Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurjanah

Nim : 030133077

MK : Manajemen Rantai Pasokan/ Ekma 4371

Tutor : Hanan Nasrullah, ST, MM

Tugas 3

MK SCM

1. Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan, memerlukan strategi rantai


pasokan untuk mengelola integrasi pada semua aktivitas rantai pasokan,
sehingga diperlukan hubungan antara strategi kompetitif dan strategi rantai
pasokan, Jelaskan hubungan tersebut ?

Jawab :
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management
merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para
supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai
kepada konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan
oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya,
yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku,
memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain
management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya.
Definisi Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J.
Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah
sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan
menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen
supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya
yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase,
Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total
untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku
melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M.
Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all
the activities involved in delivering a product from raw material through the
customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and
assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order
management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the
information system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson
mendefinisikan supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari
rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran
dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa supply chain
management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh
jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .
Tujuh prinsip dalam Manajemen Rantai Pasokan David L. Anderson, Frank F.
Britt, dan Donavon J. Favre menyampaikan Tujuh (7) Prinsip Supply Chain terdiri
dari :
 Melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan layanan
kelompok yang berbeda dan menyesuaikan rantai pasokan untuk
menciptakan keuntungan dari masing-masing segmen.
 Meyesuaikan jaringan logistik dengan kebutuhan layanan dan keuntungan
dari segmen pelanggan.
 Menangkap sinyal pasar dan menyelaraskan perencanaan kebutuhan di
seluruh rantai pasokan, memastikan perkiraan konsisten dan alokasi
sumber daya yang optimal
 Membedakan produk lebih sesuai dengan pelanggan dan melakukan
konversi dengan cepat terhadap seluruh rantai pasokan
 Mengelola sumber pasokan strategis untuk mengurangi total biaya
kepemilikan barang dan jasa
 Mengembangkan strategi teknologi rantai pasokan yang mendukung
berbagai tingkat pengambilan keputusan dan memberikan pandangan
yang jelas dari aliran produk, jasa, dan informasi
 Mengadakan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengukur
keberhasilan kolektif dalam pelayanan pelanggan secara efektif dan
efisien

Dari uraian di atas tampak bahwa mengelola sumber pasokan merupakan


salah satu area penting dalam rantai pasok yang bisa mempengaruhi berhasil
atau gagalnya sebuah rancangan rantai pasok. Oleh karena itu pengelolaan
sumber pasokan harus dilakukan dengan sangat cermat untuk meminimalisasi
kegagalan bahkan untuk mendukung keunggulan produk. Terdapat batas yang
tipis antara sukses dan kegagalan ketika menentukan sumber pasokan atau
partner kerja. Kesalahan dalam memutuskan untuk mengelola sumber pasokan
akan berakibat fatal. Sumber pasokan Sumber pasokan dalam rantai pasokan
bisa diperoleh dari internal (Insource) ataupun dari ekesternal (Outsource). Istilah
out-sourcing terbentuk dari dua kata “out” = luar dan “sourcing” = sumber atau
secara sederhana bisa diartikan membeli jasa atau barang dari sumber diluar
perusahaan. Sumber pasokan dari luar organisasi juga bisa dikembangkan lebih
jauh yaitu sumber pasokan dalam negeri ataupun dari luar negeri. Sumber
pasokan dari luar negeri biasa disebut sebagai Offshore sourcing/ global
sourcing dan akan memerlukan global supply chain strategy untuk bisa
melakukannya dengan baik dan membawa keuntungan sesuai diinginkan
perusahaan. Dikarenakan melibatkan jarak yang jauh, perbedaan waktu,
perbedaan pemerintahan dan aturan-aturannya serta juga perbedaan buidaya
maka global sourcing Kompetensi utama sejalan dengan rencana strategis
perusahaan

2. Kemampuan startegi fit rantai pasokan harus bisa memenuhi kepuasan


pelanggan, apa arti Strategi fit dan jelaskan tiga langkah untuk mencapai
hal teserbut?

Jawab :
Strategic fit merupakan konsistensi antara prioritas pelanggan yang
diharapkan mampu dipenuhi oleh strategi kompetitif dan kemampuan rantai nilai
yang dapat dibangun dengan strategi supply chain.
Strategic fit dicapai dengan tiga tahap, yaitu :
 Memahami pelanggan dan ketidakpastian rantai pasokan ( Understanding the
Customer and Supply Chain Uncertainty)
Pertama, perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan pada masing-
masing segmen dan ketidakpastian supply chain yang dihadapkan pada
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan ini membantu perusahaan menemukan
keinginan biaya dan permintaan jasa. Ketidakpastian rantai pasokan
membantu perusahaan mengidentifikasi tingkat ketidakmampuan dalam
memprediksi permintaan, gangguan, dan keterlambatan.

 Memahami kemampuan rantai pasokan (Understanding the Supply Chain


Capabilities)
Terdapat beberapa jenis supply chain, masing-masing dirancang untuk
pelaksanaan tugas yang berbeda. Perusahaan seharusnya mengetahui
bagaimana supply chain didesign dengan baik.

 Pencapaian strategic fit (Achieving Strategic Fit)


Jika terdapat persaingan yang tidak sebanding antara supply chain dengan
kebutuhan pelanggan, perusahaan juga akan mengatur kembali rantai
pasokan untuk mendukung strategi kompetitif atau mengubah strategi
kompetitif.

3. Jelaskan apa kaitannya sistem just in time dengan Manjemen Rantai


Pasokan ?

