Anda di halaman 1dari 14

UAS

MANAJEMEN OPERASIONAL

DI SUSUN OLEH :

ACHMAD IZWAR NUR ALAM (10120438) F2 MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU :

YUDI PERDIANA PERMANA, S.E., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) “STEMBI”

JL. BUAH BATU NO. 26, RT.03 / RW.07, BURANGRANG. KEC. LENGKONG,
KOTA BANDUNG, JAWA BARAT 40262
I. Jelaskan pengertian dari :

 Supply chain manajement


Pengertian Supply Chain Management
Dalam bahasa Indonesia, supply chain management berarti manajemen rantai pasok.
Sehingga, SCM sendiri adalah rangkaian aktivitas bisnis yang dijalankan mulai dari
tahap perencanaan, pengendalian, pengimplementasian jalannya arus produk, hingga
proses distribusi produk kepada konsumen.

Dengan bantuan sistem informasi ini, diharapkan dapat membantu dalam


mengoptimalkan sumber daya dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supaya
lebih optimal dan efisien. SCM sendiri termasuk ke dalam usaha yang luas dan
kompleks, bergantung kepada produsen, mitra dan pemasok.

Tujuan Supply Chain Management


Setelah mengetahui definisi sebenarnya dari supply chain, berikutnya masuk pada
pembahasan mengenai tujuan dari penggunaan SCM itu sendiri. Tujuan utama dari
supply chain management adalah untuk menyelaraskan setiap permintaan dengan
pasokan barang yang ada. Hambatan yang dapat terjadi disebabkan karena faktor
pengadaan barang, manajemen pemasok, pengelolaan hubungan dengan pelanggan
(CRM), hingga manajemen risiko yang kurang baik.

Fungsi SCM
Fungsi dari manajemen rantai pasok yang pertama adalah untuk mengubah barang
baku (mentah) menjadi barang jadi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari
konsumen. Fungsi ini sangat berkaitan dengan biaya pembelian barang baku, biaya
penyimpanan, transportasi, dan lain sebagainya.

Manajemen rantai pasok juga berfungsi sebagai alat untuk melakukan mediasi pasar,
dimana dapat menghubungkan perusahaan dengan distributor produk tersebut. Dan
fungsi yang terakhir yaitu, mampu untuk memastikan dan mengelola pembiayaan
terkait dengan survey pasar, perencanaan produk, hingga biaya lain diluar
pembayaran fisik.

Tahapan Manajemen Rantai Pasok


Terdapat setidaknya enam proses untuk menerapkan supply chain management
dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa penjelasan berkaitan dengan alur SCM
pada bisnis.
1. Customer (Pelanggan)
Pada tahap yang pertama, dimulai dari konsumen atau customer yang
memesan barang kepada produsen. Disaat melakukan pemesanan, customer juga
memberikan informasi yang berhubungan dengan produk yang dipesan tersebut.
Informasi yang disampaikan dapat berupa jumlah produk yang dipesan, dan tanggal
pengiriman produk tersebut.

2. Planning (Persiapan)
Setelah pesanan diterima oleh pihak produsen, selanjutnya akan masuk pada
tahap perencanaan. Dimana, setiap tim atau departemen yang terlibat dapat membuat
strategi atau rencana produksi produk yang diminta klien. Selain itu, tim produksi
juga bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan.

3. Purchasing (Transaksi)
Pada tahap yang ketiga dari SCM, masuk dalam tahapan pembelian bahan
baku produk. Proses ini akan dilakukan oleh tim atau departemen pembelian sesudah
menerima rincian rencana produksi dari tim perencanaan.
Setelah itu, tim pembelian akan mengontak atau menghubungi pihak pemasok
untuk melakukan pembelian bahan baku dan pendukung. Departemen ini juga
memiliki tugas untuk mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang
sudah dibeli.

4. Inventory (Bahan Baku)


Pada tahap yang keempat, masuk pada tahapan setelah bahan baku telah
berhasil diperoleh. Dan langkah selanjutnya, bahan tersebut akan diolah dan
dimasukkan ke dalam pabrik untuk dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitas
bahan telah memenuhi, maka bahan baku tersebut akan disimpan di dalam gudang
penyimpanan.

5. Production (Produksi)
Pada tahap supply chain management yang kelima ini, masuk pada tahapan
produksi barang. Yang mana, tahap ini akan memproses antara bahan baku dan
pendukung untuk dijadikan sebagai produk yang dipesan oleh pihak customer. Setelah
sistem penggabungan selesai, bahan jadi yang telah selesai diproses akan tersimpan
kembali di dalam gedung.
6. Delivery (Pengiriman)
Untuk tahapan manajemen rantai pasok yang terakhir merupakan proses
pengiriman barang yang telah tersimpan dalam pabrik untuk didistribusikan kepada
tiap pemesan atau konsumen produk. Kemudian, produk tersebut akan dikirimkan
sesuai dengan tanggal pengiriman yang diminta klien. Dan tugas utama dari kurir
akan memastikan bahwa setiap barang akan terkirim sesuai dengan pemesannya.

Strategi SCM
Topik yang selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai strategi yang tepat
untuk menjalankan sebuah supply chain management. Untuk membangun rantai
pasok yang baik maka harus menerapkan dua strategi bisnis ini.
Pertama, anda harus membangun hubungan baik dengan pemasok bahan baku. Tidak
hanya pelanggan saja, pemasok juga termasuk ke dalam mata rantai dalam
pengelolaan manajemen supply chain. Dengan adanya hubungan yang baik dengan
mitra, maka dapat memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan
mitra bisnis yang lain.
Dan strategi bisnis yang kedua adalah dengan meningkatkan pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan (customer). Apabila customer merasa puas dengan pelayanan
yang anda tawarkan, maka pelanggan tersebut dapat melakukan pemesanan ulang
kepada perusahaan anda.
Contoh perusahaan yang menerapkan supply chain management dengan strategi
diatas yaitu industri yang bergerak di bidang transportasi dan pengemasan produk
(manufaktur). Tentunya, sistem informasi berbasis SCM ini juga dapat dikembangkan
oleh perusahaan rintisan atau startup yang menciptakan sistem perangkat lunak
khusus untuk menawarkan solusi terkait supply chain management.
Kesimpulan
Supply chain management adalah suatu rangkaian bisnis mulai dari tahap perencanaan
hingga tahap distribusi produk untuk mengoptimalkan sumber daya yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
SCM memiliki 6 tahapan, yaitu tahap customer, planning, purchasing, inventory,
production, dan delivery.
Untuk strategi yang diterapkan dalam SCM terdiri dari dua aspek, yang pertama
adalah menjalin hubungan baik dengan pemasok bahan baku, dan kedua adalah
dengan meningkatkan kualitas layanan untuk kepuasan pelanggan.

 Supply chain membentuk stategi bisnis


Pengelolaan dan 5 Strategi Rantai Pasok
Menurut James A dan Mono J. Fitzsimmons, manajemen rantai pasokan (Supply
Chain Management/SCM) adalah sebuah sistem pengelolaan untuk
mengkoordinasikan semua elemen pengiriman produk dari pemasok ke konsumen
akhir dengan menggunakan teknologi informasi.

Dalam sebuah proses bisnis, rantai pasok sangat penting sebab meliputi keseluruhan
proses dari mulai riset pasar, menentukan produk, merumuskan strategi produk dan
pemasaran, mengurusi proses suplai bahan baku produksi, proses produksi sampai
mendistribusikan pada konsumen akhir semua dipikirkan oleh managemen pada
posisi.

Oleh karena berhubungan dengan pemenuhan permintaan barang dari konsumen,


SCM ini tidak boleh diremehkan. Setiap perusahaan berusaha merumuskan strategi
rantai pasok yang efektif dan efisien agar mendapatkan laba yang besar dan
meminimalkan resiko kerugian.
Macam-Macam Strategi Rantai Pasokan
1. Menggunakan banyak pemasok
Perusahaan bekerja sama dengan banyak pemasok untuk satu produk tertentu. Ini
bertujuan untuk mencari pemasok terbaik yang mampu memenuhi permintaan
pelanggan/ pembeli. Para pemasok itu kemudian akan saling berkompetisi. Dalam
strategi ini perusahaan tidak menarget hubungan jangka panjang dengan pemasok.

2. Menggunakan sedikit pemasok


Dalam strategi ini perusahaan ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan
pemasok sehingga hubungan-hubungan bisnis dijaga komunikasinya. Strategi ini juga
memungkinkan pemasok untuk belajar dan memperluas jangkauan pasarnya, dimana
nantinya juga akan menguntungkan perusahaan.

3. Integrasi vertikal
Strategi rantai pasokan integrasi vertikal ini perusahaan akan mengakuisisi pemasok
menjadi bagian dari perusahaan, sehingga lebih efisien dalam koordinasi dan
kontrolnya. Yang bisa diakuisisi meliputi perusahaan suplier ataupun perusahaan
distributornya. Contoh, Toyota mengakuisisi pabrik baja dan dealernya.

4. Jaringan kairetsu
Perusahaan tetap mengakuisisi beberapa perusahaan suplier, namun juga tetap bekerja
sama dengan suplier luar. Sehingga harapannya, bisa terjadi keseimbangan dan
kontrol yang mudah. Dengan begini, perusahaan tetap bisa menjaga kualitasnya
sembari meningkatkan laba penjualan.

5. Vendor
Jalin kerjasama dan temukan vendor yang tepat yang dapat menjadi suplier Anda —
apapun kebutuhan Anda dan bagaimana pun kebutuhan di waktu tertentu.

