Anda di halaman 1dari 3

SCM

Pengertian SCM
1. Supply : Pasokan
2. Chain : Rantai

Rantai pasokan barang, dimana barang mengalir dari hulu hingga ke hilir sebagai sebuah
rantai mengikuti sejumlah pelaku/pihak.

Scm adalah semua kegiatan yang terintegrasi mulai dari supplier hingga ke konsumen.

3 aliran rantai pasokan :


1. Aliran barang
2. Aliran informasi
3. Aliran uang

Strategi kompetitif
1. Low cost
2. Fast response
3. Differentiation

Meoutsorching barang adalah barang yang menunjang bukan barang utamanya.


Outsourching adalah memindahka aktivitas-aktivitas dan sumber daya internal perusahaan ke
pihak luar.

Secara umum supply chain merupakan suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai
organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan sarna, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran barang. (Indrajit, R.E dan Djokopranoto, R,
2002).

SCM penting karena SCM ini yang membuat produk, memproduksi barang dimana cost akan
banyak terlibat, (quality) juga dijaga serta kecepatan (speed) produksi.

5 aspek yang harus dimiliki supply chain


1. Reliability (bekerja sesuai janji/harapan), kemampuan untuk menciptakan kualitas,
kemampuan untuk deliver on time
2. Responsiveness (kecepatan)
3. Agility (fleksibel dan adaptif),
4. Process efficiency (biaya rendah)
5. Asset productivity (aset produktif menghasilkan revenue)

Penting bagi perusahaan untuk memuaskankan pelanggan dan disisi lain tetap harus menjaga
proses efisiensi.

Strategi fit : bertemunya apa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Terlebih dahulu kita pahami pengertian dari ‘Strategic fit’, strategic fit mengacu pada fungsi
dalam perusahaan dan tahapan diseluruh rantai pasokan yang menyusun strategi terintegrasi
dengan tujuan yang sama.

Ada beberapa tahapan dalam memperluas scope strategy :


1. Intraoperation scope – meminimasi biaya lokal, setiap tahap dalam rantai pasokan
menyusun strategi secara mandiri

2. Intrafunctional view – meminimasi biaya fungsional secara total

3. Interfunctional scope – memaksimasi profit/keuntungan perusahaan

4. Intercompany scope – memaksimasi supply chain surplus

5. Agile intercompany scope – kemampuan perusahaan dituntut untuk mencapai


kesesuaian strategi saat bermitra

Nah dari tahapan-tahapan tersebut, kita bisa ambil kesimpulan bahwa penting untuk
memperluas scope strategy fit di seluruh rantai pasokan, guna bisa mengkoordinasikan semua
strategi yang ada ( competitive, product development, supply chain, dan marketing strategy )
serta mampu berkoordinasi dengan seluruh manajemen rantai pasokan (supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer). Misalnya jika kita hanya sampai pada
intraoperation scope maka perusahaan tidak dapat menerapkan kesesuaian strategi pada setiap
strategi yang digunakan. Oleh karena itu, semakin luas lingkupnya maka penggunaan strategi
yang digunakan semakin membawa dampak baik dalam perusahaan.

Sumber :
Chopra, Sunil & Peter Meindl. 2013. Supply Chain Management: Strategy, Planning &
Operations, 5rd Edition. Pearson Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai