan terbaik. Menrima pelanggan harus diiringi
dengan penanganan yang baik di gudang karena perusahaan ini memberikan jasa penyewaan
gudang terhadap perushaan manufaktur yang memerlukan tempat penyimpanan barang-barang
produksi. Untuk itu perushaan ini harus memberikan pelayanan prima dengan memberikan
pelayanan terhadap barang-barang tersebut mulai dengan penerimaan barang, menyimpanan
barang, hingga pengiriman kembali.
Seiring berjalannya waktu, PT. Agility International semakin maju dan semakin banyak
perusahaan manufaktur yang memakai jasanya, maka pemasukan barang yang banyak tidak dapat
dihindari akibatnya barang-barang tersebut menumpuk di lantai dan bisa mengganggu aktivitas
gudang yang lain. Maka dari itu penulis menggunakan metode Shared Storage dalam perancangan
layout gudang baru.
Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-
area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantau gudang, kemudian diurutkan area yang paling
dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O, sehingga penempatan barang yang
akan segera dikirim diletakan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya.Shared storage
merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip First In First
Out (FIFO) dimana barang yang cepat dikirim diletakan pada area penyimpanan yang terdekat
dengan pintu masuk-keluar (I/O).Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang
memiliki ukuran dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda. Karena setiap area
penyimpanan bisa saja ditempati oleh jenis produk yang berbeda-beda berdasarkan waktu produksi
dan tanggal pengiriman produk tersebut.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Agility International Halim Perdanakusuma ialah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu
dengan memberikan jasa sewa gudang terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang tidak memiliki gudang.
Setiap harinya PT. Agility International Halim Perdanakusuma menerima banyak barang masuk dari setiap
konsumen yang berbeda dengan jumlah yang berbeda pula satu dengan yang lainnya. Sedanngkan barang yang
keluar besarnya tidak seimbang dengan barang masuk dan juga tidak setiap hari mengirim barang dengan jumlah
yang besar karena pengiriman barang tergantung pada permintaan dari konsumen perusahaan yang menggunakan
jasa PT. Agility International Halim Perdanakusuma ini. Hal ini berakibat dengan menumpuknya barang masuk di
dalam gudang sehingga berimbas pada kegiatan-kegiatan lainnya di dalam gudang yang menjadi lama dari
seharusnya. Oleh karena itu penulis melihat adanya kesalahan dalam tata letak penyimpanan barang karena ruang
masih tersisa tetapi tidak sesuai dengan kelompok barangnya karena perushaan ini menggunakan sistem
pengelompokan dalam penempatan produknya. Jika hal ini tidak diatasi akan berakibat kepada kegiatan-kegiatan
lainnya

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan hasil uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
5. Bagaimana cara melakukan optimalisasi kerja di gudang PT. Agility International Halim Perdanakusuma
dengan menggunakan metode Shared Storage?
6. Bagaimana keadaan layout gudang di PT. Agility International Halim Perdanakusuma setelah dilakukan
proses perancangan dengan menggunakan metode Shared Storage?

II. METODE PEMECAHAN MASALAH


Adapun metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi di gudang PT Agility
Internasional Halim dengan metode Shared Storage dimana penemptan barang dapat di tempatkan pada ruang
yang kosong meski tidak sesuai dengan jenis barangnya. Berikut adalah langkah langkah dari Shared Storage :

1. Menentukan jumlah rata-rata barang keluar/masuk gudang per bulan dalam waktu 1 tahun

2. Kebutuhan ruang

3. Penentuan Allowance ruang

4. Perhitungan troughput

5. Penempatan Produk (assignment)

6. Jarak dari Area gudang ke pintu

III. PEMECAHAN MASALAH


3.1. Pengumpulan Data

Tabel 1. Data Pemasukan barang


N Jumlah Barang
Nama Barang
o (carton)
1 Sogen 17.194
2 Sysmex 84.404
3 Merck 215.495
4 Brother 758.173
5 Dorma 1.894
6 Pretzelindo 24.660
7 F21 9.802

Tabel 2. Data Pengeluaran Barang


Jumlah Barang
No Nama Barang
(carton)
1 Sogen 15.476
2 Sysmex 81.882
3 Merck 143.592
4 Brother 89.580
5 Dorma 1.520
6 Pretzelindo 22.260
7 F21 9.802

Gambar 1. Layout Gudang Awal


3.2. Pengolahan Data
1.Menentukan jumlah rata-rata pemasukan dan pengeluaran barang

Pemasukan barang per bulan =

Σ Pengeluaranbarang bulan 1,2, … , 12


12
17194
Sogen: Pemasukan barang perbulan = =1432,82 dibulatkan menjadi 1433 karton.
12
Pengeluaran barang per bulan =

Σ Pengeluaranbarang bulan 1,2, … , 12


12
15476
Sogen: Pengeluaran barang per bulan = =1289,67 dibulatkan menjadi 1290 karton.
12
2. Kebutuhan Ruang

Rata−rata pennyimpanan
Kebutuhan Ruang =
Barang yang ditampung
1433
Sogen: Kebutuhan ruang = =14,93 dibulatkan menjadi 15 palet. Sehingga hanya membutuhkan 1 ruang
96
Tabel 3. Data Kebutuhan Ruang

No Nama Rata-rata kebutuhan


Barang Penyimpanan Ruang
1 Sogen 1433 1
2 Sysmex 7034 3
3 Merck 17958 7
4 Brother 63181 25
5 Dorma 158 1
6 Pretzelindo 2055 1
7 F21 817 1

3. Penentuan Allowance Ruang

Diagonal = √ p 2+l2
= √ 1,52+12
= 1,8 m

Dengan mengetahui allowance yang dipergunakan maka dapat ditentukan lebar gang adalah 1,8 m.