 Dampak keputusan rotasi pemohon terhadap strategi bisnis


Pemetaan dalam Memenangi Persaingan Bisnis Menurut Wahyudi (1996), lingkungan adalah
salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan.
Sejarah sudah banyak mencatat bagaimana kegagalan bisa terjadi karena ketidakmampuan
dalam membaca lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan suatu analisis yang sangat tajam
terhadap lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan secara garis besar dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan hal-hal yang bisa dikendalikan perusahaan.
lingkungan internal inilah perusahaan harus bisa membaca kekuatan dan kelemahan,
sehingga bisa digunakan sebagai daya saing dalam memasuki pasar. Kemampuan
perusahaan dalam membaca analisis terhadap lingkungan internal, menjadi faktor
determinan yang mampu menciptakan keunggulan dibandingkan para kompetitornya.
Hal-hal yang bisa dimasukkan dalam lingkungan internal ini meliputi manajemen dan
struktur organisasi, kebijakan organisasi, sumber daya keuangan, sumber daya
manusia, sikap dan perilaku karyawan.
b. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah kekuatan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi
perusahaan tetapi perusahaan tidak mempunyai daya untuk mengendalikannya.
Menurut Wahyudi (1996), lingkungan eksternal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
pertama, Lingkungan umum. Menurut Hitt (2005), Lingkungan umum merupakan
sekumpulan elemen masyarakat yang lebih luas sehingga mampu mempengaruhi
suatu industri dan perusahaan yang ada di dalamnya. Berbagai implikasi dari faktor
eksternal, antara lain:
o Naik turunnya kondisi perekonomian, yang disebabkan oleh berbagai macam
hal. Biasanya adalah siklus bisnis, inflasi atau deflasi, kebijakan moneter,
fiskal serta neraca pembayaran
o Adanya perubahan pada iklim sosial dan politik. Menurut Robinson (2008),
faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan meliputi kepercayaan, nilai,
sikap, opini dan gaya hidup masyarakat. Ketika sikap sosial berubah maka
permintaan akan berbagai jenis barang dan jasa pun akan mengalami
perubahan. Perusahaan harus mampu menerjemahkan perubahan sosial ke
dalam ramalan bisnis. Hal tersebut bukan merupakan hal yang gampang, tetapi
dengan adanya informasi mengenai dampak perubahan sosial tersebut dapat
membantu perusahaan dalam merumuskan strategi yang tepat. Faktor politik
juga merupakan hal yang dapat diremehkan. Stabilitas politik merupakan
pertimbangan utama dalam merumuskan strategi perusahaan. Bagaimana
kondisi politik menjadi hal yang penting dapat dilihat beberapa waktu yang
lalu, di saat para pelaku pasar cenderung menunggu dalam melakukan
penetrasi pasarnya disebabkan menunggu proses pemilu.
o Perkembangan teknologi. Teknologi berkembang dengan sangat cepat, Oleh
sebab itu, perusahaan harus dapat memahami kemajuan teknologi saat ini dan
dimasa yang akan datang. Kedua hal itu bisa mempengaruhi hasil produk dan
jasa sebuah perusahaan. Menurut Robinson (2008) kuasa ilmu pengetahuan
yang mencoba meramalkan kemajuan dan memperkirakan dampaknya
terhadap operasi suatu perusahaan dikenal sebagai peramalan tekhnologi.
Peramalan teknologi dapat membantu perusahaan dalam melindungi dan
memperbaiki profitabilitas perusahaan dalam industri yang sedang tumbuh.
Hal ini tentu saja akan membuat kewaspadaan yang tinggi terhadap tantangan
dan peluang yang ada.
o Perubahan kebijakan pemerintah. Pemerintah kebijakan pemerintah ini juga
sangatlah mempengaruhi kondisi perusahaan. Misalnya, perubahan kebijakan
pemerintah terhadap rencana pembatasan jumlah produksi rokok untuk
dipasarkan di pasar dalam negeri. Hal itu membawa dampak yang keras
terhadap industri rokok, sehingga dibutuhkan suatu pemikiran yang kreatif dan
inovatif dalam menyikapi kebijakan tersebut.
Strategi Perusahaan dalam Persaingan Bisnis
Menurut Rangkuti (2008), strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
tertentu. Konsep strategi perusahaan selalu mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan kondisi lingkungan. Chandler (1962) mengatakan bahwa strategi
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber
daya.Sedangkan Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) mengemukakan
bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Berikutnya Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977)
mengatakan bahwa strategi merupakan suatu repon terhadap peluang dan ancaman
eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi
organiasasi. Menurut Porter (1985), Strategi adalah alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaingDari beberapa pengertian tersebut, dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa pemahaman yang baik mengenai konsep strategi bisa
menentukan kesuksesan suatu strategi. Konsep strategi yang bisa dirumuskan dari
beberapa pengertian tersebut diatas adalah :
a) Distinctive Competence, merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
agar dapat melakukan kegiatan lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaing-
pesaingnya. Atau dengan kata lain bahwa perusahaan mempunyai suatu kekuatan
yang tidak mudah ditiru oleh para pesaing-pesaingnya. Distinctive competence ini
meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.
b) Competitive Advantage, merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan, sehingga perusahaan dapat mempunyai suatu keunggulan dibandingkan
dengan para pesaingnya. Keunggulan bersaing disini tentu saja dihasilkan oleh pilihan
strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing.Dari konsep tentang strategi tersebut Rangkuti (2008) mengelompokkan
strategi menjadi beberapa tipe, yaitu :
1. Strategi manajemen. Strategi manajemen disini meliputi strategi yang dilakukan
oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara lebih luas.
Contoh untuk strategi manajemen ini diantaranya adalah strategi untuk melakukan
pengembangan produk ataupun strategi dalam menetapkan harga.
2. Strategi Investasi. Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi, misalnya strategi meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan
melakukan penetrasi pasar yang agresif ataupun strategi memasuki pasar dengan
pola bertahan.
3. Strategi Bisnis. Strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.
Termasuk di dalam strategi bisnis ini adalah strategi pemasaran, strategi distribusi
atau strategi organisasi.