Jawab :
Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management) mencakup kegiatan-
kegiatan dalam perencanaan mendapatkan dan mengelola bahan baku, dan
bagian komponen dalam proses, mengelola penyimpanan barang jadi,
packaging, sampai pada penghantarannya ke konsumen. Karena sifat
kegiatannya di atas, SCM harus mampu mengintegrasikan semua proses dan
entitas yang berhubungan dengan pemasok, persediaan (inventory), work in
process, penyimpanan (storage) dan transportasi.  Pengelolaan rantai suplai ini
bertujuan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan pengelolaan
proses-proses yang paling efisien.
Salah satu pendekatan dalam praktek SCM adalah terminologi just-in-time.
Dalam terminology ini, pasokan bahan baku di rencanakan secara sistematis
sehingga dapat mencapai meja produksi dalam jumlah sesuai kebutuhan pada
waktu yang ditentukan dan tidak berlebihan. Produksi dan penghantaran barang
jadi ke konsumen juga dikelola sesuai kebutuhan konsumen sehingga tidak
terjadi kelebihan produksi dan meminimalisasi biaya penyimpanan dan
pemusnahan produk yang tidak laku dan ketinggalan jaman.

4. Jelaskan fungsi penting transportasi dalam logistik ?

Jawab :
Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi memainkan
peran melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-barang dalam bentuk
bahan baku, komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi.  Nilai
ekonomis transportasi dalam menjalankan peran ini adalah melakukan
pergerakan sediaan barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam
sistem manajemen rantai pasokan perusahaan.  Kinerja transportasi akan
menentukan kinerja pengadaan (procurement), produksi (manufacturing), dan
customer relationship management.  Tanpa kinerja transportasi yang andal,
dapat dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas utama rantai pasok
tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

5. Jelaskan macam-macam perbedaan rasio profit margin ?

Jawab :
Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba sebesar-besarnya.
Segala usaha akan dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan tersebut.
Dalam memonitoring laba yang didapat, ada suatu indikator yang bernama rasio
profit margin. Rasio profit margin merupakan nilai perbandingan antara total
penjualan perusahaan terhadap laba bersihnya. Rasio profit margin berguna
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Soemarso (2002) membagi laba menjadi empat  jenis, diantaranya:

1. Laba kotor
Laba kotor merupakan jenis laba yang diperoleh dari perhitungan
penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan. Laba kotor bisa
dimaksimalkan dengan cara meningkatkan penjualan serta penurunan biaya
produksi.

2. Laba Operasi
Laba operasi memiliki nama lain yaitu laba usaha. Laba operasi diperoleh
dari selisih nilai laba bruto dan biaya usaha, atau hasil penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi. Dengan kata lain, laba
operasi adalah pendapatan bersih dari operasi yang dilakukan.

3. Laba Bersih
Laba bersih atau net income merupakan jenis laba yang diperoleh dari
selisih lebih seluruh pendapatan dan keuntungan terhadap seluruh biaya dan
kerugian. Laba bersih kemudian dbagi menjadi dua jenis, yaitu :
 Laba bersih sebelum pajak, yang diperoleh dari selisih lebih pendapatan
dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian sebelum dikurangi
pajak.
 Laba bersih setelah pajak, yang diperoleh dari selisih lebih pendapatan
atas biaya-biaya yang dibebankan setelah dikurangi pajak.

4. Laba ditahan
Laba ditahan diperoleh dengan cara menjumlahkan secara akumulatif laba
bersih perusahaan dikurangi dengan distribusi laba.

Berkaitan dengan rasio profit margin, ada 3  jenis rasio profit margin,
diantaranya :

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor atau gross profit margin merupakan salah satu ukuran
laba yang digunakan untuk menilai perbandingan antara laba kotor terhadap
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Ukuran laba ini juga digunakan
untuk mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi.
Semakin besar nilai margin laba kotor, maka semakin efisien kegiatan
operasional suatu perusahaan, dan semakin kecil nilai margin laba kotor,
maka semakin buruk biaya operasional perusahaan.

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Berbeda dengan margin laba kotor, margin laba bersih atau net profit
margin  merupakan ukuran perbandingan antara laba yang telah dikurangi
pajak terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Semakin besar nlai
net profit margin, maka semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

3. Margin Laba Opersi (Operating Profit Margin)


Rasio margin laba operasi merupakan ukuran untuk menghtung seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dari
penjualan bersih perusahaan. Laba operasi perusahaan merupakan laba
bersih sebelum pajak dan bunga. Laba operasi juga biasa disebut dengan laba
usaha.

6. Berdasarkan analisis strategik terhadap keunggulan kompetitifnya,


jalaskan tahapan analisis value chain ?

Jawab :
 Tahapan dalam Analisis Rantai Nilai
1. Mengidentifikasi Aktivitas Value Chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan pelayanan
kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam
aktiviatas tunggal atau sebagian dari aktivitas total. Contohnya, beberapa
perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain
mendistribusikan dan menjual produk.

2. Mengidentifikasi Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai


Cost Driver merupakan faktor yang mengubah jumlah biaya total, oleh
karena itu tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas
dimana perusahaan mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun
keunggulan biaya potensial. Misalnya perusahaan yang bergerak dibidang
pelayanan komputer (computer service) untuk menangani tugas-tugas
pemrosesan data, sehingga dapat menurunkan biaya dan
mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif.
3. Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Mengurangi Biaya atau
Menambah Nilai.
Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif
potensial dan saat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver
yang diidentifikasikan diatas. Dalam melakukan hal tersebut, perusahaan
harus melakukan hal-hal berikut :
a)      mengidentiflkasi keunggulan kompetitif (cost leadership)
b)      mengidéntifikasi peluang akan nilai tambah
c)      mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.

Anda mungkin juga menyukai