Nim : 030133077
Tugas 3
MK SCM
Jawab :
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management
merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para
supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai
kepada konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan
oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya,
yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku,
memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain
management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya.
Definisi Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J.
Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah
sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan
menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen
supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya
yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase,
Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total
untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku
melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M.
Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all
the activities involved in delivering a product from raw material through the
customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and
assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order
management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the
information system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson
mendefinisikan supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari
rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran
dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa supply chain
management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh
jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .
Tujuh prinsip dalam Manajemen Rantai Pasokan David L. Anderson, Frank F.
Britt, dan Donavon J. Favre menyampaikan Tujuh (7) Prinsip Supply Chain terdiri
dari :
Melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan layanan
kelompok yang berbeda dan menyesuaikan rantai pasokan untuk
menciptakan keuntungan dari masing-masing segmen.
Meyesuaikan jaringan logistik dengan kebutuhan layanan dan keuntungan
dari segmen pelanggan.
Menangkap sinyal pasar dan menyelaraskan perencanaan kebutuhan di
seluruh rantai pasokan, memastikan perkiraan konsisten dan alokasi
sumber daya yang optimal
Membedakan produk lebih sesuai dengan pelanggan dan melakukan
konversi dengan cepat terhadap seluruh rantai pasokan
Mengelola sumber pasokan strategis untuk mengurangi total biaya
kepemilikan barang dan jasa
Mengembangkan strategi teknologi rantai pasokan yang mendukung
berbagai tingkat pengambilan keputusan dan memberikan pandangan
yang jelas dari aliran produk, jasa, dan informasi
Mengadakan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengukur
keberhasilan kolektif dalam pelayanan pelanggan secara efektif dan
efisien
Jawab :
Strategic fit merupakan konsistensi antara prioritas pelanggan yang
diharapkan mampu dipenuhi oleh strategi kompetitif dan kemampuan rantai nilai
yang dapat dibangun dengan strategi supply chain.
Strategic fit dicapai dengan tiga tahap, yaitu :
Memahami pelanggan dan ketidakpastian rantai pasokan ( Understanding the
Customer and Supply Chain Uncertainty)
Pertama, perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan pada masing-
masing segmen dan ketidakpastian supply chain yang dihadapkan pada
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan ini membantu perusahaan menemukan
keinginan biaya dan permintaan jasa. Ketidakpastian rantai pasokan
membantu perusahaan mengidentifikasi tingkat ketidakmampuan dalam
memprediksi permintaan, gangguan, dan keterlambatan.
Jawab :
Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management) mencakup kegiatan-
kegiatan dalam perencanaan mendapatkan dan mengelola bahan baku, dan
bagian komponen dalam proses, mengelola penyimpanan barang jadi,
packaging, sampai pada penghantarannya ke konsumen. Karena sifat
kegiatannya di atas, SCM harus mampu mengintegrasikan semua proses dan
entitas yang berhubungan dengan pemasok, persediaan (inventory), work in
process, penyimpanan (storage) dan transportasi. Pengelolaan rantai suplai ini
bertujuan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan pengelolaan
proses-proses yang paling efisien.
Salah satu pendekatan dalam praktek SCM adalah terminologi just-in-time.
Dalam terminology ini, pasokan bahan baku di rencanakan secara sistematis
sehingga dapat mencapai meja produksi dalam jumlah sesuai kebutuhan pada
waktu yang ditentukan dan tidak berlebihan. Produksi dan penghantaran barang
jadi ke konsumen juga dikelola sesuai kebutuhan konsumen sehingga tidak
terjadi kelebihan produksi dan meminimalisasi biaya penyimpanan dan
pemusnahan produk yang tidak laku dan ketinggalan jaman.
Jawab :
Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi memainkan
peran melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-barang dalam bentuk
bahan baku, komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi. Nilai
ekonomis transportasi dalam menjalankan peran ini adalah melakukan
pergerakan sediaan barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam
sistem manajemen rantai pasokan perusahaan. Kinerja transportasi akan
menentukan kinerja pengadaan (procurement), produksi (manufacturing), dan
customer relationship management. Tanpa kinerja transportasi yang andal,
dapat dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas utama rantai pasok
tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Jawab :
Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba sebesar-besarnya.
Segala usaha akan dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan tersebut.
Dalam memonitoring laba yang didapat, ada suatu indikator yang bernama rasio
profit margin. Rasio profit margin merupakan nilai perbandingan antara total
penjualan perusahaan terhadap laba bersihnya. Rasio profit margin berguna
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Soemarso (2002) membagi laba menjadi empat jenis, diantaranya:
1. Laba kotor
Laba kotor merupakan jenis laba yang diperoleh dari perhitungan
penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan. Laba kotor bisa
dimaksimalkan dengan cara meningkatkan penjualan serta penurunan biaya
produksi.
2. Laba Operasi
Laba operasi memiliki nama lain yaitu laba usaha. Laba operasi diperoleh
dari selisih nilai laba bruto dan biaya usaha, atau hasil penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi. Dengan kata lain, laba
operasi adalah pendapatan bersih dari operasi yang dilakukan.
3. Laba Bersih
Laba bersih atau net income merupakan jenis laba yang diperoleh dari
selisih lebih seluruh pendapatan dan keuntungan terhadap seluruh biaya dan
kerugian. Laba bersih kemudian dbagi menjadi dua jenis, yaitu :
Laba bersih sebelum pajak, yang diperoleh dari selisih lebih pendapatan
dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian sebelum dikurangi
pajak.
Laba bersih setelah pajak, yang diperoleh dari selisih lebih pendapatan
atas biaya-biaya yang dibebankan setelah dikurangi pajak.
4. Laba ditahan
Laba ditahan diperoleh dengan cara menjumlahkan secara akumulatif laba
bersih perusahaan dikurangi dengan distribusi laba.
Berkaitan dengan rasio profit margin, ada 3 jenis rasio profit margin,
diantaranya :
Jawab :
Tahapan dalam Analisis Rantai Nilai
1. Mengidentifikasi Aktivitas Value Chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan pelayanan
kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam
aktiviatas tunggal atau sebagian dari aktivitas total. Contohnya, beberapa
perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain
mendistribusikan dan menjual produk.