 Isu global tentang supply chain


Proses produksi dan manufaktur pada era sekarang ini sangat dimudahkan dengan
otomatisasi dan bantuan teknologi, namun disaat yang sama juga menjadi proses yang
jauh lebih kompleks, dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Hal ini dikarenakan
banyaknya subkomponen yang diperlukan untuk merakit produk akhir tunggal yang
bersumber dari beberapa negara di seluruh dunia. Keterkaitan dan ketergantungan
dalam rantai pasok ini mengakibatkan tingginya kompleksitas proses produksi, karena
jika satu saja komponennya terganggu maka berakibat akan mengganggu keseluruhan
proses produksi dan pengiriman.
Namun ada realita yang menyedihkan dibalik megahnya konsep global supply chain,
yaitu adanya praktik sweatshop di negara-negara yang menjadi partner perusahaan
global tersebut. Istilah sweatshop mengacu pada pelanggaran ketenagakerjaan oleh
perusahaan terhadap pekerjanya. Perusahaan dianggap bertanggung jawab atas
beberapa jenis pelanggaran seperti adanya pekerja dibawah umur (child labor),
ketentuan wajib lembur, pembayaran gaji dibawah upah minimum, tidak adanya cuti
sakit, akses yang tidak memadai untuk perawatan medis bagi pekerjanya dan kondisi
lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar keamanan dan kelayakan. Kondisi
tersebut kadang diperparah dengan ditemukannya beberapa kasus tindak pelecehan
kepada pekerja baik secara verbal maupun seksual. Sweatshop adalah potret realita
suram yang masih terjadi, sebagai outlier dari praktik global supply chain.
Praktik sweatshop juga sering ditemukan terjadi tanpa sepengetahuan pihak-pihak
yang terlibat langsung. Hal ini terjadi karena supplier lokal banyak melibatkan
perusahaan-perusahaan kecil dalam rantai pasoknya sebagai sub-kontraktor.
Pendelegasian kepada sub-kontraktor ini dilatarbelakangi oleh pendeknya tenggat
waktu yang diberikan dan tentunya motivasi finansial, karena pada setiap level rantai
pasok, perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan margin keuntungan dari sub-
kontraktornya dari harga yang telah disepakati dengan klien utama.

Mirisnya, meskipun hampir semua brand global telah menyetujui untuk mengikuti
peraturan ketenagakerjaan di negara dimana pabriknya atau supplier-nya beroperasi,
namun pada kenyataannya, mereka kadang menutup mata akan praktik sweatshop
pada level sub-kontraktor supplier mereka.
Meskipun praktik dari sweatshop ini ilegal dan melanggar aturan ketenagakerjaan
secara umum, namun pada sudut pandang yang berbeda, praktik ini juga berkontribusi
pada pembukaan lapangan dan kesempatan kerja yang besar. Pendapatan yang
dapatkan sebagai pekerja di pabrik tersebut sedikit lebih tinggi daripada pendapatan
dari sektor informal lainnya. Meskipun perbedaan pendapatan relatif kecil, sektor ini
menyediakan sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh sektor informal, yaitu
‘stabilitas’. Penghasilan di sektor informal seringkali tidak menentu, sedangkan
pekerjaan di pabrik memberikan jaminan dalam bentuk besaran upah tetap bagi
pekerjanya setiap bulan di tengah himpitan ekonomi yang sulit dan kondisi tingkat
pendidikan mereka yang rendah.
II. Jelaskan pengertian dari :
 E-commerce dan manajement operasional
Pengertian E-commerce adalah aktivitas beIanja online dengan menggunakan jaringan
internet dan cara transaksinya melaIui transfer uang secara digital. meninjau
pengertian E-Commerce dari empat perspektif, yaitu :

Perspektif komunikasi, E-Commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan,


informasi, atau pembayaran melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
Perspektif proses bisnis, E-Commerce merupakan sebuah aplikasi dari suatu teknologi
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan (service
cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan
pengiriman
Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual produk atau barang serta informasi melalui layanan internet maupun sarana
online yang lainnya
Manajemen operasional bisa juga diartikan sebagai pengelolaan (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua kegiatan
yang berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung.
Pengertian lainnya yakni aplikasi ilmu manajemen untuk mengatur semua kegiatan
produksi agar berjalan efektif dan efisien. Pengertian dari ahli lainnya yaitu sebuah
proses berkesinambungan dan efektif dalama memakai semua fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan beragam sumber daya secara efisien demi terwujudnya tujuan
perusahaan.
Dalam manajemen operasional ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk dan
dilaksanakan sesuai fungsi masing-masing. Pimpinan tertinggi dalam sistem itu
adalah manajer operasional.