4. Perhitungan Troughput

Rata−ratabarang masuk Rata−ratabarang keluar


T= +
jumlah kemasan dalam 1 palet jumlah kemasan dalam 1 palet
1433 1290
Sogen: T= + =28,36 dibulatkan menjadi 3
96 96
Tabel 4. Data Perhitungan Troughput

No Nama Rata-rata Rata-rata Pembulata


Barang Pemasuka Pengeluara n
1 Sogen 1433 1290 3
2 Sysmex 7034 6824 5
3 Merck 17958 11966 9
4 Brother 63181 7465 3
5 Dorma 158 127 2
Pretzelind
6 2055 1855 7
o
7 F21 817 817 8

5. Perhitungan Assignment

T
Assignment =
S
Keterangan :

T = Troughput

S = Kebutuhan Ruang

Tabel 5. Data Perhitungan Assignment

N Nama Nilai Kebutuhan Assignment


o Barang Trougpu Ruang
1 Sogen 3 1 3
2 Sysmex 5 3 2
3 Merck 9 7 1
4 Brother 3 25 1
5 Dorma 2 1 2
6 Pretzelindo 7 1 7
7 F21 8 1 8

Dari data di atas, maka kita dapat menentukan tata letak area gudang baru berdasarkan dari hasil
perhitungan.
Gambar 2. Layout Gudang Baru

Keterangan :
A = Untuk Produk Sogen
B = Untuk Produk Sysmex
C = Untuk Produk Merck
D = Untuk Produk Brother
E = Untuk Produk Dorma
F = Untuk produk Pretzelindo
G = Untuk Produk F21

6. Jarak Area Penyimpanan ke Pintu Setelah Diusulkan


dij = |X – a| + |Y – b|

Keterangan :

dij = jarak antara pintu ke area

X = nilai sumbu X

A = nilai jarak terhadap sumbu x

Y = nilai sumbu Y

B = nilai jarak terhadap sumbu Y

Sogen
dij = |X – a| + |Y – b|

dij = |X – 10| + |Y – 2,7|

dij = 12,7 m

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari permasalahan yang telah diteliti dan dihitung mengenai layout gudang yang
belum optimal dan keadaan layout gudang setelah dilakukan perancangan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
3. Optimalisasi layout gudang dapat dilakukan menggunakan metode shared storage karena metode ini akan
memberikan ruang baru terhadap barang-barang yang banyak menumpuk di dalam gudang. Seperti
barang F21 yang tidak banyak membutuhkan ruang dan tidak mengalami penumpukan barang, maka
barang ini bisa diletakkan di bagian depan karena tidak akan mengganggu aktivitas gudang karena sifat
barang ini fast moving yang tidak perlu memindah-mindahkan barang yang ada karena tempat yang telah
tersedia.
4. Layout gudang di PT. Agility International Halim Perdanakusuma setelah dilakukan proses perancangan
gudang menggunakan metode shared storage akan lebih membantu dalam kegiatan gudang, misalnya
seperti jarak antar rak lebih besar yang bisa dilewati oleh forklift.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari pengolahan, perhitungan dan analisis data perusahaan,
maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan untuk pertimbangan bagi perusahaan antara lain :

3. Perusahaan dapat merubah desain tata letak gudang sesuai dengan usulan tata letak gudang yang telah penulis
buat, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pada gudang. Tata letak gudang dihitung berdasarkan
proses kerja di gudang, jadi penempatannya sudah diatur dalam satu gudang PT. Agility International Halim
Perdanakusuma untuk mempermudah proses penyimpanan dan pengambilan barang di gudang.
4. Perusahaan dapat merubah penyimpanan setiap barang di gudang mendekati pintu keluar/masuk ataupun
menjauhi pintu keluar/masuk sesuai dengan yang telah dibuat oleh penulis yang bertujuan mempercepat
proses di dalam gudang dan dapat mencapai target perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Bandung: ITB.

Bowersox, Donald J. 2006. Manajemen Logistik. Jilid 1. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Francis, Richard L., Mc Ginnis Jr. Leon F and White, Jjhon A. 1992. Facility Layout and Location: An
AnalyticalApproach. Edisi Kedua. Prantice Hall, New Jersey.

Indrajit, Richardus E., Richardus Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta: Grasindo

Reksohadiprodjo, Sukanto., Indriyo Gitosudarmo. 2000. Manajemen Produksi. Yogyakarta:BPFE

Jurnal :
Hafidhuddin, Muhammad Irfan. 2016. ”Analisis perbaikan Tata Letak Gudang PT. PLN (Persero) APJ Bandung
dengan Menggunakan Metode Shared Storage”.Bandung:Politeknik Pos Indonesia

Nugraha, Imanuel Ferdian. 2016. “Pengaruh Layout Gudang Spare Part Terhadap Efisiensi Waktu Kerja di Regional
Part Depo Bandung PT. Astra International Tbk-Toyota (Auto 2000)". Bandung: Politeknik Pos Indonesia

Anda mungkin juga menyukai