 Manfaat dan keterbatasan E-commerce


Kelebihan E-Commerce
o Produk dan layanan bervariasi
Batas dari tipe perdagangan ini tidak didefinisikan secara geografis sehingga
memungkinkan Anda untuk membuat pilihan secara luas, memperoleh
informasi yang dibutuhkan dan membandingkan penawaran dari semua
pemasok atau pihak penyedia barang/jasa terlepas dari lokasi mereka.

o Mempersingkat rantai distribusi

Dengan memungkinkan jalannya interaksi dengan konsumen akhir, e-


commerce memperpendek rantai distribusi produk atau bahkan justru
menghilangkannya.
Dengan cara ini, saluran langsung antara produsen atau penyedia layanan dan
pengguna akhir memungkinkan mereka untuk menawarkan produk atau jasa
yang sesuai dengan target pasar.

o Pembayaran lebih mudah


Selain itu, dengan berkembangnya sistem pembayaran yang ada saat ini sangat
memudahkan transaksi e-commerce.
Brand lebih dekat dengan konsumen
E-commerce memungkinkan brand untuk lebih dekat dengan pelanggan
mereka, sehingga meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi perusahaan.

o Peningkatan kualitas layanan

Dengan demikian, konsumen diuntungkan dengan peningkatan kualitas


layanan, kedekatan yang lebih ‘intim’, serta dukungan pra dan pasca penjualan
yang lebih efisien.

o Belanja kapan saja


Dengan banyaknya bentuk aktifitas perdagangan elektronik baru, Anda dapat
berbelanja melalui toko virtual kapanpun yang Anda mau.

o Efisiensi biaya

Pengurangan biaya adalah keuntungan penting lainnya yang terkait dalam


dunia e-commerce. Semakin umum proses bisnis tertentu, maka semakin besar
tingkat keberhasilannya. Hal itu menghasilkan pengurangan biaya administrasi
yang signifikan.
Kekurangan E-Commerce
o Beberapa kekurangan dari e-commerce adalah sebagai berikut:
o Ketergantungan yang sangat kuat pada teknologi informasi dan komunikasi
o Kurangnya undang-undang yang memadai untuk mengatur kegiatan e-
commerce, baik nasional maupun internasional
o Budaya pasar yang menolak perdagangan elektronik (pelanggan tidak bisa
menyentuh atau mencoba produk)
o “Hilangnya” privasi, cakupan wilayah, serta identitas dan perekonomian
negara
o Rawannya melakukan transaksi bisnis online
o Warna dan kualitas produk yang dijual belum tentu sama antara foto yang
ditampilkan di website dengan produk asli
Setelah mengetahui apa saja kelebihan serta kekurangan e-commerce, maka
diharapkan para penggiat startup lebih matang dalam persiapan membangun bisnis
kedepannya. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus
meningkatkan pertumbuhan e-commerce dan persaingannya dengan negara lain.
Begitu telah siap untuk menjalankan bisnis e-commerce, terlebih dahulu siapkan
perusahaan Anda dengan legalitas yang sesuai. Anda dapat memilih untuk melakukan
pendirian PT atau CV untuk menunjang kebutuhan bisnis kedepannya.

 E Procurement.
Procurement atau pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan untuk
membeli barang, peralatan pendukung operasional, mesin untuk produksi, atau bahan-
bahan kebutuhan reparasi. Tidak hanya barang, Procurement juga bisa untuk
memesan jasa.
Procurement dapat membantu agar barang yang dipesan bisa dikirim ke lokasi dan
waktu yang ditentukan. Harga barang dan jasa bisa disesuaikan dengan bujet
perusahaan.
Saat ini banyak perusahaan di Indonesia beralih dari Procurement biasa ke e-
Procurement.
e-Procurement (electronic procurement) adalah proses pembelian, penjualan
barang, equipment, pekerjaan, dan jasa melalui antarmuka web atau aplikasi. Sistem
engadaan online ini dirancang untuk memusatkan dan mengautomasi interaksi antara
perusahaan, pelanggan, dan vendor pengadaan untuk meningkatkan kecepatan dan
efisiensi dalam proses procurement.

Proses pengadaan secara elektronik ini biasa disebut sebagai eproc di instansi
pemerintah atau perusahaan BUMN. Namun kini banyak perusahaan swasta mulai
menggunakan proses pengadaan online karena lebih lebih hemat waktu, biaya, dan
tenaga.
Di dalam sistem procurement online terdapat banyak seller atau suplier, kategori
produk yang tidak terbatas, fasilitas pembayaran lengkap, serta pilihan jasa
pengiriman atau kurir yang lengkap. Proses pengadaannya semudah belanja online di
toko online.

 RFQ dan Bid Pacaking


Request for Quotation atau RFQ merupakan tahapan yang dilakukan oleh sebuah
bisnis atau organisasi untuk melakukan penawaran kepada penyedia barang atau
vendor. Umumnya, penawaran tersebut terdiri detail produk yang diinginkan seperti
barang, jasa, maupun sebuah proyek. Selain detail produk, RFQ juga mencantumkan
anggaran yang tersedia untuk barang-barang atau jasa tersebut.

Berdasarkan biaya yang sudah tertera, nantinya pihak vendor akan menyesuaikan
spesifikasi dengan anggaran yang tersedia untuk barang yang diminta. Jadi, RFQ akan
sangat terfokus terhadap estimasi biaya yang dibutuhkan terhadap barang atau jasa
yang diinginkan.
Proses RFQ dalam Bisnis
RFQ biasanya dilakukan pada awal proses pengadaan barang. Setelah Request of
Quotation diajukan oleh suatu bisnis atau organisasi, maka vendor akan merespon
dengan memberikan daftar barang atau jasa. Daftar tersebut juga berisi perkiraan
harga dari barang atau jasa yang dibutuhkan kepada bisnis yang mengajukan
penawaran.

Perlu diperhatikan, bagi pihak vendor yang menerima RFQ untuk suatu proyek
biasanya harus menyantumkan beberapa informasi. Tujuannya adalah untuk menarik
perusahaan dan bisa bekerjasama dengan perusahaan tersebut.
Pengalaman vendor Anda dengan proyek serupa.
Fleksibilitas yang dimiliki oleh vendor.
Rekam jejak penyelesaian proyek secara tepat waktu, efisien, dan sesuai dengan
perkiraan.
Alasan lain yang menyatakan bahwa vendor Anda dapat menyelesaikan proyek atau
mampu menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan oleh perushaaan tersebut.
Catatan penting untuk Anda, proses respon RFQ bukanlah penawaran pasti dari pihak
vendor. Tidak ada ikatan kontrak pada proses respon Request for Quotation. Kontrak
kerjasama terjadi apabila kedua belah pihak sudah setuju dengan penawaran yang
dilakukan. Sehingga bagi perusahaan yang mengajukan RFQ dan belum ada
persetujuan maka mereka bisa mengajukan Request for Quotation ke vendor lain.
Manfaat Penggunaan Request for Quotation
Manfaat yang bisa dirasakan ketika suatu perusahaan melakukan permintaan dengan
proses Request for Quotation adalah efektif, efisien, dan meminimalisir resiko yang
ada. Terbilang efektif dan efisien karena seluruh barang yang diinginkan tertera pada
lembar penawaran. Hal ini tentunya akan memudahkan perusahaan dan vendor ketika
membutuhkan seuatu barang.
Insight Mbiz juga menyebutkan, RFQ dapat meminimalisir kejadian mungkin saja
bisa merugikan dan menghambat proses pengadaan barang. Kejadian-kejadian yang
dapat dihindari dengan hadirnya proses Request for Quotation adalah pembatalan
pembelian, ketidaktersediaan stok, harga yang berubah dan lain sebagainya.
RFQ & Bid Packing
RFQ adalah proses bisnis standar yang tujuannya adalah untuk mengundang pemasok
kedalam proses penawaran untuk menawarkan produk atau layanan tertentu. RFQ adalah
dokumen yang dibuat oleh seorang engineer berupa spesifik produk/material saja, atau hanya
produk saja,atau hanya layanan saja dalam proses bidding yang akan dikirim ke beberapa
Vendor untuk mereka review dan berikan penawaran harga.
Jadi RFQ(Request for Quotation) lebih terfokus pada esimasi biaya yang dibutuhkan terhadap
barang, jasa, atau proyek yang diinginkan.
Manfaat RFQ => yang bisa dirasakan ketika suatu perusahaan melakukan permintaan dengan
proses Request for Quotation adalah efektif, efisien, dan meminimalisir resiko yang ada.. Bid
packing merupakan kegiatan untuk memasukan penawaran atas kebutuhan user sesuai pada
RFQ. Aktivitas ini dilakukan oleh vendor.
Contoh RFQ dan Big packing => RedERP, mampu mempersiapkann system peengadaan
untuk lebih singkat, termasuk penerimaan faktur, tanda terima, penawaran, dan pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai